Laman

Rabu, 02 September 2015

Ayat-Ayat Setan "SATANIC VERSES" - Salman Rushdie

SATANIC VERSES
Penulis: Salman Rushdie
SALMAN RUSHDIE (LAKNATULLAH) pria kelahiran Mumbai India, Kota ini dulu bernama Bombay ibu kota negara bagian Maharastra, 19 Juni 1947, berkebangsaan Inggris, menulis Novel karyanya yang ke 4 berjudul "The Satanic Verses" kalau diterjemahkan berarti "ayat-ayat Setan". 


Di Inggris dimana Salman Rusdie tinggal Buku ini disambut antusias oleh para kritikus, namun Buku ini masuk dalam Nominasi Finalis Bookers Frize, namun di kalahkan oleh Novel karya Peter Carey berjudul "Oscar and Lucinda", yang mengakibatkan Novel The Satanic Verses gagal memperoleh Whitbread Award untuk Novel terbaik tahun 1998, di Britinia Raya. Walau The Satanic Verses gagal memperoleh award, Salman tak kecewa karena sebelumnya yaitu pada Tahun 1981 lewat karyanya " Midnight Childreen merebut penghargaan ini. 


Salman Rushdie masuk dalam jajaran pengarang yang disegani dan tersehor di abad ke-20 karena karyanya yang unik campuran antara sejarah dan realisme magis dan inilah yang membuat 13 buku karangannya memperoleh penghargaan dunia penulisan.

Bahkan sebelum terbitnya The Satanic Verses, buku-buku Salman Rushdie telah sempat memicu kontroversi. Kritik terhadap Salman yang perlu diperhatikan berasal dari Daniel Pipes, seorang akademisi yang juga penulis dan komentator politik yang memfokuskan diri pada kritik terhadap Islam maupun Islamisme.

Daniel Pipes mengatakan: "Rushdie sendiri melihat perannya sebagai penulis yang termasuk dalam fungsi antagonis negara. Rushdie adalah seorang intelektual yang selalu tidak puas, selalu mengkritik atau mengolok-olok di hampir seluruh tulisannya."

The Satanic Verses adalah novel keempat Salman Rushdie, pertama kali diterbitkan pada tahun 1988 dan terinspirasi sebagian oleh kehidupan Muhammad. Seperti buku sebelumnya, Rushdie sering menggunakan realisme magis dan sangat bergantung pada peristiwa kontemporer dan orang-orang untuk menciptakan karakter dalam bukunya. 


Judul itu merujuk pada apa yang dikenal sebagai ayat-ayat setan, sekelompok ayat Al-Quran dugaan yang memungkinkan untuk doa syafaat yang akan dilakukan untuk tiga dewi Pagan Mekah: Allāt, Uzza, dan Manat. Bagian dari cerita yang berhubungan dengan “ayat-ayat setan” dalam buku itu berdasarkan laporan dari para sejarawan al-Waqidi dan al-Tabari.

Di Britania Raya, buku itu diterima dengan tinjauan yang beragam. Tahun 1988 Finalis Booker Prize ini kalah dari Peter Carey Oscar dan Lucinda, tapi memenangkan Whitbread Award 1988 untuk novel tahun itu. Dalam komunitas Muslim sendiri, bagaimanapun juga novel ini menimbulkan kontroversi besar dan dianggap acuan yang menghujat. Buku itu dilarang di India, dibakar pada beberapa demo di Inggris dan menimbulkan topik kerusuhan di Pakistan.

Ketika Februari 1989, Ulama Syiah di Iran, Khomeini, mengeluarkan fatwa meminta semua muslim untuk membunuh atau membantu membunuh Rushdie dan penerbitnya, Rushdie berada di bawah perlindungan polisi pemerintah Inggris. Secara Individual, sebenarnya para pembeli buku tidak merasa dirugikan.

Salman Rushdie, sang pengarang Novel The Satanic Verses adalah penganut agama islam, dia menikah dengan 4 orang perempuan, isteri pertamanya Clarissa Luard yang dinikahi 1976 dan berpisah pada tahun 1987 dari hasil pernikahannya yang pertama ini lahir seorang anak laki-laki bernama Zafar Rushdie. Setelah berpisah dengan Clarissa Luard, pada tahun 1988 Salman menikah dengan Marianne Wiggins seorang Novelis Amerika dan berceria pada tahun 1993, Salman lalu menikahi Elizabeth Wezt 1997 dan kembali bercerai 2004 dari perkawinan ini Salman memperoleh seorang anak Milan Rusdie, setelah itu Salman dengan Artis dan model India Padma Lakshmi tapi kemudian bercerai pada tahun 2007. 


Bersama seorang wartawan CNN dan AgenGanda KGB (agen rahasia soviet) menerima Anugrah gelar kebangsawanan dari Ratu Inggeris Elizabeth II pada tanggal16 Juni 2007, Ratu Elizabeth II lahir di Mayfair London, putri Raja George VI, 21 April 1926, beliau adalah Ratu Britinia Raya dan Irlandia Utara dan Kepala Negara Persemakmuran, Ratu Inggris Raya memberinya penghargaan Kesatria pada Ulang Tahun Ratu Elizabeth II yang ke-81.

Iran mengecam keputusan pemberian Gelar kebangsawanan (Kesatriya) kepada Salman Rusdie oleh Ratu Inggeris Elizabeth II, Iran mengatakan bahwa itu penghinaan terhadap Dunia Islam. Penganugrahan gelar ( Knighthood ) telah memicu perselisihan dengan sejumlah Negara, Kementrin luar Negeri Republik Iran akhirnya memanggil Duta Besar Inggris untuk Iran, Geoffery Adams.

Pemerintah Iran mengatakan bahwa pemberian penghargaan yang diberikan kepada Salman Rusdie adalah langkah provokatif yang menghin. kaum Muslimin.

Pakistan juga bereaksi dan memanggil Komisioner Robert Brinkley, tak luput Partai Aliansi Islam Malysia ( PAS ) memprotes penganugrahan Bangsawan kepada Salman Rushdie.

AYAT-AYAT SETAN Novel The Satanic Verses memasukkan Islam dan Tuhan sebagai Tokoh dalam Novel ini. Salman terinspirasi oleh Kisah hidup Nabi Muhammad As. Dalam Novel ini Tokoh utama bernama Mahound (yang kemungkinan besar yang dimaksudkan adalah Nabi Muhammad) diceritrakan paralel sejajar dengan dua Tokoh lainnya Gibreel Faristha dan Saladin Chamcha.

Cerita Novel ini berlatar belakang kehidupan Mahound di zaman Jahiliyah (zaman dimana masyarakat masih menyembah berhala sebelum diturunkannya Ayat Suci Al Quran) berupa mimpi atau penglihatan dari Gibreel (Jibril a.s).

Dikisahkan bahwa Sang Perantara pada pilihan sulit untuk berkompromi dengan alat politeisme (sistem yang menganut paham lebih dari satu Tuhan di masyarakat Jahiliyah), seiring dengan itu Mahound ingin memperkenalkan kepada masyarakat akan paham monoteisme (lawan dari politeisme, percaya kepada satuTuhan), hal itu ditentang oleh masyarakat setempat.

Masyarakat Jahiliyah mau berkompromi asal Mahound mau mengakui dewa-dewi mereka (allat, patung berbentuk perempuan, Uzzah dan Manna),setara dengan Tuhan, dan seluruh masyarakat Jahiliyah akan menyembah Tuhannya Mahound, dan kalau Mahound menolak akan dimusuhi dan diasingkan.

Setelah itu Mahound pergiuntuk mencari Wahyu, beberapa waktu kemudian Dia kembali ketengah-tengah masyarakat Jahiliyah dan mengatakan bahwa dia mendapatkan Wahyu dari Gabriel bahwa ketiga Dewa itu akan diakui setara dengan Allah. Namun setelah naik ke gunung lagi untuk mencari Wahyu dia lalu kembali dan mengatakan bahwa Wahyu yang pertama tadi adalah dari setan dan harus dimusnakan dari catatan tertulis yang telah dibuat, sebagai akibat dari perkataannya itu Mahound dan pengikutnya melarikan dari Jahiliyah.

Dibagian kedua,Novel The Satanic verses, menceritrakan tentang Tokoh bernama Ayesha, yang merupakan perempuan muda isteri Mahound dan awal mula sistim poligami dalam kepercayaan yang disebarkan Mahound.

Dibagian ketiga, Salman Rushdie, menceritrakan tentang seorang pengikut Mahound juru tulisnya yang berasal dari Turki, yang mencatat semua syair yang dibacakan karena Wahyu yang disampaikan kepada Mahound seperti puisi sesuai dengan tradisi masyarakat saat itu,yang diutarakan oleh Mahound.

Juru tulis itu kemudian benci kepada Mahound karena beberapa kali menyelamatkan Mahound dan pengikutnya tap tidak pernah di akui jasa-jasanya.Karena ketidak percayaannyapada Mahound membuatnya menguji kebenaran Wahyu Mahound berasal dari Malaikat.

Diceritrakan bahwa juru tulis itu merobah beberapa kata pada saat mencatat apa yang dikatakan oleh Mahound tanpa diketahui Mahound yang mendengarkan ulang apa yang dituliskan namun Mahound tidak mengetahui dan menyadaribahwa ada perobahan pada tulisan itu. Sang Juru Tulis lalu membuat kesimpulan bahwa Wahyu tersebut adalah hasil rekayasa Mahound sendiri.

Membaca Sinopsis dari Novel " The Satanic Verses "terlalu pantas kalau kita dan seluruh umat Islam di dunia mengutuk tindakan Salman Rusdie yang mengaku pemeluk Islam mengingkari ajaran Agama yang telah di akuinya dan dianutnya selama ini, bukan saja mengingkari tapi menghina Agama Islam. SALMAN RUSHDIE DI KUTUK DAN DIBURU Pemimpin spritual Iran, Khomeini, (Pendiri Syiah) yang lahir di Khomein Provinsi Zarkasi 24 September 1902, dan meninggal Teheran Iran 3 Juni 1989, adalah pemimpin Iran yang mengeluarkan Fatwa pada tahun 1989 untuk memerintahkan kaum muslim untuk membunuh Salman Rushdie karena dianggap menghina Islam karena bukunya" The Satanic verses ".

Banyak Negara yang melarang buku ini beredar,mereka menemukan beberapa bukti, Salman menyerang islam lewat Novelnya dan melarang sejumlah toko buku untuk menjual buku ini. Khomeini berpidato di radio mengatakan Rushdie telah keluar dari Islam ( Murtad ), Rusdie dan penerbit Buku di Fatwa Mati oleh Khomenei (sebuah keputusan yang diambil oleh sebuah lembaga atau perorangan yang diakui otoritasnya, biasanya disampaikan oleh seorang Mufti atau Ulama, sebagai tanggapan atau jawaban yang diajukan oleh peminta fatwa ( mustaffi ) yang tidak mempunayi keterikatan.

Dengan demikian peminta fatwa tidak harus mengikuti isi atau hukum fatwa yang diberikan ).Pemerintah Inggeris melakukan perlindungankepada warga negaranya Rushdie , dan pada tanggal 7 Maret 1989 Iran memutuskan hubungan diplomatiknyadengan Inggeris, Rushdie membuat sebuah Essay pada tahun 1990 ( essay adalah sebuah tulisan yang menggambarkan opini penulis tentang subyek tertentu yang coba dinilainya ), untuk membuktikan dirinya masih beragama Islam.KESIMPULAN PENULISMembaca sinopsis dari buku Novel The Satanic Versesyang ditulis oleh Salman Rusdie, menurut pendapat saya sudah sangat keterlaluan dan dibuat-buat untuk memprovokasi dunia Islam, yang sesungguhnya adalah sahabat seagamanya sendiri. Bagaimana mungkin seorang yang mengaku menganut Agama yang diyakininya dengan membelokkan fakta tentang keyakinannya sendiri.Yang patut di pertanyakan apakah Salman Rusdie waktu menulis Novel ini dalam keadaan waras ?

Sumber:
Jalan Cerita Novel ini terdiri dari bingkai narasi yang menggunakan unsur-unsur realisme magis, dihubungkan dengan serangkaian sub-plot yang diceritakan sebagai visi mimpi dialami oleh salah satu protagonis. Bingkai narasi seperti banyak cerita lain yang ditulis olah Rushdie, melibatkan ekspatriat kontemporer India di Inggris.

Kedua protagonis, Gibreel Farishta dan Saladin Chamcha, masing-masing adalah aktor dari latar belakang Muslim India. Farishta adalah superstar Bollywood yang mengkhususkan diri dalam bermain Dewa-Dewi Hindu. Karakter ini diidentifikasikan sebagai aktor India Amitabh Bachchan dan sebagian lagi RamaRao. Chamcha adalah imigran India dan bekerja sebagai seniman di Inggris.

Pada awal novel, keduanya terjebak dalam pesawat yang dibajak selama penerbangan dari India ke Britania. Pesawat meledak di Selat Inggris, tetapi keduanya selamat secara ajaib.

Dalam transformasi yang ajaib itu, Farishta mengambil kepribadian dari malaikat Gibreel, dan Chamcha membawa kepribadian dari setan. Setelah ditemukan di pantai, Chamcha dibawa ke tahanan oleh polisi, yang mencurigai dirinya sebagai seorang imigran gelap, sementara Farishta terlihat tanpa intervensi. Kedua potongan karakter perjuangan kehidupan mereka kembali. Farishta mencari dan menemukan cinta yang hilang, para pendaki gunung Inggris Allie Cone, tapi hubungan mereka dibayangi oleh penyakit mental.

Chamcha yang secara ajaib kembali memiliki bentuk manusia itu. Chamcha cingin membalas dendam pada Farishta karena telah meninggalkan dia sendirian setelah jatuh bersama mereka dari pesawat yang dibajak. Dia melakukannya dengan memupuk kecemburuan patologis Farishta dan dengan demikian menghancurkan hubungannya dengan Allie. Di saat krisis, Farishta menyadari apa yang telah dilakukan Chamcha, tetapi ia memaafkan bahkan menyelamatkan hidupnya. Keduanya kembali ke India. Farishta, masih menderita dari penyakitnya, membunuh Allie, kecemburuan yang tak berakhir berujung pada bunuh diri.

Chamcha, yang telah menemukan pengampunan dari Farishta ditambah rekonsiliasi dengan ayahnya dari keterasingan dan identitas India, memutuskan untuk tetap tinggal di India. Nampak dalam cerita ini serangkaian cerita mimpi setengah sihir yang ditransformasikan pada gangguan pikiran Gibreel Farishta. Mereka dihubungkan bersama oleh banyak rincian tematik maupun oleh motif umum wahyu ilahi, keyakinan agama, fanatisme, dan keraguan.


Dianggap Ofensif Pesan cerita sebagian besar berupa elemen yang dianggap ofensif bagi umat Islam. Berulang kali plot cerita mengulang kehidupan Muhammad (yang dalam novel itu disebut “Mahound” atau “Messenger” ) di Mekah (“Jahilia”).

Pusat episode Satanic Verses, adalah ketika Nabi pertama menyatakan sebuah wahyu yang memihak kepada dewa politeistik kuno, tetapi kemudian ini disadari sebagai suatu kesalahan yang disebabkan oleh Setan. Ada juga dua penentang sang Messenger yakni seorang imam kafir setan Hindu, dan seorang penyair skeptis Baal yang selalu menyindir sopan. Ketika nabi kembali ke kota penuh kemenangan, Baal masuk bersembunyi di sebuah rumah pelacuran bawah tanah, di mana pelacur diasumsikan identitas para istri-istri nabi. Dalam peran , juga terdapat salah satu sahabat nabi yang mengklaim bahwa ia meragukan sang Messenger dimana ia secara halus mengubah bagian dari Al ur’an yang didikte kepadanya.

Urutan kedua menceritakan tentang Aisyah, seorang gadis petani India yang mengaku menerima wahyu dari Gibreel Archangel. Dia mengajak seluruh masyarakat desanya untuk memulai ziarah ke Mekah Ia mengklaim bahwa mereka akan dapat berjalan kaki melintasi Laut Arab.

Ziarah ini berakhir dalam klimaks bencana sebagai semua orang yang beriman berjalan ke dalam air dan menghilang, maka hal ini mengganggu kesaksian yang bertentangan dari pengamat tentang apakah mereka hanya tenggelam atau sebenarnya tidak secara ajaib mampu melintasi laut.
Urutan ketiga menyajikan sosok seorang ekspatriat fanatik pemimpin agama, “Imam,” dalam setting akhir abad ke-20. Angka ini adalah kiasan transparan kepada Khomeini hidup yang hidup dalam pengasingannya di Paris, tapi juga terhubung melalui berbagai motif naratif berulang kepada sosok Rasulullah.

Bagian Sensitif yang Menimbulkan Protes Sebenarnya judul Satanic Verses sendiri sudah menimbulkan protes (terutama terjemahan ke dalam bahasa Arab), yang oleh umat Islam dianggap a-susila dan serentak mengklaim bahwa seluruh buku ini adalah “pekerjaan Iblis”.

Judul itu merujuk pada sebuah insiden yang dituduhkan kepada Nabi Muhammad, ketika beberapa ayat yang diduga diucapkan oleh Muhammad sebagai bagian Al-Qur’an dan yang kemudian ditarik dengan alasan bahwa Iblis telah mengutus mereka, menipu Muhammad ke dalam pemikiran mereka yang datang dari Allah.

Ucapan dan penarikan dari Satanic Verses dianggap membentuk petak yang penting.Novel kontroversial Rushdie memang menceritakan beberapa episode kehidupan Muhammad. Ungkapan sejarawan Arab dan muslim kemudian digunakan untuk menggambarkan insiden yang pernah terjadi, bukan ayat-ayat setan, melainkan ayat-ayat burung (gharaniq), dimana frasa ayat-ayat setan memang tidak dikenal oleh muslim, dan diciptakan oleh para akademisi Barat yang mengkhususkan diri pada studi budaya Timur Tengah, terutama William Montgomery Watt dalam bukunya Muhammad, Nabi dan Negarawan.

Selanjutnya hal-hal rumit muncul, ketika judul novel Rushdie diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, “ayat-ayat” diterjemahkan sebagai “Ayat”, sebuah istilah yang menandakan bukan ayat-ayat Kitab Suci pada umumnya, tetapi semata-mata ayat-ayat Al Qur’an.

Oleh karena itu, umat Islam yang hanya membaca judul dalam terjemahan bahasa Arab sangat mungkin telah mengasumsikan bahwa Rushdie mengklaim seluruh ayat-ayat dalam Al Qur’an adalah ayat-ayat setan.

Hal lain adalah pendapat Rushdie tentang penggambaran Nabi Muhammad, dan beberapa lainnya dalam elemen novel, yang juga dianggap sangat kontroversial atau langsung menghujat.

Menurut sarjana Studi Islam Anthony McRoy, ini meliputi penggunaan Mahound nama, sebuah istilah yang sangat menghina untuk Muhammad. Istilah ini digunakan selama Perang Salib.

Demikian juga penggunaan istilah Jahilia, yang melambangkan ‘waktu ketidaktahuan’ sebelum Islam, bagi kota Mekkah yang suci. Selain itu, juga penggunaan nama aktor film menjadi Angel Gibreel (Jibril), sedangkan karakter bernama Saladin, (nama pahlawan besar muslim dalam Perang Salib) menjadi setan.

Juga, karakter seorang gadis India fanatik yang memimpin desanya dan gagalnya ziarah yang dipimpinnya. Gadis itu disebut Ayesha, yang juga nama istri Muhammad. Mungkin yang paling menyinggung umat muslim dalam novel Rushdie adalah pelacuran dari kota Jahilia dikelola oleh pelacur yang mengambil nama-nama para istri Nabi Muhammad, in isungguh memuakan karena umat Islam tahu bahwa istri-istri Nabi adalah wanita dan ibu yang taat kepada Allah.

Masalah lain yang dapat yang termasuk ofensif adalah: Sebutan bajingan bagi Abraham (Ibrahim a.s) untuk peran Hagar (Hajar a.s, istri Nabi Ibrahim) dan Ismail (Putra Sulung Nabi Ibrahim a.s dari Pernikahanya dgn Hajar) di gurun.

Karakter dalam buku bernama Salman dari Persia yang berfungsi sebagai salah satu penulis Nabi, yang lepas landas jelas pada cerita ditemukan dalam Tafsir (Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Ta’wil) dari Mekah mengkonversi dengan nama Ibn Abi Sarh, yang meninggalkan Islam setelah Nabi gagal untuk melihat perubahan kecil yang telah dibuat dalam pendiktean Al-Qur’an.

Para muslim Kontemporer berpendapat bahwa kisah ini tidak bisa diandalkan, dan dalam hal apapun Ibn Abi Sarh dan kemudian dikonversi menjadi Muslim yang baik lagi setelah ditangkap dan lolos dari pedang bagi kemurtadannya.

Salman dari Persia juga merupakan nama salah satu sahabat nabi. Potensi lain yang membuat tersinggung adalah istri nabi, Aisyah memberitahu dia: “Tuhan Anda tentu melompat ketika Anda membutuhkannya untuk memperbaiki hal-hal untuk Anda “, sebuah parafrase jelas dari keluhan Aisyah dalam sebuah hadis, “Aku merasa bahwa Tuhanmu mempercepat dalam memenuhi keinginan dan nafsu anda”. komentar ini muncul setelah sebuah ayat dalam Al Qur’an (33,51) yang diwahyukan kepada Nabi yang mengijinkan dia untuk melakukan kunjungan suami-istri ke mana saja memilih dan masing-masing memiliki giliran mereka.

Daniel Pipes dalam pengamatannya mengidentifikasi isu yang lebih umum lainnya pada buku itu yang empat membuat marah umat muslim yang saleh: Keluhan di buku itu oleh salah satu teman Mahound’s yang dituliskan sebagai “Aturan tentang segala hal sialan, jika kentut orang membiarkan dia berpaling wajahnya ke angin; aturan tentang tangan yang digunakan untuk tujuan pembersihan satu di belakang; Hukum Islam dengan lawan jenisnya; Nabi yang terbaring sekarat, ia dikunjungi oleh Dewi al-Lat, baik yang menunjukkan bahwa al-Lat ada; Visi Gibreel malaikat Yang Mahatinggi digambarkan sebagai “Tidak abstrak… Duduk di tempat tidur, seorang, botak, mengenakan kacamata sepertinya menderita ketombe.”Sebelum terbitnya The Satanic Verses Rushdie, maka penerbitnya telah menerima peringatan dari konsultan editorial bahwa mungkin buku itu akan kontroversial.

Kemudian Rushdie mengatakan kepada pewawancara: “Saya mengharapkan beberapa ulama akan tersinggung, memanggil nama saya, dan kemudian saya bisa membela diri di depanumum. Saya jujur tidak pernah mengharapkan hal seperti ini “.The Satanic Verses diterbitkan oleh Viking Penguin pada tanggal 26 September, 1988. Setelah publikasi buku ini mengumpulka ncukup pujian kritis di rumah penulisnya di Inggris. Pada November 8, 1988 itu menerima Whitbread Award untuk novel tahunitu, bernilai £ 20.000. Menurut seorang pengamat, “hampir semua buku diInggris tidak menyadari hubungan buku buku ini dengan Islam karena Rushdie telah menggunakan tinjauan nama Mahound bukan Muhammad untuk bab yang menguraikan tentang Islam.

Dalam masyarakat Islam novel ini mulai menyebabkan kontroversi, secara keseluruhan dianggap sebagai Muslim referensi yang menghujat. Bulan Oktober 1988 surat dan panggilan telepon mulai datang ke penerbitnya Viking Penguin dari umat muslim yang marah dengan buku itu dan menuntut buku untuk ditarik.

Sebelum akhir bulan buku itu dilarang di India. Pada November 1988 buku ini juga dilarang di Bangladesh, dan Sudan.

Reverensi: 
Wikipedia - Satanic Verses.
Max I. Dimont, Professor Religion of History in the United States and Canada
Criticism and aprreciation of "Salman Rushdie and The Satanic Verses Novel."
Henry Chadwick, Religious Professor at Oxford and Cambridge University

Sumber: