Laman

Senin, 07 September 2015

BAHAYA KRISTENISASI DI INDONESIA

Marilah kita berpegang teguh kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami (islam) dan kamu (Yahudi & Nasrani), bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah". Jika mereka (Yahudi & Nasrani) berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang hanya berserah diri (kepada Allah)". [Al Quran 3:64]

Keputusan Menteri Agama menyatakan bahwa:

Pertama, untuk menjaga stabilitas nasional dan demi tegaknya kerukunan antar umat beragama, pengembangan danpenyiaran agama supaya dilaksanakan dengan semangat kerukunan, tenggang rasa, teposeliro, saling menghargai, hormat menghormati antar umat beragama sesuai jwa Pancasila.

Kedua, penyiaran agama tidak dibenarkan untuk:
  1. Ditujukan terhadap orang dan atau orang-orang yang telah memeluk sesuatu agama lain;
  2. Dilakukan dengan menggunakan bujukan/pemberian material, uang, pakaian, makanan/minuman, obat-obatan, dan lain-lain agar supaya orang tertarik untuk memeluk sesuatu agama;
  3. Dilakukan dengan cara-cara penyebaran pamflet, buletin, majalah, buku-buku, dansebagainya di daerah-daerah/ di rumah-rumah kediaman umat/orang yang beragama lain; dan d) Dilakukan dengan cara-cara masuk ke luar dari rumah ke rumah orang yang telah memeluk agamalain dengan dalih apapun.




Meski mayoritas di negeri ini Umat Islam pada hakikatnya tidak memilki kekuasaan karena negara ini tidak diatur Syariat Islam. Sehingga apabila ada kasus yang mengancam aqidah umat seperti Kristenisasi maka penangananya tidak akan maksimal.

International Cirisis Gorup (ICG) mempublikasikan laporan bahwa pemicu terjadinya berbagai bentrokan antara umat Islam dengan Kristen di Indonesia adalah adanya aktivitas Kristenisasi yang sangat agresif. 

Dan sejalan dengan penyiaran Kristen dan pemurtadan yang mereka lakukan di kantong-kantong umat Islam, peningkatan jumlah gereja berkali-kali lipat. Litbang Depag mencatat bahwa pertumbuhan Gereja sejak tahun 1990 hingga tahun 2008, meningkat sekitar 300 persen, sementara masjid hanya meningkat sekitar 60%. 



Aktivitas pemurtadan di kantong-kantong miskin dengan kedok sosial (diakonia) kerap kali mereka lakukan. Kegiatan membawa anak-anak muslim ke Gereja di daerah basis Islam di Jawa Timur seperti Pasuruan sudah dilakukan sejak tahun 1970-an. Anak-anak kaum miskin di kota Pasuruan diajak bersama-sama naik becak setiap minggu ke Gereja dan pulang diberi oleh-oleh kue-kue dan permen masing-masing satu kantong. Rekaman video penyiaran Kristen oleh misionaris Amerika dengan pembagian al Kitab (Kitab Injil) dan uang kepada korban Gempa Padang Pariaman 2009 jelas menunjukkan pelanggaran peraturan menteri di atas, sebab penyiaran Kristen itu dilakukan terhadap komunitas Islam yang ditunjukkan oleh gambar penduduk muslimah yang mengenakan kerudung sebagai obyek penyiaran. Di Bekasi mereka melakukan program Bekasi Berbagi yang ujung-ujungnya adalah pembaptisan seorang nenek berbusana muslimah. Itu semua sekedar contoh diakonia yang mereka jalankan untuk memurtadkan umat Islam dan menarik mereka ke dalam agama Kristen.

Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.(QS. Ali Imran 196-197).


PERANG SALIB BELUM USAI
Kenapa pemurtadan dalam bentuk Kristenisasi ini semakin merajalela? Sebab disamping didukung oleh militansi Kristen dan sokongan dana dalam dan luar negeri, juga ada sokongan opini kebebasan agama dari tokoh dan media sekuler liberal. Melihat situasi dan kondisi yangterus mendesak dan memojokkan Islam dan umat Islam, serta menggerus aqidah umat Islam, maka hanya satu kata yang harus dilakukan oleh umat Islam, yaitu: LAWAN!

Kenapa kita harus melawan? Pertama, kita mempertahankan hak kita untuk beragama Islam dan menjalankan kebebasan serta kekhusyu’an kita untuk menjalankan agama Islam yang haq yang dijamin konstitusi dan Undang-undang. Juga Allah SWT memerintahkan kita untuk mempertahankan aqidah Islam kita sampai titik darah yang penghabisan. Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.(QS. Ali Imran 102).

Kedua, Allah SWT memberikan warning kepadakita akan bahaya peperangan yang dilakukan oleh orang-orang non Islam yang tujuannya adalah memurtadkan kita, paling tidak membuatkita tidak lagi berpegang teguh pada agama kita, alias menjadi muslim yang tidak taat, yang biasa-biasa saja, yang melempem, yang lembek, yang toleran terhadap kemusyrikan dankemaksiatan, yang semua itu menggerus aqidahkita yang kalau tidak disadari akan menghilangkannya sama sekali. Na’udzubillahi mindzalik. Allah SWT berfirman:Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup...(QS. Al Baqarah 217).

Allah SWT memperingatkan kepada umat Islam tentang betapa bahayanya orang yang keluar alias murtad dari Islam, orang yang kembali kafir setelah memeluk agama Islam, yakni sia-sia amalannya dan dipastikan kekal di neraka. Tentu ini adalah kerugian dan kemalangan yangsangat besar bagi seorang muslim dan umat Islam. Allah SWT berfirman:

Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.(QS. Al Baqarah 217).

Umat Islam yang percaya kepada Allah dan rasul-Nya serta percaya kepada kebenaran kitab suci Al Quran sebagai kalamullah, firman Allah SWT, dan yakin bahwa kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sebenarnya, mempertahankan iman, aqidah Islam, adalah harga mati! Menolak dan melawan pemurtadan adalah jihad mulia! Allahu Akbar!

Namun yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa pemurtadan oleh Kristen terhadap umat Islam harus dihadapi dengan rasional dan sistematis sesuai dengan petunjuk syariat Islam. Dan siapapun di antara umat Islam harus memiliki kesadaran ini supaya dimanapun dan kapanpun umat Islam siap menghadang Kristenisasi yang sangat membahayakan aqidah umat itu.

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.(QS. Muhammad 7)

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah(pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, MakaSesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); …
(QS. Ali Imran 139-140).


Strategi Melawan Kristenisasi
Bagaimana caranya umat Islam mewalan Kristenisasi yang merupakan perang terhadap umat Islam yang bertujuan untuk memurtadkan umat Islam agar kembali kafir itu?

1.Berpegang teguh kepada tali agama Allah dan tidak bercerai berai. 
Allah SWT berfirman:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamuketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapatpetunjuk.(QS. Ali Imran 103).

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamuke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(QS. Al Baqarah 208).

Oleh karenanya, umat Islam harus meningkatkan kualitas dan kuantitasnya dalam melaksanakan sholat berjamaah lima waktu di masjid-masjid di lingkungannya, meningkatkan komunikasi dan silaturrahmi serta ukhuwah Islamiyah di antara sesama jamaah masjid di lingkungan tempat tinggal maupun tempat kerjamereka. Juga harus meningkatkan wawasan dan ilmu mereka tentang aqidah dan syariat Islam dalam berbagai aspek kehidupan yang bisa diperolehnya melalui pengajian-pengajian tafsir, fiqh, dan aqidah di masjid-masjid dan musholla di lingkungan tempat tinggal maupun di kantor mereka. Dengan demikian umat Islam paham betul terhadap agamanya sehingga pemahaman yang jelas dan kaffah itu membentuk benteng pertahanan yang kokoh dalam diri mereka dari serangan Kristenisasi maupun pemurtadan model apapun.


2.Hanya Islam, Agama yang diterima di sisi Allah SWT

Tidak benar orang yang mengatakan bahwa semua agama sama. Islam, Kristen, danYahudi sama-sama agama keturunan Nabi Ibrahim. Mereka berdalil bahwa kita diperintahkan mencari kesamaan di antara agama islam, Yahudi, dan Nasrani atau Kristen dengan firman Allah SWT:

Katakanlah: "Hai ahli Kitab, Marilah (berpegang)kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara Kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah". Jika mereka berpaling Maka Katakanlah kepada mereka:"Saksikanlah, bahwa Kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".(QS. Ali Imran 64).

Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna dan diridloi Allah sebagaimana firman-Nya:

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu..(QS. Al Maidah 3)

Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya'qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan Para Nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nyalah Kami menyerahkan diri." Barangsiapa mencari agamaselain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
(QS.Ali Imran 85).

Tidak diterima dari seorang pun suatu cara atau perbuatan kecuali yang sesuai dengan syariat Muhammad saw. setelah diutusnya beliau saw. dengan membawa dinul Islam. Adapun sebelum diutusnya Rasulullah saw., siapa saja yang mengikuti Rasul di zamannya maka dia berarti berjalan di atas petunjuk dan jalan selamat. Orang-orang Yahudi yang mengikuti Nabi Musaa.s. yang dahulu berhukum kepada Taurat di zaman mereka; tatkala diutus Isa.a.s. maka Bani Israil wajib mengikut dan terikat kepada beliau a.s. dan menjadi Nashara; dan tatkala diutus Nabi Muhammad saw. menjadi rasul bagi seluruh anak Adam mereka wajib membenarkan dan meyakini apa yang beliau kabarkan dan mentaati apa yang beliau perintahkan.

Dan seharusnya orang-orang Kristen, kalau mereka benar-benar beriman kepada kitab Injil yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Isa a.s. yang disebut-sebut dalam QS. Ali Imran ayat 84 di atas, tentunya mereka mengimani Nabi Muhammad saw. karena Nabi Muhammad adalah Ahmad yang disebut-sebut oleh Nabi Isa a.s. sebagai kabar gembira yang akan datang sesudah beliau a.s., sebagaimana disebut dalam firman Allah SWT:

dan (ingatlah) ketika Isa Ibnu Maryam berkata:
"Hai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, Yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."(QS. As Shaff 6).

Dan Allah SWT menegaskan bahwa orang-orang Kristen, sebagai ahli Kitab, sebagaimna Yahudi, adalah lebih baik masuk Islam. Allah SWT berfirman:

Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.(QS. Ali Imran 110).


Membendung Arus Kristenisasi:(Upaya Antisipasi Gerakan Kristenisasi di Indonesia)

Selain menghadapi serangan sekularisme, pluralisme dan liberalisme,Indonesia juga menghadapi bahaya"Kristenisasi". Tidak bisa dinafikan bahwa umat Islam Indonesia sedang menghadapi ‘serangan akidah’ yang luar biasa.Indonesia benar-benar mendapat ‘prioritas utama’ sebagai lahan ‘Injilisasidunia’. Syeikh Muhammad al-Ghazali, dalam bukunya Shaihah at-Tahdzîr min Du‘ât at-Tanshîr, mengutip satu tulisan di koran ar-Râyah (Qatar) dengan judul:

"مـــاذا فى إنـــدونيسيا..؟"

Artikel tersebut ditulis dalam bahasa Inggris oleh Ahmed Deedat yang dimuatdalam edisi X dalam koran al-Burhân pada tahun 1410 H/Juni 1990 M yang dikeluarkan oleh Pusat Dakwah Islam di Afrika Selatan. Artikel tersebut diterjemahkan oleh Dr. Darwisy Musthafa al-Fârr, direktur Museum Nasional di Qatar.

Artikel tersebut ditulis dalam bahasa Inggris oleh Ahmed Deedat yang dimuatdalam edisi X dalam koran al-Burhân pada tahun 1410 H/Juni 1990 M yang dikeluarkan oleh Pusat Dakwah Islam di Afrika Selatan. Artikel tersebut diterjemahkan oleh Dr. Darwisy Musthafa al-Fârr, direktur Museum Nasional di Qatar.

Tulisan Ahmed Deedat di atas mengupas fenomena Kristenisasi yang terjadi di Indonesia. Salam satu pernyataan Deedat adalah, agama Katolik yang mencapai 5 milyar di Indonesia menganggap kunjungan Paulus ke Indonesia merupakan sebuahkesempatan besar untuk merayakan ‘Perkumpulan Gereja Indonesia‘ pada tanggal 31 September 1979. Dalam kesempatan itu, umat Kristen menandatangani satu kesepakatan: yang menggambarkan satu strategi yang ingin merubah Indonesia sampai tahun 2029 menjadi Kristen seluruhnya.Gerakan ini mereka sebut dengan ‘Amaliyah al-Isti'shâl (Operasi Pembasmian).

Joseph F O’Callaghan,dalam bukunya,A History of Me dieval Spain, (London: Cor nell University Press, 1975), menulis, setelah kejatuhan Granada, 30 Maret 1492, kaum Muslim Spanyol dibaptis secara paksa. Cisneros, seorang uskup di Gra nada, pada 1499 memerintahkan pembakaran Alquran dan memaksa sekitar 50 ribu Muslim untuk masuk Kristen.Pada 11 Februari 1502, Raja Ferdinan dan Ratu Isabella mengeluarkan sebuah keputusan (edict) yang menginstruksikan seluruh Muslim untuk masuk Kristen.

Di Indonesia ada sebuah seminari bernama “Seminari Santo Fransiskus” berlokasi di Sibiru-biru no 01, Delitua Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara. Pada 25 Januari lalu, blog seminari ini menyiar kan sebuah artikel bertajuk “Misike Tengah Kaum Muslimin Menurut St. Fransiskus Asissi”.

Fransiskus Asisi adalah orang pertama yang meletakkan dasar hidup religius dalam hubungannya dengan misi ke tengah kaum Muslimin. Pandangannya tertuang dalam Anggaran Dasar Tanpa Bula Pasal 16, yang diberi judul“Mereka yang Pergi ke Tengah Kaum Muslimin dan Orang tak Beriman”.Pasal ini menyatakan, 

“Tuhan berfirman, lihat, Aku mengutus kamu seperti dombake tengah-tengah serigala. Sebab, itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan bersahaja seperti merpati…. supaya orang percaya akan Allah yang mahakuasa, Bapa, dan Putra, dan Roh Kudus, pencipta segala sesuatu, dan akan Putra, penebus dan penyelamat, dan supaya dibaptis dan menjadi kristen;sebab siapa yang tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh Kudus, tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”Diserukan juga kepada kaum Katolik, “Di mana pun semua saudara berada, hendaklah ingat bahwa mereka telah menyerahkan diri dan memasrahkan tubuhnya kepada Tuhan Yesus Kristus. Maka, Demi cinta kasih ke pada- Nya mereka harus siap menyerahkan diri kepada musuh, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan; sebab Tuhan berfirman, siapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya untuk hidup yang kekal. Para saudara yang diutus, entah ke manapun itu, harus menyadari bahwa mereka menyerahkan diri dan memasrahkan hidup kepada Yesus Kristus. Dan karena kasih kepada Kristus itu, me reka harus siap menyerahkan diri kepada musuh baikyang kelihatan mau pun yang tak kelihatan…Bermisi berarti menghadapi bahaya, berani mati, mengalami penderitaan seperti Yesus.”
Demikian pedoman misi untuk kaum Muslim dari Santo Fransiskus Asisi yang mungkin sangat menginspirasi Paus Fransiskus.


INDONESIA TARGET KRISTENISASI

Setelah Indonesia Merdeka, Indonesia menjadi sasaran misi Kristen dari segenap penjuru dunia. Beragam media digunakan seperti film, kaset, buku-buku, kapal-kapal penginjil yang mengitari pantai-pantai dan kepulauan seperti Lombok, Sumbawa, Sulawesi dan Kalimantan. Di daerah luar Jawa seperti NTT dan Kalimantan misi Kristen telahmemiliki pemancar radio dan pesawat terbang cesna. Bahkan pada wilayah-wilayah tertentu, mereka mendirikan landasan pesawat khusus dengan izin dari Depertemen Perhubungan.[16]Dalam bidang pemerintahan, politik, mereka senantiasa melakukan maneuver-manuver, mulai dari penolakan Piagam Jakarta, perjuangan di konstituante untuk menolak Ajaran Islam.

Bukan rahasia bahwa negara terbesar berpenduduk muslim di dunia, Indonesia –190.000.000—lebih dari 90% muslimin –sekarang ini menjadi sasaran ‘invasi Kristenisasi’....Dua pandangan di atas berasal dari luar (outsider) di atas, mengindikasikan bahwa Indonesia benar-benar dalam kondisi ‘bahaya’. Pandangan dari dalam (insider) tidak perlu disebutkan, karena sudah jelas dan konkret.

Dalam bukunya Sejarah Gereja, seperti yang dikutip oleh Hussein Umar, Dr. Berkhof menggambarkan Indonesia sebagai berikut:

"Boleh kita simpulkan, bahwa Indonesia adalah suatu daerah Pekabaran Injil yang diberkati Tuhan dengan hasil yang indah dan besar atas penaburan bibit Firman Tuhan. Jumlah orang Kristen Protestan sudah 13 juta lebih, akan tetapi jangan kita lupa....di tengah-tengah 150 juta penduduk! Jadi tugas zending gereja-gereja muda di benua inimasih amat luas dan berat. Bukan saja sisa kaum kafir yang tidak seberapa banyak itu, yang perlu mendengar kabar kesukaan, tetapi juga kaum muslimin yang besar, yang merupakan benteng agama yang sukar sekali dikalahkan oleh pahlawan-pahlawan Injil. Apalagi bukan saja rakyat jelata, palisan bawah, yang harus ditaklukkan untuk Kristus, tetapi juga dan terutama para pemimpinmasyarakat, kaum cendikiawan, golongan atas dan tengah."

“Bahwa semua manusia diselamatkan danmengakui kebenaran. Karena Allah itu Esa dan Esa pula Perantara antara Allah dengan menusia, yaitu Manusia Kristus Yesus, Yang menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi dosa semua orang (1 Tim 2:4-6), “Dan tidak ada keselamatan selain Dia” (Kisah 4:12). Maka, haruslah semua orang berbalik kepada Dia, Yang dikenal lewat pewartaan Injil, lalu menjadi anggota Dia dan Anggota Gereja, yang adalah Tubuhnya, melalui pemandian. Oleh sebab itu, karya misioner dewasa ini seperti juga selalu, tetap mempunyai keampuhannya dan tetap diperlukan seutuhnya).” (Tonggak Sejarah Pedoman Arah: Dokumen Konsili Vatikan II).TentangIslam, Paus Yohannes Paulus II dengan tegas menyatakan, “Islam is not a religion of redemption.” 

“Islam bukan agama penyelamatan,” kata Paus. Sebab, menurutnya, dalam Islam, tidak ada ruang untuk salib dan kebangkitan (there is no room for the Cross and the Resurrection). 
Tentang konsep Tuhan dalam Islam, Pausmenyatakan, “a God outside of the world, a God who is only Majesty, never Emmanuel (Godwith- us). (The Pope in Winter: The Dark Face of John Paul II’s Papacy, 195-198).Dalam pidatonya pada 7 Desember 1990, yang bertajuk Redemptoris Missio (Tugas Perutusan Sang Penebus), yang diterbitan KWI tahun2003, Paus Yohanes Paulus II mengatakan, 

“Kegiatan misioner yang secara khusus di tujukan ‘kepada para bangsa’ (adgentes) tampak sedang menyurut dan kecenderungan ini tentu saja tidak sejalan dengan petunjuk-petunjuk Konsili dan dengan pernyataan-pernyataan Magisterium sesudahnya. "

Kesulitan-kesulitan baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar, telah memperlemah daya dorong karya misioner gereja kepada orang-orang non-Kristen, suatu kenyataan yang mestinya membangkitkan kepedulian di antara semua orang yang percaya kepada Kristus. Sebab, dalam sejarah gereja, gerakan misioner selalu sudah merupakantanda kehidupan, persis sebagaimana juga kemerosotannya merupakan tanda krisis iman.


Metode Kristenisasi di Indonesia 

Bahaya yang sedang ‘merongrong’ umat Islam di berbagai penjuru dunia, termasuk memang masalah murtad ini.

Berbagai aksi dan operasi Kristenisasi dilakukan di mana-mana. Umat Kristen sangat berambisi untuk ‘menyebarkan Injil’ kepada umat Islam. Umat Islam menurut mereka adalah ‘domba-domba yang hilang dan tersesat’, maka ia harus dicari dan dikembalikan kepada ‘kandangnya’: Kristen. Sehingga, untuk menangkap para ‘domba tersesat’ itu, mereka menggunakan dan menghalalkan segala cara. 

Prinsip mereka adalah al-ghâyah tubarrir al-wasîlah. Hemat penulis, umat Islam harus waspada dengan cara-cara Kristenisasi, agar tidak ‘terjebak’ dan ‘tertipu’. Sekarang, cara-cara mereka sangat ‘canggih dan berbahaya’. Mereka tidak lagi menggunakan iming-iming ‘satu bungkus Supermie atau satu kilo beras plus ikan asin dan minyak goreng’. Tidak! 

Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.(QS. Ali Imran 196-197).

Cara mereka sekarang semakin canggih. Di bawah ini, penulis hanya memaparkan beberapa contoh secara ringkas dan sederhana. Diantara metode Kristenisasi itu adalah sebagai berikut:

1.Membangun Berbagai Proyek Kristenisasi
Di Indonesia sendiri, proyek Kristenisasisejak lama sudah berjalan secara diam-diam, seperti Yayasan Doulos. Lama-kelamaan, kedok yayasan yang bergerak dalam aksi Kristenisasi ini pun terbongkar. 

Karena penduduk merasa resah dengan aktivitasnya, akhirnya diserbu dan dihancurkan.Pada tataran dunia, organisasi Kristenisasi Dunia memiliki satu proyek yang disebut dengan Joshua Project 2000.Joshua Project 2000 ini ditenggarai sebagai induk dari Doulos Project 2000, umat Islam wajib mewaspadainya.

Doulos 2000 Project = 10 Missionary Project =
• The Jericho 2000 Project – West Java
• The Karapan 2000 (Race 2000) Project– East Java
• The Mandau 2000 Project – West Borneo
• The Bajau-Bungku 2000 Project – South East Celebes
• The Cendrawasih 200 (Bird of Paradise) Project–West New Guinea
• The Andalas 2000 Project – North Sumatra
• The Sriwijaya 2000 Project – Riau, Sumatera
• The Construction Project for House of Worship inthe rural areas
• The Provision of Bibles Project –in the triballanguage

2. Mengobrak-abrik, mengubah tafsir Kandungan Al-Qur’ân, Sunah & Hadist
Cara ini sangat ampuh digunakan oleh para missionaris dan evangelist (penginjil). Hatta, di negara Arab sendiri, yang nota-bene berbahasa Arab, mereka menggunakan cara ini. Kasus terakhir adalah apa yang dilakukan oleh Dr. Anis Shorrosh lewat Al-Qur’ân ‘palsunya’, The True Furqan (al-Furqân al-Haqq). Itu dari segi pembuatan Al-Qur’ân. 
Dari sisi yang lain, berbagai bentuk ‘penyelewengan’ ayat-ayat Al-Qur’ân dan penafsirannya banyak juga dilakukan oleh umat Kristen. Saat ini, termasuk di Indonesia, istilah-istilah Al-Qur’ân dan teologi Islam sudah mulai disinkronkan dengan istilah-istilah Kristen, seperti Kalimah Allâh (‘Firman Allah’), Rûh Allâh (‘Roh Allah’) , tajassud,dsb. 


Tetapi, tujuan mereka adalah untuk mendukung ketuhanan Yesus Kristus. Menurut mereka, Al-Qur’ân sendiri menyebut Kristus Kalimah Allâh, Firman Allah dan ‘Roh-Nya’ (rûhun minhu). Tentu saja itu benar. Tetapi, konsep Kalimah (Firman) dalam Islam, berbeda dengan konsep Kristen. Dalam Islam, Kristus tercipta lewat Kalimah (Firman) Allah, ‘kun’, untuk menggambarkan satukebesaran dan kekuasaan Allah. Juga, kata rûh dalam Islam, artinya: Yesus tercipta dari roh yang berasal dari Allah Swt. yang ditiupkan oleh malaikat Jibril ke dalam rahim Maryam.

Upaya merusak kandungan Al-Qur’ân memang sudah lama dilakukan. Sebelumnya sudah dikenal nama Hamran Ambrie. Lewat bukunya "Allah Sudah Pilih Saya" ia berusaha menyelewengkan penafsiran ayat-ayat Al-Qur’ân untuk mendukung dogma Kristen. Sebagai contoh, dalam bukunya tersebut, halaman 3 baris 9 dari atas mengatakan:
"Qul ya ahlal kitabi lastum ‘ala syai-in hatta tuqiemut taurate wal injil wa ma unzila ilaikum min rabbikum"
"Katakanlah! Hai Ahli Kitab, kamu tidak pada agama yang sebenarnya, kecuali apabila kamu turuti Turat dan Injil, dan apa yang diturunkan kepadamu daripada Tuhamu!"

Ayat ini, bukanlah untuk pertam kali itu saya baca, melainkan sudah ratusan kali. Tetapi pada kali terakhir itu, Allah telah membisikkan dalam roh –jiwa saya, bahwa yang dimaksud Taurat dan Injil dalam Qur'an itu, adalah Taurat-Injil yang ada terdapat dalam Alkitab atau Bibel sekarang.Proyek Amran Hambrie – setelah dia wafat – diteruskan kembali oleh para pengikutnya, seperti pendeta Rivai Burhanuddin dan yang lainnya. Pendeta Rivai Burhanuddin, dari gereja Advent dalam bukunya ‘Persahabatan Ummat Allah’ juga memutar balikkan ayat-ayat Al-Qur’ân.

Contohnya, dalam bukunya tersebut, halaman I, dia menyatakan:"......kitab Perjanjian Baru membuktikan kebenaran kitab Perjanjian Lama dan Quran membuktikan kebenaran kitab Perjanjian Lama dan kitab Perjanjian Baru itu."

Beberapa tahun terakhir juga muncul buku terjemahan Robert A. Morey yang mencoba mengacak-acak Al-Qur’ân. Lewat bukunya The Islamic Invasion (Islam Yang Dihujat), Morey menulis tentang ‘Al-Qur’ân dan Kekerasan’. Ia menyatakan:

"Jangan sampai ada yang heran jika mengetahui agama Islam tidak saja mengesahkan dan mengabsahkan tindak kekerasan akan tetapi justru dalam keadaan tertentu malah memerintahkan tindak kekerasaan. Di dalam Al-Quran, Qs 9:5 kaum muslimin diperintahkan sebagai berikut:

"Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." 

Dan apa yang harus dilakukan oleh kaum muslimin terhadap orang-orang yang menolak agama Islam?

Dalam Kebudayaan Barat, hukuman-hukuman seperti memotong tangan dankaki seseorang hanya gara-gara tidak mau menerima agama Islam, merupakan sesuatu yang tidak dapat dimengerti sama sekali.

Ungkapan Morey, menunjukkan kebodohannya tentang isi Al-Qur’ân"Surat at-Tawbah yang dikutipnya jelas tidak memiliki makna seperti yang diklaimnya. 

Begitu juga dengan surat al-Mâidah [5]: 33. Padahal, umat Islam memiliki buku-buku tafsir yang menjelaskan tentang ayat tersebut. Khusus ayat kedua, itu berkaitan dengan ayat tentang qatl al-murtadd (hukum bunuh bagi yang keluar dari agama Islam).

Dr. ‘ImâdAs-Sayyid asy-Syarbaeny menjelaskan bahwa ‘memerangi’ Allah dan Rasul-Nya itu dilakukan dengan dua cara: pertama, lewat tangan dan kedua, lewat lisan. Orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya ‘dengan lisan’ terkadang ditafsirkan sebagai orang yang memerangi dengan cara ‘memotong jalan’ –dalam merampas harat orang lain– ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam Sunan-nya sebagai penafsiran dari sabda Nabi Saw.:

at-Târiku lidînihî al-mufâriq li al-jamâ‘ah."Analogi Morey sangat ‘jauh panggang daripada api’ jika diplintir sampai ke Barat. 

Di Barat Islam tidak memaksa masyarakatnya untuk memeluk agama Islam. Apa yang diinginkan oleh Morey adalah merusak citra Islam. Seolah-olah Islam itu agama ‘Barbar’, hobi membunuh dan menyiksa orang.

Hipnotis dan Penyembuhan.Modus operandi Kristenisasi lewat ‘hipnotis’ mungkin cara yang paling keji –di samping Germil dan pelaksanaan rutinitas ritual umat Islam –, yang dilakukan oleh para penginjil dan missionaris.

Ternyata, cara seperti ini telah dicanangkan sejak Konferensi Colorado, Amerika Serikat pada tahun 1987.Cara keji seperti ini ditujukan kepada para wanita Muslimah, agar mereka memeluk agama Kristen. Fenomena ini sekarang bukan hal yang aneh alias asing. Berbagai peristiwa menjadi bukti bahwa cara keji ini benar-benar dipraktekan secara nyata. 

Di Indonesia, tidak sedikit wanita Muslimah yang –tiba-tiba– kesurupan, sampai menyebut-nyebut nama ‘Yesus Kristus’.Padahal, itu merupakan kesengajaan yang dibuat oleh para Pendeta, Penginjil dan aktivis Kristenisasi untuk mengelabui umat Islam. Ketika itu terjadi, mereka menawarkan ‘terapi lewat nama Yesus’. "Jika dia ingin sembuh, dia harus menyebut nama Yesus, mengakui Yesus sebagai Tuhan." Karena, menurut para penginjil yang melakukan hal tersebut, Yesus mampu mengusir ‘roh jahat’. Padahal itu merupakan tipu muslihat mereka. Itu merupakan cara mereka, agar umat Islam mengakui ‘ketuhanan Kristus’.Fenomena yang lain, adalah apa yang dikenal dengan ‘Penyembuhan Atas Nama Yesus’. 
Fenomena ini sempat terjadi di beberapa daerah, seperti Jakarta dan Bandung. Pengaruh pengobatan dengan cara demikian ternyata memiliki pengaruh yang sangat besar sekali. 

Sehingga, menurut Dr. Sanihu Munir, apapun yang dikatakan oleh Pastor, Pendeta dan penginjil seakan-akan semuanya bisa terjadi. Kegiatan penyembuhan ini merupakan salah satu otoritas Gereja yang berusaha untuk tetap dipertahankan, walaupun lama-kelamaan kebohongannya terungkap, malah menjadi aib yang sangat memalukan bagi para Pastor. Akting mereka harusnya mendapat anugrah penghargaan aktor sandiwara sekelas Hollywood. 

Contoh yang paling memalukan seperti yang terungkap di salah satu Gereja di salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ternyata motif penyembuhan ini tidak hanya sekedar misi pembaptisan & kristenisasi semata, tetapi ternyata juga berkedok penipuan uang untuk meraup keuntungan. Para pasien sang Pastor yang sadar telah tertipu juataan rupiah tak kuasa menahan kemarahanya. Alhasil Pastor tersebut jadi bulan-bulanan dan sasaran amuk masa, sebelum akhirnya diamankan dikantor Polisi. Tak hanya melakukan penipuan & pemerasan, belakangan terungkap saat sesi penyembuhan, sang Pastor juga melakukan Pelecehan Seksual.


Tinjauan Dalam Penyembuhan atas nama Yesus:


1) Penemuan Bakteri, virus dan jamur serta senyawa kimia/fisik sebagai penyebab penyakit membuat orang sadar bahwa penyakit-penyakit seperti malaria, kusta, dan keracunan kimia bukan urusan para Pastor, Pendeta ataupun penginjil untuk disembuhkan atas nama Yesus. Apalagi orang-orang yang buta karena penyakit kusta atau lumpuh karena penyakit polio. Walaupun disebut-sebut nama Yesus 7 hari 7 malam, mereka yang buta tidak akan melihat dan orang yang lumpuh tersebut tidak akan dapat berjalan. Bidang ini merupakan otoritas para dokter, dimana para Pastor, Pendeta dan penginjil tidak punya peran. Namun bagi orang-orang yang masih berpikir primitif, yang masih percaya kepada tahayul, masih mudah terpengaruh propaganda mereka.

2) Para ahli kedokteran jiwa sejak lama sudah mengungkapkan adanya hubungan antara jiwa seseorang dengan fisiknya. Dalam ilmu kedokteran dikenal istilah Psychophysiologic Disorder, yang oleh James C. Coleman, James N. Butcher dan Robert C. Carson, dalam buku merekai "Abnormal Psychology and Modern Life, 1984, 

didefinisikan sebagai "physical disorder in which psychological factors play major causative role". (Penyakit fisik, dimana faktor-faktor kejiwaan berperan sebagai penyebab utamanya.Perananan kejiwaaan ini selanjutnya dijelaskan:"An emotional upset may lower resistance to physical disease...the overall life situatuion of an individual has much to do with the onset of a disorder, it forms, duration and prognosis"(Perasaan yang kalut dapat menurunkandaya tahan tubuh terhadap penyakit....situasi kehidupan seseorang secara keseluruhan sangat berkaitan erat dengan kejadian, jenis, lamanya maupun berkembangnya suatu penyakit).

Bagaimana langkah-langkah terjadinya penyakit fisik akibat gangguan psikologidiambarkan sebagai berikut:
a. Timbulnya kekalutan perasaan sebagai dampak dari situasi stres yang berlarut-larut;
b. Ketidakmampuan menanggulangi kekalutan perasaan ini;
c. Respon berbagai sistem orang tubuh terhadap gangguan perasaan yang berakibat rusaknya organ-organ tubuh tertentu, atau secara umum merobah dan melemahkan sistem pertahanan tubuh.Sudah dapat dipastikan bahwa penyakit kejiwaan seperti itu, tidak membutuhkan nama Yesus. 

Bahkan, penyakit seperti itu dapat disembuhkan sendiri oleh otaksi penderita berkata kesabaran hati dan kesediaannya bekerjasama untuk sembuh. Proses penyembuhan seperti ini dijelaskan oleh Mark R. Rosenzweig dan Arnold L. Leiman dalam buku mereka Physicological Psychology, halaman 6-7:"Various regins of the brain do indeed contain naturally produced chemical that are now called endorphine, short of"endogenous morphine". Such compounds can relieve pain and in some case the are more effective than morphine."(Di berbagai lokasi dalam otak ternyata mengandung zat kimia yang dihasilkan secara alami yang saat ini disebut endorphine, singkatan dari"endogenous morphine". Senyawa ini dapat menghilangkan rasa sakit dan dalam beberapa hal jauh leibh kuat dari morphin).Ternyata para Pendeta, Pastor dan penginjil itu menipu masyarakat untuk melancarkan misi mereka.Demikian pemaparan singkat seputar misi Kristenisasi ini, khususnya di Indonesia. Tentunya, pemaparan pemakalan masih sangat sederhana sekali. Sehingga masih membutuhkan tindak lanjut, agar lebih maksimal dan mendalam.

Arus Kristenisasi akan ‘semakin besar’ dan semakin membuat dakwah Islam di Tanah Air semakin berat. Bukan hanya Indonesia, dunia Islam secara keseluruhan sedangn menghadapi fenomena yang sama: Kristenisasi. Sebut saja, misalnya, Afrika, Sudan, Teluk (Gulf), dan yang lainnya

Untuk membendung arus Kristenisasi ini ada beberapa cara yang harus dilakukan kaum muslimin adalah:

Pertama, memperdalam ilmu-ilmu keislaman, terutama Tauhid, Al-Qur’ân, ‘Ulûm Al-Qur’ân dan dan tafsirnya, hadits dan ‘Ulûm al-Hadîts, dan Sirah Nabawiyah. 

Kedua, mempelajari kristologi secara intens dan mendalam, meskipun ia bukan fardhu ‘ain. Karena tidak dapat dipungkiri, pengetahuan terhadap dogma dan doktrin agama lain –khususnya Yahudi-Kristen–, dapat memberikan nilai plus bagi keyakinan agama sendiri. Karena, kebobrokan dan ketidakbenaran agama Yahudi-Kristen, hanya dapat diungkap secara komprehensif lewat kristologi. Selain itu,mendalami Kristologi, berarti umat Islam telah ‘mewarisi’ khazanah keilmuan para da‘i dan ulama salaf kita.

Jika umat Muslim di Indonesia tidak membekali diri dengan Al Quran & hadist untuk menegakan Syariat Tauhid, maka tinggal tunggu tunggu saja tanggal mainya, bagaimana cara Paus Fransiskus akan menjalankan misi gereja kepada kaum Muslim di Indonesia.

Sumber