Laman

Sabtu, 19 Januari 2019

Medan Magnet Bumi akan Berbalik, dari Utara Menjadi Selatan dan Selatan Jadi Utara (Prediksi Ilmuan)

Setiap  200.000 atau 300.000 tahun, Kutub magnet Bumi akan terbalik, berdasarkan penelitian para ilmuwan. Fenomena ini membutuhkan waktu antara 1.000 hingga 10.000 tahun. Sejauh ini, peristiwa itu telah terjadi ratusan kali dalam sejarah. Terbaliknya medan magnet terakhir kali terjadi sekitar 780.000 tahun lalu.


Bumi memiliki inti cair panas yang menghasilkan medan magnet, di mana medan tersebut mampu mempertahankan planet kita melawan angin Matahari yang menghancurkan.


Medan magnet tersebut meluas ribuan kilometer ke angkasa luar dan daya tariknya memengaruhi banyak hal, mulai dari komunikasi global hingga jaringan listrik.

Laporan hasil kajian Direktur Laboratory for Atmospheric and Space Physics di University of Colorado, Daniel Baker, mengatakan terdapat tanda-tanda kutub Bumi berbalik. Ini akan membuat sebagian planet bumi tidak bisa dihuni manusia.


Baker mengatakan, "terbaliknya kutub itu dapat membuat sejumlah area di Bumi menjadi tak dapat dihuni dan juga meruntuhkan jaringan listrik." 

Daniel Baker 
Alanna Mitchell, dalam bukunya yang berjudul The Spinning Magnet: The Electromagnetic Force that Created the Modern World and Could Destroy It, mengatakan "Bahaya: aliran partikel dari Matahari yang menghancurkan, sinar kosmik galaksi, dan sinar ultraviolet B yang berasal dari lapisan ozon yang rusak akibat radiasi, itu semua hanya beberapa dari kekuatan tak terlihat yang dapat membahayakan atau membunuh makhluk hidup," 

Alanna Mitchell
Kutub magnet bumi tidak sama dengan kutub utara dan selatan yang kita kenal secara geografis. Kutub magnet bumi dipengaruhi oleh lautan besi panas yang berputar-putar di dalam inti luar bumi. Putaran ini menyebabkan adanya magnet di dalam bumi yang miring sebanyak 11 derajat dari sumbu bumi.


Karena bumi selalu berotasi (berputar), lava besi terkadang bepindah tempat menjadi berlawanan dari atom besi di sekitar mereka. Ketika hal ini terjadi cukup banyak, kutub magnet bumi pun ikut berbalik. Namun, kejadian ini tidak terjadi secara instan.

Medan magnet bumi tidak berbalik tiba-tiba, tetapi proses yang lama, di mana kekuatan medan menjadi lemah, dan bahkan menjadi kompleks sehingga menimbulkan lebih dari dua kutub.


Medan magnet Bumi berfungsi untuk melindungi planet ini dari radiasi matahari dan sinar kosmik.


789 ribu tahun yang lalu, awalnya Kutub Utara 'berkelana' di sekitar area Antartika selama ribuan tahun. Kemudian ia berorientasi ke arah Arktik dan mendiaminya. Seperti yang kita ketahui hingga detik ini.


Medan magnet Bumi secara episodik dapat membalik polaritas atau muatan kutub.  Adanya perpindahan 180 derajat pada kutub diawali oleh ketidakstabilan di antara dua interval daya medan magnet yang lemah selama 2 ribu tahun.


Kekuatan medan magnet bumi terus melemah selama 160 tahun terakhir dengan kecepatan yang mengejutkan. Perubahan orientasi kutub yang cepat itu menjadi alasan interval pertama melemahnya daya medan. Kemudian perpindahan muatan kutub secara utuh, yakni dimana Kutub Utara dan Kutub Selatan sekarang berada merupakan perpindahan akhir di antara keduanya. Posisi yang 'tetap' seperti sekarang juga menjadi bukti interval lemahnya daya dari kedua kutub.


Satelit badan antariksa The European Space Agency memperlihatkan bahwa kekuatan dari medan magnet Bumi melemah 10 kali lebih cepat, sekitar lima persen per dekade. Untuk skala normal, setidaknya penurunan daya terjadi per abad.

Lemahnya medan magnet dapat mengindikasikan adanya perpindahan yang terjadi di masa yang akan datang dan dapat saja terjadi kurang dari dua ribu tahun ke depan. Kutub bagian utara sendiri sekarang sudah bergerak mendekati Siberia.

Penurunan Kutub bagian utara bepusat pada Kutub Selatan yang luas, dari Zimbabwe hingga Chile, dan dikenal sebagai Anomali Atlantis Selatan. Kekuatan medan magnet di sana sangat lemah sampai membahayakan satelit yang mengorbit di atas wilayah tersebut – medan magnet tidak lagi melindungi mereka dari radiasi yang menganggu elektronik satelit

Akan tetapi, tampaknya kita belum perlu mengkhawatirkan skenario-skenario kiamat akibat fenomena ini.

Para peneliti memang memprediksikan bahwa medan magnet yang lemah bisa membuat partikel berenergi tinggi terus-terusan menembus atmosfer kita dan membuat lubang-lubang yang menyerupai lubang ozon di atas Antartika. Namun, mereka masih belum bisa memastikan dampaknya.

Menurut para peneliti, termasuk Phil Livermole dan Jon Mound dari University of Leeds, yang mungkin menjadi masalah adalah peningkatan radiasi yang bisa menganggu navigasi satelit, pesawat, dan infrastruktur (pembangkit) listrik yang berbasis di darat


Referensi:

Kutub Bumi Diprediksi Akan Berbalik, Berbahaya bagi Manusia?
Liputan6.com

Medan Magnet Bumi akan Bertukar Tempat
CNN Indonesia

Kutub Magnet Bumi akan Berbalik dari Utara Menjadi Selatan dan Selatan Jadi Utara, Apa Terjadi?
TRIBUNnews.com