Laman

Minggu, 11 November 2018

Mengungkap Dusta Teori Darwin

Siapa yang tidak kenal Charles Darwin, dengan teori evolusinya. Teori yang muncul 200 tahun yang lalu itu, hingga detik ini masih dipakai dalam kurikulum sebagai materi yang diajarkan di jenjang Sekolah dan Universitas di Indonesia. Para Pelajar dan Mahasiwa terus dicekoki dengan teori Darwin ini.


Charles Robert Darwin lahir pada 12 Februari 1809. Darwin lahir di Shrewsbury, Inggris, dari keluarga yang kaya dan terpandang. Keluarganya memang mencintai eksplorasi alam. Ayahnya, RW Darwin merupakan seorang dokter dan kakeknya, Erasmus Darwin, adalah ahli botani terkenal. Tahun 1825, ketika menginjak umur 16 tahun, dia mengambil studi di Universitas Edinburg bersama dengan adiknya. Dua tahun kemudian, dia menjadi mahasiswa di Christ's College di Cambridge untuk belajar teologi.



Setelah lulus dari Christ's College sebagai sarjana seni pada 1831, profesor botani Johm Stevens Henslow yang juga menjadi mentornya, merekomendasikannya menjadi naturalis dalam pelayaran HMS Beagle. Gugusan pulau-pulau terpencil yang mengisi sebagian titik Samudera Pasifik di seberang barat Ekuador menjadi habitat bagi sejumlah spesies endemik yang menjadi subjek observasi Charles Darwin. 



Burung-burung finch hingga kura-kura raksasa Galapagos adalah beberapa satwa yang begitu memesona Darwin. Hasil observasi ini kemudian menjadi salah satu ilham dalam pengembangan teori evolusi yang dibeberkan Darwin dalam The Origin of Species by Means of Natural Selection (seleksi alam).



Pelayaran tersebut telah mempengaruhi pandangan Darwin terhadap sejarah alam. Dia terus mengembangkan teori revolusioner tentang asal usul makhluk hidup yang kontras dengan pandangan agama saat itu.

Dua argumen utama yang diutarakan Darwin dalam The Origin of Species. Pertama, spesies berevolusi dan beradaptasi agar sesuai keadaan alam. Kedua, seleksi alam adalah mekanisme utama yang membuat spesies baru terbentuk secara perlahan.



Teori Darwin tersebut menyebutkan bahwa makhluk hidup tercipta sebagai akibat "kebetulan" dan muncul dengan sendirinya dari kondisi alami. Darwin mengatakan bahwa kira-kira empat miliar tahun yang lalu, sel hidup yang pertama tahun yang lalu, sel hidup yang pertama di permukaan bumi ini telah terbentuk secara kebetulan dari hasil reaksi senyawa-senyawa mati, di bawah pengaruh kondisi alamiah bumi yang luar biasa, dan itulah asal muasal kehidupan di permukaan bumi ini.



Teori evolusi berhipotesa bahwa semua spesies makhluk hidup berevolusi dari sebuah sel hidup tunggal yang muncul dari bumi primitif 3,8 miliar tahun yang lalu. Yang jadi pertanyaan, Bagaimana sebuah sel tunggal dapat menurunkan jutaan spesies makhluk hidup yang kompleks ?

Jika evolusi seperti itu benar-benar terjadi, mengapa jejaknya tidak dapat diamati dalam catatan fosil adalah sebagian dari pertanyaan yang tidak dapat dijawab teori ini. Misteri inilah yang disebut dengan 'missing link' atau 'mata rantai yang hilang'. Misteri yang tidak terjawab hingga kini oleh para peganut Teori Darwin, sekalipun mereka berlatar belakang ilmuan.


Penolakan Pemuka Agama

Dalam iman 3 agama Samawi (Yahudi, Kristen dan Islam,seluruh umat manusia didunia ini berasal dari katurunan Nabi Adam, manusia pertama yang diciptakan Tuhan. Hal ini sangat jelas tertera dalam kitab "Taurat", Alkitab "Injil" dan Al-Quran. Apakah hal ini merupakan sesuatu yang sulit untuk dimengerti ?



Nabi Adam & Hawa, sepasang manusia yang diciptakan Tuhan untuk menempati surga namun kemudian diturunkan ke bumi akibat hasutan setan. Jadi, sudah seharusnya kita sebagai umat beragama meyakini bahwa manusia merupakan keturunan Nabi Adam dan juga pasangannya, Hawa. 


Sebelum The Origin of Species terbit, Darwin yakin buku itu akan mengguncang dunia akademik dan gereja Eropa. Terbukti, dalam waktu sehari, sebanyak 1.250 eksemplar The Origin of Species edisi pertama laku dibeli. Sejumlah pihak berkoar; ada yang memuja, banyak pula yang menghujat.



Bahkan dua orang mantan guru Darwin, Adam Sedgwick dan John S. Henslow, menolak konsep seleksi alam. Sebagai pendeta, keduanya jengah dengan gagasan bahwa makhluk hidup bisa berevolusi secara mandiri, tanpa ada yang membimbing.

Pada 1802, Uskup William Paley meluncurkan Natural Theology . Segala keteraturan dalam alam dan makhluk hidup, menurutnya, telah diatur Tuhan. Ia mengajukan pengandaian yang dikenal “argumen desainer” atau “argumen pembuat jam”. Konsepnya dapat diringkas sebagai berikut:



“Misalkan Anda keluar berjalan dan menemukan jam saku, Anda belum pernah melihat jam seperti itu sebelumnya. Melihat jam itu terdiri dari mekanisme yang tepat dan rumit, Anda akan menyimpulkan itu tidak mungkin terjadi secara acak. Ia pasti dirancang dan dibuat pembuat jam. Maka, seperti jam saku, adalah mekanisme yang rumit, yang dirancang sedemikian sempurna, dan perancangnya adalah Tuhan.”

Dalam salah satu seminar yang di Oxford University pada Juni 1860. Di hadapan Asosiasi Inggris untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan, Uskup Oxford Samuel Wilberforce berpidato menyerang argumen Darwin. Ia menolak andai saja teori evolusi Darwin benar, ada monyet dalam garis keturunan keluarganya.




Dalam agama Islam, Nabi adalah nenek moyang manusia.

Manusia tidak berevolusi melainkan diciptakan. Jadi, sekalipun "keberadaan manusia purba dapat dibuktikan", tetap saja tidak bisa dijadikan landasan bahwa manusia purba merupakan nenek moyang manusia. 



Karena sekali lagi harus ditekankan, manusia purba tidak sama dengan Nabi Adam, karena Nabi Adam merupakan manusia dengan bentuk fisik yang sempurna yang juga diberikan akal oleh Allah. Bahkan para malaikat diperintahkan Allah untuk bersujud kepada Nabi Adam (sujud malaikat sebagai bentuk penghormatan, bukan sujud dalam arti menyembah).


Runtuhnya Teori Darwin

Ada perbedaan antara teori dan fakta. Ada teori yang disebut dengan teori evolusi. Teori evolusi. Tetapi tidak ada “fakta evolusi”. Sebuah teori dalam bisa digantikan oleh teori lainnya, apalagi jika begitu banyak hal-hal yang masih belum jelas tentang fenomena yang menjadi objek dari teori tersebut.

Charles Darwin, dalam bukunya ia menulis bahwa ia berlayar dengan kapal bernama HMS Beagle, pergi ke Pulau Calotropis. Di sana ia menemukan burung-burung mematuk-matuk kayu. Berdasarkan lubang di kayu yang di patuk, paruhnya menjadi panjang atau pendek. 


Berdasarkan ini, dia mengajukan teori evolusi. Dan dia menulis surat kepada temannya, Thomas Thompton, pada abad ke-19.



Charles Darwin berkata, “aku tak punya bukti untuk teori evolusiku. Karena itu dia mengajukannya. Dia sendiri tak tahu bahwa ada rantai yang hilang (missing links).



Jika Darwin menyembunyikan missink links ini dan sekarang kita tahu ada 4 humanoid. Kita tahu bahwa manusia purba pertama dikenal sebagai australopithecus. Kemudian ada Cro Magnon. Kemudian ada manusia Neanderthal. Tapi kesemua tahap ini tak memiliki hubungan di antara mereka. 



Ada rantai yang hilang. Itulah mengapa ini disebut teori evolusi bukan fakta evolusi. Karena ia tidak mempunyai jawaban yang benar. Yang ia ajarkan di sekolah-sekolah seakan-akan fakta.

Bagaimana mungkin, Homo Erectus yang selama 1.000.000 tahun (1,5 juta SM – 500.000 SM), tidak mengalami perubahan yang berarti. Akan Tetapi hanya dalam tempo 200.000 tahun, mengalami perubahan yang drastis, menjadi Manusia/Homo Sapiens (500.000 SM – 300.000 SM) ?


Homo Erectus adalah primata mamalia yang telah punah 500.000 tahun yang lalu. Jenis ini memiliki kemampuan berbudaya yang sangat terbatas, selama 1.000.000 tahun.


Kelemahan mendasar teori evolusi adalah adanya mata rantai yang hilang atau ' missing link ' di antara kera dan manusia. Tidak ditemukannya bukti ilmiah mengenai makhluk sejenis kera yang menyerupai manusia adalah sebab utamanya. Karena evolusi adalah perubahan dalam jangka waktu yang panjang, kera tidak mungkin langsung berevolusi begitu saja menjadi manusia. Perubahan tersebut harus terjadi bertahap.




Jadi, seharusnya ada fosil makhluk hidup yang berevolusi secara transisional atau spesies peralihan. Dengan kata lain, atau dalam bahasa mudahnya, akan ada makhluk 'setengah kera dan setengah manusia' sebelum menjadi manusia utuh, seperti saat ini.

Semakin banyaknya penemuan fosil memberikan bukti lain, yang menjadi kekalahan telak bagi teori evolusi. Dari seluruh fosil yang telah ditemukan saat ini, tidak satu pun merupakan bentuk "antara" (bentuk peralihan) yang ditemukan. Seharusnya bentuk tersebut ada jika memang makhluk hidup berevolusi tahap demi tahap, dari spesies yang sederhana menjadi spesies yang lebih kompleks, seperti yang dinyatakan oleh teori evolusi.

Dilemanya, jika spesies seperti itu ada, seharusnya jumlahnya akan banyak sekali, berjuta-juta, bahkan bermiliar-miliar. Sisa dan kerangka spesies semacam itu haruslah ada dalam catatan fosil. Jika bentuk-bentuk "transisi" ini betul ada, maka jumlahnya sudah pasti akan melebihi jumlah spesies yang kita ketahui saat ini. Seluruh dunia akan dipenuhi dengan fosil spesies tersebut.


Terungkapnya Dusta Fosil Piltdown 

Demi mendukung teori Darwin tersebut, berbagai kebohongan pun dilakukan, namun pada akhirnya terbongkar. Salah satu yang paling terkenal adalah kebohongan ditemukannya fosil manusia Piltdown




Fosil ini ternyata palsu dan telah berhasil membohongi dunia ilmu pengetahuan selama lebih dari 40 tahun. Spesimen yang diperkirakan berusia 500 ribu tahun tersebut kemudian dipajang di beberapa museum sebagai "bukti mutlak evolusi".



Fosil ini merupakan hasil rekayasa dengan merangkai tulang rahang orang utan pada tulang tengkorak manusia. Fosil ini sempat diklaim sebagai salah satu spesies manusia purba yang merupakan nenek moyang manusia sebelum evolusi. 



Namun setelah dilakukan rekonstruksi, ditemukan kejanggalan bahwa ternyata rahang pada tengkorak tersebut merupakan rahang orang utan.


21 November 1953, Manusia Piltdown resmi dinyatakan sebagai penipuan. Tes florin pada tengkorak dan penganggalan ulang usia tanah di Piltdown yang mulai dilakukan pada 1949 membuktikan kepalsuan terheboh dalam sejarah tersebut.



Alvan T. Marson adalah ilmuwan pengungkap rekayasa yang mengecoh paleontologis dan seluruh orang di dunia ini. Dengan analisis terperinci, terungkap bahwa tulang tengkorak yang ditemukan berasal dari manusia zaman pertengahan (abad 5-10 M). Artinya, fosil tersebut berusia masih terbilang 'muda', tidak sampai lebih dari 1.500 tahun.


Sementara itu, rahang bagian bawahnya berasal dari seekor orangutan dan fosil giginya berasal dari simpanse yang belum lama mati. Umur satu set tengkorak yang sudah disatukan dan direkatkan tersebut pun disamarkan dengan menodai tulang menggunakan larutan besi dan asam kromat agar meninggalkan kesan 'tua'.




Darwin Sumber Isnpirasi Kekejaman Hitler

Eugenetika adalah ilmu yang mempelajari perbaikan keturunan lewat pembiakan selektif. Dengan kata lain, Eugenetika bisa dibilang konsep perbaikan ras manusia dengan membuang penyakit dan cacat serta memperbanyak individu yang sehat.

Ketika Nazi yang dipimpin Hitler mulai eksis di Eropa, ia berusaha mewujudkan impian "membuat" manusia yang sempurna secara membabi buta dan mengerikan berdasarkan teori evolusi tersebut. 



Bahkan dalam bukunya yang berjudul Mein Kampf (Perjuanganku), ia menyamakan ras non-Eropa sebagai kera.



Pada saat itu, keadaan Jerman memang sangat sulit karena segala sesuatu diatur dalam berbagai penjanjian yang dikendalikan oleh Sekutu sebagai pemenang perang. Akibatnya, muncul semacam amok dalam diri Kanselir Hitler.



Prinsip teori yang menginspirasinya adalah setiap makhluk hidup harus bertarung demi mempertahankan hidup. Prinsip ini diterapkannya dengan memulai penyerangan terhadap negara-negara tetangga, seperti Austria, Cekoslovakia, Prancis, Rusia. Kemenangan yang terus didapat membuatnya besar kepala dan ingin menguasai dunia.



Orang-orang lanjut usia, cacat fisik dan mental, serta menyandang berbagai penyakit dari seluruh Jerman, dikumpulkan dalam satu pusat sterilisasi khusus. Di sini, mereka dihabisi karena dianggap parasit. 



Untuk mendapatkan ras Arya (Jerman) murni, ia menganjurkan pemuda-pemudi yang berambut pirang dan bermata biru untuk melakukan hubungan seks bebas. 



Hingga 1935, sebagai diktator, ia mendirikan ladang-ladang khusus reproduksi manusia. Di dalamnya pemuda-pemudi Jerman dikumpulkan dan harus melayani setiap pria dari rasa Arya yang masuk, demi mendapatkan keturunan yang unggul.




Yang lebih gila, ukuran tengkorak manusia Jerman, terutama yang baru lahir, juga diukur. Menurut pandangan Hitler, dengan melakukan cara seperti itu, mak akan didapat manusia yang benar-benar sempurna untuk dijadikan prajurit masa depan Jerman.



Ini karena menurut teori Evolusi Darwin, volume otak makhluk hidup akan membesar saat menaiki tangga evolusi. Akibatnya, bayi yang tak memiliki volume otak tak sesuai harus juga disingkirkan.





Referensi:

Biografi Tokoh Dunia: Charles Darwin, Berlayar Meneliti Makhluk Hidup - Kompas.com

Menghujat dan Memuja Teori Evolusi Darwin - Tirto.id

Lebih Duluan Nabi ADAM Atau Mausia Purba? Jawabannya Sangat WOW - Nulis.Babe.News

Manusia Piltdown, Kebohongan Sains Terbesar - kumparanNEWS

Apakah Manusia Berevolusi dari Kera? Ini Jawaban Dr Zakir Naik - Tarbiyah.net

Membantah Teori Evolusi - RiauPos.co

Teori Evolusi Bukan Teori Ilmiah? Ini Jawabannya! - Geologinesia.com

Cara Sadis Yang Dipakai Hitler Untuk Dapatkan Manusia Sempurna Dan Tentara Masa Depan - Jateng.tribunnews.com