Laman

Selasa, 11 Desember 2018

Bencana Mengerikan Yang Terjadi Jika Bentuk Bumi Datar (Flat Earth)

Anda pasti pernah merasakan frustrasinya berdebat dengan seseorang dari kubu bumi datar. Apa pun sanggahan yang Anda lontarkan dianggapnya sebagai bagian dari konspirasi.


Penganut Bumi Datar meyakini bumi berbentuk piringan, di mana lingkaran Arktik berada di pusatnya, sementara Antartika, sebuah dinding es setinggi 150 kaki atau 45,7 meter, berada di pinggiran mengelilingi dan membatasi lautan dan lima benua yang selama ini kita kenal.

Mereka mengklaim, NASA mempekerjakan sejumlah orang untuk menjaga ketat dinding es ini, mencegah siapapun memanjatnya dan menemukan apa yang sebenarnya terdapat di luar dinding es ini. Sesuatu yang khalayak tak pernah tahu sebelumnya.


Penganut Bumi Datar percaya bahwa di balik Antartika itulah terdapat belahan dunia lain yang sengaja disembunyikan agar sumber daya alam yang ada di sana bisa diambil sesuka hati oleh para penguasa.

Penganut Bumi Datar menganggap bahwa Matahari dan Bulan adalah benda berbentuk bulat berdiameter 51 kilometer, yang berputar di ketinggian 4.828 kilometer di atas Bumi yang datar. Matahari Seperti lampu sorot, bola-bola langit itu menerangi bagian yang berbeda dari planet dalam siklus 24 jam.


Baca juga: Mengungkap Asal-Usul, Sejarah, Motif Bisnis dan Keuntungan Dibalik Industri Flat Earth (Bumi datar)

Para pendukung teori ini juga yakin ada obyek tak terlihat bernama “antimoon” (anti-Bulan) yang bertanggung jawab mengaburkan bentuk Bulan, menjadi bulan sabit.

Kebenaran telah datang  Sudah menjadi ketetapan Tuhan, saat kebenaran itu datang, segala sesuatu yang bathil pasti akan lenyap.

Terbantahkanya Teori Bumi Datar

Sebenarnya penolakan terhadap Teori Bumi Datar (Flat Earth) sudah muncul sejak tahun 600 sebelum masehi, dan tidak terbantahkan. FilosoF Yunani Kuno bernama Phytagoras sudah berujar tentang bentuk Bumi yang bulat. Tentu saja pernyataan itu sangat mengejutkan pada masanya, karena pada saat itu teknologi masih belum ditemukan.


Memasuki abad Pertengahan, Galileo membantah Bumi sebagai pusat tata surya. Galileo menyatakan bahwa Bumi dan planet mengelilingi Matahari. Hal ini disimpulkan dari pengamatannya melalui teleskop. Dia berhasil mengamati bahwa Jupiter memiliki beberapa satelit yang mengelilinginya, dan Venus memiliki fasa.


Bahkan untuk menguji keakuratannya, Galileo sampai membuat sebuah teleskop untuk observasi tata surya, dan mendapatkan penemuan baru bahwa ia bisa menghitung kecepatan rotasi matahari hanya dengan melihat pergerakan titik hitam di matahari saja. Begitupun dengan besaran massa Planet Jupiter, peredaran Planet Venus dan penemuan Cincin Saturnus.

Kemudian di tahun 1616, lagi-lagi Galileo memberikan bukti tentang teori heliosentris tentang pasang air laut kepada Kardinal Orsini. Bahwa terjadinya pasang air laut disebabkan karna perputaran bumi terhadap porosnya serta perputaran bumi terhadap Matahari.

Begitu mengagumkannya teori dari Galileo ini sampai-sampai Albert Einstein pun salut dan mengatakan, teori tentang pergerakan bumi dari Galileo ini tidak bisa dibantahkan oleh siapapun termasuk kaum elit agamawan, dia benar-benar luar biasa ungkap Albert Einstein.

Namun sayangnya pendapat ini dianggap menyesatkan iman serta menistakan ajaran agama oleh pihak Gereja Katolik, Gereja Protestan termasuk Martin Luther yang menentang keras teori heliosentris ini. Mereka tetap keukeuh bahwa bumi adalah datar dan sebagai pusat alam semesta. Lagi kata Martin Luther, ‘Si dungu itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronomi’.

Akhirnya tim investigasi Gereja melalui komite Inkuisisinya menggugat Galileo yang saat itu sudah berumur 70 tahun. Keputusan pengadilan membuat Galileo menjadi tahanan rumah seumur hidup sampai ia meninggal dunia.

Di tahun 1992, keputusan penghukuman kepada Galileo Galilei dianggap sebagai kesalahan besar Gereja oleh Paus Yohanes Paulus II, kemudian rehabilitasi nama baik Galileo ini dipertegas lagi pada tanggal 21 Desember 2008 melalui pidato Paus Benediktus XVI, bahwa Gereja Katolik Roma mengakui kekhilafannya dan merehabilitasi nama Galileo sebagai ilmuwan penyumbang terbesar bagi dunia sains modern.

Sebelum Galileo, seorang astronom, matematikawan dan ilmuwan sains yang bernama Nicolaus Copernicus mengeluarkan teori 'Heliosentrisme' dimana Matahari menjadi pusat tata surya dan dikemudian hari teori ini semakin disempurnakan oleh Galileo.


Teori Heliosentrisme yang ia rahasiakan selama 30 tahun, karena begitu takutnya ia akan Pihak Gereja yang nanti murka tentang teorinya. Jelas-jelas teori revolusioner ini akan memancing kemarahan massal umat, bukan hanya bertentangan dengan ajaran agama tapi juga teori ini bertentangan dengan ajaran filsuf yang terpandang Aristoteles, dan tidak sejalan dengan kesimpulan matematikawan Yunani, Ptolemeus. Selain itu, teori Copernicus menyangkal apa yang dianggap sebagai ‘fakta’ sains di masa itu bahwa Matahari terbit di timur dan bergerak melintasi angkasa untuk terbenam di barat, sedangkan bumi tetap tidak bergerak.

Ia terus melanjutkan penelitiannya tentang bintang dan planet, mengumpulkan bukti untuk mendukung suatu teori yang revolusioner bahwa bumi bukan pusat yang tidak bergerak dari alam semesta tetapi, sebenarnya-benarnya bergerak mengitari matahari sebagai pusatnya.

Sampai akhirnya Copernicus dianggap sebagai ilmuwan sesat oleh Gereja karena teorinya telah mempengaruhi para ilmuwan lain. Ia meninggal di umur 70 tahun sebagai pesakitan karna dikucilkan sepanjang hidupnya. Sampai kuburannya pun ditandai dengan kalimat ungkapan ‘si pecundang yang meminta ampun kepada Tuhan bagai seorang pencuri yang mati di kayu salib. Kematian paling tragis dari para ilmuwan besar juga dialami oleh Giordano Bruno, seorang filsuf, matematikawan, ahli kosmologi sekaligus pendeta asal Italia. Ia adalah seorang Ilmuwan yang mati martir, dibunuh karena benar untuk ilmu pengetahuan.

Pada masa itu memang Inkuisisi Roma, sistem pengadilan yang dikembangkan oleh Tahta Suci Gereja Katolik Roma pada pertengahan kedua abad ke-16 sedang memburu penganut ajaran sesat, termasuk para tokoh ilmuwan, serta cendekiawan.

Sebenarnya nasib Girodano Bruno bisa lolos selamat dari hukuman mati, kalau saja ia mau mengubah pandangannya.


Namun saat di pengadilan agama dengan tegas Girodano Bruno tak mau mengubah prinsip pendiriannya demi memperjuangkan kebenaran ilmu pengetahuan. Hingga membuat Inkuisisi Gereja murka dan mengeksekusi mati Girodano Bruno. Ia dibakar hidup-hidup di Campi de Fiori, alun-alun utama kota Roma di hadapan jutaan rakyat.


Begitu menyedihkan akhir kehidupan pejuang ilmu pengetahuan ini, dipermalukan dan diperlakukan bagai seekor binatang tanpa rasa belas kasihan sedikitpun.

Hal Mengerikan Yang Akan Terjadi Jika Bumi Benar-Benar Datar


Gravitasi akan menarik ke arah utara. 
Sudah jelas bahwa jika bumi ini datar, maka bentuk bumi adalah tipis dan memanjang.


Dengan demikian gravitasi tak akan menarik apapun ke bawah. Jika bumi datar, maka tarikan gravitasi akan menarik manusia ke arah manapun yang ada di tengah bumi. Pada peta bumi datar, pusat bumi adalah Kutub Utara. Artinya, gravitasi akan menarik manusia ke arah tersebut.


Bumi akan Terbakar oleh Matahari.
Penyebab Bumi tak terbakar oleh Matahari karena ada flare kosmik dan radiasi matahari dari medan magnet.


Kedua pelindung ini bisa berfungsi karena Bumi berbentuk bulat dan berputar. Jika Bumi datar, maka Bumi tak akan berputar sehingga kedua pelindung tersebut lenyap. Oleh sebab itu, jika Bumi ini datar maka asteroid, panas matahari dan juga meteor akan langsung mengenai Bumi.


Lempeng Tektonik Berhenti Bergerak.
Planet Bumi tak akan mengalami pergeseran tektonik jika bentuknya datar.


Itu artinya tak ada gunung dan lembah di muka Bumi ini. Tak hanya itu, kemungkinan besar samudra pun tak akan ada.


Tidak Ada Perubahan Musim.  
Kemiringan sumbu Bumi akan terjadi jika Bumi datar, sehingga tak akan ada perubahan musim.


Seluruh muka Bumi akan merasakan musim yang sama selamanya. Manusia tak akan pernah merasakan musim panas, musim dingin, musim gugur, musim semi, musim penghujan atau musim kemarau, jika Bumi ini datar.


Hujan Tidak Akan Pernah Turun.
Jika Bumi datar, bisa dipastikan Bumi akan berhenti berputar. Itu artinya hembusan angin pun akan berhenti. Jika pun berhembus, maka angin hanya bertiup pada dua arah saja, yaitu selatan dan utara.


Munculnya setiap badai hujan di muka Bumi adalah karena adanya efek Coriolis. Jika efek ini berhenti, maka seluruh sistem pembuat hujan turun juga akan berhenti sehingga Bumi tak akan pernah mengalami yang namanya hujan.


Bumi akan Tertimpa Matahari. 
Karena tak ada gaya gravitasi, maka manusia tak bergerak, sedangkan Matahari tepat berada di atas Bumi. Itulah salah satu pandangan dari teori jika bumi datar.


Tentunya ini sangat berbahaya dan akan jadi masalah besar jika benar-benar terjadi. Tak adanya gravitasi membuat jarak antara panas Matahari dengan kita sangat dekat. Sudah pasti itu sangat berbahaya.