Laman

Rabu, 30 Januari 2019

Akun Bot, Buzzer, Anonim dan Influencer Sosial Media

Saat ini, di era media sosial, ‘perang informasi’ adalah upaya menciptakan dan meng- exercise ‘pengaruh’ atas opini publik.


Perang media sosial terutama di tahun politik adalah perang avatar, bot-bot, hingga akun-akun berbayar, yang berupaya ‘mengendalikan’ atau ‘meretas’ trending topik dengan tagar (hashtag ) tertentu, memviralkan informasi-informasi sensasi, demi merebut pengaruh pemilih dalam kontestasi politik, atau motif bisnis demi menarik perhatian calon konsumen, dalam konteks ini adalah barang/jasa suatu perusahaan.

Buzzer
Buzzer adalah pengguna sosial media dengan pengikut follower yang relatif banyak, dibayar untuk mempromosikan atau mengangkat isu tertentu, lewat posting, tweet, atau posting foto Instagram dan sosial media lainnya. Apalagi kalau buzzer tersebut punya blog, biasanya dipaketkan dengan postingan blog dengan beberapa jumlah tweet atau postingan.


Buzzer menyasar target yang spesifik, yang memiliki ketertarikan dan minat yang sama dengan buzzer yang bersangkutan. Indonesia sendiri merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia, dengan separuh populasi berumur kurang dari 30 tahun sehingga merupakan lokasi yang ideal untuk menjalankan kampanye media sosial.

Akun Bot (Robot) 
Bot merupakan sebuah perangkat lunak atau aplikasi untuk menjalankan tugas-tugas secara otomatis dan terjadwal di internet. Selain posting, bot juga digunakan untuk menyebar spam di internet dan media sosial (spambot).


Akun robot juga diperjualbelikan, namun tidak seperti Buzzer, akun robot cenderung pasif, jarang melakukan interaksi seperti membalas komentar atau melakukan klarifikasi, terhadap isu yang disebarkan.

Akun-akun bot biasanya mengikuti banyak sekali akun, jumlahnya bisa ribuan hingga belasan ribu, bahkan lebih, namun jumlah follower mereka sangat sedikit, maksimal ratusan.

Akun Anonim 
Akun Anonim adalah akun yang memakai nama samaran. Pemilik akun tidak menggunakan identitas dan foto profil aslinya dalam beraktivitas di dunia maya.


Seperti Buzzer dan Bot, Akun Anonim digunakan untuk meraup keuntungan. Kebanyakan akun anonim dijalankan oleh partisan, relawan pendukung suatu kubu politik. Jual beli isu yang dilakukan akun anonim ini seperti pasar gelap. Harga isu yang dimainkan akun-akun anonim bisa bernilai fantastis karena bisa memberi dampak signifikan. Nilai transaksinya bahkan mencapai ratusan juta hingga miliaran rupiah.

Namun tidak semua akun anonim bermotif untuk meraup keuntungan. Ada juga yang menggunakan akun anonim secara suka rela, tampa menuntut bayaran, atas inisiatif pribadi, meskipun jumlahnya lebih sedikit. Biasanya akun anonim tipe ini digunakan oleh simpatisan pendukung fanatik dari salah satu kontestan yang bertarung pada pemilihan umum.

Akun anonim kerap disalahgunakan melakukan serangan bahkan menyebarkan hoaks yang ditujukan kepada pihak yang berbeda pendapat atau berbeda pilihan politik. Kondisi ini dimungkinkan lantaran isi cuitan atau isu yang dimainkan cenderung lebih bebas dibanding pengguna robot atau orang yang memakai identitas asli.

Akun-akun anonim ini jarang memiliki intensi untuk bersosialisasi dengan siapapun, karena memang tujuannya hanya untuk sekadar menyebarkan informasi.

Ada beberapa alasan akun anonim ini melakukan penyebaran hoaks. Akun anonim ini digunakan untuk bersembunyi. Sebab, bila menggunakan akun asli, akan mudah dilacak dan diungkap.

Influencer
Influencer, secara sederhana, merupakan brand tersendiri. Sosoknya menjadi penarik minat masyarakat. Satu fenomena yang kini muncul adalah beriklan di media sosial melalui influencer, dengan membayar selebritas atau tokoh berpengaruh  dengan tingkat ketenaran yang bervariasi untuk diunggah di akun media sosial mereka guna menjangkau para pengikut setia.

Selebritas atau tokoh berpengaruh yang melakukan posting, video atau testimoni kerap disebut sebagai Endorse.


Influencer bukan hanya digunakan sebagai media penawaran suatu produk perusahaan saja, Influencer juga kerap digunakan untuk motif politik. Biasanya yang dijadikan influincer adalah elit politik atau tokoh yang memiliki minat atau pilihan politik yang sama.

Instagram dan YouTube adalah kanal media sosial terfavorit yang digunakan influencer. Selebihnya ada blog, Twitter, Facebook dan aplikasi pesan instan seperti WhatsApp, Line dan lain-lain.

Alasan utama mengapa Instagram dan YouTube jadi media paling favorit para influencer karena kekuatan platform yang lebih menekankan pada tampilan visual.

Selain lebih efektif dan luasnya jangkauan, harga yang dipatok influencer relatif lebih murah  terutama dibandingkan TV. Biaya iklan melalui influencer hanya membutuhkan 10 persen dibandingkan biaya produksi dan penayangan iklan di TV.

Keunggulan lain dari menggunakan jasa influencer adalah kepercayaan. GetCRAFT, mengutip temuan Nielsen, menyatakan bahwa rekomendasi teman dan keluarga mendapat tempat kepercayaan yang tinggi di masyarakat. Selain itu, rekomendasi atau review yang dilakukan orang asing di internet juga memiliki pengaruh yang signifikan.


Referensi:

Di Indonesia, "Buzzer" Jadi Orang Bayaran 
Kompas.com 

Akun Robot dan Anonim di Media Sosial Bisa Bikin Keruh Pilkada 
JPNN.com  

Prediksi Media Sosial 2019: Bersiaplah Menghadapi Perang Avatar! 
Intisari.Grid.ID 

Jutaan akun Instagram ternyata robot, ini ciri-cirinya 
MERDEKA.com 

Jangan Meladeni Akun Anonim 
Era.id 

Influencer di Media Sosial, Penantang Tangguh Iklan Konvensional
Tirto.id