Laman

Sabtu, 15 Desember 2018

Kematian Nabi Sulaiman yang Tidak Diketahui Siapapun


Nabi Sulaiman tak hanya diberikan kemampuan berkomunikasi dengan golongan binatang dan jin, tetapi ternyata putra dari Nabi Daud tersebut juga dianugerahi kebijaksanaan dan sifat yang adil.

Nabi Sulaiman juga dianugerahi kekuasaan yang luar biasa besar. Tidak hanya manusia, Nabi Sulaiman sanggup memerintah hewan dan golongan jin.


Semua didapat Nabi Sulaiman dari Allah SWT berkat doa yang diucapkan Nabi Sulaiman yang memohon dianugerahi Kerajaan dengan era keemasan yang tidak bisa ditandingi oleh kerajaan mana pun, setelahnya. Doa Nabi Sulaiman tersebit terdapat dalam Surat Shaad ayat 35.

"Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi."
(QS Shaad:35).

Dikisahkan dari Abu Malik hingga dari beberapa sahabat, Al Hadi menceritakan bahwa Nabi Sulaiman a.s. pernah bermunajat (menyendiri) di Baitul Maqdis ketika memasuki 4 tahun masa pemerintahannya.

Tidak jelas apakah beliau menyendiri selama satu atau dua tahun, satu atau dua bulan ataupun kurang dari itu. Nabi Sulaiman pun membawa makanan dan minumannya sendiri untuk menemani kesendiriannya hingga saat hari pertama ia bangun, didapatinya satu pohon yang tumbuh dalam Baitul Maqdis tersebut.

Nabi Sulaiman bertanya, “Siapakah namamu wahai pohon dan apakah kamu hanya sebagai sebuah tumbuhan saja ataukah bisa menjadi obat ?”.

Maka dengan kehendak Allah, tumbuhan tersebut menjawab, “ Namaku ini dan ini. Aku merupakan tumbuhan obat untuk ini dan itu.

Nabi Sulaiman pun bertanya kepadanya, “Siapakah engkau wahai tanaman ?”

Pohon tersebut menjawab,
“Namaku Kharubah (perusak ) dan aku tumbuh untuk merusak masjid ini. ”

Setelah itu Nabi Sulaiman kemudian mencabutnya dan menanamnya pada dinding yang menjadi miliknya.

Nabi Sulaiman pun kemudian menuju mihrab dan berdiri bersandarkan tongkat untuk mengerjakan salat, lalu beliau meninggal pada salatnya tersebut tanpa ada yang mengetahuinya termasuk setan sekalipun.

Jin & setan penasaran dengan kondisi Nabi Sulaiman yang tak juga keluar dari mihrab. Sehingga mereka pun bekerja sembari perlahan-lahan mendekati mihrab tersebut. Mereka takut jika sampai menyalahi peraturan Nabi Sulaiman, karena nantinya akan mendapatkan hukuman.

Setan yang merasa kuat pun berusaha untuk masuk ke mihrab, dengan maksud untuk melihat keadaan Nabi Sulaiman. Akan tetapi justru setan menjadi terbakar dan melihat Nabi Sulaiman wafat.

Setan pun kemudian keluar untuk menyerukan tentang berita kematian Nabi Sulaiman kepada orang-orang. Mereka mulai membuka pintu mihrab dan mengeluarkan Nabi Sulaiman dan didapati bahwa tongkatnya telah dimakan oleh rayap.

Para setan dan manusia bingung mendapati Nabi Sulaiman wafat. Diperkirakan bahwa Nabi Sulaiman telah wafat sejak setahun yang lalu.

Allah Swt. berfirman, “Tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba’: 14)

Ibnu Mas ’ ud kemudian berkata, “Kemudian mereka mencermati secara bersungguh-sungguh untuknya setelah kematian Sulaiman selama satu tahun penuh sehingga orang - orang yakin bahwa jin telah berdusta. Jika bangsa jin mengetahui hal gaib, niscaya mereka mengetahui kematian Sulaiman, kemudian mereka akan merasakan azab yang menghinakan. Dan itulah makna firman Allah SWT.

Hikmah dari peristiwa tersebut adalah kita dilarang percaya kepada dukun atau paranormal yang meminta bantuan pada setan.

Setan dan jin saja tidak mengetahui ajal Nabi Sulaiman yang berada di hadapan mereka, apalagi memprediksi tentang nasib seseorang. Karena sesungguhnya, setan gemar berbohong dan tidak benar-benar mengetahui akan apa yang ditanya paranormal tersebut.

Begitupun dengan kematian Nabi Sulaiman, yang mana mereka tak mengetahui sedikit pun kecuali mereka telah melihat rayap yang memakan tongkat Nabi Sulaiman.

Wallahu A ’ lam