Laman

Kamis, 20 Desember 2018

Makam Yesus di Yerusalem Dijaga dan Dirawat Oleh Dua Keluarga Muslim selama Berabad-abad (sejak abad ke-12)

Di seluruh penjuru dunia, selalu ada kisah akan kerukunan antar umat lintas agama. Tapi dari sekian kisah, mungkin yang paling menarik ada di Kota Suci Yerusalem.


Makam Yesus Kristus adalah situs religi yang sangat penting di Yerusalem. Menariknya, kunci makam itu dijaga oleh dua keluarga muslim selama ratusan tahun.

The Holy Sepulchre Church dikenal juga sebagai situs Golgota dan diyakini sebagai tempat terakhir jalur Via Dolorosa alias jalan penderitaan (jalan salib). Inilah lokasi "penyaliban Yesus Kristus." Letaknya tak jauh dari Tembok Ratapan dan Masjid Al Aqsa, yakni di atas bukit Golgota (bukit tengkorak).



Makam itu telah diperebutkan oleh banyak pihak dan memicu konflik pihak-pihak yang berkepentingan, seperti perang salib, yang tidak hanya melibatkan Kristen dan Islam saja. Untuk mencegah terjadinya konflik dikemudian hari, maka disepakati makam itu dijaga oleh dua keluarga muslim. Yakni Keluarga Joudeh dan Nuseibeh sejak abad ke 12 dahulu.

Keluarga Joudeh dipercaya sebagai pemegang kunci. Sedangkan keluarga Nuseibeh menjadi pembuka dan penutup pintu gereja saat pagi dan malam hari. Selama ratusan tahun hingga kini, kedua keluarga muslim itu menjaga Gereja Makam Yesus untuk umat Nasrani.

Kini kunci gereja dipegang oleh Adeeb Joudeh, yang telah mewarisi kunci tersebut dari leluhur hingga kakek dan ayahnya. Adeeb bahkan masih menyimpan kontrak (surat) perjanjian sebagai penjaga kunci yang ditulis dengan tinta emas.


Bagi Adeeb, menjadi seorang penjaga kunci merupakan suatu kehormatan bagi keluarganya dan kehormatan bagi seluruh umat muslim di dunia. Kunci itu begitu spesial dan menjadi bukti tak terbantahkan bahwa ajaran Nabi Muhammad SAW menghargai agama lain.

Yang dilakukan Adeeb serupa dengan apa yang dilakukan oleh Khalifah Umar Bin Khattab. Ketika Khalifah Umar bin Khattab memasuki Yerusalem, pada 637 M, sebagai bagian dari Penaklukan Syria, Patriark Sophronious kelahiran Damaskus, memberikan kunci-kunci Gereja Makam Kudus untuk disimpan oleh umat Islam. Khalifah, setelah mempertimbangkan, memutuskan untuk mempercayakan itu pada Abdullah bin Nusseibeh al-Maziniyya dari  suku al-Khazraj, yang terbesar dan pendukung paling kuat dari nabi Muhammad di Madinah.

Pada pertemuan itu sang Patriark sempat menawarkan supaya Khalifah Umar salat di dalam gereja yang dibangun atas perintah Ratu Helena—ibunda Kaisar Konstantinus I—ini.


Namun, sang khalifah menolak. Ia menjawab, “Jika saya salat di gereja ini, kelak orang-orang sesudah saya bisa jadi menghancurkan gereja ini dan membangun masjid di atasnya. Mereka beralasan ini karena Umar pernah salat di ini.” Sang Khalifah lalu salat di lapangan di selatan gereja. Dan, 400 tahun kemudian di tempat salat ini, dibangun Masjid Umar yang berdampingan dengan Gereja Makam Kudus.

Sedangkan Keluarga Nuseibah bertugas untuk mengambil kunci dari keluarga Joudeh dan membuka pintu gereja bagi pengunjung. Proses itu pun diulang kembali ketika gereja akan tutup pada sore hari. Terus selama ratusan tahun, hingga kini dan nanti.




Referensi:

Kristen Palestina Menentang Israel - Detik News
kolomis: Zuhairi Misrawi 

Kisah 2 Keluarga Muslim yang Menjaga Makam Yesus di Yerusalem - Detik Travel