Laman

Senin, 17 Desember 2018

Nabi Hanzhalah (Hanzholah) as


Hanzhalah (Arab: ﺣﻨﻈﻠﺔ , Hanzholah) adalah seorang nabi yang diutus oleh Allah kepada Penduduk Rass. Menurut Ibnu Hazmi, Nabi Hanzhalah bin Shafwan seorang rasul dari Bani Israil, keturunan Yahuda bin Nabi Yakub as.

Menurut Ibnu Jurayj dari Ibnu 'Abbas bahwa Penduduk Rass adalah penduduk salah satu kampung di Tsamud. As-Sadi mengatakan, Penduduk Rass adalah sisa-sisa Kaum Tsamūd. Sedangkan menurut pendapat Ibnu Abi Hatim dan cendikiawan muslim lainnya mengatakan, bahwa penduduk itu terletak di Azerbaijan.

“Dan (kami binasakan) kaum ‘Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut. Dan kami jadikan bagi masing-masing mereka perumpamaan dan masing-masing mereka itu benar-benar telah Kami binasakan dengan sehancur-hancurnya.” 
(QS. al-Furqaan[25]: 38-39)

Penduduk Rass adalah kaum menyembah berhala. Berhala yang mereka sembah ini adalah pohon-pohon yang bernama Sanobar. Dalam ritualnya, orang-orang Rass tak hanya bersujud kepada pohon tersebut, melainkan menciptakan hari-hari besar di mana di dalamnya pesta-pesta luar biasa diadakan.

Tak hanya memotong hewan-hewan ternak, mereka juga melakukan kemaksiatan yang luar biasa. Konyolnya, setelah melakukan itu mereka pun berdoa bersama-sama mengharapkan pengampunan dan keberkahan hidup. Bukan kepada Tuhan, melainkan Sanobar.

Tuhan pun mengutus Nabi Hanzhalah untuk memperingatkan orang-orang ini dari kesesatan mereka. Sayangnya, ajakan sang nabi tidak pernah dihiraukan malah orang-orang Rass makin menjadi-jadi.

Kota tempat Nabi Hanzhalah tinggal tersebut, terdapat sebuah gunung tinggi yang bernama Gunung Falaj. Gunung tersebut dijadikan tempat berlindung sejenis burung yang sangat besar yang diberi nama ʿanqā’. Apabila burung itu terbang, ia bisa menutupi matahari seperti layaknya awan.

Lehernya seperti leher unta, memiliki empat sayap, dua panjang dan dua lagi pendek. Bulunya berwarna-warni, suka mengangkat kuda , unta , gajah yang mati, dan binatang yang lainnya dengan cakarnya dan membawanya ke gunung tempat berdiamnya.

Ketika burung tersebut kian membahayakan manusia, ia menyambar penduduk lalu dibawa ke atas gunung dan mereka dijadikan santapan bagi anak-anaknya yang baru menetas, maka penduduk kota tersebut mengadukannya kepada Hanzhalah bin Shafwan.

Mendengar pengaduan tersebut, Hanzhalah berdoa agar Allah membinasakan ʿanqā’.

Dia berdoa, “Ya Allah, matikanlah binatang tersebut dan putuskanlah keturunannya.” 

Setelah itu, burung besar tersebut jatuh kemudian terbakar bersama anak-anaknya hingga tak ada lagi bentuknya.

Bukannya semakin yakin akan kebesaran Allah dan semua dakwah Nabi Hanzhalah, kaum Rass malah mengingkari janji mereka.

Puncaknya, sang nabi berdoa agar Tuhan melenyapkan Sanobar-Sanobar yang ada di daerah ini. Doa sang nabi terkabul dan pohon-pohon yang jadi sesembahan ini pun kering dan akhirnya mati.

Hal tersebut membuat orang-orang Rass geram, lalu dengan serta merta menangkap nabi Hanzhalah untuk kemudian diperlakukan dengan cara yang biadab. Mereka menggali sumur lalu menaruh sang nabi di sana. Tak sampai situ, orang-orang juga menutup mulut sumur tersebut dengan sebuah batu besar.

Tidak ada seorangpun dari kaum Rass yang mau beriman kepada Allah, kecuali seorang budak hitam.

Budak hitam itu melihat kejadian tersebut dan hanya bisa menolong Nabi Hanzhalah dengan memberinya makan, kemudian menutup kembali sumur tersebut. Budak itu memberi nabi makan setiap habis mencari kayu bakar di hutan.

Pada suatu hari, budak itu sedang mencari kayu bakar. Merasa lelah dan ngantuk, budak itu memutuskan untuk tidur sejenak.

Dalam sebuah riwayat, budak itu tertidur selama tujuh tahun lamanya, sehingga ia tidak sempat memberi makan Hanzhalah. Dia menyangka kalau dirinya baru tidur sebentar. Ketika hendak memberi makan Hanzhalah, ia tidak menemukannya di dalam sumur. Rupanya Allah telah mencabut nyawa Nabi Hanzhalah dan kemudian membangunkan kembali budak hitam itu.

Selama budak itu tertidur, Allah telah membinasakan kaum Rass seperti yang dikisahkan dalam surat Al-Furqan ayat 38. 

Allah sengaja menidurkan budak hitam itu agar ia tidak melihat azab mengerikan yang menimpa kaum Rass dan juga agar dia tidak menyaksikan sang Nabi yang ia imani meninggal dunia.