Nama 'Pluto' berasal dari nama dewa dalam mitologi Yunani kuno. Pluto ditemukan tahun 1930 dan awalnya dinyatakan sebagai planet kesembilan dari Matahari.
Pluto ditemukan secara tidak sengaja. Penemuan Pluto tidak lepas dari penemuan planet Neptunus, ketika itu diketahui bahwa orbit Neptunus tidak sama tepat dari yang diperoleh dari perhitungan. Dari ketidak sesuaian inilah, para astronom menduga adanya planet X sebagai objek yang bertanggung jawab gangguan orbit yang terjadi. Mr. Lowell adalah astronom pertama yang mencoba menemukan planet itu.
Pada tahun 2006, status Pluto sudah tidak dianggap sebagai planet lagi. Pada kongres sidang umum Perhimpunan Astronomi Internasional; International Astronomical Union (IAU) di kota Praha, Republik Ceko, para ilmuan dan astronom mengumumkan perubahan status Pluto sebagai planet. Para astronom sepakat Pluto statusnya bukan merupakan planet lagi, walaupun masih berstatus planet kerdil/planet katai (dwarf planet).
Hal ini disebabkan Pluto mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan kedelapan planet dalam tata surya, walaupun Pluto mengorbit mengelilingi matahari dan mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri.
Dalam kongres tersebut, Pluto dinyatakan tidak memenuhi kriteria sebagai planet karena ukurannya tidak cukup besar dan banyak benda langit yang berada di sekitar orbitnya. Sejak saat itu nama 'Pluto' berganti nama menjadi 134340 (nama minor).
Tahun 2006, para ilmuan mengadakan kongres International Astronomical Union (IAU). Para ilmuan didefinisikan ulang kembali
tentang kriteria sebuah benda ruang angkasa sehingga dapat diatakan sebuah planet, yaitu:
1. Objek tersebut harus mengorbit sekitar Matahari.
2. Objek tersebut harus berukuran cukup besar dan hampir berbentuk bulat (berada dalam kesetimbangan hidrostatik).
3. Objek harus memiliki dibersihkan orbit objek lain.
International Astronomy Union (IAU) menganggap kalau Pluto tidak memenuhi syarat wajib sebagai planet, karena tidak jelas orbit dari asteroid dan kometnya, dan ukurannya hanya sekitar dua kali ukuran satelitnya (bulannya).
Tak hanya itu, gravitasi planet tetangganya (planet Neptunus), ikut mempengaruhi aktivitas orbit planet Pluto. Selain itu, planet Pluto juga membagi orbitnya dengan sabuk Kuiper.
Upaya Para Ilmuan Agar Pluto Kembali Masuk Daftar Planet
Pada bulan september tahun 2018, sekelompok ilmuwan menyarankan agar Pluto kembali dimasukkan dalam daftar planet.
Philip Metzger, penulis utama dari studi tersebut, standar yang ditetapkan oleh IAU untuk sebuah planet ini kurang sesuai dengan penelitian terdahulu.
Tim peneliti menyatakan bahwa standar IAU tentang "membersihkan orbit" adalah fakta yang masih samar.
Para peneliti tersebut menyarankan untuk mengenali planet dengan cara mengetahui apakah mereka cukup besar untuk membentuk bola dengan gravitasi mereka sendiri.
Satu hal yang membuat para peneliti ini menyarankan agar Pluto kembali menjadi planet adalah karena ia lebih hidup dari Mars.
Pluto diketahui memiliki ciri geologis yang sangat mirip dengan Bumi. Karena ia memiliki samudra bawah tanah, senyawa organik, danau-danau kuno, dan beberapa bulan.
Referensi:
Pluto Information and Facts - National Geographic
Why did Pluto get kicked out of the planet club? - BBC News
Bring back Pluto! - Cosmos Magazine
Welcome Back, Pluto - Space.com
Pluto could be reclassified by scientists as a planet - Independent UK
Pluto (nama planet minor : 134340) - Wikipedia Bahasa Indonesia
Setelah 12 tahun, Ilmuwan Sarankan Pluto Kembali Masuk Daftar Planet - Bobo Id