Laman

Sabtu, 05 Januari 2019

Kapal Dewaruci - Ekspedisi Keliling Dunia KRI Dewaruci tahun 1964 dan tahun 2012

Salah satu keunikannya, KRI Dewaruci tidak memiliki nomor lambung sebagaimana halnya kapal perang lainnya.

Kapal Dewaruci (foto: Wikipedia) 
Cikal bakal KRI Dewaruci dimulai saat Angkatan Laut Indonesia hendak membeli kapal latih bagi kadetnya. Pilihan pun jatuh kepada sebuah kapal layar tipe Barquentine yang di rancang oleh Adrian Baun pada 1932.

Kapal Dewaruci dibuat oleh perusahaan galangan Kapal HC. Stulken & Sohn, Hamburg, Jerman Barat. Sayang, kondisinya saat itu masih setengah jadi lantaran proses pembangunannnya terhenti karena Perang Dunia kedua meletus di Eropa. Delegasi Indonesia yang saat itu diwakili oleh Kapten Pelaut A.F.H. Rosenow dan Kapten R.M. Oentoro Koesmardjo, memutuskan untuk tetap membelinya.
Perusahaan HC. Stulken & Sohn Hamburg, Jerman Barat 
Perusahaan galangan Kapal HC. Stulken & Sohn Hamburg kembali melanjutkan pembuatan Dewaruci tahun 1952. Kapal Dewaruci merupakan satu-satunya produk kapal layar perusahaan H. C. Stülcken & Sohn Hamburg dengan tiga tiang tinggi saat itu.

Kapal Dewaruci jaman dahulu 
Kapal Dewaruci bertipe tall ship barquentine, dengan 16 layar  beragam ukuran. Luas total kapal Dewaruci 1091 m2. Panjang 58,3 meter (191,27 ft). Lebar 9,50 meter (31,17 ft). Draft 4,05 meter (13,29 ft). Bobot total kapal Dewaruci 874 ton.

Kecepatan kapal Dewaruci saat menggunakan layar (tenaga angin) adalah 9 knot. Kecepatan saat menggunakan mesin 10,5 knot, yang digerakkan 1 unit Diesel 986 HP, dengan satu propeler berdaun 4.


Tiga tiang layar utama Kapal Dewaruci diberi nama Bima, Arjuna dan Yudistira dengan panjang 58,3 meter dan lebar 9,5 meter.

Karena diperuntukkan sebagai kapal latih, maka dilakukanlah beberapa modifikasi, sehingga mampu berlayar pada kemiringan 45 derajat.

Setelah kapal selesai dibangun, Kapal Dewaruci pertama kali dirilis pada tanggal 24 Januari tahun 1953, setelah sebelumnya melalui serangkaian pelayaran uji coba di sekitar Laut Utara hingga Semenanjung Skandinavia hingga dinyatakan layak digunakan.

Setelah memenuhi syarat, pada bulan Juli tahun 1953, Kapal Dewaruci kemudian diseberangkan ke Indonesia oleh Komandan KRI Dewaruci pertama, Kapten Alfred H. Rosenow, bersama personel Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) sebagai pengawaknya.

Kapten Alfred H. Rosenow
Kapal Dewaruci diserahterimakan kepada Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) pada tanggal 2 Oktober 1953. Saat uacara serah terima, pihak Jerman Barat diwakili oleh Kapten Otto von Hattendorf dan dari ALRI diwakili Asisten Personel KSAL (Aspers KSAL) Mayor Pelaut Imam Sutopo.


Sejak saat itu, KRI Dewaruci resmi menjadi kapal latih para taruna TNI Angkatan Laut. Pendidikan dan latihan para taruna TNI Angkatan Laut menggunakan sistem militer.


Kapal ini dinamakan RI Dewaruci termasuk dalam Satuan Kapal Bantu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan RI Nomor MP/H1254 tanggal 11 Januari 1954. Seiring dengan dinamika yang berlangsung,

Ketika ALRI berubah nama menjadi TNI Angkatan Laut (TNI AL) dan penamaan kapal perang pun turut berubah dari RI menjadi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang berlaku sejak tahun 1971. Perubahan nama juga berlaku pada kapal latih tiang tinggi AAL ini, yaitu menjadi KRI Dewaruci.

Sejak tahun 1952. Kapal ini sudah membawa Taruna TNI AL ke berbagai belahan dunia dengan tujuan utama adalah latihan pelayaran bintang atau disebut Kartika Jala Krida.

KRI Dewaruci juga sering mengikuti lomba kapal layar di berbagai tempat di dunia. Kapal ini juga memiliki marching band sendiri, yaitu marching band taruna Akademi Angkatan Laut yang biasa dikenal dengan nama Gita Jala Taruna, yang tidak hanya mahir memainkan alat musik marching band saja. Mereka juga kerap melakukan aksi akrobatik.

Aksi Akrobat Marching Band Gita Jala Taruna yang rutin dilakukan setiap kapal Dewaruci hendak bersandar. 
KRI Dewaruci sering meraih berbagai prestasi bertaraf internasional. Salah satu penghargaan internasional paling bergengsi yang pernah diraih oleh KRI Dewaruci adalah Cutty Shark Thropy saat Tall Ships Race di Australia tahun 1998.

Bagian Interior Kapal Dewaruci
Pahatan tokoh Dewaruci terpampang di sebuah meja makan oval berukuran 4x6 meter. Pahatan tersebut digambarkan sedang menatap Bima yang menceng­keram naga di lautan.

Ada juga memo catatan dari orang-orang yang pernah memberikan kesan akan KRI Dewaruci dari berbagai negara. Di bagian dinding kapal, berbagai ukiran budaya di tergambar dengan jelas sehingga menambah keanggunan kapal yang didominasi warna putih ini.

Ada ukiran dari Toraja Sulawesi. Ke­mudian ada tiang ukiran dari daerah Jawa, dan paling belakang ada tiang dengan ukiran yang berasal dari Papua. Sejumlah piagam penghargaan dari negara-negara yang pernah dikunjungi kapal ini dipajang di salah satu ruangan yang memiliki bar kecil untuk tamu VVIP. Pada ruang tamu, terpampang foto Kepala Staf TNI AL dan Panglima TNI.

Di ruangan pimpinan yang membawahi 103 awak kapal ini (ruang nahkoda kapal) terdapat sebuah peta manual dengan dua monitor dan peralatan navigasi lengkap. Tepat di depan ruang nakhoda terdapat dua kemudi kapal.

Ruang Kemudi Nahkoda Kapal Dewaruci 
Selain itu, terdapat sebuah meja kerja yang berdampingan dengan sebuah tempat tidur. Pintu kayu yang juga dipenuhi ukiran itu ditutup kain korden warna biru. Tidak jauh dari ruang nahkoda kapal, terdapat pula 10 ruang kamar yaitu anak buah kapal (ABK).

Di tengah ruangan menuju dek Dasar derungan suara mesin terdengar kencang lalu di bagian akhir terdapat juga bagian dapur. Di tempat ini, setiap harinya ketahanan fisik puluhan awak kapal bergantung pada sebuah tim dapur yang terdiri dari 8 anggota yang diketuai kepala koki.

Ruang Dapur Kapal
Telepon adalah salah satu kegiatan yang paling menghibur ketika mengobati rasa kangen terhadap keluarga di rumah. Dan biasanya itu dilakukan pertama kali ketika kapal bersandar di berbagai negara.

Taruna dan ABK yang beragama Islam melaksanakan ibadah sholat diatas Kapal Dewaruci

Ekspedisi Keliling Dunia Kapal Dewaruci

Tak hanya menempuh puluhan kali ekspedisi menyeberangi samudera, Kapal Dewaruci tercatat dua kali melakukan ekspedisi keliling dunia, yakni pada tahun 1964 dan tahun 2012.

Ekspedisi pertama, tahun 1964 dipimpin oleh Letkol (P) Sumantri, beranggotakan 78 orang Taruna ALL dan 32 orang Anak Buah Kapal, mengarungi tujuh samudera & lima benua.


Ekspedisi keliling dunia kedua Kapal Dewaruci dilakukan tahun 2012, dipimpin Letkol Laut (P) Haris Bima Buyaseto. Ekspedisi tersebut beranggotakan 101 orang Taruna ALL dan 77 orang Anak Buah Kapal.

Peserta Ekspedisi Kapal Dewaruci tahun 2012

Saat itu, kapal Dewaruci melintasi jarak 27 ribu nautikal mil atau 50.000 kilometer selama 277 hari. Dalam pelayaran tersebut, Dewaruci transit di 24 pelabuhan di 13 negara dan 4 benua.

Rute Ekspedisi Keliling Dunia Kapal Dewaruci tahun 2012

Pelayaran beribu-ribu mil itu dimulai dari Surabaya ke Jayapura, Kwajalein (Amerika Serikat/AS), Honolulu, San Diego (AS), Manzanillo (Meksiko), Pa­nama, New Orleans (AS), Miami (AS), Sa­­vannah (AS), New York (AS), Norfolk (AS), Baltimore (AS), Boston (AS), St John (Kanada), Porto (Portugis), Cadiz (Spanyol), Malta (Malta), Port Said (Mesir), Jeddah (Arab Saudi), Shalala (Oman), Colombo (Sri Langka), Belawan.

Samudera Pasifik merupakan lautan yang cukup ditakuti para pelaut. Samudera Pasifik menjadi momok karena banyaknya kapal yang tenggelam. Ketika KRI Dewaruci melintasi Pasifik dalam Ekspedisi pelayaran Opsail tahun 2012 memakan waktu selama 9 bulan, kapal ini dihantam ombak besar. Saat itu, cerita dia, ketinggian ombak di Pasifik 12-14 meter. Selama 15 hari, KRI Dewaruci dihantam ombak dari arah lambung maupun haluan.

Kapal Dewaruci saat melintasi Samudra Pasifik 
Kondisi sulit tersebut ditambah dengan masalah stok makanan untuk para awak kapal yang terus menipis. Para awak kapal melakukan pengiritan, mereka makan seadanya. Berkat keuletan awak kapal, mereka bisa mengatasi itu semua. Mereka berhasil ke Opsail tepat waktu.

Kapal Dewaruci tiba di Amerika Serikat
Ekspedisi Nusantara tahun 2017 menjadi misi pelayaran terakhir KRI Dewaruci, dengan jalur pelayaran, Tanjung Priok, Batam, Sabang, Belawan dan kembali ke Jakarta selama 28 hari.

Terdapat tradisi yang turun temurun dilaksanakan KRI Dewa Ruci setiap melintas di selat antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera. Kapten & para awak kapal melaksanakan upacara tabur bunga untuk menghormati arwah Komandan KRI Dewa Ruci yang pertama, yaitu Kapten Pelaut August Friederich Hermann Rosenow.


Perjalanan kapal Dewaruci menuju Sabang, Aceh tahun 2017 merupakan perjalanan terakhir dari masa bakti KRI Dewaruci, yang telah mengemban tugas selama selama 64 tahun.


Sebagai kapal latih, KRI Dewaruci banyak berjasa melahirkan ribuan perwira pelaut TNI AL. Sebelum menyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Laut, mereka wajib ber­tugas di kapal ini.

Kapal Dewaruci digantikan oleh KRI Bima Suci. KRI Bima Suci merupakan kapal dengan tall ship (kapal dengan tiang tinggi) sekaligus kapal terbesar di Asia. Kapal Bima Suci dibuat di Freire Shipyard Di Vigo, Spanyol.

Kapal Bima Suci

Referensi:

KRI Dewaruci, Kapal Latih Pertama, "Info Historia Buletin Sejarah TNI AL dan Kemaritiman" , NO. 1 Edisi Hinstori Pendidikan AL - 1 Januari - Maret 2015, hlm. 12-15.

KRI Dewaruci Mengarungi Misi Pelayaran Terakhir - Liputan6.com

KRI Dewaruci Menuju Peristirahatan Terakhir Dilepas Haru Warga Jakarta - RMOL.co

Kisah KRI Dewaruci keliling dunia - Merdeka.com

Kapal Legendaris KRI Dewaruci Kisahnya Mengharumkan Indonesia di Mata Dunia - SimponiNews.com

Ini Dia Pengganti KRI Dewa Ruci yang Bakal Pensiun - TRIBUNnews.com

5 Fakta KRI Dewaruci, Kapal Kayu Kuno Asli Indonesia yang Tetap Kokoh Mengarungi Samudera - Boombastis.com

KRI Dewaruci - Wikipedia bahasa Indonesia