Laman

Jumat, 15 Februari 2019

Operasi Intelejen CIA di Indonesia


CIA, Badan intelijen Internasional  Amerika Serikat "menyalurkan uang dan memasok senjata kepada pemberontak untuk melengserkan Sukarno pada 1950-an". Walaupun sempat gagal, namun mereka tidak menyerah, berbagai cara dan upaya terus mereka lakukan. Akhirnya apa yang menjadi misi mereka terwujud di Tahun 1965. 

"Bulan September 1957 mereka memberikan 50 ribu US Dollar. CIA, melalui stok senjata marinir dan angkatan darat Amerika, memasok 42.000 pucuk senjata tipe Riffles yang diberikan kepada para pemberontak, demi menjatuhkan Presiden Sukarno". 

Puncaknya pada peristiwa G30S/PKI. Keterlibatan CIA dalam penumpasan G30S/PKI, seperti yang tercatat dalam dokumen rahasia September 1965.


CIA (Central Intelligence Agency) adalah badan intelijen rahasia
yang ditugaskan oleh pemerintah Amerika Serikat. CIA berbeda dengan FBI. FBI hanya menjalankan aksi intelijen, dan menegakkan hukum dinegara federal (negara bagian) dan isu-isu domestik Amerika Serikat saja. Sedangkan aktivitas CIA adalah berhubungan dengan isu-isu internasional.


CIA melaporkan langsung segala macam kegiatan mereka kepada Direktur Intelijen Nasional Amerika Serikat yang bermarkas di Langley, Virginia. Direktur Intelijen Nasional mempunyai kompetensi untuk memberikan penilaian, pendapat dan perspektif yang bertujuan untuk menjaga stabilitas dan kepentingan keamanan Amerika Serikat.

CIA memiliki agen yang sangat terlatih,  agen intelijen sipil non-militer yang kadang-kadang dimasukkan ke dalam tugas kegiatan rahasia atas permintaan Presiden Amerika Serikat. CIA mengumpulkan informasi tentang pemerintah asing, perusahaan, dan individu.

Jejak Agen Rahasia CIA di Indonesia
Perang Dingin melawan ideologi komunis Uni Soviet mengharuskan CIA, badan intelijen Amerika Serikat, menempatkan para intelnya di Indonesia. Amerika Serikat harus bekerja melalui organisasi militer Indonesia untuk memobilisasi oposisi terhadap komunisme. Seperti yang sudah diketahui bersama, perang dingin adalah perang dua ideologi, antara Amerika Serikat yang berideologi Kapitalis, melawan Uni Soviet yang berhaluan komunis.

Selain Indonesia, Amerika Serikat juga menghalau haluan komunis di beberapa negara, seperti di Vietnam, Korea, Tiongkok dan Kuba. Caranya dengan mengirimkan agen intelejen mereka dan mendanai pemberontakan dan perang sipil.

Ini adalah fakta sejarah yang tidak dapat dibantah lagi. Usaha kudeta pertama di Indonesia pada tahun 1958 gagal mengguncangkan pemerintahan Sukarno. Namun setelah gelombang pembersihan komunisme "pada tahun 1965, Maj. Suharto memimpin penumpasan PKI dan pada akhirnya berhasil menyingkirkan Sukarno. Peran penting Suharto saat itu menempatkannya di kursi kepresidenan pada tahun 1967".

CIA menjadikan oknum militer Indonesia sebagai sekutu dan kolega penting mereka, yang bertujuan memberantas komunisme dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Agen CIA mendekati para kolonel ini. CIA yang kaya sumber daya ini mengontak salah satu dari perwira menengah yang berpengaruh.

Mereka, para oknum militer pembelot itu membuka rekening bank sendiri di Singapura dan rekening itu dapat digunakan siapa pun yang bersedia membantu mereka.

Buku Mestika Zed & Hasril Chaniago dalam Ahmad Husein: perlawanan seorang pejuang (2001) menulis:

"Mereka memiliki perwakilan di Singapura, termasuk Soemitro, sebagai pencari dana bagi para pemberontak, bersama Letkol Herman Nicolas "Ventje" Sumual, salah seorang pencetus Perdjuangan Semesta (Permesta) pada 2 Maret 1957.


Bersama para pemimpin dari Minahasa, Bugis, Makassar, dan Ambon, Sumual mendeklarasikan ide Permesta di kediaman Andi Pangerang Petta Rani, seorang aristokrat Bugis dan gubernur Sulawesi. 

Adapun Soemitro Djojohadikusumo yang pergi ke Padang. Sementara Ahmad Husein adalah komandan militer Sumatera Barat yang mengatur pertemuan di Sungai Dareh, sebuah kota kecil di sebelah timur Padang, untuk membentuk Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada 15 Februari 1958. Hashim termasuk salah satu yang terlibat dalam PRRI"

Soemitro Djojohadikusumo
Soemitro Djojohadikusumo adalah ayah dari Prabowo Subianto. Soemitro Djojohadikusumo pernah beberapa kali menjabat sebagai menteri di era Orde Lama dan Orde Baru, termasuk menjadi menteri keuangan.

9 Februari 1958, Pemberontak Letnan Kolonel Maluddin Simbolon mengeluarkan ultimatum atas nama pemerintah provinsi Sumatera Utara, menuntut pembentukan pemerintahan baru.


Sukarno menolak tuntutan itu dan memerintahkan pemimpin TNI, Jendral Abdul Haris Nasution untuk menghentikan pemberontakan itu.


12 Februari 1958, Jendral Abdul Haris Nasution memutuskan untuk menerbangkan prajurit ke Sumatra untuk melakukan penyerangan. Pasukan militer dibawah pimpinan Jendral Abdul Haris Nasution tersebut berhasil melumpuhkan para pemberontak-pemberontak itu.


Dalam dokumen rahasia CIA yang dibuka dan dirilis kepublik oleh Arsip Keamanan Nasional di The George Wshington University, sangat jelas terlihat, sejak tahun 1957, CIA terus memberikan dukungan terhadap sejumlah upaya pemberontakan di Indonesia melalui markas udara di Naha, Okinawa, dibawah kepemimpinan Ted Shanon. Fasilitas lainnya adalah di Taiwan, dimana pesawat pembom A-26 disiapkan untuk membantu pemberontak di Indonesia.

"Agen-agen CIA mengadakan hubungan pula dengan lingkaran orang-orang Letnan Kolonel Ahmad Husein. Bulan September 1957, Smith berangkat ke Sumatera Tengah untuk bertemu Ahmad Husein dan Simbolon di Bukittinggi. Mereka diberi 50 ribu US Dollar".

Uang ini, menurut Simbolon, "untuk membeli makanan bagi 300-400 tentara di Medan. Di Singapura, Simbolon pun dapat bantuan lagi, termasuk senjata sebanyak 42.000".

Pemberontak Indonesia yang telah dipersenjatai itu kemudian dikembalikan ke Sumatra melalui air drop dari Filipina dan juga didaratkan dengan kapal selam.

Pasukan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI)
CIA mengirim berton-ton senjata dan amunisi ke Pelabuhan Painan, 35 mil ke arah selatan Padang. Dari Painan, 50 tentara bawahan para kolonel diangkut ke pangkalan-pangkalan militer Amerika di Asia Tenggara untuk dilatih.

Bulan November dan Desember 1957, cukup banyak persenjataan modern buatan Amerika Serikat yang masuk dan dibiayai oleh Amerika Serikat, diangkut ke pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai pemberontak. Namun, memasuki bulan Desember 1957, pengiriman senjata dilakukan secara terbuka. Senjata diangkut pesawat yang diterbangkan dari Filipina, Thailand, Taiwan atau Malaya.

Namun, segala bantuan CIA ini seolah mubazir. Sebab, ambisi pasukan PRRI cepat dipadamkan oleh tentara Republik, dibawah kepemimpinan Jendral Abdul Haris Nasution. PRRI digambarkan sebagai pencundang, sekaligus menjadi aib yang memalukan bagi CIA. Kolaborasi antara pemberontak dan CIA tak mampu melengserkan Sukarno.

G30S/PKI dan Pembantaian 1965
Peristiwa G30S/PKI pada 1965 adalah babak sejarah paling abu-abu di Indonesia. Ternyata, dari jauh hari, peristiwa G30S/PKI dipantau oleh CIA,

Pada situs resmi CIA, terdapat 'The President's Daily Brief'.  Laporan intelijen ini sudah bebas di- download dan dibaca di www.cia.gov/library

Ini adalah kompilasi laporan intelijen dari CIA kepada empat presiden, yaitu John F Kennedy, Lyndon B Johnson, Richard Nixon, dan Gerald Ford, dalam rentang waktu 1961-1977.

Agen-agen CIA cukup intens melaporkan kondisi PKI dan Indonesia. Nah, setelah peristiwa G30S/PKI, lebih kencang lagi pemantauan mereka.
Setiap hari, kecuali Minggu, selalu ada laporan dari CIA soal perkembangan peristiwa G30S/PKI, termasuk manuver Mayjen Soeharto saat itu.

30 September 1965, terjadi operasi  penculikan dan pembunuhan enam jenderal yang merupakan perwira tertinggi TNI serta satu perwira berjabatan kapten. Bahkan Ahmad Yani yang menjabat menteri atau Panglima Angkatan Darat tidak luput dari sasaran.

Saat itu, satuan TNI Angkatan Darat  mengalami guncangan hebat akibat aksi G30S/PKI. Para perwira TNI Aangjatan Darat ingin melakukan tindakan akibat peristiwa kelam yang telah merenggut jenderal TNI tersebut.

7 Pahlawan Revolusi korban G30S 
Mayjen Soeharto sebagai Pangkostrad yang saat itu menggantikan posisi Jenderal Ahmad Yani yang tewas dibunuh. Soeharto segera melakukan aksi untuk "melumpuhkan aksi G30S/PKI".

Tidak hanya pasukan TNI Angkatan Darat yang bergerak untuk melakukan penumpasan, melainkan organisasi massa dan keagamaan, serta partai anti-PKI juga turun tangan.

Sekitar 39 dokumen yang tersedia dari hampir 30.000 halaman arsip, merupakan catatan harian Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Indonesia, dari tahun 1964-1968.


Menurut dokumen tersebut,
"TNI Angkatan Darat membunuh 500.000 pendukung PKI yang diduga dilakukan antara Oktober 1965 sampai Maret 1966. Selain itu, satu juta orang pendukung PKI dipenjarakan. Hingga akhirnya masa kepemimpinan Soekarno digantikan oleh Jenderal Soeharto".

Dokumen tersebut menguak bahwa "terjadi sebuah pertemuan rahasia, pada tahun 1964 di Filipina yang merumuskan skenario Amerika Serikat untuk Indonesia. Yaitu skenario supaya Indonesia tidak jatuh kepada Komunis PKI. Kalau hal itu terjadi, maka posisi Amerika yang saat itu bertempur melawan Vietnam akan semakin terjepit".


Dalam telegram rahasia itu juga disebutkan, "bahwa pada tanggal 12 Oktober 1965, oknum Tentara Angkatan Darat Indonesia mempertimbangkan opsi untuk menjatuhkan Soekarno. Mereka mendekati beberapa kedutaan negara-negara Barat memberi tahu soal kemungkinan itu".

Pada 1 November, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Kepala Komandan dari Kopkamtib. Dengan demikian, komando ini beroperasi di bawah perintah langsung darinya. Selanjutnya Soeharto dan kroni-kroninya menuding "PKI sebagai dalang dari Gerakan 30 September (G30S0)".


"Sebuah kampanye propaganda militer yang menyebarluaskan foto-foto para jenderal yang mati dan mengklaim bahwa Partai Komunis Indonesia lah, terutama perempuan-perempuan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), yang menyiksa dan mencungkil mata atau memutilasi alat kelamin mereka sebelum meninggal,”
bunyi laporan dokumen itu.


Soeharto mengeluarkan instruksi (Kep1/KOPKAM/12/1965) kepada para pimpinan militer di seluruh Indonesia untuk mengumpulkan daftar-daftar anggota PKI dan organisasi-organisasi yang berafiliasi dengan partai tersebut di daerahnya masing-masing.


2 Oktober 1965, Jenderal Soeharto langsung mengambil kontrol de facto atas ibu kota dan angkatan bersenjata. 10 Oktober  1965, Soeharto membentuk Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) untuk menumpas PKI dan orang-orang yang diduga sebagai simpatisannya.

Akibat propaganda ini, terjadi persekusi, kekerasan, dan  pembantaian terhadap orang-orang yang diduga komunis dilakukan oleh tentara dan kelompok-kelompok pemuda yang dipersenjatai dan atau didukung militer dan pemerintah. Kekerasan ini terjadi di Aceh, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dan menyebar ke seluruh tanah air.

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 23 Juli 2012 memutuskan bahwa "berbagai kekerasan setelah peristiwa 30 September 1965 merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia, berdasarkan hasil penyelidikan sejak 2008. Pengumpulan bukti dan pemeriksaan 349 saksi dilakukan di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Jumlah korban menurut Komnas HAM di kisaran 500 ribu hingga 3 juta jiwa"


Riset dan investigasi Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965/1966 (YPKP 1965/1966) menyebut "total korban pasca-peristiwa Gerakan 30 September 1965 mencapai jutaan. Tak banyak versi resmi pemerintah tentang jumlah korban tewas dalam operasi penumpasan anggota PKI".


New York Times pada Mei 1966 menuliskan "jumlah korban tewas mencapai 300 ribu orang. New York Times beberapa bulan kemudian, seperti dipaparkan buku Dalih Pembunuhan Massa, kembali melakukan investigasi jurnalistik.

Berdasarkan penyelidikan tersebut, New York Times menyimpulkan jumlah korban mati seluruhnya lebih dari setengah juta orang.

Maraknya pemberitaan, terutama media Amerika Serikat yang memberitakan dugaan pembunuhan pasca-30 September itu terdengar sampai ke telinga senator Robert F. Kennedy.

Januari tahun 1966, dalam sebuah pidatonya, Robert F. Kennedy nengkritik Presiden Amerika Serikat Lyndon Johnson yang diam saja terhadap kondisi Indonesia.


Pada akhirnya, kita harus move on untuk berdamai dengan sejarah. Kita harus bisa menerima perjalanan sejarah bangsa sebagai fakta. Hampir semua tokoh terkait telah tiada. Pak Harto sudah meninggal, Bung Karno juga sudah meninggal.

Hikmah dari semua peristiwa itu hendaknya menjadi peringatan bagi penguasa,  agar tidak membelokkan sejarah untuk kepentingannya. Karena mereka bisa saja menuliskan sejarah menurut kemauannya, namun tidak bisa menghapuskan kebenaran.


Referensi:

Meski Sama-sama Badan Intelijen AS, Nyatanya CIA Bisa Lebih Brutal dan Menghalalkan Segala Cara Dibanding FBI 
Intisari.Grid.ID

Berkat Limpahan Bedil dari CIA: PRRI dan Pusaran Anti-Komunis 
Tirto.id 

Ini Bukti CIA Pantau Peristiwa G30S/PKI 1965 
detik News 

Dokumen rahasia AS: Korban 'tuntut' tanggung jawab Amerika
BBC News Indonesia 

Dokumen rahasia Amerika: AS mengetahui skala pembantaian tragedi 1965
BBC News Indonesia 

G30S 1965: Inggris Sudah Lama Ingin Singkirkan Soekarno TEMPO.co 

Berapa Sebenarnya Korban Pembantaian Pasca-G30S 1965?
TEMPO.co 

Kamis, 14 Februari 2019

Pembantaian 1965 - Dokumen Rahasia Ungkap Amerika Serikat, Inggris & Australia terlibat Pembantaian PKI


"Inggris menyuplai senjata, Amerika Serikat mendanai USD 50 juta, Australia turut campur dalam membuat propaganda pada Peristiwa G30S 1965"
Sri Lestari Wahyuningrum
Peneliti International People's Tribunal (IPT) 1965 

Sri Lestari Wahyuningrum
Peristiwa tahun 1965 di Indonesia bukan hanya meninggalkan jejak Amerika Serikat dan badan intelijennya, Central Intelligence Agency (CIA) saja, belakangan terungkap peran dari sejumlah pihak yang ternyata turut memiliki andil & kepentingan dalam peristiwa tersebut.

Sejumlah dokumen yang dibuka ke publik menunjukkan bahwa ada jejak terang Inggris dalam peristiwa yang berujung pada jatuhnya Seokarno dan dihancurkannya Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dilansir dari laman detikNews, Sri Lestari Wahyuningrum mengatakan "Oktober 1965 mereka (AS) memenuhi permintaan TNI AD untuk mentransfer uang USD 50 juta"

Hasil sidang panel International People's Tribunal (IPT)  memutuskan keterlibatan Amerika Serikat secara resmi maupun tidak langsung telah mendorong faksi TNI AD Soeharto melancarkan operasi penumpasan terhadap PKI atau ratusan ribu orang yang dituduh sebagai komunis serta bertahap menggulingkan Presiden Soekarno.

Sidang International People's Tribunal (IPT) 
Banyak versi mengenai terjadinya pemberontakan G 30 S/PKI, menurut pemerintah dalangnya adalah PKI. Namun, versi lain mencuat CIA muncul di belakang peristiwa itu. Amerika ikut berperan dalam kejadian tahun 1965.

Hal tersebut diperkuat setelah pemerintah Amerika membuka arsip negaranya setiap tahun. Ternyata ada arsip tertulis yang menyatakan keterlibatan Amerika Serikat melalui CIA.


Beberapa lembaga independen dan non profit, yakini Amerika National Security Archive (NSA) dan National Declassification Center (NDC) bersama National Archives and Records Administration (NARA) menguak 39 dokumen, yang merupakan catatan korespondensi Kedutaan Amerika Serikat di Jakarta dengan Kementerian Luar Negeri periode 1964-1968.

Dokumen yang dibuka oleh beberapa lembaga tersebut adalah 39 dokumen setebal 30.000 halaman yang merupakan catatan Kedutaan Besar Amerika untuk Indonesia sejak 1964 hingga 1968. Isinya antara lain seputar ketegangan antara militer dengan PKI, termasuk efek selanjutnya berupa pembantaian massal.


Fakta yang tersaji dalam dokumen diplomatik Amerika ini membantah narasi tunggal bahwa korban pembantaian tragedi 1965 adalah komunis atau mereka yang memang terkait pembunuhan para jenderal dan upaya pengambil alihan kekuasaan pada 30 September 1965.

Dokumen tersebut menguak bahwa terjadi sebuah pertemuan rahasia,  pada tahun 1964 di Filipina yang merumuskan skenario Amerika Serikat untuk Indonesia. Yaitu skenario supaya Indonesia tidak jatuh kepada Komunis PKI. Kalau hal itu terjadi, maka posisi Amerika yang saat itu bertempur melawan Vietnam akan semakin terjepit.

Indonesia dan sejumlah negara Asia Tenggara pada 1960-an dinilai penting secara ekonomi dan strategis secara politik, terutama bagi Amerika Serikat, Inggris dan Australia. Inggris yang pernah menjajah sejumlah negara di kawasan ini. Menurut Mark Curtis dalamUS and British Complicity in the 1965 Slaughters in Indonesia di Third World Resurgence edisi 137, 2002, Asia Tenggara penting karena "merupakan produsen utama beberapa komoditas penting" dan "menempati posisi kunci dalam komunikasi dunia" serta menguasai rute penting laut dan udara.

Amerika Serikat dan para sekutunya  tidak ingin Indonesia dikuasai Komunis, karena dampaknya Malaysia dan Singapura juga akan dikuasai komunis. padahal saat itu Amerika sedang berperang melawan komunis

Skenarionya adalah memprofokasi PKI yang ditumpas oleh TNI AD dan mengakibatkan Soekarno akhirnya lengser.

Soeharto Terlibat Pembantaian Massal 1965 ?

Paul Lashmar dan James Oliver dalam buku Britain's Secret Propaganda War 1948-1977 menyatakan indikasi awal Inggris ingin menyingkirkan Soekarno terlihat pada 1962 setelah Soekarno menyatakan penentangan secara terbuka terhadap pembentukan Federasi Malaysia yang didukung London. Perdana Menteri Inggris Maurice Harold Macmillan (1957-1963) dan Presiden John F. Kennedy (1961-1963) setuju untuk "mengkudeta Presiden Sukarno, tergantung pada situasi, kesempatan dan momentum yang tepat.

Dalam telegram rahasia itu juga disebutkan, "bahwa pada tanggal 12 Oktober 1965  Tentara Angkatan Darat Indonesia mempertimbangkan menjatuhkan Soekarno dan mendekati beberapa kedutaan negara-negara Barat memberi tahu soal kemungkinan itu. Jika semua skenario itu sukses, maka itu akan dilakukan dengan gerakan yang cepat tanpa peringatan dan Soekarno akan digantikan kombinasi junta militer dan sipil"

Presiden Soeharto dalam memoarnya pada 1971 pernah menjelaskan mengapa sampai jatuh korban pasca-G30S. Analisis penyebab banyaknya pembunuhan dijelaskan Soeharto dalam pidato tahun 1971:

"Ribuan korban djatuh di daerah-daerah karena rakjat bertindak sendiri-sendiri, djuga karena prasangka-prasangka buruk antargolongan yang selama bertahun-tahun ditanamkan oleh praktek-praktek politik jang sangat sempit."


Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 23 Juli 2012 memutuskan bahwa berbagai kekerasan setelah peristiwa 30 September 1965 merupakan pelanggaran berat hak asasi manusia, berdasarkan hasil penyelidikan sejak 2008. Pengumpulan bukti dan pemeriksaan 349 saksi dilakukan di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Jumlah korban menurut Komnas HAM di kisaran "500 ribu hingga 3 juta jiwa"


Sedangkan menurut riset dan investigasi Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 1965/1966 (YPKP 1965/1966) menyebut total korban pasca-peristiwa Gerakan 30 September 1965 mencapai jutaan. Tak banyak versi resmi pemerintah tentang jumlah korban tewas dalam operasi penumpasan anggota PKI.

New York Times pada Mei 1966 menuliskan jumlah korban tewas mencapai 300 ribu orang. New York Times beberapa bulan kemudian, seperti dipaparkan buku Dalih Pembunuhan Massa, kembali menyelidiki dan menyimpulkan jumlah korban mati seluruhnya lebih dari setengah juta orang.

Ramainya media Amerika Serikat memberitakan dugaan pembunuhan pasca-30 September itu sampai juga ke senator Robert F. Kennedy. Adik presiden John F. Kennedy itu pada pidato Januari 1966 mengkritik Presiden Amerika Serikat Lyndon Johnson yang diam saja terhadap kondisi Indonesia.

Putusan akhir pengadilan rakyat internasional atas kejahatan kemanusiaan periode 1965 di Indonesia atau International People’s Tribunal (IPT) 1965  menyebutkan peran Soeharto.

Putusan tersebut menjelaskan detail bagaimana peran sentral Jenderal Soeharto dalam peristiwa pembantaian massal 1965 dan sesudahnya. Putusan hakim menyebutkan sejak 2 Oktober 1965, Jenderal Soeharto langsung mengambil kontrol de facto atas ibu kota dan angkatan bersenjata.

Sebuah Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) dibentuk pada 10 Oktober untuk menumpas PKI dan orang-orang yang diduga sebagai simpatisannya.


Pada 1 November, Jenderal Soeharto ditunjuk sebagai Kepala Komandan dari Kopkamtib. Dengan demikian, komando ini beroperasi di bawah perintah langsung darinya. Selanjutnya Soeharto dan kroni-kroninya segera menuding PKI sebagai dalang dari Gerakan 30 September (G30S0).

"Sebuah kampanye propaganda militer yang menyebarluaskan foto-foto para jenderal yang mati dan mengklaim bahwa Partai Komunis Indonesia lah, terutama perempuan-perempuan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), yang menyiksa dan mencungkil mata atau memutilasi alat kelamin mereka sebelum meninggal,” 
bunyi laporan itu.


Akibat propaganda ini, kekerasan dan demonstrasi terhadap orang-orang yang diduga komunis dilakukan oleh tentara dan kelompok-kelompok pemuda yang dipersenjatai dan atau didukung militer dan pemerintah. Kekerasan ini terjadi di Aceh, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, dan menyebar ke seluruh tanah air.

Pada 21 Desember 1965, Jenderal Soeharto mengeluarkan sebuah perintah (Kep-1/KOPKAM/12/1965) untuk para pimpinan militer di seluruh Indonesia untuk mengumpulkan daftar-daftar anggota PKI dan organisasi-organisasi yang berafiliasi dengan partai tersebut di daerahnya masing-masing.

Putusan hakim pengadilan juga menyebutkan beberapa komandon militer yang dapat diminta pertanggungjawaban yakni Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban disingkat Kopkamtib periode 1965-1969, Kopkamtib 1969-akhir 1978, dan komandan wilayah setempat periode 1965-1969 dan periode 1969-1978.

Selain menyebutkan Soeharto sebagai nama perseorangan, dokumen putusan sidang tak menyebutkan nama lain dari pihak apapun.

“Bukti dokumentasi terkini mengenai pembantaian benar-benar kurang, dan tampaknya akibat ditekan oleh aparat-aparat militer,” 
bunyi laporan itu.

Supersemar
Peristiwa Gerakan 30 September 1965 menjadi titik awal bagi keruntuhan Soekarno dari panggung politik Indonesia. Turunnya Soekarno dari kursi kepresidenan melahirkan suatu pemerintahan baru yang memiliki semangat untuk menegakkan Pancasila dan melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Tekad inilah yang disebut sebagai Orde Baru dan melahirkan kepemimpinan baru yaitu Soeharto.


Terlihat jelas ketika pasca penyerahan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar/SP 11 Maret) 1966, benar-benar dimanfaatkan oleh Soeharto sebagai pengemban surat sakti, dengan mengambil kebijakan dan keputusan politik, seperti pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ormas-ormasnya.

Padahal dictum dari Supersemar sendiri lebih menekankan pada penyerahan kekuasaan militer (secara teknis, bukan politis) dan bukan sebagai penyerahan kekuasaan politik. Supersemar bukanlah transfer of authority (pengalihan kekuasaan) dari presiden Soekarno kepada Soeharto.


Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) saat ini menyimpan tiga Supersemar. Namun, ketiganya memiliki versi masing-masing.

Berdasarkan pemeriksaan laboratorium forensik (Labfor) Mabes Polri, semuanya dinyatakan belum ada yang orisinal, belum ada yang autentik. Jadi, dari segi historis, perlu dicari terus di mana Supersemar yang asli itu berada.


Mayor Jenderal Amirmachmud bersama Mayor Jenderal M. Jusuf dan Mayor Jenderal Basuki Rachmat menjadi tiga jenderal yang terlibat langsung dalam sejarah Surat Perintah 11 Maret 1966 (Supersemar).


Supersemar yang dibawa tiga jenderal ke Istana tersebut untuk ditandatangani Presiden Soekarno itu membuka jalan bagi Letnan Jenderal Soeharto menjadi orang nomor satu di Indonesia. Tiga jenderal itu ikut meninggi pula kariernya.

M. Jusuf menjadi Menteri Perindustrian hingga 1978, setelahnya jadi Panglima ABRI merangkap Menteri Pertahanan Keamanan. Sementara itu Basuki Rachmat dan Amirmachmud jadi Menteri Dalam Negeri.


Ajudan Presiden Soekarno, Letnan Dua
Soekardjo Wilardjito, mengungkap bahwa sang Presiden dalam kondisi tertekan saat meneken surat itu. Bahkan, dia menyebutkan bahwa jenderal Angkatan Darat bernama Maraden Panggabean menghadap Soekarno dan menodongkan pistol FN 46 sambil menyerahkan dokumen Supersemar. Penuturan ini disampaikan Soekardjo setelah kejatuhan Presiden Soeharto terjadi pada tahun 1998, 32 tahun setelah berkuasa.

Soekardjo menuturkan bahwa saat itu ada empat jenderal yang menghadap Presiden Soekarno. Mereka adalah para anak buah yang diutus Soeharto untuk mendapat surat mandat dari Soekarno. Surat yang mereka bawa tersebut disusun oleh Alamsyah dan diketik Ali Murtopo dari Badan Pusat Intelijen (BPI)

Letnan Dua Soekardjo Wilardjito
Hari itu, Mayjen Maraden Panggabean (Wakasad), Mayjen M Yusuf dan Mayjen Amirmachmud mendatangi Soekarno di Istana Bogor dengan membawa map merah muda. Mayor Jenderal M Yusuf kemudian menyodorkan sebuah surat yang harus ditandatangani. Ketika Bung Karno disodorkan surat tersebut, Soekarno memprotes.

"Lho, diktumnya kok diktum militer, bukan diktum kepresidenan!" 
ungkap Bung Karno

Kecurigaan Soekarno tersebut disebabkan kop yang disodorkan tidak ada lambang Garuda Pancasila yang berbunyi Presiden Indonesia, yang ada hanyalah kop Mabes Angkatan Darat.

Mendengar protes tersebut, sambil menyerahkan dokumen Supersemar kepada Soekarno, Mayjen Maraden Panggabean lalu mencabut pistolnya, lalu menodongkannya kearah Soekarno.

"Untuk mengubah, waktunya sangat sempit. Tandatangani sajalah paduka ! Bismillah,"
perintah Basuki Rachmat.

Melihat Soekarno dalam keadaan terintimidasi, Sukardjo yang merupakan ajudan Soekarno pun dengan cepat juga mencabut pistolnya. Namun, karena tak ingin ada pertumpahan darah, Soekarno mengalah dan mau menandatangani surat itu.

"Jangan! Jangan! Ya, sudah kalau mandat ini harus kutandatangani, tetapi nanti kalau masyarakat sudah aman dan tertib, supaya mandat ini dikembalikan kepadaku," 
ungkap Soekarno. 


Para jenderal itu lalu pamit setelah mendapat dokumen yang sudah diteken itu. Mereka kemudian menghadap kembali ke Soeharto untuk menunjukkan bahwa telah ada surat resmi peralihan kekuasaan. Berbekal surat itu, Soeharto merasa telah memegang kuasa eksekutif untuk mengembalikan kondisi Tanah Air ke situasi normal.

Dengan demikian, suksesi kekuasaan dari Sukarno ke Soeharto memang tidak terjadi seperti yang selama Orde Baru diyakinkan kepada masyarakat. Soeharto langsung menangkap sejumlah menteri yang terkait G30S, hingga memenjarakan & membantai siapa pun yang berkaitan dengan PKI, meskipun orang tersebut belum terbukti ada sangkut-pautnya dengan PKI.

Dokumen (Supersemar) tersebut tidak hilang, melainkan sengaja dihilangkan. Jika dokumen tersebut hilang secara tidak sengaja, maka masih ada kemungkinan untuk ditemukan. Tetapi, hingga saat ini dokumen tersebut tidak diketahui keberadaannya. Sehingga patut diduga ada kesengajaan untuk membuat dokumen itu sulit ditemukan.
Supersemar itu dokumen negara dan bukan surat pribadi. Mengala bisa hilang? Lagipula ada beberapa Jenderal yang menyaksikan penyerahan surat tersebut dari Soekarno ke Soeharto. Jadi, tidak mungkin hilang.

Tidak ada yang tahu di mana surat asli Supersemar berada. Selain itu, banyak versi yang beredar. Teks otentik itu penting untuk kita lihat asas orisinalitasnya. Kalau tidak ada, ya seperti sekarang, debat yang tidak ada habisnya.

Masalah Supersemar dalam sejarah sudah tidak bisa dipersoalkan lagi. Kita harus move on untuk berdamai dengan sejarah. Kita harus bisa menerima perjalanan sejarah bangsa sebagai fakta.

Hampir semua tokoh terkait telah tiada. Jika nantinya Supersemar yang asli ditemukan, siapa yang harus bertanggungjawab atas kekeliruan sejarah yang telah terlanjur terjadi? Pak Harto sudah meninggal, Bung Karno juga sudah meninggal.

Supersemar menjadi peringatan bagi para penguasa agar tidak membelokkan sejarah untuk kepentingannya. Karena mereka bisa saja menuliskan sejarah menurut kemauannya, namun tidak bisa menghapuskan kebenaran.



Referensi:

3 Negara Dituding Terlibat dalam Peristiwa 1965 
detikNews 

Dokumen rahasia AS: Korban 'tuntut' tanggung jawab Amerika 
BBC News Indonesia 

Dokumen rahasia Amerika: AS mengetahui skala pembantaian tragedi 1965 
BBC News Indonesia

CIA Diduga Dalangi Tragedi PKI 
Hidayatullah.com 

G30S 1965: Inggris Sudah Lama Ingin Singkirkan Soekarno TEMPO.co

Putusan Pengadilan Rakyat 1965: Indonesia Lakukan Genosida 
CNN Indonesia 

Supersemar, Surat Sakti Penuh Misteri - Kompas.com

Benarkah Soekarno Ditodong Pistol Saat Teken Supersemar? - Kompas.com 

Panggabean Cabut Pistol di Kala Basuki Rahmat Minta Bung Karno Tanda Tangan Super Semar Berkop AD 
Wartakota TRIBUNnews.com 

Jika Supersemar Palsu, Apakah Orde Baru Tidak Sah? - Tirto.id

Berapa Sebenarnya Korban Pembantaian Pasca-G30S 1965?
TEMPO.co 

Hukum Merayakan Hari Valentine bagi Umat Islam


Euforia hari kasih sayang ini memang seringkali terasa ketika bulan Februari datang. Di mal, supermarket dan kafe didominasi dengan hiasan bunga, pernak-pernik berwarna hati, diskon makan malam romantis, serta balon-balon yang menyemarakkan berbagai tempat.

Valentine's Day sendiri menjadi sebuah perayaan atau budaya yang banyak dilakukan oleh berbagai negara termasuk di Indonesia. Banyak hal yang digunakan untuk melambangkan Valentine mulai dari coklat, kartu, bunga ataupun ornamen berbentuk hati.

Sejarah Hari Valentine 

Perayaan  Hari Valentine zaman dulu, berbeda dengan perayaan zaman kini. Zaman dahulu, perayaan dimulai pada tanggal 15-nya Tidak sama dengan saat ini yang hanya merayakan ketika tanggal 14 saja. Ada berbagai versi menceritakan tentang hari Valentine yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari ini.

St. Valentine Dan Claudius II
Menurut Ensiklopedi Katolik (Catholic Encyclopaedia 1908 ), istilah Valentine yang disadur dari nama “Valentinus”, merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci dalam Katolik) yang berbeda: seorang pastur di Roma, uskup Interamna, dan seorang martir di Provinsi Romawi Africa.

Valentine dipukuli dan berakhir dipancung pada tanggal 14 Februari 278 Masehi. Bentuk eksekusi ini merupakan sebuah hukuman karena pendeta Valentine dianggap menentang kebijakan seorang Kaisar bernama Claudius II.


Claudius II dikenal kejam setelah membuat Roma terlibat dalam berbagai pertempuran berdarah. Hal ini agar Roma selalu menang dalam peperangan. Sehingga sang Kaisar harus menunjukkan memiliki tentara yang kuat. Namun hal tersebut ternyata sulit untuk diwujudkan, karena menurut sang Kaisar bala tentaranya enggan pergi ke medan perang karena terikat pada istri atau kekasih mereka.

Untuk mengatasinya Claudius II melarang semua bentuk pernikahan serta pertunangan yang ada pada Roma. Sayangnya pendeta Valentine ini menentang kebijakan tersebut, ia berusaha secara diam-diam menikahkan pasangan muda.

Tindakan ini ketahuan dan pada akhirnya pendeta Valentine ditahan serta dihukum, kemudian tubuhnya dipukul hingga dipancung. Hukuman ini menjadikan sebuah tanda sebagai peringatan atau perayaan yang dilakukan setiap tanggal 14 Februari.

Sejarah Valentine yang sebenarnya ini memang lebih banyak dipercaya, karena legenda yang beredar menyebutkan bahwa Valentine meninggalkan catatan perpisahan untuk putri penjaga penjara yang menjadi temannya. Dengan tulisan 'From Your Valentine' ini menjadi populer dan banyak menginspirasi. Atas jasanya, Valentine dinobatkan sebagai orang suci hingga disebut sebagai Santo Valentine.


Festival Lupercalia
Festival Lupercalia ini, sudah menjadi tradisi bangsa Romawi kuno yang tidak terlepas dengan hal-hal yang berbau seks. Sejarah ini ditulis oleh J.A North dalam The Journal of Romance to this volume 98 2008.

Lupercalia merupakan tradisi nenek moyang Romawi kuno yang tidak bermoral dan tidak melambangkan kehangatan atau kasih sayang sama sekali. Namun pada sebuah waktu tradisi ini diubah menjadi lebih baik. Festival Lipercalia yang sering kali dilakukan dianggap sebagai salah satu tradisi untuk menghormati Dewa kesuburan pada zaman pra Romawi. Bedanya, Lupercalia ini umumnya dirayakan pada tanggal 15 Februari, sedangkan Valentine dirayakan satu hari sebelumnya yakni pada tanggal 14 Februari.

Festival Lipercalia dilakukan dengan cara memasukkan nama berbagai wanita ke dalam sebuah kotak. Kemudian pria akan acak mengambil sebuah nama yang nantinya akan dijodohkan atau dipasangkan.

Tradisi Pagan Lupercalia
Namun seiring perkembangan zaman budaya ini mulai berubah dan tradisi ini diganti hanya dengan mengungkapkan kasih sayang ketika hari Valentine tiba.

Saat ini, perayaan valentine umumnya dirayakan dengan orang-orang tercinta, menghabiskan waktu bersama, memberi coklat untuk orang terkasih, saling bertukar hadiah,  ataupun mengirimkan kartu ucapan bernadakan ungkapan kasih sayang.

Hukum Merayakan Hari Valentine bagi Umat Islam

Trend Valentine Day di kalangan pemuda-pemudi muslim kebanyakan didasari sekadar ikut-ikutan. Mereka jarang sekali mengetahui sejarah tentang valentine day.

Pengungkapan bentuk kasih sayang yang dilakukan oleh para remaja sudah sangat melampaui batas, bahkan diluar hari Valentine.

Atas nama cinta, kasih sayang, valentine day, mereka mau saja dengan rela melakukan hubungan asusila yakni berhubungan badan dengan pasangannya tanpa diikat oleh pernikahan.

Beberapa negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam pun telah menyikapi perayaan hari valentine, khususnya oleh lembaga fatwa resmi.

Semua ulama di seluruh dunia sepakat, umat Islam tidak boleh merayakan Valentine karena Valentina adalah “ritual” atau “hari raya” non-Muslim. Tidak ada dasarnya dalam syari’at, sunnah dan hadist.

Rasulullah Saw dengan tegas melarang umat Islam untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam:

“Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut” 
(HR. At-Tirmidzi).

HARAM hukumnya bagi umat Islam untuk ikut-ikutan merayakan Hari Valentine dengan tingkat partisipasi sekecil apa pun, bahkan sekadar mengucapkan “Selamat Hari Valentine” atau “Happy Valentne”

Ulama kenamaan, Ibnul Qayyim, berkata:

“Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan “Selamat hari raya!” dan semisalnya.

Di Indonesia sendiri, MUI pusat belum pernah mengeluarkan fatwa resmi soal perayaan hari valentine. Namun, beberapa MUI di daerah sudah mengeluarkan fatwa soal perayaan Hari Valentine. Salah satunya MUI Kota Bogor yang mengeluarkan fatwa soal valentine pada 2012. MUI Kota Bogor mengimbau agar umat Islam tidak ikut dalam perayaan Hari Valentine yang merupakan tradisi dan budaya agama lain.

MUI Kota Bogor juga melarang umat Islam untuk menyemarakkannya dengan mengirimkan SMS, kartu ucapan selamat, mencetak, menjualnya, dan mensponsori acara-acara tersebut karena termasuk tolong-menolong dalam berbuat dosa dan maksiat. Menurut MUI Kota Bogor,  kalangan remaja yang mengikuti perayaan hari valentine sering terjerumus dalam pergaulan bebas (khalwat dan ikhtilath) yang termasuk dalam larangan mendekati zina. Maka tindakan saddu dzari' (istilah ushul fikih) wajib dilakukan, yakni menutup segala peluang dan pintu-pintu maksiat serta yang mendekatkan pada perbuatan zina.

Umat Islam dilarang merayakan Hari Valentine dengan cara apa pun. Seorang muslim yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir tidak boleh melakukannya, mengakuinya atau ikut mengucapkan selamat bahkan seharusnya meninggalkannya dan menjauhinya sebagai sikap taat terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Hendaknya setiap muslim berpegangteguh dengan Al kitab dan As sunah dalam semua kondisi lebih-lebih pada saat-saat terjadinya fitnah dan banyaknya kerusakan. Hendaknya pula ia benar-benar waspada

Kita hormati keyakinan mereka, namun tidak boleh ikut merayakannya.

Kepedulian kita terhadap kondisi yang sedang berkembang di tengah-tengah remaja akan mendapatkan hasil yang maksimal jika semua pihak bergerak dan saling mendukung.

Semua pihak harus saling mendukung setiap ada kebijakan atau bentuk lainnya yang dijadikan sebagai upaya pencegahan perbuatan-perbuatan maksiat yang ada di sekitar kita.

Pemerintah harus terus mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sangat pro rakyat seperti ini dalam pencegahan kemaksiatan di tubuh masyarakat. Termasuk pada kebijakan-kebijakan lain seperti pelarangan penjualan minuman beralkhohol di minimarket atau swalyan.

Kita sebagai warga akan terus mendukung kebijakan-kebijakan yang serupa yang dibuat oleh pemerintah karena sangat meresahkan banyak pihak.


Referensi:

Fatwa Al-Lajnah Ad-Da imah lil Buhuts Al-Ilmiyah wal Ifta (21203) tanggal 22/11/1420 H

Buku "Fatwa-Fatwa Terkini jilid 2
Muroja’ah" 
oleh Ust. Subhan Khadafi

Sejarah dan Legenda di Balik Hari Valentine 
Detik News

Hukum Merayakan Hari Valentine
RisalahIslam.com

Hukum Merayakan Valentine’s Day
Muslimah.Or.Id 

Ada Maksiat di Balik Valentine’s Day 
Dakwatuna  

Fatwa Hari Valentine dari Arab Saudi Hingga Indonesia 
REPUBLIKA.co.id 

Selasa, 12 Februari 2019

Makanan dan Minuman Yang Terbuat Dari Tinja & Urin Manusia

Faktanya, ada Steak, Sosis, Burger, bahkan minuman beralkohol yang diolah menggunakan bahan dari tinja dan urine nanusia.

Namun, bahan makanan dan minuman tersebut harus melalui sejumlah tahap proses pengolahan yang sedemikian rupa, agar tidak membahayakan orang yang mengkonsumsinya, bahkan ada yang berdampak positif terhadap kesehatan.

ilustrasi Steak dan Sosis (foto: www.hiddenboston.com)

Steak Tinja
Di Jepang, Mitsuyuki Ikeda, seorang peneliti dari Okayama Laboratory menciptakan inovasi makanan dari tinja manusia. Mitsuyuki Ikeda mengolahnya menjadi 'steak tinja, topping burger atau sandwich'


Mitsuyuki Ikeda menemukan adanya kandungan protein tinggi dalam lumpur limbah tinja. Pengolahannya dengan mengekstrak protein llimbah, lalu memberi cairan enhancer. Setelah setengah jadi, daging buatan dimasukkan ke alat exploder untuk diolah sebelum dapat benar-benar dimakan.

Mitsuyuki Ikeda 
Agar warnanya terlihat merah segar seperti daging pada umumnya, ia menambahkan cairan pewarna dan menambahkan protein kacang kedelai.

"Poop Steak" created by Mitsuyuki Ikeda, from human feces 
Masalah rasa, tak perlu disangsikan, sebab uji coba rasa awal menyatakan rasa steak daging buatan ini sama seperti steak daging sapi biasa.


Namun, inovasi tersebut menghadapi banyak kendala. Pertama, biaya pembuatan steak daging kotoran ini lumayan mahal. Bisa mencapai 10-20 kali lipat dari pembuatan steak daging sapi biasa. Masalah kedua, tentu saja rasa jijik yang menghinggapi para konsumen ketika tahu bahan baku daging steaknya terbuat dari tinja manusia.

Masalah kedua adalah komposisi gizi steak ini yang terlalu tinggi, yakni 63 persen protein, 25 persen karbohidrat, 9 persen mineral, dan 3 persen lipid. Hal tersebut dapat memicu obesitas dan komplikasi penyakit berbahaya seperti kolesterol, serangan jantung, diabetes, dan sebagainya.

Sosis Tinja
Di Spanyol, inovasi mengolah tinja menghasilkan sosis “Feut” yang berbahan dasar tinja bayi. Inovasi ini diklaim memiliki beragam manfaat, seperti melancarkan pencernaan.


Yang dimaksud sosis dari tinja bayi ini tidak seperti daging tinja manusia yang dibuat di Jepang. Sosis yang dipakai memang sosis asli yang terbuat dari daging sapi, hanya saja ditambahkan sejumlah bakteri yang diambil dari tinja bayi untuk membuat cita rasa  sosis menjadi lebih lezat.

Tim ilmuwan di Spanyol yang menguji bakteri dari 43 sampel kotoran bayi menemukan enam bakteri, namun hanya satu yang sepenuhnya menjadi sosis. Bakteri yang diambil adalah bakteri prebiotik, yakni Lactobacillus dan Bifidobacterium.

Selain menjadikan sosis lebih lezat, bakteri ini nantinya akan membuat sosis menjadi makanan kesehatan yang mengandung prebiotik, seperti yoghurt. Probiotik adalah suatu mikroorganisme hidup yang bermanfaat bagi kesehatan inang, baik itu hewan maupun manusia.

Bakteri probiotik memiliki banyak manfaat untuk kesehatan manusia, di antaranya untuk sistem kekebalan, sistem intestinal, sistem urogenital, hingga menurunkan efek alergi. Sedangkan Bifidobacterium dan lactobacillus digunakan pada orang-orang dengan sindrom iritasi usus, ulcerative colitis, atau kantong ileum. Juga bisa digunakan perempuan untuk mendukung kesehatan vagina.

Minuman Fermentasi Tinja
Ttongsul merupakan Wine minuman beralkohol di Korea Selatan, terbuat dari fermentasi tinja anak-anak dan alkohol dari sulingan air gandum selama berbulan-bulan.


Minuman dengan kadar alkohol 9 persen ini digunakan sebagai obat tradisional oleh orang Korea zaman dulu, untuk menyembuhkan luka, tulang yang patah hingga epilepsi. Sama halnya seperti kotoran ayam untuk mengobati masalah pencernaan atau kotoran kelelawar untuk mengobati kecanduan alkohol.

Ttongsul dibuat dengan fermentasi gandum yang sudah dicampur dengan tinja anak-anak berusia kurang dari enam tahun yang murni dan tidak terlalu berbau. Setelah difermentasi selama sehari, beras yang sudah dimasak dan tidak mengandung gluten dicampurkan ke dalam air fermentasi.


Gandum ini digunakan sebagai bahan fermentasi karena mengandung banyak protein, baru kemudian ditambahkan beras biasa untuk menambah rasa. Campuran tersebut kemudian disatukan dalam sebuah mangkuk dan ditambahkan air yang mengandung tinja dan didiamkan selama seminggu dalam ruangan bersuhu 30-37 derajat celcius.

Bir Urine
Metode memanfaatkan  air seni sebagai fertilizer dalam pengolahan minuman bir, dinilai sebagai cara baru yang efisien dan bisa dibuat berkelanjutan dengan konsep “beercycling ” atau bir daur ulang.

Produsen minuman bir di Denmark, Norrebro Bryghus memproduksi
Bir yang dinamakan "Pisner" yang
menggunakan campuran tanaman barkley dan air kencing manusia.

Pisner 
Mereka memang sengaja membuat campuran minuman bir dengan 50000 liter urin yang dikumpulkan dari sebuah festival musik terbesar di Eropa Utara.


Namun, urin yang dimaksud bukan jadi bahan utama pembuatan bir yang usai disaring disajikan begitu saja. Urin tersebut berperan pada proses pemupukan Barley (jelai) yang merupakan bahan pokok bir.

Tumbuhan Barley (Jelai)
Minuman bir yang berpadu dengan air seni ini disinyalir tidak memiliki bau dan rasa dari air seni sama sekali. Jika minuman bir ini ada sedikit saja mengeluarkan rasa urin atau air seni, pastinya langsung aku buang dan tidak mau minum. Tetapi , dalam minuman bir ini tidak terasa sama sekali sisa - sisa aroma dan rasa air urine


Referensi:

Tinja yang Diolah Menjadi Makanan dan Minuman
Tirto id

Menjijikkan! 7 makanan ini terbuat dari kotoran
MERDEKA.com

Steak Ini Terbuat dari Kotoran Manusia
TEMPO.CO

Heboh Bir Terbuat Dari Air Kencing, Ternyata Begini Ceritanya
TRIBUNnews.com

Berani Coba Minum Bir dengan Campuran Air Kencing? Produknya Sudah Diproduksi Masal di Denmark
Okezone.com