Laman

Selasa, 15 Januari 2019

Sejarah PKI Partai Komunis Indonesia


Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia" 1965 hingga kini jadi momok yang membusuk dan komoditas politik menjelang pemilihan umum dan menyerang lawan politik di negeri ini.

PKI memang biasa dimunculkan di tahun-tahun politik, sebagai instrumen pertarungan politik. Dan sebagai instrumen pertarungan politik, isu ini masih efektif untuk mendukung maupun menghancurkan lawan. Tetapi sebagai ideologi, (komunis) sudah mati.

Di Republik Rakyat Cina dan Uni Soviet (sekarang Rusia) sekalipun, ideologi komunis hanya tinggal di atas kertas. Namun di Indonesia memang masih banyak yang termakan isu soal kebangkitan komunis. Pendapat bahwa bumi itu datar saja masih ada yang percaya.

Josef Stalin (Uni Soviet) dan Mao Zedong (China) 
Masyarakat Indonesia yang percaya akan isu kebangkitan PKI sekitar 12,6 persen. Sisanya, 86,8 mengatakan tidak percaya dan 0,6 tidak tahu atau tidak menjawab, menurut survei dan jajak pendapat Saiful Mujani Research and Consulting yang dirilis pada September tahun 2017 lalu.

Semua itu pertarungan politik, bukan upaya perbaikan sejarah. Isu kebangkitan PKI & Pelanggaran HAM Prabowo mungkin akan dimainkan kembali. Isu PKI masih akan laku di pemilu 2019 mendatang. Namun, sifatnya terbatas. Anak-anak muda yang sudah berpikiran lebih maju, tidak akan terpengaruh. Isu PKI atau isu yang berhembus soal dugaan pelanggaran HAM Prabowo Subianto, tidak akan laku untuk mereka. Mereka tidak mengalami masa-masa itu, bagi mereka, so what?

Tuduhan adanya pertalian antara calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi dan PKI memang muncul sejak mantan Wali Kota Solo itu maju sebagai kandidat presiden di Pilpres 2014. Isu itu dihembuskan lewat media cetak Sapu Jagad yang menuliskan bahwa Jokowi memiliki moral dan watak seperti PKI. Media partisan lainnya semacam Obor Rakyat juga mengungkapkan hal serupa.

Bahkan, Obor Rakyat menambahkan bahwa Jokowi adalah "capres boneka" dan PDIP adalah "Partai Salib". Obor Rakyat dicetak 1 juta eksemplar dan didistribusikan ke 28 ribu pesantren dan 700-an masjid.

Obor Rakyat tahun 2014 
PKI memang sudah dibubarkan pada 1966 lantaran dituding sebagai dalang pembunuhan jenderal-jenderal TNI Angkatan Darat pada 30 September 1965. Peristiwa yang kemudian disebut G30S 1965 itu berdampak hebat.

Posisi Soekarno goyah, lalu tampuk kekuasaan beralih kepada Soeharto. Sementara PKI dituduh hendak melakukan makar dan banyak anggotanya dibunuh dan diasingkan. Militer pun memegang kendali pemerintahan.

Sejak Orde Baru berkuasa, keturunan anggota PKI didiskriminasi dan mendapat cap anak pemberontak. Meski G30S PKI terjadi lebih dari 50 tahun lalu, jejaknya terus diawetkan.

Cap PKI juga masih kerap digunakan untuk melabeli kelompok tertentu hingga sekarang. Cap itu turut bertaut dengan isu agama. Mereka yang dicap komunis juga mendapat label sebagai ateis dan anti-Pancasila.

Ada banyak versi yang mengungkap soal gerakan G30S 1965. Misalnya, ada versi bahwa gerakan itu sebagai kudeta Soeharto, lalu dalangnya memang PKI. Selain itu di balik gerakan itu ada andil Soekarno, dan keterlibatan intelejen asing.

Peristiwa G30S PKI ini, tidak ada sejarah yang harus diluruskan karena sejarah resmi pasti dihasilkan oleh versi yang menang. Dan sejarah, sebagai wilayah akademis, tidak perlu diluruskan karena tidak ada kebenaran dalam sejarah. Yang ada adalah interpretasi terhadap fakta. Jadi makin banyak fakta yang muncul, makin banyak yang bisa interpretasi.

Sejarah PKI Partai Komunis Indonesia  

PKI, sebagai sebuah partai yang berlogo Palu Arit ini merupakan partai politik beraliran komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Uni Soviet dan China. PKI memiliki sejarah panjang sejak awal terbentuk tahun 1914 hingga menjadi partai terlarang, dibubarkan tahun 1965.

Partai ini adalah perkembangan dari pada sejarah kelas buruh Indonesia dalam memimpin kaum tani dan massa Rakyat lainnya dalam perjuangan perwira melawan kolonialisme, imperialisme, kapitalis, dalam perjuangan untuk menumbangkan kekuasaan reaksioner dan mendirikan kekuasaan Rakyat yang bersendikan persekutuan mayoritas dari pada Rakyat, yaitu persekutuan kaum buruh dan tani.

Simpatisan Partai Komunis Indonesia 
Terbentuknya PKI dipelopori oleh seorang sosialis Belanda yang bernama Henk Sneevliet dengan membentuk sebuah tenaga pekerja dengan nama Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) pada tahun 1914.

Henk Sneevliet 
Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) memelopori untuk dilakukannya pemberontakan melawan pemerintahan kolonial. Sociaal Democrastische Vereniging, sesudah Revolusi Sosialis Oktober Rusia tahun 1917. Di sisi lain munculah sebuah organisasi yang bernama Sarekat Islam.

Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV)
PKI lahir dari perpecahan Sarekat Islam. Sarekat Dagang Islam (SDI) awalnya organisasi yang hanya bergerak di bidang ekonomi. Karena melihat kondisi sosial masyarakat Hindia Belanda (saat ini Indonesia) pada waktu itu, di tahun 1912 merubah namanya menjadi Sarekat Islam (SI) yang bergerak bukan hanya di bidang ekonomi, tetap juga bergerak untuk memperjuangkan petani dan buruh.


Adanya friksi (perselisihan) internal anggota Sarekat Dagang Islam terutama di wilayah Yogyakarta dan Semarang, membuat Sarekat Islam melakukan disiplin partai dengan melarang anggota mendapat gelar ganda di kancah perjuangan pergerakan Indonesia. Hal tersebut membuat sebagian anggota yang beraliran komunis marah dan memutuskan untuk keluar dari Serikat Islam.

Para anggota yang keluar kemudian membentuk partai baru bernama ISDV dan pada tahun 1920, tepatnya di Semarang, ISDV berganti nama menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH) dengan Semaoen sebagai ketua partainya.

Hingga akhirnya tahun 1924 lagi-lagi partai ini berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Partai Komunis Indonesia 
Simbol Palu dan Arit digunakan sebagai lambang Partai Komunis Indonesia. Alasannya, "PKI hadir untuk memperjuangkan hak para buruh dan petani" 


Walaupun dalam tingkat ini organisasi Partai berkembang, tetapi Partai tidak diperkokoh. Para Pimpinan, anggota dan kader partai tidak diperteguh dalam ideologi dan politik. Pimpinan PKI belum mampu memperpadukan ideologi Marxisme-Leninisme dengan praktek revolusi Indonesia, karena pimpinan PKI belum memiliki teori Marxisme-Leninisme dan belum mempunyai pengertian tentang keadaan sejarah dan masyarakat Indonesia yang dikenal religius.

Tahun 1926 PKI melakukan pemberontakan di Jawa Barat dan Sumatra Barat, meskipun pemberontakan ini dihancurkan oleh tentara kolonial hingga partai ini akhirnya dilarang.


Peristiwa Madiun: Amir Syarifudin bersama Muso sebagai pimpinan PKI, pada 18 September 1948 melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan RI di Madiun. Pemberontakan tersebut merupakan bentuk ketidakpuasan terhadap pemerintahan Soekarno-Hatta.


Akan tetapi, pada 30 September 1948, upaya penumpasan PKI berhasil dilakukan dan tentara Indonesia berhasil menembak mati Muso, sedangkan Amir Ayarifudin dan teman-temannya dijatuhi hukuman mati.

Tahun 1950-an PKI di bawah pimpinan D.N. Aidit berhasil mengambil posisi sebagai partai nasionalis. Di bawah pimpinannya, PKI berkembang pesat, awalnya hanya beranggotakan sekitar 5000 orang namun pada tahun 1959 anggota PKI mencapai 1,5 juta orang. Bahkan tahun 1955 PKI berhasil menduduki posisi keempat dalam pemilu.

D.N. Aidit  

Gerakan G30S
Sebelum terjadinya tragedi itu, Chaerul Shaleh menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan kudeta. "Pada 30 September 1965, Gerwani dan Pemuda Rakyat yang merupakan organisasi bentukan PKI, melakukan unjuk rasa di Jakarta sebagai bentuk protes atas krisis inflasi yang melanda Indonesia"

Dan ujungnya, pada 30 September 1965 sebanyak 7 anggota TNI AD dibunuh dan dibuang di sumur Lubang Buaya. Keesokan harinya, Dewan Revolusi menyatakan bahwa mereka telah merebut kekuasaan melalui G30S.


Pemerintah menekankan, Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI) yang terus berlaku hingga saat ini. Karena itu, segala hal yang berbau paham komunis merupakan hal terlarang.

D.N. Aidit ditangkap di Solo pada 22 November 1965 oleh Tentara Nasional Indonesia yang dipimpin oleh Mayjen Yasir Hadibroto. Besoknya, pada 23 November 1965, Aidit dieksekusi mati di Boyolali, Jawa Tengah.

Penagkapan D.N. Aidit  
Setelah tertembak mati, tubuh Aidit dimasukkan ke dalam sumur. Sehari setelah Aidit terbunuh, pada 23 November 1965, Mayjen Yasir Hadibroto  melapor kepada Soeharto di Gedung Agung, Yogyakarta. Kala itu, Jasir merasa siap dipersalahkan atas terbunuhnya Aidit.

Mayjen Soeharto tidak mempermasalahkan apa yang dilakukan Yasir Hadibroto  Soeharto malah bilang, “Tidak! Saya yang akan mempertanggungjawabkannya.”

Mayjen Yasir Hadibroto memimpin eksekusi langsung Ketua PKI DN Aidit dan sejumlah tokoh elite PKI atas arahan langsung Pangkobkamtib, Mayjen Soeharto.

Mayjen Yasir Hadibroto 
Mayjen Yasir Hadibroto terkenal atas perannya memimpin operasi penumpasan ribuan para kader PKI yang dilakukan secara cepat, taktis dan tersembunyi sehingga tidak menimbulkan kehebohan dan ketegangan. Atas prestasi Jenderal asal Sumpiuh, Banyumas tersebut ia kemudian diangkat sebagai Gubernur Lampung. Mayjen Yasir Hadibroto juga pernah menjadi Anggota DPR RI mewakili ABRI.


Referensi:

Komunisme dan PKI: Yang Telah Mati, yang Terus Dipolitisasi
TEMPO.CO

Inilah Sejarah Berdirinya PKI hingga Jadi Partai Terlarang
NETRALNEWS.com

Lahirnya PKI dan Perkembangannya
Marxists.org