Laman

Kamis, 07 Februari 2019

Penyebab Internet di Indonesia Lambat dan Mahal

Jaringan 2G GSM/EDGE masih digunakan 75% pengguna Smartphone di Indonesia (riset lembaga Internet.org 2017).  


Indonesia menempati peringkat ke- 6 terburuk dengan kecepatan keseluruhan 6,66 Mbps, setelah negara Mesir. (laporan OpenSignal 2018). Padahal rata-rata kecepatan internet  dunia 42,7 Mbps.

Sedangkan pada 2017, Indonesia berada di peringkat 93 dengan kecepatan unduhan melalui kabel 13,38 Mbps dari total 133 negara dunia. Sementara lewat jaringan mobile, menempati peringkat 106 dari 122 negara dengan kecepatan hanya 9,73 Mbps (survei Speedtest Global Index 2017).

Pengguna internet Indonesia sebanyak 143.260.000 terhitung 31 Desember 2017. Dengan jumlahnya yang mencapai ratusan juta tersebut, Indonesia menjadi negara terbesar kelima yang mengakses internet (dilansir dari Internet World Stats).

Menurut data We Are Social, penduduk Indonesia rata-rata menghabiskan sembilan jam per hari untuk menggunakan internet.


Jangan menyalahkan pemerintah kita jika koneksi jaringan internet di Indonesia termasuk lambat, ada banyak faktor yang  mempengaruhi hal tersebut. Mulai dari kualitas jaringan, infratruktur yang tersedia hingga karena kondisi geografis Indonesia, yang terdapat lembah dan gunung, bisa menjadi kendala tersendiri.

1. Biaya Membangun Infrastruktur Mahal 
Untuk mendapatkan koneksi internet yang cepat dan nyaman, tentu dibutuhkan infrastruktur pendukung seperti tower Basic Transceiver System (BTS) yang memadai. Untuk membangun sebuah BTS, operator seluler membutuhkan biaya antara Rp 1 hingga 3 miliar.


Tentu saja, tidak mudah untuk membangun perlengkapan tersebut di Indonesia yang notabene adalah negara kepulauan. Belum lagi, jumlah penduduk yang termasuk lima besar di seluruh dunia dengan jumlah 266.872.775.  Untuk mengimbangi jumlah penduduk, maka jumlah infrastruktur juga seharusnya juga ditambah, tentu membutuhkan biaya yang mahal untuk mendirikan infrastruktur yang layak.

Di beberapa daerah khususnya di Timur dan Kalimatan masih terdapat ketimpangan infratruktur digital. Data Kominfo pada 2017 rata-rata kecepatan unduh di Jakarta mencapai 7 Mbps, sementera itu di Papua hanya 300 Kbps. Belum lagi jika kabel optik terputus karena bencana alam, misal terputus karena arus di bawah laut yang sangat besar. Bisa juga karena ulah orang yang tidak bertanggung jawab (pencurian).

2. Kondisi Geografis Indonesia
Selain masalah dana, tantangan alami inilah yang juga membuat para penyedia jasa layanan internet harus berpikir realistis berdasarkan fakta yang ada di lapangan.

Lembah Baliem, Wamena, Papua
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh pegunungan dan lembah. Kondisi alam inilah yang menjadi salah satu hambatan terbesar untuk membangun infrastruktur internet. 

3. Jumlah Pengguna Internet Indonesia 
Akses internet memiliki sistem berbagi. Semakin banyak pengguna internet dalam suatu wilayah, semakin rendah juga kecepatannya.


Internet World Stats, pengguna internet Indonesia ada sebanyak 143.260.000 terhitung 31 Desember 2017. Dengan jumlahnya yang mencapai ratusan juta tersebut, Indonesia menjadi negara terbesar kelima yang mengakses internet.

Semakin banyak user yang terhubung, koneksi yang dibutuhkan pun sangat besar. Kondisi ini tidak sebanding dengan jumlah infrastruktur jaringan internet. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab mengapa koneksi di Indonesia terasa lambat.

4. Biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHPF) 
Faktor lain lambatnya internet di Indonesia adalah tingginya Biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHPF).  Tarif penggunaan gelombang frekuensi internet yang mahal membuat pengembangan kecepatan internet jadi makin terhambat.


Contohnya Smartfren Telecom, yang harus membayar sebesar Rp 543 miliar kepada pemerintah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Bahkan Telkomsel, yang merupakan perusahaan BUMN milik Indonesia pun bahkan harus membayar sekitar Rp 3,021 triliun dengan rincian penggunaan 30 MHz frekuensi 2,3 GHz. Nilai di atas disesuaikan dengan besaran bandwidth dari masing-masing provider.

5. Jumlah Provider (Penyedia Layanan) Internet Terlalu Banyak
Di Indonesia, kini terdapat banyak penyedia layanan internet (provider), setidaknya ada 14 perusahaan provider baik nirkabel maupun kabel.

Tri (3), Indosat Ooreeoo, Smartfren, Telkomsel, Indihome (PT Telkom)
 XL Axiata, Biznet Home Internet, First Media X1 Combo 4K, MNC Play Media, Oxygen.id, MyRepublic Ultra Fast Fiber Broadband, Hypernet Indonesia.


Berbeda dengan negara maju hanya membatasi lima perusahaan. Itu karena setiap operator harus berbagi spektrum jaringan. Itu sebabnya internet Indonesia lambat.

6. Server Laman di Luar Negeri
Laman luar negeri, seperti Google, Instagram, dan Facebook memiliki
server di luar negeri. Padahal, mengakses server di luar negeri lebih banyak menghabiskan konsumsi data.


Ironisnya, banyak laman-laman dari Indonesia yang menggunakan server dari luar negeri karena harganya lebih murah. Namun, sebagai pengguna kita yang terbebani.


Referensi:

7 Alasan Kenapa Internet Indonesia Lambat dan Mahal, Kapan Berubahnya?
IDN NEWS

Internet Indonesia Dikenal Lelet Se-Asia, Kalah Sama Malaysia dan Singapura?
BOOMBASTIS.com

Mark Zuckerberg Tahu Penyebab Internet Indonesia Lambat
KOMPAS.com

[Update] 7 Provider Internet Kabel di Indonesia dan Tip Memilih yang Tepat
id.techinasia.com

Ini Alasan Internet Indonesia Lemot Dibanding Negara Lain
Techno.okezone.com

Berapa Biaya untuk Bangun Open BTS ?
Techno.okezone.com