Laman

Jumat, 24 Juli 2020

Sejarah Hagia Sophia - Mengubah Hagia Sophia Menjadi Mesjid Tidak Sesuai Dengan Ajaran Islam

Dewan Negara, pengadilan administratif tertinggi Turki, pada 2 Juli membatalkan keputusan 1934 dan memerintahkan Hagia Sophia, situs Warisan Dunia UNESCO, akan dibuka kembali sebagai tempat beribadah Muslim. Dewan Negara memutuskan Hagia Sophia menjadi masjid dari museum dengan suara bulat. Proses suara bulan ini merupakan manipulasi emosi yang mencolok. 

Hagia Sophia/Foto: Westfalenpost

Usaha Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan ini tidak lain hanya untuk memenangkan satu kelompok Muslim namun menyembunyikan kenyataan yang jauh dari semangat Islam. Fakta-fakta sejarah jika terungkap akan menjadi bumerang. Pemerintah Edogan adalah contoh nyata dari pemerintahan yang mendistorsi sejarah untuk melayani kepentingan politiknya. Yang pasti, banyak sejarawan, baik orang Turki atau orang Arab, menyebut peristiwa ini dengan bangga, meski tidak mencerminkan moral Islam.

Ketika masih hidup, Nabi Muhammad SAW menulis kepada Uskup Bani Harith bin Kaab dan para uskup Najran, pendeta, biksu, dan pengikut mereka bahwa mereka menyimpan semua milik yang ada di tangan mereka baik sedikit atau banyak, termasuk harta milik mereka, doa. Semuanya di bawah perlindungan Allah SWT dan Nabi-Nya. Tidak ada uskup yang harus disingkirkan dari jabatannya atau biksu dari biaranya atau pendeta dari gerejanya. 

Seharusnya apa yang telah dilakukan Nabi Muhammad menjadi sebuah tradisi dan hukum yang harus dipatuhi semua umat Islam. Yang dilakukan Nabi Muhammad ini bermakna untuk hidup bersama orang lain sambil menghormati ritual keagamaan mereka, tempat-tempat ibadah mereka, dan keyakinan keagamaan mereka. 

Setelah Nabi Muhammad wafat, para khalifah mengikuti tradisi yang toleran dan baik hati ini. Khalifah Umar bin Khattab mengikuti dengan apa yang dikenal sebagai "Perjanjian Umar" untuk orang-orang Yerusalem:  

"Atas nama Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang Maha Penyayang, ini adalah jaminan perdamaian dan perlindungan yang diberikan oleh hamba Allah, Umar, kepada orang-orang Yerusalem." Umar memberi mereka jaminan perlindungan kehidupan mereka, properti, gereja, salib, orang sakit, orang sehat, dan semua komunitas agamanya. Gereja-gereja mereka tidak akan ditempati, dihancurkan atau diambil seluruhnya atau sebagian. Tak satu pun dari salib atau properti mereka akan disita. Mereka tidak akan dipaksa dalam agama mereka dan tidak akan ada dari mereka yang terluka."

Umar menulis perjanjian serupa untuk rakyat Lod, sementara Ayyadh bin Ghanam menulis perjanjian serupa untuk rakyat atau Ar-Raqqah dan Uskup Odessa.
Ketika Khalid bin Walid menaklukkan Damaskus, ia menulis kepada orang-orangnya: 

Atas nama Allah, Yang Maha Pemurah, Penyayang. Ini diberikan oleh Khalid bin Walid kepada orang-orang Damaskus. Ketika orang-orang Muslim masuk, mereka (orang-orang Damaskus) akan memiliki keselamatan untuk diri mereka sendiri, harta benda mereka, tempat ibadah mereka, dan tembok-tembok kota mereka, yang tidak ada yang akan dihancurkan. Mereka memiliki jaminan ini atas nama Allah, Utusan Allah, Khalifah, dan Muslim.

Kondisi ini tidak terjadi saat penaklukan Konstantinopel. Hagia Sophia adalah gereja Kristen yang dibangun antara 532 M dan 537 M pada masa pemerintahan Kaisar Justinian I. Namun Mehmed II mengubah gereja itu menjadi masjid. 

Hagia Sophia, yang merupakan tempat ibadah terbesar di dunia Kristen, telah menjadi tempat yang hebat untuk ibadat Islam. Tidak ada bangunan di Eropa Barat yang lebih memesona selain Hagia Sophia. Sebelum pembangunan gereja-gereja besar selama masa Renaisans, Hagia Sophia menjadi sorotan orang-orang Kristen di mana-mana. Ini menjelaskan mengapa konversi Hagia Sophia menjadi masjid adalah masalah yang krusial bagi umat Kristen.

"Dalam arti yang sama, perilaku Republik Turki setelah tahun 1930 sangat penting dalam hal politik dan budaya ketika mengubah tempat ibadah ini menjadi museum, setelah itu menyebabkan perselisihan antara orang-orang selama berabad-abad." [Ottoman Ditemukan Kembali, diterjemahkan oleh Bassam Chiha (Beirut: Al-Dar Al-Arabiya Lil Ulum Nashiroun, 2012, 77)].

Erdogan berusaha memenangkan hati Muslim di seluruh dunia dengan mengadakan doa di Hagia Sophia dan mengubahnya menjadi masjid. Meskipun langkah seperti itu tidak mewakili nilai-nilai Islam, yang melarang paksaan dan penghinaan dari Ahli Kitab.

Turki tidak memiliki hak untuk membuat keputusan seperti itu, berdasarkan undang-undang yang menjamin hak dan sentimen orang-orang di seluruh dunia. Ini tidak hanya didikte oleh hukum internasional, tetapi terutama oleh prinsip-prinsip Nabi Muhammad, para sahabatnya dan ajaran-ajaran Islam moderat sepanjang zaman.

Adapun dokumen yang mengklaim bahwa Hagia Sophia adalah bagian dari Wakaf Fatih, itu pasti bagian dari permainan di mana sejarah ditempa dan digunakan.
Tidak sulit untuk memalsukan dokumen semacam itu, terutama mengingat bahwa dokumen tersebut tidak sesuai dengan fakta sejarah.

Bagi Fatih, ketika pertama kali menginjakkan kaki di kota, mengumumkan konversi Hagia Sophia menjadi masjid, lalu kapan dia punya waktu untuk membelinya dan menetapkannya sebagai Wakaf? Baginya, itu adalah fait accompli.

Perubahan Hagia Sophia tidak mewakili kita sebagai Muslim di seluruh dunia.


Sejarah Hagia Sophia

Dalam bahasa Turki, Hagia Sophia disebut Ayasofya, dan di bahasa Latin: Sancta Sophia. Hagia Sophia juga pernah dikenal sebagai Gereja Kebijaksanaan Suci (Church of the Holy Wisdom) dan Gereja Kebijaksanaan Ilahi (Church of the Divine Wisdom).

Menurut ensiklopedia Britannica , bangunan Hagia Sophia pertama kali didirikan di atas pondasi atau tempat kuil pagan pada 325 Masehi, atas perintah Kaisar Konstantinus I.

Putranya, Konstantius II, lalu menjadikan bangunan ini sebagai gereja Ortodoks pada 360 masehi. Hagia Sophia kemudian menjadi gereja tempat para penguasa dimahkotai dan menjadi katedral paling besar yang beroperasi sepanjang periode Kekaisaran Bizantium.

Pada tahun 404 masehi, Hagia Sophia sempat terbakar akibat kerusuhan karena konflik politik di kalangan keluarga Kaisar Arkadios yang kemudian menjadi penguasa Bizantium pada 395-408 masehi.

Selepas Arkadios mangkat, penerusnya, Kaisar Theodosis II membangun struktur kedua di Hagia Sophia. Di bangunan ini, ditambahkan lima nave dan jalan masuk khas gereja dengan atap terbuat dari kayu.

Sebagaimana dicatat Encyclopedia Britannica , pembangunan gereja Hagia Sophia berlanjut di masa kekuasaan Justinan I (532 M). Perbaikan dilakukan karena Hagia Sophia rusak akibat rusuh yang terjadi saat revolusi Nikka.

Setelah kerusuhan yang melanda Konstantinopel itu, Justinian I memerintahkan arsitek terkenal pada masanya, Isidoros (Milet) dan Anthemios (Tralles), untuk mendirikan ulang bangunan Hagia Sophia. Pada masa Kaisar Justinian I inilah yang paling masyhur diakui sebagai fondasi awal dari bangunan Hagia Sophia yang sekarang demikian terkenal.

Kubah yang menaungi Hagia Sophia juga diklaim sebagai kubah bangunan terbesar kedua selepas Gereja Pantheon di Roma. Bangunan ini dianggap warisan arsitektur terpenting dari era Bizantium dan merupakan bagian dari monumen warisan dunia.

Pada 1453, era Kekaisaran Bizantium berakhir karena ditaklukkan oleh Sultan Mehmet/Mehmed II dari Kekaisaran Ottoman. Setelah Sultan Mehmed II menaklukkan Konstantinopel, status Hagia Sophia dikonversi menjadi masjid.

Nama Hagia Sophia masih dipertahankan oleh Sultan Mehmed II. Sebagaimana arti kata sophia dalam bahasa Yunani adalah kebijaksanaan, maka arti lengkap dari Hagia Sophia adalah tempat suci bagi Tuhan. Sultan Mehmed II mempertahankan kesucian Hagia Sophia dan hanya mengubah status fungsinya dari gereja menjadi tempat ibadah umat Islam.

Salah satu alasan Sultan Mehmed II: "Tuhan yang disembah umat Kristen dan Islam adalah Tuhan yang sama," tulis Robert Mark dan Ahmet S. Cakmak yang dikutip dari Diegesis di Hagia Sophia from the Age of Justinian to the Present (1992: 201).

Saat berubah menjadi masjid di era Mehmed II, banyak mosaik dan lukisan bercorak Kristen, yang menghiasai bangunan Hagia Sophia, ditutupi dan diplester. Seniman kaligrafi terkenal pada masa itu, Kazasker Mustafa İzzet, kemudian mengguratkan tulisan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, empat khalifah pertama, dan dua cucu Rasulullah SAW, di beberapa bagian interior Hagia Sophia.

Pada masa Kesultanan Ottoman, struktur bangunan Hagia Sophia memperoleh sentuhan arsitektur Islam. Misalnya, mihrab yang kemudian dibangun, hingga pendirian empat menara yang digunakan untuk melantunkan Adzan. Bangunan seperti madrasah, perpustakaan hingga dapur umum juga melengkapi Hagia Sophia pada masa Ottoman. Pada era Kekaisaran Ottoman, bangunan Hagia Sophia sempat difungsikan menjadi masjid selama 482 tahun.

Selepas Kekaisaran Ottoman bubar dan Turki menjadi negara republik, Hagia Sophia pun kembali beralih fungsi. Pendiri dan presiden pertama Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum.

Setelah Hagia Sophia menjadi museum, dilakukan restorasi mosaik-mosaik kuno di bangunan ini dan plester penutupnya dibuka. Lantas, selepas plester ornamennya dibuka, tampaklah lukisan Bunda Maria dan bayi Yesus, yang ternyata berjejer dengan kaligrafi Allah dan Muhammad SAW.

Hagia Sophia kemudian diakui sebagai salah satu dari situs Warisan Dunia UNESCO yang disebut Area Bersejarah Istanbul, sejak tahun 1985.




Referensi

Ali Mohammed (Kairo: Al-Khanji Boosktore, 2001)

[Ahmed bin Abi Yakoob, Tarikh Al-Yakoobi, diulas oleh Abdul Amir Mhanna, (Beirut: Al-Aalami Lil Matbouat, 2010) Mengatakan bin Batriq “Afticius,” Al-Tarikh Al-Majmou 'Ala Al-Tahqiq Wal Tasdiq (Beirut : Jesuites Print, 1905)]

Ottoman Ditemukan Kembali [diterjemahkan oleh Bassam Chiha (Beirut: Al-Dar Al-Arabiya Lil Ulum Nashiroun, 2012, 77)]

Apakah Perubahan Hagia Sophia Mewakili Muslim Dunia?
Republika.co.id 

Sejarah Hagia Sophia, Museum yang Dijadikan Masjid oleh Erdogan
Tirto.id

Jumat, 03 Juli 2020

Kitab Lauhul Mahfudz

Lauh Mahfuzh (ﻟَﻮْﺡٍ ﻣَﺤْﻔُﻮﻅٍ) juga disebut sebagai Kitaabun Min Qabli (Kitab Ketetapan) karena mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang akan terjadi di seluruh jagad raya. Allah telah menjadikan Lauh Mahfuz ini sebagai tempat untuk menyimpan segala rahasia di langit dan di bumi.

Nuzulul Qur'an ilustrasi/Foto: Shutterstock
Dalam Al-Qur'an, Lauhul Mahfudz disebut sebagai Ummul Kitaab (Induk Kitab), Kitaabun Hafiidz (Kitab Yang Memelihara atau Mencatat), Kitaabun Maknuun (Kitab Yang Terpelihara). Lauh Mahfuzh berarti terpelihara (mahfuzh), jadi segala sesuatu yang tertulis di dalamnya tidak berubah atau rusak.

Seluruh kehidupan di dunia ini tercatat dalam Lauh Mahfuzh: Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (QS. Al An’aam, 6:38).

Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (QS. Al Hajj, 22:70) (1

Tidak ada yang tertinggal atau terlupakan dari kitab ini: Dan pada sisi Allah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kcuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Al An’aam, 6:59)

Kalimat Allah di dalam Lauh Mahfuzh tidak akan ada habisnya, dan hal ini dijelaskan melalui perumpamaan: Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman, 31:27)

Apakah lauhul mahfudz bisa berubah?

Takdir memang tidak bisa berubah tanpa takdir baru yang datangnya dari Allah SWT. Dengan demikian, catatan di dalam Lauh al-Mahfuzh pun bisa berubah, namun berdasarkan usaha manusia, baik itu berupa tindakan atau doa, semuanya adalah kejadian yang tertulis di lauh mahfudz.

Berdoa ilustrasi/Foto: iStock
Sama sekali tak ada kejadian apa pun yang tak terekam di sana. Tidak relevan sama sekali menanyakan apakah usaha dapat mengubah takdir sebab usaha itu sendiri adalah juga bagian dari takdir. Intinya, usaha tak bisa dipertentangkan dengan takdir sebab usaha itu sendiri, baik usaha positif atau usaha negatif, adalah juga bagian dari takdir. Dengan kata lain Manusia itu sendiri yang mengisi catatan Lauh al-Mahfuzh dengan usaha manusia, baik itu berupa tindakan atau doa.

Adanya perubahan di dalam Lauh al-Mahfuzh itu merupakan hak prerogatif Tuhan, sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Umm al-Kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS ar-Ra'd [13]:39).

Kalimat “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki” dari lembaran tertentu dan “menetapkan (apa yang Dia kehendaki)” dalam lembaran lain yang bukan Lauh al-Mahfuzh. Di sisi Allah SWT terdapat Umm al-Kitab yang tidak lain adalah Lauh Mahfuzh yang sesungguhnya dan tidak tersentuh perubahan.


Referensi:

Bisakah Manusia Mengubah Takdir
IslamPos.com

Apakah Takdir Bersifat Tetap?
HakikatIslam.com

Menyingkap Misteri Lauh al-Mahfudz
Republika.co.id

Lauh Mahfuzh
Republika.co.id

Senin, 29 Juni 2020

Siapa Yang Menciptakan Tuhan ?

Tuhan tidak diciptakan. Jika diciptakan berati Ia bukan Tuhan. Tuhan yang menciptakan segala sesuatu dan tidak ada yang menciptakanNya, tapi dialah Sang Pencipta, tidak ada selainNya, inilah yang sesuai dengan akal dan logika.

Foto / Liputan6.com
Jika seseorang berpikir siapakah yang menciptakan Tuhan Yang Maha Pencipta, maka logika berpikirnya yang keliru, karena ini menyamakan Tuhan dengan bukan-Tuhan, menyamakan Pencipta dengan yang diciptakan, dan sebagainya. Ini sama saja dengan logika berpikir keliru

Apakah Pria dapat hamil dan melahirkan? Tentu tidak. Apakah ini pertanyaan yang tidak logis?

Begitu juga pertanyaan "Siapa yang menciptakan Tuhan?" Maka ini juga pertanyaan yang tidak logis.

Anda bisa menerima fakta bahwa seorang lelaki tidak mungkin & mustahil bisa hamil dan melahirkan, karena bertentangan dengan sifat manusiawi, lalu kenapa anda tidak bisa menerima bahwa Tuhan tidak mungkin diciptakan? Jika Dia diciptakan maka mustahil dia Tuhan, karena bertentangan dengan sifatNya.

Jika alam semesta ini ada begitu saja, tampa ada yang menciptakan, maka yang jadi pertanyaan adalah; dapatkah suatu ketiadaan menciptakan sesuatu yang kemudian eksis?

Siapakah yang menciptakan pencipta penciptanya sang pencipta? Demikianlah seterusnya pertanyaan tersebut berantai tak berujung. Ini tentu mustahil secara akal.

Tuhan telah ada dan tidak ada sesuatupun selainNya. Tidak ada sesuatupun sebelumNya. Dialah awal dari segalanya.

Tidak ada yang menyerupaiNya. Jika Dia memiliki wujud seperti apa yang ada dalam dipikiran dan bayangan (imajinasi) manusia, maka dia bukanlah Tuhan.

Dialah Tuhan. Tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan tidak mungkin menciptakan Tuhan  selain Dia, karena iti bukanlah sifat KetuhananNya. Jika Tuhan menciptakan Tuhan, maka Dia bukan Tuhan.

Jika ada yang mendampingi dalam mengendalikan alam semesta alam ini. Sebab kalau ada yang mendampingi maka alam semesta ini akan hancur, yang satu menghendaki bumi berputar, yang satu lagi menghendaki bumi tidak berputar, dan lain sebagainya.

Yang membedakan Manusia dan Hewan adalah; manusia memiliki akal. Manusia dikaruniai akal untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya yang sebenarnya bila akal setiap manusia mau berfikir, maka tidak akan ada yang bisa dilakukan oleh manusia kecuali harus menyatakan bahwa Tuhan adalah pencipta segalanya.

Mereka yang tidak percaya Tuhan memandang bahwa dengan nalarnya ia mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Tuhan adalah orang yang membatasi Tuhan dalam bentuk khusus menurut pengertian yang ditentukan oleh akalnya. Padahal Tuhan tidak dapat dibatasi. Bentuk Tuhan yang ditangkapnya adalah bentuk yang dicocokkan dengan "kotak" akalnya.

Ia menolak bentuk Tuhan yang tidak cocok dengan bentuk dan ukuran "kotak" akalnya. Ia menyalahkan orang lain yang mempercayai Tuhan dalam bentuk lain. Ia tidak menerima apa pun sebagai kebenaran jika bertentangan dengan akalnya. Ia telah mempertuhankan akalnya. Orang seperti ini, kata Ibn al-'Arabi, adalah "hamba nalar" ('abd nazhar).

Kamis, 25 Juni 2020

Kuota Reguler dan Kuota Lokal

Secara umum, makna Kuota menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sebenarnya mengacu pada arti umum, yakni jatah, batasan, atau jumlah yang ditentukan.


Perbedaan Kuota Lokal dan Kuota Reguler

Kuota LOKAL adalah kuota yang hanya bisa digunakan di kota tempat pelanggan membeli kartu perdana atau voucher top up (isi ulang) yang di dalamnya terdapat kuota lokal. Sebagai contoh apabila sahabat membeli kartu perdana/voucher ulang di kota Surabaya, maka kuota yang sahabat dapatkan dari voucher atau kartu perdana tersebut hanya bisa digunakan di kota Surabaya dan sekitarnya. Harga kuota lokal biasanya lebih murah dibandingkan kuota reguler, bahkan kuota lokal merupakan bonus yang diberikan oleh beberapa penyedia layanan provider internet.

Kuota REGULER  berbeda dengan kuota LOKAL. Kuota regular ini secara umum adalah kuota utama yang bisa digunakan dengan batas waktu tertentu dan dapat digunakan mana saja.

Ashabul Ukhud - Kisah Ashabul Ukhud

Peristiwa ini diabadikan dalam surah al-Buruj dan sebuah hadits panjang riwayat Imam Muslim (no. 3005). Orang-orang yang disiksa Ashhabul Ukhdud merujuk pada sekelompok kaum beriman yang memeluk agama Nasrani, pengikut ajaran tauhid Nabi Isa (bukan Kristen) di Kota Najran (Nazareth). Kota tersebut kini terletak di suatu lembah perbatasan antara Arab Saudi dan Yaman. Tragedi tersebut terjadi pada 523 M.

Gambar ilustrasi. Foto/Shutterstock.com

Pendahuluan: 

Di zaman itu negeri Yaman dikuasai Kabilah Himyar dengan raja terakhirnya Zur’ah Dzu Nuwas. Bani Himyar penganut agama Yahudi yang amat membenci dawah nabi Isa. Pembanyaian tersebut terjadi hampir setengah abad menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Maka dari itu, tidak mengherankan bila kisah ini cukup populer di kalangan penduduk jazirah Arab, termasuk Makkah.

Penyiksaan atas kaum Najran dilakukan atas instruksi langsung Yusuf bin Syarhabiil. Bangsa Arab menggelarinya Dzu Nuwaas. Kata dzu dalam bahasa Arab berarti ‘pemilik’, sedangkan nuwaas adalah sebutan untuk hiasan khas Yahudi ortodoks yang berupa rambut keriting dan dipasang di dekat kedua telinga (payots [Ibrani]; sidelocks [Inggris]). Sirah Nabawiyah karya Ibn Hisyam sebagaimana diringkas Abdus-Salam M Harun (2000: 10) meriwayatkan kisah pemimpin bengis ini. Dzu Nuwas saat itu ingin meluaskan ekspansi wilayahnya dengan menyerang kota Najran. Dia memaksa warga Najran masuk agama Yahudi. Jika menolak mereka ditangkapi dengan tuduhan makar.

Dalam buku Sirah Ibnu Hisyam diceritakan, warga Najran lebih memilih mati daripada meninggalkan ajaran tauhid Nabi Isa lantas menjadi Yahudi. Terjadilah penangkapan besar-besaran terhadap rakyat. Mereka yang melawan langsung dibunuh dan dicincang. Penduduk yang ditangkap hidup-hidup menjadi tawanan. Kemudian Dzu Nuwas memerintahkan pasukannya menggali parit panjang diisi dengan api menyala-nyala.

Para tawanan terdiri lelaki, perempuan, dewasa, dan anak-anak dibariskan di pinggir parit berapi itu. Mereka yang menolak agama Yahudi didorong ke dalam parit yang membakarnya hidup-hidup. Jumlah orang Najran yang dibantai dalam peristiwa ini mencapai 20.000 jiwa.

Kisah Ashabul Ukhud:

Di zaman dahulu para raja mengandalkan para tukang sihir untuk memantapkan kekuasaan. Para tukang sihir bekerja menundukkan manusia kepada penguasa dengan tipuan dan taktik yang mereka lakukan. Lebih dari itu, tukang sihir merupakan pilar penopang tiang-tiang kekuasaan dan menegakkan para raja sebagai tuhan yang disembah selain Allah.

Imam Muslim meriwayatkan dari Shuhaib bahwa Rasulullah telah menyampaikan kepada kita bahwa ada seorang raja yang mempunyai tukang sihir yang sudah berumur lanjut. Dia takut ilmunya lenyap, sehingga tukang sihir ini meminta kepada raja agar mengutus kepadanya seorang pemuda yang cerdas lagi pintar agar dia bisa mewarisi ilmu dan kesesatannya. Raja memenuhi permintaannya dan mengirim seorang pemuda kepadanya.

Pemuda ini melewati seorang pendeta manakala dia mondar-mandir pulang pergi kepada penyihir. Pemuda ini duduk dan mendengar di majelis sang pendeta. Pendeta ini memberikan taktik kepada si pemuda manakala penyihir mulai mencurigainya disebabkan seringnya dia terlambat setelah mampir pada sang pendeta. "Jika tukang sihir itu bertanya kepadamu tentang keterlambatanmu, maka jawablah keluargamu menahanmu. Jika keluargamu yang bertanya, maka katakan bahwa tukang sihir yang membuatmu terlambat," begitu nasehat pendeta itu.

Dengan begitu pemuda itu terbebas dari kekesalan tukang sihir dan keluarganya.
Suatu hari seekor binatang yang menghalang-halangi jalan banyak orang. Binatang besar ini mungkin binatang buas, seperti singa atau ular yang besar. Pemuda ini melihat bahwa inilah peluang untuk mengetahui kebenaran, apakah pendeta atau tukang sihir.

Suatu hari seekor binatang yang menghalang-halangi jalan banyak orang. Binatang besar ini mungkin binatang buas, seperti singa atau ular yang besar. Pemuda ini melihat bahwa inilah peluang untuk mengetahui kebenaran, apakah pendeta atau tukang sihir. Pemuda ini lalu mengambil batu dan melemparkannya kepada binatang buas itu. Ia berdoa memohon kepada Tuhannya jika binatangnya itu terbunuh maka pendeta yang benar. Sebaliknya jika tidak maka ia akan berguru dengan tukang sihir.

Begitu dilembar, binatang itu ternyata mati. Maka orang-orang mengira bahwa pemuda ini membunuh binatang itu dengan sihirnya yang mumpuni. Manakala pendeta mengetahui apa yang dilakukan oleh pemuda itu, ilmunya mengatakan kepada dirinya bahwa pemuda ini akan diuji. Pemuda ini tidak melakukan dakwah yang tenang seperti yang dilakukan oleh pendeta, akan tetapi perlawanan yang terbuka.

Pendeta ini meminta kepada pemuda agar merasiakan bahwa ia berguru padanya. Ini adalah bagian dari ujian itu. Seorang mukmin memohon keselamatan kepada Allah. Tetapi jika diuji, dia harus bersabar. Allah telah menyembuhkan orang-orang sakit lewat tangan pemuda ini. Dia menyembuhkan – dengan izin Allah – kebutaan dan penyakit lepra. Dia menyampaikan kepada manusia bahwa penyembuh adalah Allah, dan bahwa barangsiapa beriman kepada Nya, maka Dia menyembuhkannya.

Pemuda ini menjadikan pengobatan sebagai sarana berdakwah dan iman. Salah seorang kepercayaan raja, di mana orang itu buta, mendengar berita tentang pemuda ini. Dia datang kepada pemuda ini dengan hadiah-hadiah besar agar si pemuda mengobatinya.

“Semua yang ada di sini akan menjadi milikmu jika engkau berhasil menyembuhkan diriku,” ujar kepercayaan raja.

Pemuda itu menjawab, “Sesungguhnya aku tidak dapat menyembuhkan seseorang. Yang menyembuhkan adalah Allah yang Maha Tinggi. Jika engkau beriman kepada Allah yang Maha Tinggi, maka aku akan berdoa kepada Allah, lalu Dia akan menyembuhkanmu.”

Maka dia pun beriman kepada Allah yang Maha Tinggi dan Allah menyembuhkannya. Kepercayaan raja itu pun sembuh. Matanya normal kembali.

Saat ia kembali ke majlis raja, Raja terkejut karenanya. Dia bertanya, "Siapa yang telah membuatmu melihat?"

Orang ini menjawab, "Tuhanku."

Raja bertanya, "Adakah tuhan lain selain diriku?" Orang ini menjawab, "Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."

Raja murka. Dia mencium cikal bakal fitnah dalam ucapan laki-laki ini yang dapat mengancam kekuasaan dan kerajaannya. Raja thaghut ini telah mendudukkan dirinya sebagai tuhan yang disembah selain Allah.

Dia mengklaim bahwa dirinya adalah tuhan manusia. Tukang sihir dan para pembantu raja yang rusak bekerja siang malam untuk menancapkan keyakinan seperti ini di hati penduduk kerajaan ini. Oleh karena itu, hati raja tergoncang. Dia takut terhadap kekuasaan dan kerajaannya. Maka dia menangkap laki-laki itu dan terus menyiksanya sampai akhirnya dia menyebut nama pemuda itu. Ketika pemuda itu dihadapkan kepada raja, raja mengira bahwa dia telah menguasai sihir yang sangat tinggi.

“Wahai anakku, sihirmu luar biasa hebatnya hingga dapat menyembuhkan kebutaan dan kusta. Kamu juga telah melakukan ini dan itu,” sambut Raja begitu pemuda itu sampai di hadapannya.

Pemuda itu menjabar, “Sesungguhnya aku tidak dapat menyembuhkan seorang pun. Sebenarnya yang menyembuhkan mereka adalah Allah.”

Raja akhirnya menyadari bahwa dugaannya meleset. Pemuda ini mengingkari sihir dan penyihir. Pemuda ini tidak memakai ilmunya untuk menopang kerajaannya dan menjadikan rakyat sebagai hamba raja. Pemuda ini mengajak beriman kepada Allah yang Maha Esa.
Maka pemuda itu pun dihukum dan terus disiksa hingga pemuda itu menunjuk sang pendeta. Lalu dia minta supaya pendeta itu dihadirkan.

Selanjutnya kepada pendeta itu dikatakan,”'Kembalilah kamu ke dalam agamamu semula.” Namun dia menolak. Raja minta agar diambilkan gergaji. Gergaji itu diletakkan di atas kepalanya, lalu membelahnya hingga kedua belahan tubuhnya terjatuh.

Selanjutnya, dia minta untuk menghadapkan pemuda itu kepadanya. Lalu dia mengatakan kepadanya, “Kembalilah kepada agamamu.” Namun dia tetap menolak.

Maka dia menyerahkannya kepada beberapa orang pengikutnya, lalu berkata, “Pergi dan bawalah pemuda ini ke gunung ini dan itu, dan bawalah dia naik ke atas gunung. Jika kalian telah sampai di puncaknya dan dia kembali kepada agamanya, maka tidaklah bermasalah. Tetapi jika tidak, maka lemparkanlah dia.”

Kemudian mereka segera membawa pemuda itu naik ke gunung. Maka pemuda itu berdoa, “Ya Allah, lindungilah diriku dari (kejahatan) mereka sesuai dengan kehendak-Mu.”

Maka gunung itu goncang, mereka pun berjatuhan dari gunung. Kemudian pemuda itu dengan berjalan kaki datang menemui sang raja. Kemudian raja bertanya kepadanya, “Apa yang dilakukan oleh orang-orang yang membawamu?”
Dia menjawab, “Allah yang Maha Tinggi telah menghindarkan diriku dari kejahatan mereka.”

Maka pemuda itu diserahkan kepada pasukan lain seraya berkata, “Pergilah kalian dan bawalah pemuda ini dengan sebuah perahu ke tengah-tengah laut. Jika dia mau kembali ke dalam agamanya semula, maka dia akan selamat. Jika tidak, maka lemparkanlah dia ke tengah lautan.”

Lalu mereka berangkat dengan membawa pemuda tersebut. Selanjutnya, pemuda itu berdoa, “Ya Allah, selamatkanlah aku dari mereka sesuai dengan kehendakMu.”
Maka kapal itu pun terbalik dan mereka tenggelam. Setelah itu, pemuda tersebut dengan berjalan kaki datang menemui sang raja.

Dan raja berkata kepadanya, “Apa yang telah dilakukan oleh orang-orang yang bersamamu tadi?”

Dia menjawab, “Allah yang Maha Tinggi telah menyelamatkanku dari kejahatan mereka.”

Lebih lanjut, pemuda itu berkata kepada raja, “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat membunuhku hingga kamu mengerjakan apa yang aku perintahkan kepadamu.”

“Apa yang harus aku kerjakan?” tanya raja itu.

Pemuda itu menjawab, “Kamu harus mengumpulkan orang-orang di satu tanah lapang, lalu kamu menyalibku di sebuah batang pohon. Ambillah anak panah dari tempat anak panahku, letakkan pada busurnya, kemudian ucapkanlah, “Dengan menyebut nama Allah, Tuhan pemuda ini”. Lalu lepaskanlah anak panah itu ke arahku. “Sesungguhnya jika kamu telah melakukan hal itu, maka kamu akan dapat membunuhku”.

Raja itu pun menjalankan apa yang disampaikan pemuda itu. Ia kumpulkan orang-orang di satu tanah lapang. Dia menyalib pemuda di atas sebatang pohon, lalu mengambil satu anak panah dari tempat anak panah pemuda itu. Selanjutnya, dia meletakkan anak panah itu pada busurnya, kemudian mengucapkan Bismillahi rabbil ghulaam (dengan menyebut nama Allah, Tuhan pemuda ini). Dia pun melepaskan anak panah itu dan mengenai bagian pelipis. Pemuda itu meletakkan tangannya di pelipisnya dan ia pun meninggal dunia.

Syaikh ‘Umar Sulaiman al-Asyqor dalam Kisah-Kisah Shahih Dalam Al-Qur’an dan Sunnah, menyatakan jika ini terjadi pada saat sekarang, niscaya ada sebagian orang yang dangkal pemahamannya terhadap syariat yang menggugat perbuatan pemuda ini. Apakah dia boleh membeberkan cara membunuh dirinya kepada raja? Bukankah itu berarti bunuh diri? Mungkin sebagian orang yang minim ilmunya akan beranggapan demikian.

Guru Besar Universitas Islam Yordania ini mengingatkan bunuh diri adalah perbuatan seseorang yang putus asa dan berlari dari kehidupan. Lain dengan pemuda ini dan yang sepertinya, mereka mengorbankan diri mereka demi menyebarkan iman dan Islam, melawan kejahatan orang-orang yang berbuat jahat, orang-orang kafir, dan orang-orang zalim.

"Pemuda ini tidak bodoh mencari mati. Dia rela mati dengan cara seperti ini, karena dia mencari iman manusia. Orang-orang selalu mengikuti perkembangan sepak terjangnya," jelasnya.

Pemuda ini, menurutnya, ingin membongkar tembok pembatas yang membuat rakyat takut menghadapi raja yang merusak. Ketakutan terhadap kematian menghalangi manusia mengikuti kebenaran dan menyuarakannya.

"Pemuda ini datang untuk memberi contoh bagi rakyat. Dia mengorbankan dirinya, padahal dia selalu terjaga dari raja dan para pengikutnya. Mereka tidak bisa sedikit pun mencelakainya, lalu dia membocorkan suatu cara yang dengannya raja bisa membunuhnya," ujarnya.

Hanya sesaat setelah pemuda itu mati, raja pun bernafas lega. Menurut perkiraannya, dia telah memadamkan fitnah dan mencabut akarnya. Tiba-tiba para prajuritnya tergopoh-gopoh melapor, "Apa yang engkau takutkan telah terjadi. Rakyat telah beriman."

Akhirnya, apa yang dicari dan diinginkan oleh pemuda itu telah terwujud. Pemuda ini telah merobohkan sekat penghalang yaitu rasa takut pada diri rakyat. Sekarang mereka tidak lagi peduli kepada raja dan bala tentaranya. Pengorbanan di jalan Allah menjadi impian orang-orang yang bertauhid.

“Tahukah engkau, apa yang engkau khawatirkan? Demi Allah, kekhawatiran itu sekarang telah menjadi kenyataan. Orang-orang telah beriman,” ujar prajuritnya.

Kemarahan raja memuncak melebihi batas-batasnya. Raja pun memerintahkan untuk membuat parit besar di setiap persimpangan jalan dan di parit itu supaya dinyalakan api. Raja berkata, “Barangsiapa tidak kembali kepada agamanya semula, maka lemparkanlah dia ke dalam parit itu.”
Atau akan dikatakan kepadanya, “Ceburkanlah dirimu”. Maka orang-orang pun melakukan hal tersebut, hingga datanglah seorang wanita bersama bayinya.

Wanita ini ragu untuk masuk ke dalam api dan dia hampir mundur, tiba-tiba Allah membuat bayi dalam gendongannya berbicara. “Wahai ibuku, bersabarlah, sesungguhnya engkau berada dalam kebenaran."

Itu menjadi tanda besar yang dengannya Allah meneguhkan hati orang-orang mukmin. Allah telah menyampaikan berita Ashabul Ukhdud dalam surat Al-Buruj.

Apa yang dilakukan oleh orang-orang zalim lagi lalim terhadap orang mukmin. Allah menjelaskan bahwa sebab dibakarnya orang-orang mukmin adalah karena iman mereka.


ﻭَﻣَﺎ ﻧَﻘَﻤُﻮﺍ۟ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﺇِﻟَّﺎٓ ﺃَﻥ ﻳُﺆْﻣِﻨُﻮﺍ۟ ﺑِﭑﻟﻠَّﻪِ ﭐﻟْﻌَﺰِﻳﺰِ ﭐﻟْﺤَﻤِﻴﺪِ
ﭐﻟَّﺬِﻯ ﻟَﻪُۥ ﻣُﻠْﻚُ ﭐﻟﺴَّﻤَٰﻮَٰﺕِ ﻭَﭐﻟْﺄَﺭْﺽِ ۚ ﻭَﭐﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰٰ ﻛُﻞِّ ﺷَﻰْﺀٍ ﺷَﻬِﻴﺪٌ

"Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." 
(QS Al-Buruj:8-9)

Begitulah orang-orang zalim dan raja yang lalim membakar rakyat jika mereka membelot dari jalan yang telah mereka rumuskan. Perkara paling penting dan utama adalah tegaknya kerajaan mereka agar mereka tetap berkuasa. Jika tidak, maka mereka akan membakar yang basah maupun yang kering dan menghancurkan segala sesuatu.

Kisah ini diceritakan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dalam Kitabuz Zuhdi war Raqaiq, bab kisah Ashabul Ukhdud (4/2299), no. 3005 juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dalam Sunan-nya dalam Kitab Tafsir, tafsir surat Al-Buruj (4/437).

Referensi:

Kisah Ashabul Ukhdud, Rasulullah Baca Taawuz, Mengapa?
REPUBLIKA.CO.ID

Ashabul Ukhdud, Pembantaian Penganut Nabi Isa di Najran
Pwmu.co

Ashhabul Ukhdud: Kisah Pembakaran Orang-Orang Beriman Pra-Islam
SINDOnews.com

Rabu, 10 Juni 2020

Ampere Pro Apk No Ads

Ampere meter apk tanpa iklan. 


Ampere adalah alat yang sangat berguna untuk mengetahui voltase yang Anda butuhkan untuk mengecas baterai. Ini artinya Anda dapat mengetahui apakah pengecas lama Anda masih berfungsi atau apakah Anda harus menggantinya agar dapat mengecas peranti dengan lebih aman dan efisien.


Informasi yang disediakan Ampere bervariasi tergantung apakah Anda terhubung pada sumber daya, tetapi secara umum dapat memberi tahu status baterai, persentase baterai saat ini, teknologi yang digunakan dalam pembuatannya, temperatur, model, versi peranti, dan alamat IP. Jika peranti Anda sedang dicas, aplikasi ini juga dapat mengatakan berapa voltase dari sumber daya yang terhubung pada peranti.

Setelah pemindaian pertama, Anda dapat melihat yang diterima peranti ketika terhubung dan berapa banyak yang dikonsumsi tanpanya. Dengan data ini, Anda dapat menghitung mA yang dibutuhkan untuk mengecas baterai pada kecepatan normal.


Apabila peranti tidak terhubung, Anda akan melihat nilainya ditunjukkan dengan angka negatif. Untuk mengecas, Anda membutuhkan selisih paling sedikit 200 mA. Jadi, misalnya peranti Anda mengonsumsi 300 mA, Anda membutuhkan pengecas yang memberikan sedikitnya 500 mA jika ingin menggunakan peranti selagi dicas. Semakin sedikit energi yang dimiliki, semakin berkurang efisiensi metode pengecasan.

Download Ampere Pro Apk No Ads v.3.27 (8.3 Mb)

AccuBattery Pro Apk Paid Unlocked No Ads

Jaga dan perpanjang umur baterai perangkat Android Anda dengan aplikasi AccuBattery. Bagaimana caranya?


Sangat mudah, dengan tidak pernah mengisi dayanya sampai penuh. Menurut berbagai riset, baterai perangkat Android akan bertahan jauh lebih lama jika hanya diisi dayanya hingga 80%.

Dengan AccuBattery, baterainya hanya akan terisi hingga persentase yang Anda pilih. Jika sudah terisi hingga persentase tersebut, Anda akan menerima notifikasi dan perangkatnya akan berhenti mengisi daya.


Fitur lain dari AccuBattery adalah adanya catatan lengkap pengisian dan penggunaan baterai Anda, serta estimasi seberapa lama lagi baterai Anda akan bertahan, baik jika layar menyala maupun mati.

Pastikan baterai perangkat Android Anda dalam kondisi prima dengan aplikasi yang PALING efektif- AccuBattery.

Download AccuBattery Pro Apk v1.3.5 (4.2 Mb) 

Fast Cache Cleaner Pro Apk (Paid)

Membersihkan semua cache.
Aplikasi ini direkomendasikan bagi yang fokus pada kecepatan.


Aplikasi ini sepenuhnya gratis dan tanpa iklan yang mengganggu. Aplikasi yang wajib dimiliki untuk merawat smartphone Anda dengan mudah.

Saat cache dibersihkan
- Meningkatkan kecepatan pemrosesan.
- Baterai tahan lebih lama.
- Melepaskan memori yang dikompres oleh file yang tidak perlu.

Disarankan untuk mereka yang menginginkan:
- Aplikasi dengan kecepatan pemrosesan yang cepat
- Pengaturan yang tidak ribet
- Aplikasi tanpa iklan
- Aplikasi non-residen untuk Membersihkan cache
- Tidak perlu mengatur aplikasi yang dikecualikan (Aplikasi dicoba agar semudah mungkin digunakan dengan mengurangi pengaturan.)


Download Fast Cache Cleaner Pro Apk Paid v2.1.0 (1.7 Mb) 

Selasa, 09 Juni 2020

Teori Bumi Kotak

Prof Keith Loore, seorang mantan ilmuan NASA dalam beberapa artikel disebutkan memaparkan teori bumi kotak berdasarkan penelitian yang ia dalami selama bertahun-tahun.


Saat ditanya mana sudut-sudut Bumi, maka jawabannya ialah deretan pegunungan yang menjulang tinggi ke cakrawala. Menurut Prof Keith Loore, setiap sisi bumi dibatasi oleh pegunungan tinggi dan lautan yang sangat berombak.


Berdasarkan pengamatan Prof Keith Loore, jika bentuk planet tercinta kita ini adalah bulat tanpa sudut, seharusnya rotasi dan revolusi terjadi lebih lambat. Oleh sebab itulah dirinya menyimpulkan kalau bentuk bumi tidak bulat utuh melainkan memiliki sedikit sudut di sisi-sisinya.

Kalau benar kubus, mungkin bisa mulai kita cari di mana sudut bumi. 


Senin, 08 Juni 2020

Smart Booster Pro Apk

Features of Smart Booster Pro:
- All Unlocked
- No Ads


Highlights of Smart Booster
► Smart RAM Booster: small widget to adaptively boost RAM from anywhere
► Fast cache cleaner: one click to clean cache
► Quick SD Card cleaner: efficiently scan and clean junk created by million apps
► Advanced application manager: optimize your devices by hibernate, disable, auto-start apps
Recommended by AddictiveTips. Hotest Apps by AppBrain.

The most beautiful part of this app is a small, configurable widget that places on top of any app and one-click to RAM boost.

Most of Android devices bundle with limited memory. Android task manager will selectively kill low priority tasks in order to
reserve memory to higher priority task.

That’s not always run at an appropriate time, causing low responsive apps, lagging, especially when you launch a new app after heavily browsing web pages. It causes a worse experience.



RAM Booster comes with auto-boost in 4 levels: aggressive, strong, medium, gentle.
☆ Aggressive: kill most of low priority apps
☆ Strong: Kill apps that is low priority as well as consume lightly below an “average”
☆ Medium: kill apps that consumes memory above an “average”
☆ Gentle: kill only apps that uses considerable memory
There are 5 ways to boost
☆ Auto-boost: boost automatically under RAM available & timing conditions
☆ Overlay widget – Enable RAM Booster overlay widget (on by default), adjust widget’s position, and tap on widget to boost anytime you want
☆ Home screen widget – one tap to boost (long-press your home screen>Widget to add RAM Booster widget)
☆ Notification bar – one tap to boost (toggle notification bar visibility in app’s setting)
☆ Boost Now – tap this button from app’s main screen
Fast cache cleaner
☆ 1-click to clean cache
☆ Show detail internal cache and external cache
☆ Select apps that use most cache
Quick SD Card cleaner
☆ Show SD card partition
☆ Scan for junk folder, big files, orphaned files
☆ Nice photo cleaner, music cleaner
☆ Notify for low storage usage
Advanced application manager
☆ Easily backup, uninstall unused apps
☆ App2SD - recommend apps to move to sd card
☆ Hibernate rarely used apps to save battery
☆ Disable system apps
☆ Scan auto-start apps
☆ Manage backup (.apk) files
This app uses the Device Administrator permission.

Download Smart Booster Pro Apk
V. 6.8 (3.2 MB)

Pool Billiards Pro Mod Apk

Features of Pool Billiards Pro mod :
- All Unlocked
- No Ads


Welcome to the Pool Billiards Pro game! How about a nice little game of pool? This is the No.1 Pool game in Android market and it's totally FREE.

Game Features:
1. Realistic 3D ball animation
2. Touch control for moving the stick
3. 8 Ball Pool and 9 Ball Pool
4. Single Player Mode:
4.1 VS Mode: Player vs. Computer/Player (with rules)
4.2 Time Mode - Straight Pool Game (no rules)
- Challenge (2 minutes time limit with high score record)
- Practice (no time limit but no high score record)
5. Play Online Mode (with rules):
Compete 1-on-1 with real players all over the world. Win the matches and take the chips at stake. You can use the chips to customize and upgrade your cues or enter into higher ranked matches!
6. Arcade Mode: 180+ Challenging Levels (no rules)

How to play:

1) VS Mode: Player vs. Computer/Player (with rules)
Play against the computer AI/Player with standard 8 ball rules or 9 ball rules. Touch the screen to adjust the direction and drag down the power-up in the RIGHT to strike. Touch and hold at any point to move the cue-ball and tap to confirm for Free-ball.

2) Time Mode (no rules)
The object of the game is to pocket your set of assigned balls. The more balls sink the higher scores you get. Touch the screen to adjust the direction and drag down the power-up in the RIGHT to strike.
The initial time limit of Challenge Mode is 2 minutes but once you sink a ball you will get additional time. As all the balls have been cleared, the pool will create a new group of balls to keep the game going on. Also you can play the Practice Mode which has no time limit but no high score record.

3) Arcade Mode (New and no rules)
You need to pocket all the balls on the table within the given number of cues. There is no time limit and rules for this mode but watch out you have only limited number of cues.


Download Pool Billiards Pro mod Apk 
V. 3.5 (7.4 MB) 

Sabtu, 06 Juni 2020

Runtuhnya Kerajaan Persia - Fall of the Persian Empire

Kerajaan Sassaniyah terus berperang dengan Kekaisaran Romawi selama berabad-abad, namun Sassaniyah tidak ditaklukan oleh Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) melainkan oleh kekhalifahan Islam, saat Umar bin Khattab menjadi khalifah ke-2 setelah wafatnya Nabi Muhammad, SAW, sebagai penerus Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Kejayaan Persia mulai sirna setelah akhir pemerintahan Khosrau II yang selanjutnya lebih kerap akrab dengan perang saudara. Sejak 628 hingga 632 M atau hanya dalam kurun waktu 4 tahun, Kekaisaran Sassaniyah telah berganti raja sampai 14 kali.


Dinasti Sassaniyah sendiri berdiri sejak 224 M dan pernah menjadi kekuatan terbesar di Asia Barat, Selatan, dan Tengah. Shapur Shahbazi (2005) dalam buku Sasanian Dynasty menyebutkan, selama lebih dari 400 tahun, Kekaisaran Sassaniyah merupakan lawan sepadan bagi Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) yang menjadi simbol kekuatan Eropa.

Bangsa Sassania menamakan kerajaan mereka Eranshahr (Wilayah kekuasaan bangsa Iran ( Arya)) atau Ērān dalam bahasa Persia Pertengahan, yang menghasilkan istilah Iranshahr and Iran dalam bahasa Persia Baru. Masa kekuasaan Sassania terbentang sepanjang periode Abad Kuno Akhir (bahasa Inggris: Late Antiquity ), dan dianggap sebagai salah satu periode yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah Iran.

istana Apadana, di Persepolis, ibu kota Kekaisaran Persia (sekarang bernama Iran)
Kekaisaran Sassania didirikan oleh Ardashir I, setelah keruntuhan Kekaisaran Parthia dan kekalahan raja Parthia terakhir, Artabanos IV ( bahasa Persia: ﺍﺭﺩﻭﺍﻥ , Ardavan). Dan, yang menjadi raja terakhir Dinasti Sassaniyah sebelum Persia beralih-rupa adalah Yazdegerd III.

Yazdegerd III 
Naik tahtanya Yazdegerd III yang masih bocah rupanya dimanfaatkan betul oleh kekhalifahan Islam yang berpusat di Madinah. Tahun 633 M, pasukan muslim menyerbu salah satu negara taklukan Kekaisaran Sassaniyah yang berlokasi di Irak, yakni Kerajaan Bani Lakhm, dan berhasil merebutnya (John Middleton, World Monarchies and Dynasties , 2015).

Sassaniyah tak tinggal diam. Yazdegerd III mengutus jenderal kepercayaannya, Rostam Farrokhzad, untuk memimpin pasukan menuju ke Irak. Terjadilah pertempuran pertama antara Dinasti Sassaniyah melawan pasukan muslim pada 634 M yang dikenal dengan nama Perang Jisr (Khalid Yahya, ed., The History of al-Tabari, 1993:188).

Persia meraih kemenangan dalam perang ini. Namun, situasi berbalik setelah Umar bin Khattab menjadi pemimpin Madinah, khalifah ke-2—setelah wafatnya Nabi Muhammad—sebagai penerus Abu Bakar Ash-Shiddiq. Sejak awal kepemimpinannya, Umar memang berupaya untuk memperluas wilayah Islam (Irfan L. Sarhindi, The Lost Story of Kabah , 2013:208).

Khalifah Umar yang mulai memimpin di Madinah sejak 23 Agustus 634 M langsung menyusun strategi demi membalas kekalahan dari Sassaniyah di Irak. Pada 636 M, dikirimlah pasukan muslim dalam jumlah yang lebih besar di bawah komando Sa'ad bin Abi Waqqash. Bentrokan pun terjadi di sebelah barat Sungai Eufrat.

Pertempuran yang dikenang dengan nama Perang Al-Qadisiyyah ini dimenangkan oleh pihak muslim. Yazdegerd III bahkan harus kehilangan tiga panglima terpentingnya, yaitu Rostam Farrokhzad, Bahman Jadhuyih, dan Armenia Jalinus, yang tewas (Peter Crawford, The War of the Three Gods: Romans, Persians, and the Rise of Islam , 2013:140).

Saat Dinasti Sassaniyah sedang menanti keruntuhannya, sejumlah referensi menyebut bahwa Yazdegerd III menerima surat dari Umar bin Khattab. Melalui surat tersebut, Khalifah Umar meminta kepada penguasa Sassaniyah itu untuk menyerah. Yazdegerd III akan diampuni jika bersedia meninggalkan agamanya, Zoroaster, dan masuk Islam.

Namun, kebenaran dari keberadaan surat itu sampai saat ini masih menjadi perdebatan meskipun terjemahannya dalam bahasa Inggris sudah beredar luas. Salinan surat tersebut, beserta balasan dari Yazdegerd III yang menolak mentah-mentah tawaran Umar, disebut-sebut berada di Museum London, Inggris.

Yazdegerd III memang tidak pernah memenuhi permintaan Umar bin Khattab untuk menyerah dan memeluk Islam. Ia masih berusaha mencari bantuan kepada vasal-vasal taklukan kerajaannya, hingga berupaya mencapai Cina untuk meminta perlindungan dari Dinasti Tang yang memang bersahabat dengan Kekaisaran Sassaniyah.

Namun harapan Yazdegerd III itu tidak pernah terwujud karena ia akhirnya mati di tangan anak buahnya sendiri dalam perjalanan menuju Cina. Kematian Yazdegerd III sekaligus menutup riwayat Kekaisaran Sassaniyah.



Referensi:

Yazdegerd III, Penjaga Terakhir Persia Sebelum Era Islam - Tirto.id

Kekaisaran Sasaniyah - Wikipedia 

Yakobus Saudara Yesus - James the brother of Jesus

November 2002, sebuah kotak berusia 2000-an tahun ditemukan dengan bahasa Aramaic. "James, putra Yusuf, adik dari Yesus". Sejak saat itulah, interpretasi dari istilah “brother” menuai begitu banyak perdebatan. Dan banyak yang menyangkal serta mengatakan James mungkin hanya sepupu dari Yesus.


Terlepas dari itu, nama “ Yakubus (James)” memang cukup terkenal di pergerakan Kristen. Paul, orang yang menyebarkan tentang kekristenan di masa awal, pernah menuliskan surat kepada Galatia.

Photograph by National Geographic AT ISRAEL MUSEUM, JERUSALEM
“Setelah tiga tahun, aku pergi ke Jerusalem untuk mengunjungi Cephas. Aku di sana selama 15 hari. Tapi aku tidak melihat penginjil lain selain James, saudara Tuhan (Lord’s Brother),”

Siapa Yakobus (James) ?

Perjanjian Baru mengajarkan bahwa Yesus memiliki saudara kandung, dan bahwa Yakobus adalah tokoh yang terkemuka sejak awal. Dalam artikel ini kita akan melihat bahwa Yakobus sangat penting untuk membuka kunci ajaran Yesus yang benar dan secara langsung menentang agama Kristen modern. Kita juga akan melihat bahwa ia sengaja dipinggirkan oleh para penyusun dan penulis Perjanjian Baru.

“Bukankah ini anak tukang kayu? Bukankah ibunya nama Maria, dan bukankah saudara-saudaranya Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas? "
[Matius 13:55].

Di sini kita diberitahu dalam istilah yang sangat harfiah bahwa Yakobus adalah salah satu saudara kandung Yesus. Ini ditambah dengan pernyataan lain, bahwa Maria adalah ibu Yesus. Arti nyata dari kedua pernyataan yang sangat penting ini adalah bahwa Maria dan Yakobus adalah keluarga darah dan daging Yesus.

Yakobus (James)
Denominasi (sekte) Kristen memiliki interpretasi berbeda tentang sifat hubungan antara Yesus dan Yakobus ini. Orang-orang Protestan cenderung terpecah belah, tetapi banyak yang menerima bahwa Yusuf dan Maria, mengikuti kelahiran perawan dari Yesus, memiliki anak-anak lain bersama-sama.

Jadi, ini adalah saudara tiri Yesus dari ibunya Maria, karena Yesus tidak memiliki ayah manusia. Umat ​​Katolik Timur berpandangan bahwa mereka saudara tiri, lebih tua dari Yesus dan anak-anak Yusuf dari pernikahan sebelumnya.

Umat ​​Katolik Roma percaya bahwa saudara-saudara yang disebutkan di sini adalah saudara sepupu, bukan saudara lelaki secara harfiah, karena baik Maria maupun Yusuf tetap perawan sepanjang hidup mereka.

Pendapat ini tidak memiliki dasar Alkitabiah, lebih didasarkan pada asumsi ekstra-Alkitab tentang sifat dan peran Maria dan Yusuf daripada pemahaman langsung tentang Alkitab.

Terlepas dari perbedaan pendapat tentang Yakobus dan keluarganya terkait dengan Yesus - apakah mereka sepupu, saudara tiri atau saudara laki-laki secara harfiah - tidak ada keraguan bahwa ia adalah seorang tokoh senior sejak awal setelah kenaikan Yesus. Perjanjian Baru sendiri membuat ini sangat jelas di banyak tempat. Menurut Paulus sendiri, Yakobus berdiri terlebih dahulu, bersama dengan Petrus dan Yohanes, sebagai "pilar" dari gerakan Yesus: "

" Yakobus, Kefas dan Yohanes, mereka yang dianggap sebagai pilar, memberi saya dan Barnabas tangan kanan persekutuan ..." [Galatia 2: 9] 

Perhatikan bahwa Yakobus didaftar pertama, di depan Petrus dan Yohanes. Faktanya, ada bukti yang menunjukkan bahwa Yakobus adalah kepala sidang di Yerusalem. Ketika Peter, setelah secara ajaib melarikan diri dari penjara, harus melarikan diri dari Yerusalem, ia meminta agar James diberi tahu:

Peter (Petrus) memberi isyarat agar tangannya diam dan menggambarkan bagaimana Tuhan membawanya keluar dari penjara. "Beri tahu James dan saudara-saudari lainnya tentang hal ini," katanya, dan kemudian dia pergi ke tempat lain. [Kisah Para Rasul 12:17] 

Ketika orang-orang percaya di Antiokhia khawatir tentang apakah orang-orang percaya non-Yahudi yang percaya Yesus perlu disunat untuk diselamatkan, mereka mengirim Paulus dan Barnabas untuk berunding dengan sidang di Yerusalem. Berbagai pendapat diajukan, tetapi James-lah yang mengucapkan penilaian definitif:

“Ketika mereka selesai, James angkat bicara. 'Saudara-saudara,' katanya, 'dengarkan aku ...' ”[Kisah Para Rasul 15:13] 

Para rasul dan penatua, orang-orang seperti Petrus dan Yohanes, tunduk pada keputusan yang dibuat oleh Yakobus. Ini menunjukkan bahwa James memegang posisi yang sangat senior di antara mereka. Mereka memasukkan surat Yakobus ke dalam surat yang akan dibagikan kepada orang-orang percaya bukan Yahudi melalui Paulus dan rekannya Barnabas.

Menjelang akhir hidupnya, Paulus mengunjungi Yerusalem lagi dan bertemu dengan para rasul dan pemimpin yang sama. Ketika Paulus tiba di Yerusalem, itu adalah Yakobus kepada siapa ia berbicara, dan Yakobus yang memerintahkan Paulus untuk membersihkan dirinya secara ritual:

Keesokan harinya Paul dan kami semua pergi menemui James, dan semua penatua hadir ... jadi lakukan apa yang kami katakan. Ada empat pria bersama kami yang telah bersumpah. Ambillah orang-orang ini, bergabunglah dalam upacara penyucian mereka dan bayar pengeluaran mereka, agar mereka dapat mencukur rambut mereka… Keesokan harinya Paulus mengambil orang-orang itu dan menyucikan dirinya…  [Kisah Para Rasul 21: 18-26]

Kita dapat melihat bahwa sehari setelah kedatangannya, Paulus pergi untuk "mengunjungi Yakobus dan semua penatua hadir". Sekali lagi jelas bahwa James adalah pemimpin kelompok. Bukan saja Paulus harus bertanggung jawab kepada Yakobus, tetapi dengan menjalani ritual itu menunjukkan bahwa Paulus tunduk kepada Yakobus.

Ada sumber-sumber lain di luar Alkitab yang juga menunjuk pada kepemimpinan Yakobus. Menurut sejarawan Josephus, yang sezaman dengan Yesus, Yakobus adalah seorang pemimpin yang sangat dihormati di Yerusalem sampai ia mati.
Injil Thomas yang ditemukan di Nag Hammadi pada tahun 1945 memberi tahu kita hal berikut:

Para murid berkata kepada Yesus, “Kami tahu kamu akan meninggalkan kami. Siapa yang akan menjadi pemimpin kita? ” Yesus berkata kepada mereka, “Kemanapun kamu pergi, kamu harus pergi ke Yakobus yang Adil, karena langit dan bumi ini diciptakan”. [Mengatakan 12]

Di sini kita memiliki pernyataan yang diletakkan di mulut Yesus, bahwa dia menyerahkan kepemimpinan gerakannya kepada Yakobus. Klemens dari Aleksandria adalah sumber awal lain, akhir abad kedua, yang menegaskan suksesi Yakobus. Clement menulis:

"Petrus dan Yakobus [sang nelayan] dan Yohanes setelah Kenaikan Juruselamat tidak berjuang untuk kemuliaan, karena mereka sebelumnya telah dihormati oleh Juruselamat, tetapi memilih Yakobus Orang Benar sebagai Pengawas Yerusalem" [1]

Eusebius, seorang sejarawan Kristen awal abad keempat, dalam mengomentari perikop ini menulis, “Yakobus yang oleh orang-orang zaman dahulu bernama 'Just' untuk keunggulan kebajikannya, tercatat sebagai yang pertama terpilih di atas takhta pengawasan gereja. di Yerusalem ”[2].

Hegesippus, seorang Yahudi-Kristen dari awal abad kedua, yang katanya berasal dari "generasi setelah para Rasul", menyatakan sehubungan dengan Yakobus:

"Suksesi gereja diteruskan kepada Yakobus saudara laki-laki Tuhan, bersama dengan para Rasul. Dia dipanggil “Adil” oleh semua orang dari zaman Tuhan sampai zaman kita, karena banyak yang disebut Yakobus, tetapi dia kudus dari rahim ibunya. [3]

Sumber Syria "The Ascents of James" mencerminkan beberapa tradisi paling awal yang berkaitan dengan gereja Yerusalem di bawah kepemimpinan James the Just. Itu mencatat peristiwa-peristiwa di Yerusalem tujuh tahun setelah kematian Yesus, ketika Yakobus jelas berada di pucuk pimpinan:

“Gereja di Yerusalem yang didirikan oleh Tuhan kita semakin bertambah jumlahnya dengan diperintah dengan jujur ​​dan tegas oleh Yakobus yang diangkat menjadi Pengawas atasnya oleh Tuhan kita ”[4].

Apa yang mengesankan tentang sumber-sumber ini, yang dari berbagai penulis dan periode waktu, adalah cara mereka berbicara dengan satu suara. Elemen dasar dari gambar yang mereka simpan untuk kita sangat konsisten:

✓ Yesus memberikan pemerintahan kepada Yakobus.
✓ James memiliki reputasi untuk kebenaran.
✓ Dua Belas Rasul memandang James sebagai pemimpin mereka yang tidak perlu dipermasalahkan.

Kita telah melihat banyak bukti, baik tulisan suci maupun sejarah, yang menunjukkan bahwa Yakobus sangat senior dalam gerakan Yesus mula-mula, bahkan mungkin pemimpin tertinggi. Mengingat senioritasnya, penting bagi kita untuk memperhatikan dengan cermat apa yang dia katakan.

Di luar manusia terdapat pesan, dan kita akan melihat bahwa pesan ini memiliki implikasi yang menghancurkan bagi agama Kristen saat ini. Ajaran Yakubus (James) Bertentangan dengan Ajaran Paulus

Paulus
Ada beberapa area kritis di mana ajaran Yakobus bertentangan langsung dengan kepercayaan dan praktik kekristenan dewasa ini:

1. Pembenaran karena iman atau perbuatan?

Banyak orang Kristen percaya bahwa mereka dibenarkan di hadapan Jahweh dan diselamatkan hanya berdasarkan pada iman mereka saja, tanpa perlu melakukan pekerjaan yang benar. Ini sejalan dengan ajaran-ajaran Paulus:

“Karena itu kami menyimpulkan, bahwa manusia dibenarkan karena iman tanpa perbuatan hukum Taurat” [Roma 3:28].

Pandangan Paulus adalah bahwa keselamatan tidak diterima oleh perbuatan baik melainkan hanya menerima sebagai hadiah gratis dari Allah kasih karunia melalui iman.

Namun Yakobus mengedepankan pandangan yang sangat berbeda: “Kamu lihat, bagaimana dengan perbuatan manusia dibenarkan, dan bukan hanya karena iman” [Yakobus 2:24]. 

Di sini Yakobus secara langsung membantah ajaran Paulus tentang "keselamatan oleh iman" tanpa perbuatan kebenaran. Yakobus tidak menyebut nama Paulus, tetapi rujukannya tidak salah lagi. Orang-orang Kristen berusaha mendamaikan pandangan-pandangan yang bertentangan ini dengan segala macam senam mental, biasanya dengan menyatakan bahwa Yakobus dan Paulus mengomentari berbagai jenis iman.

Namun, kontradiksi dalam teologi antara Yakobus dan Paulus tampak jelas ketika kita mempertimbangkan interpretasi mereka yang sangat berbeda tentang perikop yang sama dari Perjanjian Lama. Pertimbangkan kisah Abraham dan pengorbanan Ishak dalam Kejadian:

"Kemudian firman Tuhan datang kepadanya: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, tetapi seorang anak yang adalah darah dagingmu akan menjadi ahli warismu." Dia membawanya keluar dan berkata, "Lihatlah ke langit dan hitung bintang-bintang — jika memang kamu bisa menghitungnya." Lalu dia berkata kepadanya, "Demikian juga keturunanmu." Abram memercayai Tuhan, dan dia menganggapnya sebagai kebenaran. [Kejadian 15: 4-6]

Paulus mengutip perikop Kejadian ini untuk mendukung pembenaran hanya dengan iman:

"Jadi sekali lagi saya bertanya, apakah Allah memberi Anda Roh-Nya dan melakukan mukjizat di antara Anda dengan perbuatan hukum Taurat, atau dengan kepercayaan Anda terhadap apa yang Anda dengar? Demikian juga Abraham "percaya kepada Allah, dan itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran." [Galatia 3: 5-6]

"Bukankah ayah kita, Abraham, dianggap benar karena apa yang dia lakukan ketika dia mempersembahkan putranya Ishak di altar? Anda lihat bahwa imannya dan tindakannya bekerja bersama, dan imannya dibuat sempurna oleh apa yang dia lakukan. Dan tulisan suci terpenuhi yang mengatakan, "Abraham percaya kepada Allah, dan itu diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran," dan ia disebut teman Allah. [Yakobus 2: 21-23]

Jadi kita dapat melihat bahwa Yakobus dan Paulus mengutip perikop Kejadian yang sama dan membuat poin-poin teologis yang bertentangan, yang membuktikan bahwa pemahaman mereka tentang pembenaran bertentangan. Bahkan, para teolog Kristen besar telah mengakui konflik antara Yakobus dan Paulus ini. Sarjana Alkitab abad keenam belas Martin Luther dalam kata pengantar untuk Surat Yakobus, menyatakan dengan agak blak-blakan:

Meskipun surat Yakobus ini ditolak oleh orang dahulu, saya memuji dan menganggapnya sebagai buku yang bagus ... untuk menyatakan pendapat saya sendiri tentang hal itu, meskipun tanpa prasangka kepada siapa pun, saya tidak menganggapnya sebagai tulisan seorang rasul; dan alasan saya ikuti. Pertama-tama itu bertentangan dengan Paulus dan seluruh Kitab Suci lainnya dalam menganggap pembenaran untuk bekerja ... Singkatnya, ia ingin menjaga mereka yang bergantung pada iman tanpa perbuatan, tetapi tidak setara dengan tugas dalam roh, pikiran, dan kata-kata ... Oleh karena itu, saya tidak akan memasukkannya ke dalam Alkitab saya di antara buku-buku utama yang benar, meskipun demikian saya tidak akan mencegah siapa pun untuk memasukkan atau memuji dia sesuka hati, karena ada banyak perkataan baik di dalam dirinya [5].

2. Agama tentang Yesus, atau pesan Yesus?

Kekristenan sebagai agama saat ini berpusat pada pribadi Yesus. Setiap orang telah mendengar slogan terkenal “Percaya akan kematian Yesus karena dosa-dosamu dan kamu akan diselamatkan” yang diucapkan oleh para misionaris dan pembela dunia. Ini secara langsung menggemakan ajaran-ajaran Paulus:

"Jika kamu menyatakan dengan mulutmu, 'Yesus adalah Tuhan,' dan percaya dalam hatimu bahwa Allah membangkitkan dia dari antara orang mati, kamu akan diselamatkan" [Roma 10: 9]. 

“Injil” untuk Paulus bukanlah pesan yang dikhotbahkan oleh Yesus, atau apa pun yang Yesus ajarkan, melainkan pesan tentang bagaimana Yesus menjadi manusia melalui kematian dan kebangkitannya. Bagi Paulus, Kristus kosmik surgawi bukan lagi figur historis Yesus. Pria Yesus, lahir dari seorang wanita, sebagai manusia fana dan darah, Paulus menyebut "Kristus menurut daging":

"Jadi mulai sekarang kita menganggap tidak ada orang dari sudut pandang duniawi. Meskipun kita pernah memandang Kristus dengan cara ini, kita tidak lagi melakukannya. Karena itu, jika ada orang di dalam Kristus, ciptaan baru telah datang: Yang lama telah pergi, yang baru ada di sini! [2 Korintus 5: 16-17]

Cara lama mengingat Yesus kini telah berlalu. Itulah sebabnya, dalam semua surat-surat Paulus, ia tidak memberi tahu pendengarnya tentang kehidupan Yesus di bumi. Ini sangat luar biasa. Paulus tidak menceritakan apa pun tentang kelahiran Yesus, bahwa ia berasal dari Galilea, bahwa ia dibaptiskan oleh Yohanes Pembaptis, bahwa ia berkhotbah bahwa kerajaan Allah sudah dekat, menyembuhkan orang sakit, dan membuat mukjizat. Paulus dapat merangkum seluruh hidup dan ajaran Yesus dalam satu kalimat: Allah mengutus Putranya, lahir dari seorang wanita, yang mati karena dosa dan dibangkitkan dari kematian. Itu dia. Seperti yang dikatakan Paulus kepada jemaat Korintus,

“Aku memutuskan untuk tidak mengetahui apa pun di antara kamu selain Yesus Kristus dan dia yang disalibkan [1 Korintus 2: 2] . 

Paulus percaya bahwa Kristus telah melampaui identitas manusia fana-Nya untuk menjadi Anak sulung ciptaan baru, Adam kedua, dan dengan demikian manusia Yesus tidak ada lagi. Paulus lebih suka istilah "Kristus", menggunakannya lebih dari seratus lima puluh kali, hampir seolah-olah itu adalah nama baru yang tepat menggantikan Yesus.

Nama tunggal "Yesus" muncul hanya sebelas kali. Ini mencerminkan pandangannya bahwa wahyu yang telah diterimanya dari Kristus kosmik surgawi jauh lebih unggul daripada apa pun yang diterima siapa pun dari Yesus di bumi. Ini lebih lanjut tercermin oleh fakta bahwa Paulus jarang pernah secara langsung mengutip ajaran Yesus. Adalah mungkin, tetapi tidak pasti, bahwa ia menyinggung dua atau tiga perkataan Yesus, tetapi bahkan ini tidak pasti.

Ketika Yakobus mengutip Yesus, ia bahkan tidak pernah menyebutkan namanya, ia hanya meneruskan ajarannya. Mengutip sebuah pepatah, di mata James itu adalah pesan yang penting, bukan orang di balik pesan itu. Ini menimbulkan beberapa pertanyaan kunci tentang pandangannya tentang sifat dan tujuan Yesus. Dalam pengantar surat Yakobus ia berbicara kepada "dua belas suku Israel", namun ia tidak menyebutkan apa-apa tentang keTuhanan Yesus atau kematiannya di kayu salib.

Seandainya Yesus adalah makhluk ilahi, dan seandainya pesan aslinya dipusatkan pada kematian dan kebangkitannya sendiri - seperti yang Paulus khotbahkan - maka Yakobus pasti akan menyebutkannya kepada orang-orang Yahudi yang sedang ia bicarakan. Keyakinan seperti itu akan menjadi sangat penting untuk keselamatan mereka dan karenanya James tidak akan diam tentang hal-hal seperti itu.

3. Hukum Musa - mengikat atau mencabut?

Kekristenan masa kini dicirikan oleh pelanggaran hukumnya, dalam arti bahwa hukum Taurat yang semula diwahyukan kepada Musa tidak lagi terlihat mengikat para pengikut Yesus. Orang-orang Kristen percaya bahwa kedatangan Yesus menghapus perjanjian lama Musa, dengan semua ritual dan legalismenya, dan memberi jalan bagi perjanjian baru berdasarkan kematian Yesus di kayu salib. Ini sangat sesuai dengan ajaran Paulus tentang Hukum Musa:

"Sekarang, bagaimanapun, kita bebas dari Hukum, karena kita mati terhadap apa yang dulu menahan kita sebagai tahanan. Kita tidak lagi melayani dengan cara lama dari hukum tertulis, tetapi dengan cara baru dari Roh. [Roma 7: 6]

Tetapi sebelum saatnya untuk iman datang, Hukum membuat kita semua dikurung sebagai tahanan sampai iman yang akan datang ini harus dinyatakan. Dan demikianlah hukum Taurat berkuasa atas kita sampai Kristus datang, supaya kita kemudian dibenarkan dengan Allah melalui iman. Sekarang saatnya untuk iman ada di sini, Hukum tidak lagi bertanggung jawab atas kita. [Galatia 3: 23-25]

Kita dapat melihat bahwa di mata Paulus, kedatangan Yesus membebaskan orang-orang percaya - baik Yahudi maupun bukan Yahudi - dari keharusan untuk mengikuti Hukum Musa. Sebagai perbandingan, James mengajarkan sebaliknya. Dia menekankan kepatuhan pada Taurat, dengan semua ritual dan peraturannya. Yakobus dan para penatua lainnya di Yerusalem membual kepada Paulus bahwa mereka adalah kepala ribuan orang percaya yang “bersemangat untuk Hukum Musa”:

Keesokan harinya, Paul dan kami semua pergi menemui James, dan semua penatua hadir. Paulus menyambut mereka dan melaporkan secara terperinci apa yang telah Allah lakukan di antara bangsa-bangsa lain melalui pelayanannya. Ketika mereka mendengar ini, mereka memuji Tuhan. Lalu mereka berkata kepada Paulus, "Kamu tahu, saudara, berapa ribu orang Yahudi telah percaya, dan mereka semua bersemangat untuk hukum Taurat." [Kisah 21: 18-20]

Kita tidak perlu heran bahwa begitu banyak orang percaya yang taat kepada Hukum Musa. James, yang kita lihat senior dalam kepemimpinan dan karena itu akan sangat berpengaruh, adalah dirinya sendiri yang taat. Dia mengajarkan bahwa melanggar hanya satu bagian saja sama dengan menghancurkan semuanya:

"Jika Anda benar-benar menaati hukum kerajaan yang ditemukan dalam Alkitab, “Cintailah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri,” Anda melakukan hal yang benar. Tetapi jika Anda menunjukkan sikap pilih kasih, Anda berdosa dan dihukum oleh hukum sebagai pelanggar hukum. Karena siapa pun yang mematuhi seluruh hukum dan tersandung pada satu titik saja bersalah karena melanggar semuanya. Karena dia yang berkata, "Jangan berzinah," juga berkata, "Jangan membunuh." Jika Anda tidak melakukan perzinaan tetapi melakukan pembunuhan, Anda telah menjadi pelanggar hukum.
[Yakobus 2: 8-11]

Dalam insiden berikut, desas-desus telah mencapai Yerusalem bahwa Paulus memberi tahu para pengikut Yahudi tentang Yesus untuk mengabaikan Hukum Musa. Kisah Para Rasul mencatat Yakobus berbicara kepada Paulus:

Mereka telah diberi tahu bahwa Anda mengajar semua orang Yahudi yang tinggal di antara orang-orang bukan Yahudi untuk berpaling dari Musa, mengatakan kepada mereka untuk tidak menyunat anak-anak mereka atau hidup sesuai dengan kebiasaan kami. [Kisah 21: 20-21]

Perhatikan bahwa Yakobus merujuk pada ritual sunat sebagai “kebiasaan kita”, yang menyiratkan bahwa mereka mempraktikkan Hukum Musa. Yakobus dan para penatua lainnya di Yerusalem ingin menghilangkan rumor ini, sehingga mereka memerintahkan Paulus untuk melakukan ritual publik di Bait Suci Yerusalem untuk membuktikan kepatuhannya terhadap Hukum Musa:

Apa yang harus kita lakukan? Mereka pasti akan mendengar bahwa Anda telah datang, jadi lakukan apa yang kami katakan kepada Anda. Ada empat pria bersama kami yang telah bersumpah. Ambillah orang-orang ini, bergabunglah dalam upacara penyucian mereka dan bayar pengeluaran mereka, sehingga mereka dapat mencukur rambut mereka. Maka semua orang akan tahu tidak ada kebenaran dalam laporan ini tentang Anda, tetapi Anda sendiri hidup dalam kepatuhan pada hukum. [Kisah 21: 22-24]

Kita dapat melihat bahwa Yakobus dan para penatua lainnya adalah pelindung Hukum Musa dan bertindak tegas untuk meyakinkan para pengikut Yahudi tentang Yesus bahwa Paulus juga taat kepadanya. Singkatnya, kita telah melihat bahwa Paulus memiliki perspektif yang sangat berbeda tentang keabsahan Hukum Musa dibandingkan dengan Yakobus dan para penatua lainnya. Ini menimbulkan pertanyaan kunci tentang nilai keselamatan penyaliban. Seandainya kematian Yesus menjadi pusat keselamatan, seperti yang Paulus khotbahkan, maka tidak akan ada kebutuhan bagi para pengikut Yahudi dari Yesus untuk mematuhi Hukum Musa.

Prioritas utama bagi James adalah kepatuhan yang ketat terhadap Hukum Musa, bukan bergantung pada penyaliban. Anehnya, Yakobus tidak pernah sekalipun menyebutkan penyaliban Yesus, jadi mungkin saja ia tidak pernah percaya bahwa penyaliban itu terjadi, atau (paling tidak) tidak penting dalam skema besar segala sesuatu. Di mata Yakobus dan para penatua Yerusalem lainnya, Hukum Musa masih merupakan pusat iman seseorang, seperti yang selalu terjadi sejak zaman Musa.

4. Hukum Musa - Berkat atau kutukan?

Kekristenan dewasa ini tidak mencari atau mengharapkan untuk mendapatkan berkat apa pun dengan melakukan ritual Hukum Musa. Ini adalah teologi Paulus, yang sepanjang tulisannya mengambil pandangan yang sangat negatif tentang Hukum Musa.

Paulus menggambarkan Hukum Musa sebagai kutukan, yang membawa kematian dan murka, dan bahkan lebih jauh menyamakan upaya-upaya sebelumnya dalam mengejarnya sebagai “kotoran” [Galatia 3:10]  [2 Korintus 3:6]  [Roma 4:15]  [Flipi 3:8]

James, sebaliknya, memiliki pandangan yang sangat berbeda:

Tetapi siapa pun yang melihat dengan seksama ke dalam hukum sempurna yang memberikan kebebasan, dan melanjutkan di dalamnya — tidak melupakan apa yang telah mereka dengar, tetapi melakukannya — mereka akan diberkati dengan apa yang mereka lakukan. [Yakobus 1:25]

Seperti dapat dilihat di atas, Yakobus menganggap Hukum Musa sebagai "sempurna", "memberi kebebasan" dan memberikan "berkat" kepada mereka yang bertindak berdasarkan pengetahuan mereka tentang hukum itu.

Kita dapat melihat bahwa menurut Perjanjian Lama, ketaatan pada Hukum Musa dikatakan membuat seseorang “makmur” dan akan menyebabkan Allah “menyenangkan” orang-orang yang mengikutinya. Ajaran Yakobus sangat konsisten dengan apa yang Allah nyatakan sebelumnya, sedangkan Paulus berselisih. Ini bukan satu-satunya kesempatan ketika Paulus benar-benar bertentangan dengan Perjanjian Lama.

Menurut Paulus dalam Roma 3:19-20, tujuan Hukum Musa tampaknya membuat manusia menyadari bahwa ia bersalah di hadapan Allah. Dengan kata lain, itu untuk membuktikan kepada kita bahwa itu tidak mungkin dipertahankan.

Masalah dengan klaim ini adalah bahwa Perjanjian Lama menyatakan bahwa Hukum Musa tidak sulit untuk diikuti, dan bahwa tujuan Allah untuk menyatakannya adalah agar manusia mempraktikkannya:

Sekarang apa yang saya perintahkan kepada Anda hari ini tidak terlalu sulit bagi Anda atau di luar jangkauan Anda. Itu tidak ada di surga, sehingga Anda harus bertanya, "Siapa yang akan naik ke surga untuk mendapatkannya dan memberitakannya kepada kami agar kami dapat mematuhinya?" Juga bukan di seberang lautan, sehingga Anda harus bertanya, "Siapa yang akan menyeberangi lautan untuk mendapatkannya dan menyatakannya kepada kami agar kami dapat mematuhinya?" Tidak, kata itu sangat dekat dengan Anda; itu ada di mulut dan hatimu sehingga kamu bisa mematuhinya. [Ulangan 30: 11-14]

5. Status orang percaya bukan Yahudi?

Kekristenan dewasa ini tidak membedakan antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi (non-Yahudi), semua orang yang percaya kepada Yesus bersatu dan sejajar. Ini menggemakan Paulus yang mengajarkan bahwa kedatangan Yesus meniadakan perbedaan yang ada sebelumnya:

Tidak ada orang Yahudi atau orang bukan Yahudi, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki dan perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
[Galatia 3:28]

Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu yang dahulu jauh telah dibawa dekat oleh darah Kristus. Karena dia sendiri adalah kedamaian kita, yang telah menjadikan kedua kelompok itu satu dan telah menghancurkan penghalang, tembok pemisah permusuhan, dengan menyisihkan dalam dagingnya hukum dengan perintah dan peraturannya. Tujuannya adalah untuk menciptakan dalam dirinya sendiri satu manusia baru dari keduanya, sehingga berdamai, dan dalam satu tubuh untuk mendamaikan keduanya dengan Allah melalui salib, yang dengannya dia mematikan permusuhan mereka.
[Efesus 2: 13-16]

Menurut Paulus tidak ada lagi perbedaan antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi. Namun demikian, Yakobus memiliki pandangan yang sangat berbeda dengan bangsa-bangsa lain. Pertimbangkan insiden Dewan Yerusalem dalam Kisah Para Rasul. Kontroversi muncul sehubungan dengan pertanyaan apakah orang yang bertobat harus mengikuti Hukum Musa dengan disunat. Paulus pergi ke Yerusalem untuk bertemu dengan para rasul dan penatua dan membahas masalah ini.

Pendapat yang berbeda diajukan, dengan beberapa mengambil pandangan yang ketat bahwa orang bukan Yahudi harus mengikuti seluruh Hukum Taurat, dan yang lain pandangan yang lunak bahwa tidak ada yang perlu diikuti. Yakobus yang mengucapkan penghakiman definitif:

Oleh karena itu, penilaian saya adalah bahwa kita hendaknya tidak mempersulit orang-orang bukan Israel yang berbalik kepada Allah. Sebagai gantinya kita harus menulis kepada mereka, menyuruh mereka untuk menjauhkan diri dari makanan yang tercemar oleh berhala, dari percabulan, dari daging hewan tercekik dan dari darah. Karena hukum Musa telah dikhotbahkan di setiap kota sejak awal dan dibaca di rumah-rumah ibadat pada setiap Sabat.
[Kisah 15: 19-21] 

James (Yakobus) menetapkan bahwa orang-orang percaya non-Yahudi harus mematuhi empat aspek Hukum Musa. Dalam melakukan hal ini, Yakobus menciptakan gerakan Yesus dua tingkat, salah satu dari orang-orang percaya Yahudi yang taat kepada seluruh Hukum Musa, seperti dirinya dan seluruh jemaat Yerusalem, dan yang lain dari orang-orang percaya non-Yahudi yang hanya perlu mengikuti beberapa aspek dari Hukum Musa.

Orang Kristen mungkin berpikir bahwa perpecahan ini bersifat sementara, tetapi ini tidak berarti demikian. Kemudian menjelang akhir hidupnya, Paulus, mengunjungi Yakobus untuk kedua kalinya di Yerusalem, dan Yakobus menegaskan kembali bahwa dekrit sebelumnya di Dewan Yerusalem masih mengikat orang-orang percaya non-Yahudi:

Mengenai orang percaya bukan Yahudi, kami telah menulis kepada mereka keputusan kami bahwa mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging hewan yang dicekik dan dari percabulan. [Kisah 21:25] 

Kesimpulan

Yakobus saudara Yesus memegang posisi yang sangat senior dalam gerakan Yesus awal, yang berpengaruh bahkan di antara para rasul. Kita juga telah melihat bahwa ada perbedaan besar dalam teologi antara Yakobus dan Kristen modern, yang memperoleh doktrinnya terutama dari Paulus.

Mengingat pentingnya James, dan mengingat keyakinan dan praktiknya yang berbeda, mengejutkan bahwa ia sebagian besar tidak dikenal di kalangan orang Kristen saat ini. Kita sekarang akan melihat bahwa ketidakjelasan ini tidak disengaja. Yakobus hanya memiliki satu surat kecil di seluruh Perjanjian Baru. Ketika orang-orang Kristen mulai mengkanonisasi Perjanjian Baru pada abad keempat, surat tunggal Yakobus hampir ditinggalkan seluruhnya karena statusnya dipertanyakan.

Itu tidak termasuk dalam Fragmen Muratori, daftar paling awal dari buku-buku Perjanjian Baru yang diterima sebagai kitab suci di Roma pada akhir abad kedua. Itu akhirnya dijadikan bagian dari kanon Perjanjian Baru dari tulisan suci bukan karena isinya menyenangkan hati para teolog Gereja kemudian, tetapi karena itu mengandung nama Yakobus, saudara Yesus.

Sebagai perbandingan, Paulus mendominasi halaman-halaman Perjanjian Baru, dengan 13 dari 27 bukunya yang dikaitkan dengannya. Jadi, sekitar setengah dari Perjanjian Baru berasal dari Paulus. Ini menunjukkan betapa tidak seimbangnya Yakobus dan Paulus pada saat Perjanjian Baru dikanonisasi. Ini aneh, mengingat apa yang kita ketahui tentang pentingnya Yakobus di antara para rasul, dan senioritasnya di atas Paulus.

Baca juga: Paulus Rasul Palsu - Kebohongan Paulus

Cara Yakobus disajikan dalam Perjanjian Baru juga sangat aneh. Keempat Injil yang merupakan awal Perjanjian Baru jarang menyebutkannya. Ketika mereka menyebut-nyebutnya, itu hanya lewat, dengan Yakobus dinyatakan sebagai saudara Yesus. Tidak ada informasi atau detail lain yang disediakan. Setelah Injil datang, Kisah Para Rasul, yang seharusnya menjadi sejarah dari tindakan para rasul. Pertama kali Yakobus disebutkan namanya dalam Kisah Para Rasul adalah dalam pasal 15 di mana ia secara misterius disajikan sebagai pemimpin yang tidak perlu di Dewan Yerusalem 20 tahun setelah kenaikan Yesus.

James tiba-tiba muncul entah dari mana, tanpa perkenalan resmi, dan ia memberikan keputusan seperti hakim yang memimpin pengadilan hukum Yahudi. Yakobus berubah dari hampir tidak disebutkan kepada pemimpin gerakan Yesus di Yerusalem. Kisah Para Rasul memiliki 24 pasal, begitu Paulus diperkenalkan dalam pasal 9, sisa buku ini sepenuhnya tentang Paulus. Bahkan Petrus mulai keluar dari gambar setelah pasal 12. Jadi, Kisah Para Rasul, yang diduga Kisah Para Rasul, akan lebih baik disebut "Kisah Paulus" ketika ia mendominasi itu.

Yakobus dalam bahasa Inggris adalah nama 'Iakobos' dalam bahasa Yunani yang merupakan nama 'Yakub' (Yaaqob) dalam bahasa Ibrani. Itu adalah nama yang sama dengan Perjanjian Lama, Nabi Yakub, cucu Abraham dan putra Ishak, digunakan ratusan kali di seluruh Alkitab, termasuk dalam Perjanjian Baru.

Misalnya, ketika Yesus menyebutkan nama "Abraham, Ishak, dan Yakub" dalam Perjanjian Baru, teks Yunani menggunakan kata 'Iakobos', yang diterjemahkan dengan jelas dan benar sebagai Yakub dalam bahasa Inggris (mis. Markus 12:26).

Namun kata yang sama, ketika digunakan untuk saudara laki-laki Yesus, menjadi Yakobus, bukan Yakub, James dalam bahasa Inggris. Tidak ada artinya linguistik untuk menerjemahkannya sebagai 'Yakobus', karena nama Inggris 'Yakobus' tidak ada secara kuno, dan nama Yunani jelas Yakub. Sayangnya, efeknya lebih dari masalah gaya. Menyebut saudara lelaki Yesus, Yakobus, memisahkan dan mengisolasinya dari lingkungan Yahudi. Ini hanya berfungsi untuk semakin menjauhkan orang-orang Kristen dari pesan Yakobus, yang seperti telah kita lihat berakar dalam dalam Alkitab Ibrani dan budaya Yahudi.

Dalam Perjanjian Baru Yakobus mendukung Hukum Musa, dan mengingat bahwa para rasul adalah pendukung Yakobus, masuk akal untuk menyimpulkan bahwa mereka semua setia kepada ajaran Yesus yang juga mengajarkan ketaatan kepada Hukum Musa, sama seperti Alquran sebuah klaim. Kita juga telah melihat bahwa fokus dari pesan Yakobus adalah ajaran Yesus, bukan pribadi Yesus. Yakobus tidak tertarik pada siapa Yesus itu, tetapi apa yang Yesus ajarkan. Jika Yesus adalah makhluk ilahi maka Yakobus pasti akan menyebutkannya, tetapi ia tidak pernah melakukannya.

Pada abad-abad setelah Yesus, suara Yakobus secara perlahan diredam dan sebagian besar menghilang dari pandangan. Namun, sudut pandangnya tentang Yesus, tertanam dalam Perjanjian Baru, dan masih bisa didengar, jika orang memperhatikan dengan seksama. Ironi utama adalah kemungkinan bahwa suara ini, yang telah ditenggelamkan oleh Paul, mungkin mewakili sesuatu yang lebih dekat dengan pesan Yesus daripada melakukan ajaran agama Kristen.

Bagaimana seseorang berurusan dengan kontradiksi teologis antara Yakobus dan Paulus pada akhirnya bersandar pada nilai apa yang seseorang tempatkan pada dugaan penglihatan-penglihatan Paulus tentang Yesus. Adalah satu hal untuk mencoba dan memulihkan kehidupan dan ajaran Yesus dan para pengikut-Nya yang paling awal menggunakan metode historis, seperti yang telah kita lakukan dalam artikel ini. Adalah hal lain untuk memasuki dunia interpretasi teologis Paulus tentang Kristus kosmik surgawi.

Terlepas dari bagaimana seseorang mengevaluasi "Injil" Paulus, tetap saja fakta bahwa apa yang Paulus beritakan sepenuhnya didasarkan pada klaimnya sendiri akan pengalaman mistik, sedangkan Yakobus dan rasul-rasul aslinya telah menghabiskan banyak waktu bersama Yesus selama kehidupannya di bumi.


Referensi:

Diterjemahkan dari Artikel:
ManyPropetsOneMessage.com - James the Forgotten brother of Jesus