Laman

Senin, 17 Desember 2018

Nabi Samuel (Shamu`ayl) as


Samuel (Arab: ﺻﻤﻮﺋﻴﻞ Shamu` ayl) adalah salah satu nabi Bani Israel. Samuel adalah keturunan dari Nabi Yusuf bin Nabi Yaʿqub.

Arti nama Samuel adalah "nama-Nya adalah Allah" (shema berarti namanya dan El berarti Allah). Hal ini sesuai dengan nazar (janji) Hana kepada Allah untuk menyerahkan anak yang akan dilahirkannya menjadi seorang nazir (abdi/pelayan) bagi Allah. Untuk mengingat janjinya itulah, Hana menamai anaknya "Shemuel".
Terjemahan harfiah lain dari Samuel ialah Allah mendengar (Shema berarti mendengar dan El berarti Allah).

Dalam kitab perjanjian lama Yahudi (Samuel 1:20) dikatakan bahwa Hana menamai anaknya dengan nama tersebut untuk mengenang permohonannya kepada Allah akan seorang anak, dan Allah mendengarnya.

Nabi Samuel diutus Allah kepada Bani Israil sekitar dua abad setelah Nabi Musa wafat. Ketika itu Bani Israil hidup tercerai-berai setelah negaranya ditaklukan bangsa Palestina (Filistin) Mereka benar-benar terusir dari negaranya sendiri.

Tabut, kotak tempat menyimpan kitab Taurat, yang merupakan benda keramat Bani Israil, juga jatuh kepada tangan orang-orang Palestina. Benda pusaka ini diturunkan tuhan sejak masa Nabi Musa dan di wariskan kepada turunan Bani Israil. Dibawah naungan Tabut itulah mereka hidup aman dan tentram.

Namun, suasana sejahtera dan damai itu justru membuat mereka melupakan ajaran Nabi Musa. Mereka mengubah ajaran agama sesuai dengan kemauan dan kebutuhan yang hanya sesaat. Akibatnya, kehidupan rohani mereka jauh menyimpang dari ajaran Nabi Musa, moral mereka rusak berat.

Dalam situasi seperti inilah mereka terusir dari kampung halamannya oleh serbuan tentara Palestina. Bani Israil kocar-kacir. Selama dua abad kehidupan mereka benar-benar nista.Tidak ada diantara mereka yang mampu tampil kedepan sebagai pemimpin untuk mempersatukan kembali bangsa yang tercerai-berai itu.

Nabi Samuel pernah diminta oleh kaumnya untuk memilih seorang pemimpin dari kalangannya. Pada akhirnya terpilihlah Thalut yang memiliki profesi seorang petani.

Namanya tidak disebutkan dalam Al-Qur’an, tetapi referensi telah dibuat oleh Allah dalam surah Al Baqarah, ayat 247 -248 tanpa menyebutkan namanya.

Nabi mereka mengatakan kepada mereka: ”Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu”. Mereka menjawab:”Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya sedang diapun tidak diberi kekayaan yang cukup banyak” Nabi (mereka) berkata: ”Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa”. Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Baqarah, 2:247) 

Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka:”Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketengan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa oleh malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman. (QS. Al Baqarah, 2:248).