Laman

Jumat, 03 Juli 2020

Kitab Lauhul Mahfudz

Lauh Mahfuzh (ﻟَﻮْﺡٍ ﻣَﺤْﻔُﻮﻅٍ) juga disebut sebagai Kitaabun Min Qabli (Kitab Ketetapan) karena mengisahkan tentang berbagai peristiwa yang akan terjadi di seluruh jagad raya. Allah telah menjadikan Lauh Mahfuz ini sebagai tempat untuk menyimpan segala rahasia di langit dan di bumi.

Nuzulul Qur'an ilustrasi/Foto: Shutterstock
Dalam Al-Qur'an, Lauhul Mahfudz disebut sebagai Ummul Kitaab (Induk Kitab), Kitaabun Hafiidz (Kitab Yang Memelihara atau Mencatat), Kitaabun Maknuun (Kitab Yang Terpelihara). Lauh Mahfuzh berarti terpelihara (mahfuzh), jadi segala sesuatu yang tertulis di dalamnya tidak berubah atau rusak.

Seluruh kehidupan di dunia ini tercatat dalam Lauh Mahfuzh: Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan. (QS. Al An’aam, 6:38).

Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah. (QS. Al Hajj, 22:70) (1

Tidak ada yang tertinggal atau terlupakan dari kitab ini: Dan pada sisi Allah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kcuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Al An’aam, 6:59)

Kalimat Allah di dalam Lauh Mahfuzh tidak akan ada habisnya, dan hal ini dijelaskan melalui perumpamaan: Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman, 31:27)

Apakah lauhul mahfudz bisa berubah?

Takdir memang tidak bisa berubah tanpa takdir baru yang datangnya dari Allah SWT. Dengan demikian, catatan di dalam Lauh al-Mahfuzh pun bisa berubah, namun berdasarkan usaha manusia, baik itu berupa tindakan atau doa, semuanya adalah kejadian yang tertulis di lauh mahfudz.

Berdoa ilustrasi/Foto: iStock
Sama sekali tak ada kejadian apa pun yang tak terekam di sana. Tidak relevan sama sekali menanyakan apakah usaha dapat mengubah takdir sebab usaha itu sendiri adalah juga bagian dari takdir. Intinya, usaha tak bisa dipertentangkan dengan takdir sebab usaha itu sendiri, baik usaha positif atau usaha negatif, adalah juga bagian dari takdir. Dengan kata lain Manusia itu sendiri yang mengisi catatan Lauh al-Mahfuzh dengan usaha manusia, baik itu berupa tindakan atau doa.

Adanya perubahan di dalam Lauh al-Mahfuzh itu merupakan hak prerogatif Tuhan, sebagaimana disebutkan di dalam firman-Nya: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Umm al-Kitab (Lauh Mahfuzh).” (QS ar-Ra'd [13]:39).

Kalimat “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki” dari lembaran tertentu dan “menetapkan (apa yang Dia kehendaki)” dalam lembaran lain yang bukan Lauh al-Mahfuzh. Di sisi Allah SWT terdapat Umm al-Kitab yang tidak lain adalah Lauh Mahfuzh yang sesungguhnya dan tidak tersentuh perubahan.


Referensi:

Bisakah Manusia Mengubah Takdir
IslamPos.com

Apakah Takdir Bersifat Tetap?
HakikatIslam.com

Menyingkap Misteri Lauh al-Mahfudz
Republika.co.id

Lauh Mahfuzh
Republika.co.id