Laman

Selasa, 18 Desember 2018

Agoraphobia


Agoraphobia adalah salah satu jenis gangguan panik (cemas) pada manusia, di mana kondisi psikologis penderitanya mengalami ketakutan yang berlebih dan cenderung menghindari tempat atau situasi yang menimbulkan rasa panik dan membuatnya malu, terjebak, atau tidak berdaya.

Situasi-situasi tersebut seperti, saat menggunakan transportasi massa, dalam keramaian, atau sedang antre. Tempat terbuka seperti jembatan dan tempat parkir, serta ruang tertutup seperti toko dan bioskop juga membuat penderita agoraphobia merasa khawatir. Kebanyakan gangguan agoraphobia ini berkembang setelah penderitanya mengalami satu atau lebih serangan panik.

Jika terpaksa ke tempat umum, penderita agoraphobia merasa perlu untuk ditemani oleh orang yang mereka percayai, seperti anggota keluarga atau teman dekat, karena mereka tidak merasa aman.

Gejala Agoraphobia

Gejala fisik, biasanya hanya muncul ketika penderita dalam situasi atau lingkungan yang memicu rasa cemas. Gejala fisik agoraphobia, antara lain adalah detak jantung dan napas menjadi cepat, merasa panas dan berkeringat, merasa tidak sehat, nyeri dada, kesulitan menelan, diare, gemetar, pusing, tinnitus, dan merasa ingin pingsan.

Gejala kognitif, yaitu perasaan atau pikiran penderita yang dapat berhubungan dengan gejala fisiknya. Beberapa gejala kognitif agoraphobia, antara lain adalah perasaan takut bahwa serangan panik yang dialami akan mengancam nyawa dan membuatnya terlihat seperti orang bodoh. Bila terjadi serangan panik, penderita merasa bahwa dia tidak dapat kabur dari situasi tersebut. Penderita juga merasa takut akan kehilangan kewarasan, kontrol diri, dan menjadi pusat perhatian orang sekelilingnya.

Gejala perilaku
Misalnya menghindari situasi yang rawan menimbulkan serangan panik, seperti berada di dalam transportasi umum, antrean, atau dalam keramaian. Penderita juga menghindar untuk keluar rumah atau tidak dapat meninggalkan rumah untuk waktu lama, dan membutuhkan orang yang dipercaya untuk menemaninya pergi ke mana pun.

Penyebab
Sampai saat ini, penyebab pasti agoraphobia masih belum ditemukan. Agoraphobia umumnya berkembang sebagai komplikasi dari serangan panik. Hal ini akibat cara menghindar dan ketakutan yang berlebihan terhadap serangan panik. Faktor biologis (kondisi kesehatan dan keturunan), sifat dan perilaku, tekanan lingkungan, serta pengalaman hidup turut berperan dalam berkembangnya agoraphobia.

Faktor lain selain gangguan panik yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena agoraphobia adalah:

Faktor Usia
Agoraphobia dapat mulai dirasakan ketika masih anak-anak, namun umumnya baru dirasakan saat seseorang memasuki fase peralihan dari remaja ke dewasa. Biasanya sebelum mencapai usia 35 tahun.

Menderita Fobia
Selain gangguan panik, agoraphobia dapat dipicu oleh ketakutan yang berlebihan (fobia ) terhadap sesuatu.

Pernah mengalami kejadian
traumatis. Seperti penyiksaan atau kematian keluarga.

Memiliki anggota keluarga yang menderita agoraphobia.


Pengobatan:
Berkonsultasi dengan Psikoterapi. Penderita akan dibantu oleh psikolog atau psikiater untuk mendiagnosa, sehingga dapat memberikan treatment yang tepat, serta mengurangi gejala-gejala kecemasan. Contoh terapi yang dapat dilakukan adalah terapi perilaku kognitif dan terapi eksposur.

Konsumsi obat-obatan. Dokter juga akan meresepkan obat antidepresan atau obat antiansietas untuk meredakan gejala kecemasan.

Pencegahan
Tidak ada langkah pasti untuk mencegah agoraphobia. Akan tetapi, kecemasan cenderung akan meningkat jika penderita menghindari situasi yang ditakutinya.

Jika tidak segera mendapatkan penanganan, gangguan agoraphobia ini dapat membatasi aktivitas sehari-hari penderitanya. Bahkan penderita bisa merasa ketakutan untuk keluar rumah selama bertahun-tahun. Beberapa komplikasi yang dapat dialami penderita agoraphobia adalah Ketergantungan alkohol dan NAPZA. Gangguan mental lainnya, seperti gangguan kecemasan atau gangguan kepribadian Depresi.


Perbedaan Antara Agoraphobia dan Fobia sosial

Agoraphobia adalah Takut akan tempat publik. Sedangkan orang yang mengalami Fobia sosial tidak hanya pemalu, orang tersebut merasa sangat gugup dan takut jika harus berada dalam situasi sosial.

Orang yang mengalami fobia sosial terus menerus mempertanyakan apakah dirinya sudah bertingkah dengan seharusnya di hadapan dengan orang lain, apakah orang lain bisa melihat dia sedang gugup, apakah kata-kata yang keluar sudah tepat waktu, dan lainnya.

Jika tidak diatasi segera, fobia sosial bisa membuat penderita selalu menghindari kontak sosial, dan akan mengganggu kehidupannya.


Referensi:

Agoraphobia - Gejala, penyebab dan mengobati - Alodokter

Beragam Jenis Fobia - Berita Satu