Laman

Kamis, 17 September 2015

KRISTENISASI BERKEDOK MAULID NABI - Maulid Nabi ISA Alaihissalaam

….Misi tipu muslihat Natal itu nampak jelas dalam brosur yang memakai nama samaran “Al-Barokah.” Bagi umat Islam yang awam, brosur lipat ini sangat menarik….





Berbagai aksi dan operasi Kristenisasi dilakukan di mana-mana. Umat Kristen sangat berambisi untuk ‘menyebarkan Injil’ kepada umat Islam. Umat Islam menurut mereka adalah ‘domba-domba yang hilang dan tersesat’, maka ia harus dicari dan dikembalikan kepada ‘kandangnya’: Kristen. Sehingga, untuk menangkap para ‘domba tersesat’ itu, mereka menggunakan dan menghalalkan segala cara.

International Cirisis Gorup (ICG) mempublikasikan laporan bahwa pemicu terjadinya berbagai bentrokan antara umatIslam dengan Kristen di Indonesia adalah adanya aktivitas Kristenisasi yang sangat agresif.Dan sejalan dengan penyiaran Kristen danpemurtadan yang mereka lakukan di kantong-kantong umat Islam, peningkatan jumlah gereja berkali-kali lipat. Litbang Depag mencatat bahwa pertumbuhan Gereja sejak tahun 1990 hingga tahun 2008, meningkat sekitar 300%

Natal dan Tahun baru adalah momen yang paling bahagia bagi umat kristiani. Mereka bersukacita merayakan kelahiran Yesus Kristus yang mereka yakini sebagai tuhan, juru selamat dan jurudamai. Dengan keyakinan itu, para pendeta dan penginjil berusaha agar umat Islam juga merasakan damai Natal sebagaimana yang mereka rasakan. 

Sayangnya untuk “berbagi kasih” Natal itu, mereka menghalalkan segala cara, termasuk misi tipu muslihat. Misi tipu muslihat Natal itu nampak jelas dalam brosur yang memakai nama samaran “Al-Barokah.” 

Bagi umat Islam yang awam, brosur lipat ini sangat menarik. Lihat saja, pada halaman depan tertulis judul “Allahu Akbar Maulid Isa Alaihissalam” yang dihiasi dengan kaligrafikhat Arab “Maulidun Nabiyyi ‘Iisaa ‘Alaihissalaam.” 

Tanpa wawasan yang memadai, kaum awam akan mengira brosur full colour ini sebagai bacaan Islam penguat akidah. Yang lebih mengecoh lagi, brosur empat halaman ini mencantumkan lima nas Arab ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi.

Mulanya brosur Kristen “Al-Barokah” mengutip hadits shahih Muslim yang menyatakan bahwa yang bisa menyelamatkan manusia masuk surga bukanlah amal shalih, melainkan rahmat Allah.“Nabi Muhammad bersabda: “Tak seorang pun di antara kalian dimasukkan ke dalam sorga oleh amalnya dan tidak pula diselamatkan dari neraka. Begitu pula aku, kecuali dengan rahmat Allah ”(Hadits Shahih Muslim). Hadits ini diparalelkan dengan ayat Al-Qur’an surat Maryam ayat 21 yang menyatakan bahwa kelahiran Nabi Isa adalah rahmat dari Allah SWT.

Dengan kesimpulan demikian, lantas penginjil penulis brosur tersebut mengajak umat Islam untuk bersuka cita dalam damai Natal, menyambut kelahiran Yesus Kristus sebagai rahmat Allah, satu-satunya penebus dosa yang sanggup membawa manusia memasuki surga-Nya.

Keyakinan ini tidak serta-merta membuat umat Islam beralih masuk Kristen untuk menjadi pengikut Yesus. Karena dalam Al-Qur’an surat Ali Imran 49 dan Az-Zukhruf 59, Allah SWT membatasi misi kenabian Yesus hanya terbatas untuk bani Israel. Bukankah Bibel juga mengonfirmasimisi Yesus hanya untuk domba yang hilang dari umat Israel (Matius 10:5-6, Matius 15:24).

Ajakan penginjil kepada umat Islam untuk merayakan Natal kelahiran Yesus sang Juru selamat ini tentu sesat dan menyesatkan, akibat keliru menerapkan logika silogis. Menurut Al-Qur’an, Nabi Isa bukanlah satu-satunya rahmat Allah. Seluruh Nabi adalah rahmat dari Allah, dan di antara semua nabi itu, hanya ada satu nabi pamungkas untuk seluruh alam (rahmatanlil ‘alamin), yaitu Nabi Muhammad SAW.

“Dan Kami tiada mengutusmu (Muhammad) melain­kan menjadi rahmat bagi semesta alam”
(Al Anbiya’ 107).
Ajakan penginjil kepada umat Islam untuk merayakan Natal itu bukanlah keterpujian, melainkan skandal teologis yang sama sekali tidak Alkitabiah. Ajakan Natalan kepada umat Islam juga salah sasaran. Sebaiknya, ajakan Natalan itu ditujukan kepada sekte-sekte Kristen yang tidak merayakan Natalan.

Tak sedikit sekte Kristen yang menentang Natalan, karena hari raya ini tidak ada perintahnya dalam Alkitab. Tuhan tidak memerintahkan manusia untuk memperingati Kelahiran Yesus, baik melalui Alkitab maupun melalui pernyataan para murid Yesus. Petrus, Paulus, Yohanes maupun para murid mereka tidak pernah memperhatikan hari Natal. Tidak ada hari Natal pada saat itu, dan tak ada dasar untuk memperhatikannya. Jika Natalan itu tidak ada perintahnya dari Yesus, bagaimana bisa mengklaim Natalan sebagai peribadatan yang memuliakan Yesus? Selain itu, tak ada ayat Alkitab yang menyatakan Yesus lahir tanggal 25 Desember. 

Jika tanggal 25 Desember bukan hari kelahiran Yesus, maka merayakan tanggal ini sebagai hari ulang tahun kelahiran Yesus adalah sebuah pengkhianatan sejarah kepada Yesus. Karena semua itu adalah kebudayaan kaum pagan penyembah matahari.
Baca Juga:
Oleh karenanya, umat Islam harus meningkatkan kualitas dan kuantitasnya dalam melaksanakan sholat berjamaah lima waktu di masjid-masjid di lingkungannya, meningkatkan komunikasidan silaturrahmi serta ukhuwah Islamiyah di antara sesama jamaah masjid di lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerjamereka. Juga harus meningkatkan wawasan dan ilmu mereka tentang aqidah dan syariat Islam dalam berbagai aspek kehidupan yang bisa diperolehnya melalui pengajian-pengajian tafsir, fiqh, dan aqidah di masjid-masjid dan musholla di lingkungan tempat tinggal maupun di kantor mereka. Dengan demikian umat Islam paham betul terhadap agamanya sehingga pemahaman yang jelas dan kaffah itu membentuk benteng pertahanan yang kokoh dalam diri mereka dari serangan Kristenisasi maupun pemurtadan model apapun.

Share dan sebarkan kepada segenap kaum Muslimin tentang kabar ini. Semoga Allah melindungi kita semua dari orang-orang Kafir, yang mendustakan ajaran dan ayat-ayat Allah Subhanahu Wata’ala.



Sumber: