Pearl Harbor adalah pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di pulau Oahu, Hawaii, barat Honolulu.
Pearl Harbor di bom oleh Jepang pada tanggal 7 Desember 1941 karena presiden Amerika Serikat waktu itu yaitu Theodore W. Rosselvedt menandatangani sebuah perintah eksekutif yang tidak diterbitkan (rahasia) pada Mei 1940 mengijinkan personel militer Paman Sam untuk mundur dari tugas, sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam operasi terselubung di Cina sebagai “American Volunteer Group” (AVG), juga dikenal sebagai Harimau Terbang Chennault.
Selama periode tujuh bulan, kelompok Harimau Terbang berhasil menghancurkan sekitar 600 pesawat Jepang, menenggelamkan sejumlah kapal Jepang, dan menghentikan invasi Jepang terhadap Burma (sekarang Myanmar).
Dengan adanya tindakan Amerika Serikat dan negara lainnya yang memotong ekspor ke Jepang, maka Jepang merencanakan serangan terhadap Pearl Harbor tanpa peringatan deklarasi perang sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada Armada Pasifik Amerika.
26 November 1941, armada Jepang yang terdiri dari 6 kapal induk, 2 kapal tempur, 2 penjelajah berat, 1 penjelajah ringan, 9 perusak, 8 tanker, 23 kapal selam, 5 kapal selam midget dan 414 pesawat bergerak meninggalkan Teluk Hitokappu di Kepulauan Kuril, Jepang. Armada yang dipimpin oleh Laksamana Madya Chuichi Nagumo tersebut belayar menuju Pearl Harbor tanpa melakukan hubungan radio apapun (radio silence). Serangan kilat Jepang itu hanya berlangsung kurang dari dua jam namun hasilnya sungguh menggetarkan.
Serangan pertama terhadap Pearl Harbor adalah pukul 07.53 (waktu Hawaii) tanggal 7 Desember 1941 yang berlangsung selama 35 menit. Jepang menggunakan pengebom-torpedo yang dibagi menjadi grup barat dan timur dan terdiri dari 183 pesawat tempur yang berbagai jenis.
Sedangkan serangan kedua terjadi 1 jam setelah serangan pertama selama 1 jam lamanya yang terdiri dari 171 pesawat tempur yang dibagi menjadi 3 grup.
Sebenarnya Jepang sudah merencanakan serangan yang ketiga, namun tidak dilaksanakan dengan alasan :
1. Dua pertiga kekuatan gelombang kedua dapat dilumpuhkan oleh Amerika Serikat. Nagumo khawatir bila gelombang ketiga dilaksanakan, akan membahayakan kekuatan udara Jepang.
2. Lokasi kapal induk Amerika Serikat belum ditemukan. Nagumo juga tidak mengetahui berapa jumlah kekuatan udara yang dimiliki Amerika Serikat di Hawaii yang dapat melaksanakan serangan balasan.
3. Gelombang ketiga membutuhkan persiapan yang substansial, karena setelah selesai serangan mereka akan kembali ke kapal induk Jepang pada waktu malam hari. Teknik pendaratan pesawat terbang di atas geladak kapal induk di malam hari belum ditemukan.
4. Persediaan bahan bakar kapal-kapal Jepang mulai menipis. Sangat beresiko apabila kapal-kapal tersebut masih berada di laut.
5. Nagumo yakin bahwa serangan kedua telah menghancurkan Pearl Harbor dan melumpuhkan armada Pasifik di Pearl Harbor.
Ratusan pesawat tempur pengebom, dan pengebom-torpedo diluncurkan dari keenam kapal induk Jepang, dan mengebom pangkalan militer Amerika Serikat di kepulauan Hawaii (yang terbesar merupakan pangkalan udara Angkatan Darat Amerika Serikat di pangkalan militer Angkatan Udara Hickam) dan kebanyakan kapal yang berlabuh di Pelabuhan Pearl, termasuk “Barisan Kapal Tempur”. Hampir semua kapal terbang Amerika dimusnahkan di atas tanah.
12 kapal perang dan kapal lain ditenggelamkan atau rusak, 188 kapal terbang dimusnahkan, 155 telah rusak dan 2.403 orang prajurit mileter Amerika tewas dan 1.178 korban luka, hanya beberapa pejuang berhasil lolos dan bertempur. Kapal perang USS Arizona diledakkan dan tenggelam, menyebabkan 1.100 orang kehilangan jiwa hampir separuh dari orang Amerika yang mati. Badannya diabadikan menjadi tugu peringatan kepada mereka yang tewas pada hari itu, kebanyakan dari mereka diabadikan di dalam kapal tersebut.
Kapal induk Jepang yang terlibat dalam serangan tersebut adalah :
1. Akagi
2. Hiryu
3. Kaga
4. Shokaku
5. Soryu
6. Zuikaku
Semua kapal jepang itu memiliki 441 kapal terbang, termasuk pejuang, pengebom-torpedo, pengebom-penyelam, dan pengebom-pejuang. Dari semuanya, 29 musnah dalam pertempuran. Kapal terbang menyerang dalam 2 gelombang, dan Nagumo memutuskan untuk membatalkan serangan ketiga untuk mundur.
Dalam jangka pendek serangan Pearl Harbor ini memberikan keuntungan bagi Jepang dimana Jepang dapat menghambat gerakan Amerika untuk berperan dikawasan Pasifik dengan demikian Jepang dapat dengan leluasa melakukan ekspansi ke Asia tenggara dan menduduki Indonesia dan Filipina.
Tujuan serangan Pearl Harbor adalah untuk melumpuhkan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik, walaupun untuk sementara. Laksamana Isoroku Yamamoto sendiri menyatakan bahwa serangan yang berhasil sekalipun hanya memberikan setahun dua tahun kebebasan bertindak.
Sehari setelah serangan itu, Presien Franklin Delano Roosevelt meminta Kongres untuk menyatakan perang terhadap Jepang. Kongres Amerika Serikat menyetujui permohonan itu dengan hanya satu suara yang memberikan pendapat berbeda (dissenting opinion).
Tiga hari kemudian sekutu Jepang, Jerman dan Italia menyatakan perang terhadap Amerika Serikat yang juga dibalas pernyataan sama dari Kongres Amerika Serikat. Dan, Amerika Serikat resmi terlibat dalam Perang Dunia II. Karena terlanjur terseret dalam Perang Dunia II, Amerika Serikat
mempercepat proyek nuklirnya. Proyek mulai dipercepat sejak tahun 1942 dengan nama “Manhattan Project”.
Tiga tahun berselang, dua buah bom atom pula berhasil diciptakan oleh Amerika Serikat pada Juli 1945. Kode bom atom itu diberi nama "Big Boy ,Little Boy , dan Fatty".
Dalam sebuah catatan yang tertulis dari seorang tentara yang terlibat dalam aksi itu. “Kami mengangkut bom itu sore tanggal 5 Agustus ke Hiroshima. Kami harus sangat berhati-hati. Kalau terbakar maka seluruh isi pesawat akan terbakar beserta bom atom didalamnya.. .”.
Setelah berputar-putar sekian lamanya, onderdil dan bagian dari bom atom Little Boy yang berbahan Uranium 235 sebagai muatan inti mulai dipasang di pesawat pembom B-29 yang masih mengudara. Ketika tepat berada di kota Hiroshima pada pagi hari tanggal 6 Agustus 1945, sang “malaikat maut” pun dijatuhkan.
Beberapa saat kemudian, hanya hitungan detik Hiroshima luluh lantak ditelan puing, terbakar, dan terkena radiasi nuklir. Diperkirakan menewaskan sedikitnya 78.000 orang.
Baca juga: Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki - Perang Dunia II
Dua hari kemudian kota Nagasaki digempur. Semakin perih hati sang Kaisar melihat kesengsaraan rakyatnya, disaat itu pula sang Kaisar Hirohito bertekuk lutut kepada pihak Sekutu dan Amerika Serikat.
Namun, muncul pertanyaan seputar serangan ke Pearl Harbor itu. Apakah pemerintah Amerika Serikat sudah mengetahui rencana serangan tersebut dan membiarkannya, sehingga memiliki alasan untuk terjun ke dalam perang? Sejumlah bukti yang dibuka setelah perang usai memperbesar kemungkinan bahwa pemerintah Amerika Serikat memang membiarkan Jepang menghantam Pearl Harbor.
Berdasarkan sejumlah dokumen, Presiden Roosevelt sudah mendapatkan peringatan soal serangan tersebut tiga hari sebelum pesawat-pesawat tempur Jepang menyerang. Informasi tersebut terdapat dalam memorandum dari Kantor Intelijen Angkatan Laut Amerika Serikat, yang memperingatkan bahwa ancaman perang terhadap Amerika Serikat sungguh merupakan hal yang nyata.
Memorandum tertanggal 4 Desember 1941 itu memiliki status rahasia dan berjudul "Intelijen dan propaganda Jepang di Amerika Serikat". Memorandum setebal 26 halaman itu berisi peringatan:
"Sebagai antisipasi atas konflik terbuka dengan AS, Jepang tengah memaksimalkan setiap potensinya untuk menumulkan informasi komersial, angkalan laut dan militer, khususnya terhadap pesisir barat Terusan Panama dan Hawaii"
Memorandum itu juga secara khusus membeberkan upaya pengintaian yang dilakukan Jepang terhadap Hawaii dalam bagian berjudul "Metode Operasi dan Sasaran Serangan".
Laporan itu menggarisbawahi kemungkinan adanya gerakan bawah tanah di Jepang, di mana 40 persen penduduknya adalah keturunan Jepang. Laporan itu juga membeberkan bagaimana konsulat Jepang di pesisir barat Amerika Serikat telah mengumpulkan informasi soal kekuatan angkatan udara dan laut Amerika Serikat. Memorandum yang kini disimpan di perpustakaan dan museum Franklin D Roosevelt, New York itu pertama kali dibuka pada 1975 dan belum dipublikasikan hingga pergantian abad.
Banyak rumor dan teori konspirasi menyatakan Presiden Roosevelt secara sengaja mengabaikan berbagai peringatan soal rencana serangan Jepang terhadap Pearl Harbor sehingga Paman Sam memiliki alasan kuat untuk menyatakan perang terhadap Jepang.
Sebab, saat itu publik Paman Sam menentang keinginan untuk terlibat dalam Perang Dunia II yang banyak dilihat sebagai perangnya bangsa Eropa, meski Roosevelt secara pribadi mendukung sekutu yang memerangi negara-negara poros: Jerman, Italia dan Jepang.
Teori terkait konspirasi di balik serangan ini semakin kuat setelah pada Januari 1941, pemerintahan Roosevelt juga mengabaikan peringatan kemungkinan adanya serangan yang dimuat dalam laporan Duta besar Amerika Serikat untuk Jepang. Pemerintah Amerika Serikat juga ternyata menolak permintaan militer untuk memindahkan pesawat-pesawat tempur dalam jumlah besar ke Hawaii.
Pengabaian sejumlah informasi soal kemungkinan serangan terhadap Pearl Harbor itu juga dipicu karena Amerika Serikat meremehkan kemampuan militer Jepang. Saat itu Amerika Serikat yakin Jepang tak mungkin mampu menggelar serangan lintas samudera seperti itu.
Sikap meremehkan kemampuan Jepang juga menghinggapi Inggris yang tak mempersiapkan diri secara maksimal untuk mempertahankan wilayah jajahannya mulai Myanmar, Malaysia hingga Singapura. Hanya berselang satu hari dari serangan terhadap Pearl Harbor, Jepang melakukan invasi ke Semenanjung Malaya untuk mencegah Amerika Serikat melakukan intervensi di Asia Tenggara.
Invasi ke Semenanjung Malaya itu berakhir dengan jatuhnya Singapura pada Februari 1942 yang diwarnai menyerahnya 80.000 prajurit Inggris, Australia dan India. PM Inggris Winston Churchill menyebut jatuhnya Singapura sebagai "bencana terburuk" dalam sejarah militer Inggris.
Akibat serangan itu, Amerika Serikat yang sebelumnya netral menyatakan perang terhadap Jepang. Pernyataan perang itu didukung kongres dan publik Amerika Serikat. Sehingga setelah dua tahun perang pecah, Amerika Serikat resmi terlibat dalam konflik yang awalnya oleh publik Amerika disebut sebagai "perangnya bangsa Eropa".
Referensi:
Documen: Pearl Harbor Attack Dbq Pdf
Documen: World War II: Pearl Harbor (Pdf)
Pearl Harbor Historic (official sites)
Documen: The decision of President Harry Truman dropped atomic bomb to Hiroshima and Nagasaki (Pdf)
Pearl Harbor Attack - United States History
Attack on Pearl Harbor - Wikipedia
buku "Perang Pasifik"
pengarang: P.K Ojong. 2009.
Penerbit Kompas Gramedia
buku"Vis Pacem Para Bellum"
pengarang: Sayidiman Suryohadiprojo. 2005.
buku "Dibawah Matahari Terbit"
pengarang: Nino Oktorino. 2016.
buku "Jepang Jempol : Pelajaran untuk Amerika Serikat"
pengarang: Ezra Vogel 1982.
Galangan Laut Perarl Harbor (situs resmi)
Apakah AS Sengaja Biarkan Jepang Serang Pearl Harbor - Kompas.com