Al-Qur’an tidak hanya menjelaskan keadaan dunia saat ini, tetapi juga menjelaskan penindasan ekonomi.
“Apa yang telah Allah berikan kepada Rasul-Nya (dan yang diambil) dari penduduk beberapa Kota, adalah milik Allah, Rasul-Nya, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh, agar (harta) tidak (hanya) beredar di antara kaum kaya di antara kalian. Apa yang diberikan Rasulullah kepada kalian maka terimalah, dan cukupkanlah diri kalian terhadap apa yang tidak dia berikan kepada kalian. Dan bertakwalah pada Allah, karena Allah Sangat Keras Hukuman-Nya.”
(al-Qur’an, al-Hasyr, 59: 7)
Namun kebanyakan Umat Muslim telah meninggalkan aturan al-Qur’an, dan akibatnya sekarang kini kita mendapat balasan yang mengerikan! Perbudakan ekonomi baru yang licik dan menipu menimpa mereka, juga menimpa umat manusia non-Eropa lainnya. Ironi yang memalukan dari hal ini sangat jelas saat kita mengingat bahwa salah satu fungsi dasar Islam di dunia adalah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, untuk membebaskan kaum yang tertindas.
Apa penyebab penindasan ekonomi global ini?
Itulah Riba! Kaum elit predator global di bank-bank yang dikuasai umat Yahudi di Barat, dan di seluruh dunia.
RIBA
Saat ini, Riba pada umumnya dipahami sebagai memberikan pinjaman uang dengan bunga tinggi yang ilegal. Kesalahan terminologi ini sengaja dibuat di Eropa untuk membolehkan ‘pemberi pinjaman uang’ (sekarang disebut bankir)menghindari larangan gereja Kristen dan penolakannya terhadap segala bentuk Riba.RW Tawney menulis sebuah buku klasik pada 1935 berjudul“Religion and The Rise of Capitalism” (Agama dan Kebangkitan Kapitalisme) di mana dia menggambarkan panjangnya perjuangan umat Euro-Kristen melawan Riba.
William Shakespeare juga melakukan hal yang sama dalam drama klasiknya yang berjudul”The Merchant of Venice” (Saudagar Venice).
Riba dalam pandangan Islam (sama seperti dalam agama Kristen zaman pertengahan) adalah memberikan pinjaman uang dengan bunga, berapa pun besar bunganya. Jika seorang ‘pemberi pinjaman’ uang meminjamkan uangnya dengan bunga maka uang bertambah dengan sendirinya seiring dengan berjalannya waktu, bebas dari kerja atau usaha atau resiko apapun bagi investor.
Pertambahan uang tersebut terjadi secara licik dengan eksploitasi pekerja, bahan baku, dan harta benda. Hal ini menjadi jelas jika perhatian diarahkan pada ayat yang dengan jelas telah dinyatakan Allah dalam al-Qur’an:
“dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.”(al-Qur’an, an-Najm, 53:39)
Pengurangan nilai upah, bahan baku, dan harta kekayaan sepanjang waktu, suatu yang Allah larang dalam sejumlah ayat al-Qur’an. Nabi Syu’aib(‘alayhi salam) menyeru kaumnya agar meninggalkan kejahatan ekonomi mereka:
“… janganlah merugikan orang dengan mengurangi nilai milik mereka (seperti upah kerja, harta benda, uang, dll.)”(al-Qur’an, al-‘Araf, 7: 85; Hud, 11: 85; asy-Syuara, 11: 183, dll.)
“dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya.”(al-Qur’an, an-Najm, 53:39)
Pengurangan nilai upah, bahan baku, dan harta kekayaan sepanjang waktu, suatu yang Allah larang dalam sejumlah ayat al-Qur’an. Nabi Syu’aib(‘alayhi salam) menyeru kaumnya agar meninggalkan kejahatan ekonomi mereka:
“… janganlah merugikan orang dengan mengurangi nilai milik mereka (seperti upah kerja, harta benda, uang, dll.)”(al-Qur’an, al-‘Araf, 7: 85; Hud, 11: 85; asy-Syuara, 11: 183, dll.)
KEADAAN EKONOMI DUNIA HARI INI
Karakteristik dasar ekonomi di seluruh dunia saat ini adalah bahwa kekayaan tidak lagi beredar melalui ekonomi. Sekarang ini, kekayaan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja. Akibatnya, di seluruh dunia saat ini, orang-orang kaya tetap menjadi kaya sedangkan orang-orang miskin terpenjara dalam kemiskinan yang permanen. Kedua, orang-orang kaya terus tumbuh semakin kaya, mereka bagaikan lintah yang menghisap darah masyarakat luas, sedangkan orang-orang miskin terpuruk dalam kemiskinan yang membawa mereka pada perbuatan anarki, kakacauan, penderitaan, serta kerusakan iman.Mereka melakukannya melalui wakil dan tipu daya dalam bentuk dukungan kampanye yang mereka berikan kepada politisi terkenal dan partai-partai politik, kemudian mereka melakukan kontrol dengan diam-diam. Itulah gambaran yang benar tentang ekonomi-politik duniasaat ini. Dan adalah kaum Euro-Yahudi di Inggris dan Amerika Serikat yang telah menyempurnakan metode untuk mendapatkan kekuatan dan kekuasaan atas masyarakat luas tersebut.
Henry Ford dapat mengenali perkembangan jahat dalam sejarah manusia ini. Mereka terpenjara dalam kemiskinan permanen dan berada di dek bawah dalam kemelaratan, kemiskinan, kefakiran, kesengsaraan, dan penderitaan yang semakin parah. Mereka dihukum bekerja seperti budak dengan upah minim sehingga pihak lain dapat hidup dari keringat mereka. Mereka juga hidup dalam situasi tidak aman yang semakin parah dengan semakin meningkatnya perampokan, kekacauan, penembakan, pembunuhan, dan pemerkosaan di lingkungan yang dipenuhi dengan narkoba dan pengedar narkoba.
Bahkan mereka terpaksa meminum air tercemar yang penuh dengan kuman. Mereka memakan makanan dan minumansusu yang dicampur dengan aneka bahankimia dan hormon. Lebih dari itu, mereka juga harus memakan makanan yang telah direkayasa secara genetis. Mereka jatuh sakit namun tidak mampu membayar biaya pengobatan. Mereka hidup dalam kehidupan sengsara dan mati dalam kematian yang sengsara. Kenyataannya, ekonomi dunia yang berlaku saat ini adalah bentuk baru yang licik dari ekonomi perbudakan. Tetapi itu berjalan dengan tipu daya yang halus.
Kelompok yang mengatur perubahan politik peradaban Eropa dan, dengan penerapan yang sama di bagian dunia lain yang pada intinya tidak bertuhan, adalah kelompok yang juga menggoda umat Yahudi non-Eropa untuk mendukung restorasi Negara Yahudi Israel. Mereka adalah kelompok yang semakin menguasai kekayaan dunia melalui kelicikan mereka dalam mengendalikan dan memanipulasi sistem keuangan internasional, sistem perbankan, dan asuransi yang berbasis Riba di seluruh dunia. Bahkan mereka melampaui cara tradisional umat Yahudi non-Eropa dalam permainan Riba mereka!
Kaum elit predator global di bank-bank yang dikuasai umat Yahudi di Barat, dan di seluruh dunia, terus-menerus menghisap kekayaan dan darah umat manusia sehingga memiskinkan massa pekerja melalui Riba. Kaum penindas mengatur sistem politik, legislatif, hukum dan peraturan, media, dll. dengan tipu daya yang sempurna, danmereka memastikan bahwa semua itu memenuhi fungsi dasar untuk menjaga sistem penindasan ekonomi. Industri film,televisi, internet, musik, desain busana, dll. digunakan untuk membawa massa ke dalam dunia fantasi sehingga mereka tetap dalam keadaan ketidak pedulian yang bahagia sementara Riba digunakan untuk menguasai dan memperbudak mereka.
UANG KERTAS
Uang kertas menggantikan uang yang menjadi Sunah setiap Nabi Allah Maha Tinggi yaitu Dinar & Dirham (koin emas, perak, dan logam berharga lainnya. Uang kertas dan uang elektronik tidak memiliki nilai intrinsik. Tetapi nilai uang diberikan padanya dan kemudian uang itu terus menerus dikurangi nilainya seiring dengan berjalannya waktu, sebagaimana sistem ekonomi yang telah dirancang untuk membuat hal itu terjadi.Sistem keuangan saat ini menggunakan ‘kertas’ untuk membuat ‘uang’. Itu adalah tipu daya yang besar! Uang artifisial sangat berbeda dengan uang nyata. Uang nyata memiliki nilai intrinsik, sedangkan uang artifisial tidak.
Nilai uang artifisial adalah yang diberikan padanya oleh daya pasar. Nilai pasarnya hanya berlaku selama ada keyakinan publik padanya dan permintaan untuknya di pasar. Permintaan sendiri berdasarkan pada kepercayaan, dan kepercayaan adalah sesuatu yang dapat dimanipulasi. Jadi, selama pemerintah mengontrol yang dikenal dengan pasar mata uang yang bebas, maka mereka dapat turun tangan untuk melindungi kepercayaan publik.
Namun saat ini, pasar mata uang dikuasai oleh daya spekulatif yang jahat, daya yang dibahan bakari oleh kerakusan tanpa belas kasih. Apapun yang secara serius mengganggu kepercayaan pasar dapat menyebabkan pelarian besar-besaran para spekulan yang akan mewujudkan nubuat Nabi (shollallahu ‘alayhi wassalam) menjadi kenyataan.
Keruntuhan uang kertas akan membawakan keberhasilan final bangsa Eropa dalam perjuangan mereka selama lebih dari seribu tahun untuk menjadikan umat Yahudi sebagai penguasa seluruh dunia. Orang-orang yang memiliki uang nyata akan bertahan dalam keruntuhan uang artifisial, sedangkan para spekulan yang dengan berhasil mengeksploitasi keruntuhan tersebut akan mendapat keuntungan terbesar.
Masyarakat luas akan kehilangan kekayaan mereka dan diperbudak. Mereka akan terperangkap dengan kertas tak bernilai yang selama ini dipertunjukkan sebagai uang. Itulah bencana holocaust finansial yang pasti akan terjadi. Orang-orang lainnya pun, selain Nabi( shollallahu ‘alayhi wassalam), sekarang ini memprediksikan keruntuhan finansial tersebut.
Judy Shelton, contohnya, melakukannya dalam bukunya yang berjudul“Money Meltdown: Restoring Order to The Global Currency System” (“Keruntuhan Uang: Tata Ulang Sistem Mata Uang Global”, New York, The Free Press, 1994).
Kita seharusnya tidak lupa, dan tidak boleh membiarkan dunia lupa, pada keruntuhan dolar AS yang dramatis dan tidak terduga pada Januari 1980 saat nilai dolar terhadap emas jatuh sampai $ 850 untuk satu ons emas! Keruntuhan dolar AS ini terjadi akibat keberhasilan revolusi Islam anti-Barat di Iran yang memberikan sumber minyak Iran yang berlimpah kepada pemerintah Islam yang anti-sistemik. Keruntuhan yang serupa terjadi pada 1973 setelah perang Arab-Israel dan embargo minyak Arab terhadap AS. Nilai dolar AS jatuh 400% yakni dari US$ 40 per ons emas menjadi US$ 160.
Kenyataannya, keruntuhan sistem moneter internasional akan terjadi saat umat Yahudi memutuskan untuk meruntuhkan Dolar AS. Mereka dapat melakukan itu kapan pun karena Dolar AS terbuat dari kertas dan mengandung tipu daya yang pada intinya tidak bernilai.
Saat Dolar AS runtuh, maka semua mata uang kertas lain di dunia pun runtuh. Yang paling diuntungkan dari keruntuhan tersebut adalah Negara Israel, karena merekalah yang mengontrol bank-bank yang sekarang mengontrol uang.
Bank-bank adalah aktor utama yang bekerja mengurangi nilai uang, dan bank-bank membuat keuntungan terbesar saat hal itu terjadi. Seiring dengan nilai uang yang berkurang, nilai segala benda juga berkurang. Harga-harga naik dan upah pekerja pun berkurang nilainya. Buruh pekerja terpenjara dalam upah budak.
WAHYU TERAKHIR
Wahyu terakhir yang diterima Nabi yang diberkahi (shollallahu ‘alayhi wassalam) beberapa waktu sebelum kematiannya, adalah ayat-ayat dalam surat al-Baqarah (2: 279-281) yang membahas Riba.“Umar bin Khattab berkata: Ayat terakhir yang diturunkan berkenaan dengan Riba, tetapi Rasul Allah meninggal tanpa menjelaskannya secara terperinci kepadakami; maka jauhilah Riba dan juga Ribah (yakni apapun yang menimbulkan keraguan dalam pikiran berkenaan dengan kebenarannya).”
(Sunan Ibnu Majah; Darimi)
“Ibnu Abbas berkata: Wahai orang-orang beriman, takutlah pada Allah dan jauhilah sisa Riba (mulai dari sekarang) jika kalian sungguh-sungguh beriman… dan tidak seorang pun yang akan dihakimi dengan tidak adil.
(al-Baqarah, 2: 279-281).
Al-Qur’an, al-Baqarah, 2: 274-281
“Barang siapa menerima peringatan (ini) dari Tuhan-nya lalu dia langsung berhenti (dari Riba), maka apa yang telah diperolehnya dahulu (Riba yang sebelumnya dia terima) urusannya terserah pada Allah.”(yakni terserah Allah untuk menghakimi dia – dia tidak akan dipaksa oleh Negara Islam untuk mengembalikan Riba yang telah dia ambil)
“Tetapi barang siapa yang kembali pada itu (tetap dalam Riba, contohnya yaitu memberikan pinjaman uang dengan bunga, setelah turunnya ayat al-Qur’an ini),maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya!”
“(Dan dengan ini) Allah memusnahkan Riba, tetapi Dia menyuburkan sedekah dengan peningkatan yang berlipat-lipat.”(karena sifat inti dari Riba adalah ‘mengambil’ dan tidak ‘memberikan’ apapun sebagai balasannya, sedangkan sifat inti dari sedekah adalah ‘memberi’ dan tidak ‘mengambil’ apapun sebagai balasan).
“Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang dengan keras kepala tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.” (dengan perbuatan dosa khususnya mengkonsumsi Riba).
“Sungguh, orang-orang yang beriman dan berperilaku saleh, dan tetap menjaga sholat, dan menunaikan zakat, mereka akan mendapat pahala dari Tuhan mereka, dan mereka tidak perlu takut, dantidak perlu bersedih.”
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah pada Allah dan tinggalkanlahsisa Riba yang belum diambil (yang kalian masih mengklaim sebagai hak kalian)jika kalian benar-benar beriman.”
“Jika kalian tidak melaksanakannya (jika kalian tetap meminjamkan uang dengan bunga bahkan setelah menyatakan diri kalian Muslim) maka waspadalah terhadap (pernyataan) perang dari Allah dan Rasul-Nya.”
“Tetapi jika kalian bertobat (jika kalian berhenti dari Riba) maka kalian mendapatkan hanya jumlah pokoknya saja.”
“Janganlah berlaku zalim (tidak adil) maka kalian tidak akan dizalimi (diperlakukan dengan tidak adil).”
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kemudahan untuk membayar hutangnya. Tetapi jika kalian mengampuninya (jika kalian menghapus hutangnya) sebagai sedekah, maka itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.”
“Dan takutlah pada hari ketika kalian (semua manusia termasuk yang memakan Riba) dikembalikan pada Allah, kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan tidak ada orang yang akan dizalimi (diperlakukan dengan tidak adil).”
“(Dan dengan ini) Allah memusnahkan Riba, tetapi Dia menyuburkan sedekah dengan peningkatan yang berlipat-lipat.”(karena sifat inti dari Riba adalah ‘mengambil’ dan tidak ‘memberikan’ apapun sebagai balasannya, sedangkan sifat inti dari sedekah adalah ‘memberi’ dan tidak ‘mengambil’ apapun sebagai balasan).
“Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang dengan keras kepala tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.” (dengan perbuatan dosa khususnya mengkonsumsi Riba).
“Sungguh, orang-orang yang beriman dan berperilaku saleh, dan tetap menjaga sholat, dan menunaikan zakat, mereka akan mendapat pahala dari Tuhan mereka, dan mereka tidak perlu takut, dantidak perlu bersedih.”
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah pada Allah dan tinggalkanlahsisa Riba yang belum diambil (yang kalian masih mengklaim sebagai hak kalian)jika kalian benar-benar beriman.”
“Jika kalian tidak melaksanakannya (jika kalian tetap meminjamkan uang dengan bunga bahkan setelah menyatakan diri kalian Muslim) maka waspadalah terhadap (pernyataan) perang dari Allah dan Rasul-Nya.”
“Tetapi jika kalian bertobat (jika kalian berhenti dari Riba) maka kalian mendapatkan hanya jumlah pokoknya saja.”
“Janganlah berlaku zalim (tidak adil) maka kalian tidak akan dizalimi (diperlakukan dengan tidak adil).”
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh kemudahan untuk membayar hutangnya. Tetapi jika kalian mengampuninya (jika kalian menghapus hutangnya) sebagai sedekah, maka itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui.”
“Dan takutlah pada hari ketika kalian (semua manusia termasuk yang memakan Riba) dikembalikan pada Allah, kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan tidak ada orang yang akan dizalimi (diperlakukan dengan tidak adil).”
Hal ini ditegaskan oleh peringatan dari Allah Maha Tinggi sendiri yang memutuskan Riba sebagai subjek yang dibahas dalam wahyu terakhir. Nubuat Nabi (shollallahu ‘alayhi wassalam) berkenaan dengan prevalensi universal Riba saat ini sudah menjadi kenyataan. Sesungguhnya, hal itu telah menjadi kenyataan pada masa hidup kita yang malang! Allah Maha Kuasa berfirman dengan suatu bahasa yang keras bahwa dosa Riba dapat menjadi dosa terbesar. Murka Allah terhadap penindas (karena penindasan Riba) begitu besar sehingga pada Hari Kebangkitan mereka akan berdiri di hadapan-Nya menjadi suatu kaum yang diliputi kegilaan karena sentuhan setan. Saat Negara Yahudi Israel melakukan Riba maka Allah tidak hanya akan menghukum bangsa tersebut pada kehidupan akhirat, bahkan Dia dan Rasul-Nya (shollallahu ‘alayhi wassalam) akan memerangi mereka di dunia ini.
"Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa Riba, jika kalian benar-benar beriman.Jika kalian tidak melaksanakannya maka waspadalah terhadap (pernyataan) perang dari Allah dan Rasul-Nya…” (Al-Qur’an, al-Baqarah, 2: 278-279
contoh klasik imperialis finansial, yang dilaksanakan melalui Riba.Henry Kissinger adalah penguasa dengan strategi sama yang akhirnya meruntuhkan superpower modern, Republik Sosialis Uni Soviet. Peristiwa itu seharusnya telah membuka mata Ulama Islam. Tetapi tidak ! Akibatnya strategi yang sama terus dilakukan oleh IMF dan Bank Dunia, dan oleh banyak bank lainnya. Tidak hanya ekonomi Israel berbasis Riba, tetapi Israel juga mengajak rezim Arab lain untuk menganut sistem ekonomi mematikan yang sama yang menjerumuskan masyarakat dalam jeratan kemiskinan, kemelaratan, dan perbudakan ekonomi. Keberhasilan pemeras finansial Euro-Yahudi menunjukkan permulaan keruntuhan model sakral pemerintahan Islam (Darul Islam) dan penggantiannya dengan model Eropa-sekuler. Dalam model negara sekuler, ‘kedaulatan’ direbut dari Allah Maha Tinggi dan malah dimiliki oleh negara. Itu adalah Syirik!
Sesungguhnya sejak 1924, Riba telah menembus kehidupan ekonomi umat Muslim di seluruh dunia. Imperialisme finansial yang melekat pada Riba telah dibawa ke seluruh dunia Islam sedemikian hingga tenggorokan umat Islam berada dalam genggaman musuh yang memegang pisau tajam.
Sesungguhnya semua umat manusia sekarang terjebak dalam jeratan Riba dan Syirik. Tidak hanya nubuat Nabi(shollallahu ‘alayhi wassalam)telah menjadi kenyataan dengan kemenangan penuh perbankan berbasis Riba di seluruh dunia, dan dengan Riba yang mengandung uang artifisial yang tidak bernilai tukar, tetapi nubuat itu juga telah menjadi kenyataan dengan rusaknya pasar yang bebas dan adil. Yang disebut pasar bebas saat ini, pada kenyataannya, adalah suatu ‘sarang para pencuri’, di mana yang kuat mengeksploitasi yang lemah.
Nab i(shollallahu ‘alayhi wassalam) sendiri menyerukan bahaya besar dan peringatan mengerikan dalam al-Qur’an dengan menggunakan bahasa yang paling keras melawan Riba:
“Abu Hurairah (rodhiyallahu ‘anhu) berkata bahwa Utusan Allah bersabda: Riba terdiri dari tujuh puluh bagian dosa yang berbeda, bagian dosa yang paling ringan sama dengan dosa seorang lelaki yang menikahi (menyetubuhi) ibunya sendiri.”(Sunan, Ibnu Majah; Baihaqi)
“Abdullah bin Hanzala (rodhiyallahu ‘anhu) melaporkan bahwa Utusan Allah bersabda: Satu dirham (koin perak) hasil Riba, yang diterima seseorang dengan sadar, adalah lebih buruk daripada melakukan perzinahan tiga puluh enam kali.
“Abdullah bin Hanzala (rodhiyallahu ‘anhu) melaporkan bahwa Utusan Allah bersabda: Satu dirham (koin perak) hasil Riba, yang diterima seseorang dengan sadar, adalah lebih buruk daripada melakukan perzinahan tiga puluh enam kali. (Ahmad) Baihaqi merawikannya, dari Ibnu Abbas(rodhiyallahu ‘anhu), dengan tambahan bahwa Nabi melanjutkan bersabda: Neraka lebih cocok untuk tubuh yang diberi makan dengan yang haram.”
“Abu Hurairah(rodhiyallahu ‘anhu) melaporkan Rasul Allah bersabda: Pada malam aku dibawa ke langit, aku mendatangi orang-orang yang perutnya seperti wadah berisi ular-ular yang dapat dilihat dari luar perut mereka. Aku bertanya kepada Jibril, siapa mereka, dan dia mengatakan kepadaku bahwa mereka adalah orang-orang yang memakan Riba.”
(Musnad, Ahmad; Sunan, Ibnu Majah)
“Abu Hurairah (rodhiyallahu ‘anhu) melaporkan bahwa Nabi bersabda: Allah tidak akan mengijinkan empat golongan memasuki surga atau merasakan berkahnya: orang yang biasa meminum (alkohol), orang yang memakan Riba, orang yang merampas harta anak yatim dengan tidak benar, dan orang yang menelantarkan orang tuanya.”(Mustadrak, al-Hakim, ‘Kitab al-Buyu’)
Krisis ekonomi sistem internasional akan terjadi saat umat Yahudi memutuskan untuk meruntuhkan Dolar AS. Mereka dapat melakukan itu kapan pun karena Dolar AS terbuat dari kertas dan mengandung tipu daya yang pada intinya tidak bernilai. Saat Dolar AS runtuh, maka semua mata uang kertas lain di dunia pun runtuh.
Yang paling diuntungkan dari keruntuhan tersebut adalah Negara Israel, karena merekalah yang mengontrol bank-bank yang sekarang mengontrol uang. Pemerintah-pemerintah negara di dunia tidak akan dapat menerbitkan uang lagi. Malah bank-bank (yang sekarang dikontrol oleh umat Yahudi) akan menerbitkan uang (elektronik) plastik! Keruntuhan uang tersebut bisa saja terjadi saat Israel melancarkan perang besar melawan Bangsa Arab, kemudian dengan berhasil menentang seluruh dunia.
Baca juga:
PROTOKOL ZIONIS
Rencana Jangka Panjang Zionisme Internasional Untuk Menghancurkan Ummat Kristen dan Ummat Muslim se Dunia “Protocols of Zion” yang sudah lama menjadi ‘kitab suci” Zionisme Internasional, selama ini dipahami sebagai sumber inspirasi kaum Yahudi untuk menata dunia sesuai dengan keinginannya, yaitu Dunia yang pada akhirnya hanya beragama satu, agama Yahudi.Protokol itu pertama kalinya dibuat tahun 1895 di Basel-Swiss oleh pemimpin Zionis saat itu, Theodore Hertzel. Dokumen itu berisi 24 pasal (24 protocols). Tadinya sangat dirahasiakan sekali, tapi kemudian bocor dan sampai ketangan pendeta orthodox Rusia, Sergey Nylos, yang menterjemahkan ke dalam bahasa Rusia pada tahun 1921. Seorang wartawan Inggris,Victor E Marsden, kemudian menterjemahkannya kembali kedalam bahasa Inggris dengan judul “The Protocols of The Learned Elders of Zion” pada tahun 1917.
Isi Protocol Zionis, butir ke 6
Kita harus mampu mengatur penimbunan kekayaan yang amat besar yang dimiliki oleh orang-orang non-yahudi. Administrasinya harus dapat mengikis habis kekayaan itu secara berangsur-angsur. Kita harus menggunakan segala cara agar Lembaga pemerintah Internasional (semacam PBB, IMF, World Bank sekarang ini, pen) memiliki daya polularitas yang tinggi, sehingga dikenal oleh seluruh umat manusia yang hidup di dunia ini.
Diusahakan agar bangsa yang patuh kepada lembaga ini merasa memperoleh perlindungan yang terjunjung tinggi harkat bangsanya.Kini segala keningratan non-Yahudi telah punah, tinggal sektor pertanian. Walaupun begitu sektor pertanian tidak boleh diabaikan. Sebab tuan tanah sendiri bisa hidup merdeka dari genggaman kita. Oleh karena itu, kita harus berjuang untuk membebaskan tanah itu dari miliknya. Barangkali cara yang tepat adalah pajak dan biaya pengolahan tanah pertanian harus menanjak. Dengan demikian, tuan tanah akan berfikir seribu kali untuk menanam lagi. Jika situasi seperti itu berjalan terus, maka mereka akan segera menjual tanah itu. Kita harus berani memberikan semangat kepada masyarakat agar senang berfoya-foya dan malas. Tindakan ini akan mengakibatkan kebangkrutan bagi perusahaan dan pabrik non-Yahudi.
Isi Protocol Zionis, butir ke 20
Kita harus berusaha agar bantuan (hutang) luar negeri seakan-akan bantuandalam negeri. Agar kekayaan negara yang hutang akan terus mengalir ke perbendahaaraan kita. Akal hewan bangsanon-yahudi tidak akan mengerti bahwa hutang kepada negara kapitalis akan menguras kekayaan negaranya sendiri. Sebab, bunga hutang itu akan diambil darihasil bumi negaranya atau masukan keuangan lainnya. Sekarang kita telah menguasai kekayaan dunia dengan jalan memegang saham surat-surat berharga lainnya (inilah alasan pemaksaan dibukanya Pasar Modal dan Pasar Uang dinegara-negara yang berhasil mereka “liberalisasikan ekonominya”, pen). Kita akan membentuk pemerintah yang hutangagar terus membutuhkan bantuan dari bank kita sehingga pemerintah negaranya akan tergenggam oleh kaum kapitalis.
Isi Protocol Zionis, butir ke 22
Emas selau memegang peranan terpenting, dan sekarang kita telah menguasainya dengan melewati beberapausaha yang lama dan telah melintasi beberapa generasi. Oleh karena itu senjata ini harus mampu memainkan peranannya untuk menggapai tujuan kita dalam rangka menguasai dunia.
Ulasan lengkap tentang 24 butir Protokol Zionist Klik disini
Reverensi:
Buku "Jarusalem Dalam Al Quran"
Penulis: Seikh Imran Hosein