Laman

Rabu, 26 Desember 2018

Kristen Koptik dan Kristen Ortodoks Merayakan Natal 7 Januari

Jika umumnya Natal dirayakan pada tanggal 25 Desember, Kristen Koptik dan Kristen Ortodoks merayakan Natal tiap tanggal 7 Januari.


Umat Nasrani yang mengikuti kalender Julian yaitu Kristen Koptik di Mesir dan Kristen Ortodoks (Rusia, Yunani, Suriah & Palestina) melaksanakan Misa pada 6 Januari dan merayakan Natal pada 7 Januari, sekaligus mengakhiri puasa selama 43 hari yang mereka jalani.


Perbedaan ini berasal dari penanggalan yang dianut. Kristen Koptik memakai penanggalan Julian alias kalender Timur, sedangkan Kekristenan pada umumnya memakai penanggalan Gregorian yang merepresentasikan kalender Barat.


Mayoritas Umat Kristen di Mesir mengidentifikasikan dirinya sebagai Koptik, agama lokal Mesir setidaknya sejak abad ke-4 hingga abad ke-6. Bahasa khas Koptik dipakai dan diwariskan turun-temurun sejak era Romawi menguasai Mesir.

Menurut data yang dihimpun BBC mengenai penduduk Kristen di Timur Tengah pada 2011, Mesir memiliki persentase umat Kristen tertinggi kedua, setelah Libanon. Persentase umat Kristen di  Mesir yakni 10,5 persen dari total populasi (sekira 8,9 juta), masing-masing Ortodoks Koptik (95 persen), Ortodoks Yunani (0,5 persen), Katolik Koptik (0,3 persen), dan denominasi kecil serta komunitas Kristen Protestan lain.

Meskipun tanggal pasti kelahiran Yesus hingga kini belum dapat ditentukan, pada beberapa abad pertama setelah Yesus wafat, gereja-gereja di seluruh dunia sepakat untuk merayakan hari kelahiran Yesus pada 25 Desember. Tanggal ini digunakan untuk menggantikan tanggal perayaan musim dingin kaum pagan Romawi saat itu. Gereja Barat dalam hal ini Katolik menggunakan kalender Gregorian (Masehi) yang digunakan hingga hari ini.


Sementara itu, Gereja Ortodoks yang termasuk di dalamnya gereja Yunani, Rusia, dan Koptik, menggunakan kalender Julian yang diperkenalkan Kaisar Julius pada 46 SM. Kalender inilah yang digunakan Gereja Koptik hingga hari ini.


Pada awalnya, tanggal 25 Desember dan 29 Kiahk dalam kalender Koptik selalu terjadi bersamaan. Namun, diperkenalkannya kalender Gregorian kemudian memunculkan perubahan.

Pada abad ke-16, pemimpin gereja Katolik, Paus Gregorius XIII mengatakan, setelah melakukan penelitian, para ahli astronominya menemukan bahwa satu tahun dalam kalender Julian ternyata lebih pendek 11 menit dibanding satu putaran matahari dalam setahun.

Selama bertahun-tahun, perbedaan 11 menit itu ditambahkan menjadi tiga hari tambahan ke dalam kalender setiap 400 tahun. Akibatnya, tanggal di kalender Julian menjadi tak sesuai dengan tahun matahari. Untuk mengoreksi kesalahan ini, Paus Gregorius XIII menghitung ulang seluruh sistem dan memangkas hari-hari tambahan ke dalam kalender baru yang dirancangnya.


Hasilnya, kalender Julian menjadi 13 hari lebih lambat dibanding kalender Gregorian sehingga tanggal 25 Desember dalam sistem penanggalan Gregorian jatuh pada 7 Januari dalam sistem kalender Julian.

Itulah sebabnya hingga kini umat Kristen Ortodoks merayakan Natal pada 7 Januari.



Referensi:

Kristenitas di Timur Tengah - Tirto.id

Mengapa Natal Koptik Jatuh pada 7 Januari - Kompas.com