Saat Maghrib tiba dan saat terang perlahan menghilang suasana berangsur
mencekam. Ibu-ibu bergegas membawa anak-anaknya ke rumah lalu menutup
pintu rumah rapat-rapat.
Mitos menyatakan, inilah saat setan mulai
gentayangan untuk memburu mangsanya. “Jangan keluar rumah maghrib nanti
diculik wewe gombel” ada juga yang menakut nakuti anak-anaknya, “Cepat
masuk rumah ada genderuwo.” Di penghujung hari suasana yang penuh mistis
ini mungkin masih kita rasakan ketika berada di pedesaan. Lalu apa
sesungguhnya yang terjadi pada saat maghrib?
Apakah saat itu hantu-hantu
berkeliaran? Namun lihatlah, bagaimana suasana di perkotaan. Sungguh
berbeda, saat waktu maghrib tiba masih terlihat hiruk pikuk. Ada yang
masih sibuk berkerjadi perkantoran, ada yang terjebak macet di jalanan,
dan ada pula yang asyik berbelanja di pertokoaan. Bahkan hiburan malam
pun mulai bergegas membuka pintunya menyambut para tamunya. Bagi
sebagian orang, maghrib berlalu begitu saja. Tak ada makna apalagi
misteri, padahal Rasulullah saw begitu mengingatkan umatnya tentang
waktu maghrib bahwa ada rahasia dibalik waktu maghrib.
Mitos
Mitos menjadi bagian dari kehidupan masyarakat kita, orang percaya dengan mitos meskipun sulit dijelaskan dengan nalar. Saat orang tua kita melarang kita untuk keluar rumah pada waktu magrib, mungkin kita menuruti saja.
Meskipun kebanyakan kita tidak pernah tahu alasan
sesungguhnya. Orang tua mungkin juga sering melarang kita mandi di
waktu maghrib, tidur di waktu maghrib atau berjemur baju atau bersiul di
waktu maghrib. Semuanya selalu dikaitkan dengan munculnya
makhluk-makhluk ghaib. Padahal bisa jadi sederet larangan itu punya
dampak logika yang belum disampaikan. Mitos yang berkembang di
masyarakat tak jelas darimana asal sumbernya.
Syariat di waktu Maghrib
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan dari Jabir, Rasulullah bersabda:
“Ketika malam turun, dekatkanlah anak-anak kalian kepadamu, karena waktu itu syaithan berkeliaran, sejam kemudian kalian dapat melepaskan mereka. Dan tutuplah pintu-pintu rumahmu dan sebutlah nama Allah. Padamkanlah lampu dan sebutlah nama Allah. Tutuplah minumanmu dan sebutlah nama Allah. Tutuplah juga bejanamu dan sebutlah nama Allah. Sekalipun hanya dengan meletakkan sesuatu di atasnya.”(HR. Bukhari)
Ketika waktu maghrib tiba sejenakkita menghentikan aktivitas dan bergegas ke masjid untuk menunaikan shalat maghrib berjamaah. Waktu shalat maghrib begitu pendek maka lebih baik menunda aktivitas lain. Dahulukan sholat maghrib penuhi jiwa dengan rasa syukur bertawakal kepada Sang Pencipta. Senja adalah waktu peralihan antara siang dan malam, Allah telah membuat aturan bagi hambanya. Waktu siang digunakan untuk bekerja dan mencari rizki. Waktu malam adalah waktu istirahat dan tidur.
“Dan Kami telah menjadikan tidurmu untukistirahat, dan Kami jadikan malam (dengangelapnya) sebagai pakaian (yang melindungi), dan Kami telah menjadikan siang (dengan cahahya terangnya) sebagai masa untuk mencari rezeki.”
(QS: An-Naba: 9-11)
Maghrib menjadi permulaan waktu malam dalam al-Qur’an kata maghrib ini disebutkan berkaitan dengan tempat yang artinya barat kebalikan dari kata masyiq yang artinya timur. Asbabun kata maghrib berasal dari Ghraba yaghrubuyang artinya pergi menjauh, terbenam, asing atau beracun. Kata al-Masyriq dan al-Maghrib secara geografis lebih banyak diartikan dengan tempat. Masyriq adalah timur atau tempat terbitnya matahari. Dan maghrib adalah barat atau diartikan pula dengan teggelamnya matahari.
Allah SWT berfirman:
“Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat.Maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah. sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui.”
(QS: Al-Baqarah: 115)
Rasulullah saw dalam sabdanya mengkaitkan maghrib atau waktu senja dengan kemunculan setan.
Menurut Ibnu Qayim al-Jauzi ra, senja merupaka waktu yang paling disukai setan. Pergerakan setan pada malam hari lebih hebat daripada siang hari. Sebab kegelapan malam memberikan kekuatan kepada mereka.
Pada waktu senja Rasulullah melarang anak-anak kita untuk keluar rumah. Ibnu Hajar al-Ashqolari ra, dalam kitab Fathul Barii mengatakan bahwa hikmah larangan ini untuk menjaga anak-anak dari gangguan setan. Anak-anak yang telah habis bermain, pakaiannya mungkin penuh dengan kotoran atau bahkan terkena najis.
Tabiat setan senang terhadap barang yang najis, karena itu setan dengan kalangan bangsa jin akan mendekati anak-anak. Ajaran Rasulullah ini menurut Imam Nawawi ra, mengandung kebaikan di dunia dan di akhirat.
Rasulullah meminta kita untuk menjaga etika supaya terhindar dari gangguan setan. Setan tidak mampu membuka makanan dan minuman yang sebelumnya yang dibacakan bismillah.
Pada waktu maghrib setan berkeliaran danbahkan memasuki rumah dan kemudian menumpang makan dan menginap di rumah kita. Karna itu Rasulullah mengingatkan; “Apabila seorang itu memasuki rumahnya dan mengingat Allah (dengan membaca Bismillah) ketika memasukinya dan ketika ingin makan, maka syaithan akan berkata kepada golongannya: “Kalian tidak memiliki tempat untuk bermalam dan tidak juga makanan malam. Sebaliknya apabila seorang itu memasuki rumah dan tidak mengingati Allah ketika memasukinya, syaithan berkata kepada golongannya: “Kalian telah mendapat tempat bermalam.”(HR. Muslim)
Perintah Rasulullah untuk menutup makanan dan minuman bisa dipahami secara nalar bahwa makanan dan minuman yang terbuka akan mudah dimasuki binatang pembawa kuman dan bakteri penyakit. Bahkan Rosyid Ridha dalam tafsir al-Manar mengatakan bahwa jin adalah makhluk halus yang dikenali zaman sekarang dengan mikroorganisme. Kuman dan bakteri adalah salah satu jenis dari bangsa jin yang membawa bencana penyakit kepada manusia. Namun sebagian ulama tidak sestuju dengan pandangan Rosyid Ridha, kuman-virus-bakteri bukanlah jenis jin karena tidak berkewajiban menyembah Allah sebagaimana bangsa jin. Wallahu ‘alam.
Perintah Rasulullah tidak sekedar sebuah etika, tapi mengandung banyak hikmah bagi umat manusia. setan dari kalangan bangsa jin ini tidak bisa kita lihat bagaimana saat memasuki tubuh manusia. sementara jin bisa melihat kita.
“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS: Al-A’raf: 27)
ada perisai bagi orang yang beriman selain mengikuti petunjuk Nabi. Untuk membaca bismillah ketika memulai suatu perbuatan. Karna setan tidak akan mampu menembus sesuatu yang disebutkan nama Allah padanya. Ketika kita membuka dan mengenakan pakaian, bacalah bismillah. Karena Rasulullah telah menjelaskan bahwa tabir antara mata jin dan aurat-aurat bani Adam jika salah seorang diantara kamu masuk kamar mandi hendaklah ia mengucapkan bismillah. Orang yang membaca doa maka setan akan terhalang untuk melihat aurat kita. Banyak kejadian manusia dirasuki karena dicintainya dan ketika diruqyah bangsa jin mengaku sering melihat auratnya ketika di kamar mandi.
Ketika maghrib tiba yagn merupakan awalnya malam maka berlindunglah kepada Allah dari kejahatan malam yang biasa dimanfaatkan oleh tukang sihir untuk mengirim santet. Allah ta’ala sudah memberi pelajaran dalam surah al-Falaq untuk memohon perlindungannya.
“Katakanlah (wahai Muhammad); ‘Aku berlindung kepada Allah yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembuskan buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.” (QS: Al-Falaq: 1-5)
Waktu Yang dianjurkan dan Waktu yang dilarang untuk tidur
Gemerlap kota yang dihiasi kesibukan malam hari tak berarti setan berhenti untuk memburu mangsanya. Pada waktu senja itu, setan bergerak dalam kecepatan yang tidak kita ketahui. Berkeliaran di bumi untuk mencari tempat berlindung. Mungkin mereka akan memangsa anak kecil bukan memakannya tapi mengganggunya hingga ia rewel sepanjang malam atau memasuki orang yang telah dilanda galau dansedih berkempanjangan.Di waktu senja itu pula setan berupaya menyusup kepada manusia kemudian membisikinya untuk menikmati malam dengan kemaksiatan.
Keberhasilan
setan dengan kelompoknya bukan menakut-nakuti manusia dengan wujud
pocong,kuntilanak atau genderuwo. Karena ini hanya gambaran yang
diciptakan oleh mitos. Karena sejatinya puncak prestasi setan ketika
berbuat syirik dan bermaksiat. Ketika logika umat manusia demikian
permisif dengan maksiat ketika hati dan rasa kemanusiaan sudah menjadi
kebal dengan namanya maksiat. Maka satu langkah lagi manusia menjadi
sahabat terbaik setan dan mereka akan menemani di neraka.
Namun, larangan untuk tidur menjelang maghrib atau setelah maghrib juga bersumber dari hadits Nabi. Menurut kajian medis tidur diawal malam lebih bermanfaat daripada tidur diakhir malam. Karna kurang tidur akan menimbulkan ketidakseimbangan badan. Begitu pula tidur di tengah hari lebih baik daripada tidur petang. Seluruh waktu disisi manusia sejatinya sudah diatur dalam Islam dari bangun tidur hingga menjelang tidur di malam hari. Juga dakam syariat islam terdapat waktu-waktu yang dilarang untuk tidur.
Sebagian ulama berpendapat tidur setelah shalat subuh termasuk yang dimakruhkan karna pagi hari adalah awal hari disanalah turunnya rezeki dan keberkahan kecuali orang yang semalaman kurang tidur karna berbagai alasan karna tidur di pagi hari ditujukan untuk mengemabikan kebugaran.
Tapi tentu berbeda dengan orang yang memiliki kebiasaan tidur di pagi hari. Memang tidak ada satupun dalil yang melarang tidur setelah shalat subuh. Namun jika kita mengikuti perilaku Rasulullah saw dan parta sahabatnya apabila telah menunaikan shalat subuh mereka tetap duduk di tempat shalat mereka hingga terbit matahari.
Diriwayatkan dalam shahih Muslim hingga Rasulullah saw berdoa kepada Allah:
“ALLAHUMMA BAARIK LI UMMATII FII BUKUURIHAA
(Ya Allah, berkahilah umatku di pagi hari mereka)”
Pada pagi hari pula Rasulullah saw biasa mengutus pasukannya ke medan perang. Orang yang tidur di pagi hari tanpa alasan yang jelas adalah orang yang kebanyakan tidur. Menurut Ibnu Qayyim banyak tidur akan mematikan hati dan membuat badan lemah, dan membuang-buang waktu. Di kalangan ulama hukum tidur setelah ashardibagi dua: ada yang membolehkannya karna asal tidur adalah mubah atau boleh.
Tidur setelah ashar ini pun tidak ada dalil yang mengharamkan, namun sebagian ulama memakruhkan karna termasuk perbuatan yang sia-sia dan berbahaya bagi kesehatan akalnya.
Sebagaimana pendapat Imam Ahmad bin Hambal ra, dan begitu pula dengan pendapat Ibnu Qayyim ra, dalam Zaad al-Ma’ad. Tidur siang hari adalah buruk yang bisa menyebabkan malas melemahkan syahwat kecuali pada siang hari pada musim panas dan yang paling buruk adalah tidur di pagi hari dan diujung hari setelah Ashar.
Tidur siang berbeda dengan Qailullah atau istirahat sejenak di siang hari yang di sunahkan oleh Rasulullah:
“Qailullah-lah kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang.”
Mengenai waktu qailullah ini, para ulama berbeda pendapat ada qailullah yang dilakukan sebelum shalat dzuhur dan ada juga yang berpendapat selepas shalat dzuhur. Wallahu a’lam. Lalu bagaimana dengan orang yang tidur pada waktu maghrib atau sebelum isya’?
Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Abu Barzah ra:
“Rasulullah saw membenci tidur sebelum solat isya dan berbual selepasnya.” (HR. Bukhari Muslim)
Mayoritas hadits menyatakan makruhnya tidur selepas maghrib dan sebelum isya’ karena khawatir terlewat untuk menunaikan shalat isya’.
Namun diantara para ulama Ibnu Hajar al-Ashqolani ra dalam Fadhlul Barii ada yang memberi keringanan bila ada orang yang membangunkannya untuk sholat isya’.
Diriwayatkan dari Abullah bin Amr ia berkata, “Kami telah shalat bersama Rasulullah saw yaitu sholat maghrib. Makaberpulanglah orang yang pulang dan bertafkif-lah orang yang tafif.
Lalu datanglah Rasulullah saw dengan cepat-cepat karna dorongan dalam hatinya serta menjinjingkan pakaian sampai ke lututnya.Lalu bersabda:
“Aku beri kabar gembira kepada kalian bahwasanya Rabb kalian sungguh telah membuka pintu-pintu langitdari beberapa pintu langit membanggakan kalian kepada malaikat seraya berfirman kepada malaikat ‘Lihatlah kepada para hambaKu mereka telah mengerjakan kewajiban dan mereka menunggu kewajiban lainnya. ‘”
Namun, larangan untuk tidur menjelang maghrib atau setelah maghrib juga bersumber dari hadits Nabi. Menurut kajian medis tidur diawal malam lebih bermanfaat daripada tidur diakhir malam. Karna kurang tidur akan menimbulkan ketidakseimbangan badan. Begitu pula tidur di tengah hari lebih baik daripada tidur petang. Seluruh waktu disisi manusia sejatinya sudah diatur dalam Islam dari bangun tidur hingga menjelang tidur di malam hari. Juga dakam syariat islam terdapat waktu-waktu yang dilarang untuk tidur.
Sebagian ulama berpendapat tidur setelah shalat subuh termasuk yang dimakruhkan karna pagi hari adalah awal hari disanalah turunnya rezeki dan keberkahan kecuali orang yang semalaman kurang tidur karna berbagai alasan karna tidur di pagi hari ditujukan untuk mengemabikan kebugaran.
Tapi tentu berbeda dengan orang yang memiliki kebiasaan tidur di pagi hari. Memang tidak ada satupun dalil yang melarang tidur setelah shalat subuh. Namun jika kita mengikuti perilaku Rasulullah saw dan parta sahabatnya apabila telah menunaikan shalat subuh mereka tetap duduk di tempat shalat mereka hingga terbit matahari.
Diriwayatkan dalam shahih Muslim hingga Rasulullah saw berdoa kepada Allah:
“ALLAHUMMA BAARIK LI UMMATII FII BUKUURIHAA
(Ya Allah, berkahilah umatku di pagi hari mereka)”
Pada pagi hari pula Rasulullah saw biasa mengutus pasukannya ke medan perang. Orang yang tidur di pagi hari tanpa alasan yang jelas adalah orang yang kebanyakan tidur. Menurut Ibnu Qayyim banyak tidur akan mematikan hati dan membuat badan lemah, dan membuang-buang waktu. Di kalangan ulama hukum tidur setelah ashardibagi dua: ada yang membolehkannya karna asal tidur adalah mubah atau boleh.
Tidur setelah ashar ini pun tidak ada dalil yang mengharamkan, namun sebagian ulama memakruhkan karna termasuk perbuatan yang sia-sia dan berbahaya bagi kesehatan akalnya.
Sebagaimana pendapat Imam Ahmad bin Hambal ra, dan begitu pula dengan pendapat Ibnu Qayyim ra, dalam Zaad al-Ma’ad. Tidur siang hari adalah buruk yang bisa menyebabkan malas melemahkan syahwat kecuali pada siang hari pada musim panas dan yang paling buruk adalah tidur di pagi hari dan diujung hari setelah Ashar.
Tidur siang berbeda dengan Qailullah atau istirahat sejenak di siang hari yang di sunahkan oleh Rasulullah:
“Qailullah-lah kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang.”
Mengenai waktu qailullah ini, para ulama berbeda pendapat ada qailullah yang dilakukan sebelum shalat dzuhur dan ada juga yang berpendapat selepas shalat dzuhur. Wallahu a’lam. Lalu bagaimana dengan orang yang tidur pada waktu maghrib atau sebelum isya’?
Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Abu Barzah ra:
“Rasulullah saw membenci tidur sebelum solat isya dan berbual selepasnya.” (HR. Bukhari Muslim)
Mayoritas hadits menyatakan makruhnya tidur selepas maghrib dan sebelum isya’ karena khawatir terlewat untuk menunaikan shalat isya’.
Namun diantara para ulama Ibnu Hajar al-Ashqolani ra dalam Fadhlul Barii ada yang memberi keringanan bila ada orang yang membangunkannya untuk sholat isya’.
Diriwayatkan dari Abullah bin Amr ia berkata, “Kami telah shalat bersama Rasulullah saw yaitu sholat maghrib. Makaberpulanglah orang yang pulang dan bertafkif-lah orang yang tafif.
Lalu datanglah Rasulullah saw dengan cepat-cepat karna dorongan dalam hatinya serta menjinjingkan pakaian sampai ke lututnya.Lalu bersabda:
“Aku beri kabar gembira kepada kalian bahwasanya Rabb kalian sungguh telah membuka pintu-pintu langitdari beberapa pintu langit membanggakan kalian kepada malaikat seraya berfirman kepada malaikat ‘Lihatlah kepada para hambaKu mereka telah mengerjakan kewajiban dan mereka menunggu kewajiban lainnya. ‘”
Melindungi Diri Dari Gangguan Sihir, Jin & Setan
Memasuki waktu maghrib itu perbanyaklah doa sebagaimana dzikir pagi dan dzikir petang yang diajarkan oleh Rasulullah. Perbanyaklah istighfar, tahmid, takbir, tahlildan bershalawatlah kepada baginda Rasulullah. Bacalah doa ini 3 kali:
“BISMILLAHILLADZI LA YADHURRU MA’A ISMIHI SYAI’UN FIL ARDHI WA LAA FISSAMAA WA HUWAS SAMI’UL ‘ALIM…”
(Dengan nama Allah, yang bila disebut, segala sesuatu di bumi dan di langit, tidak akan berbahaya, Dialah Yang Maha Mendengar dan Mengetahui)
Waktu menjelang maghrib adalah waktu istimewa karena pada saat itulah amal kita dibawa oleh maliakat ke langit apalagi saatpada hari jum’at inilah waktu yang istimewa. Waktu mustajab doa kita akan dikabulkan oleh Allah Azza wa Jalla.
Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya pada hari
jum’at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seoranghamba berdiri berdoa
memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia
akan mengabulkannya.”
Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat).” (Muttafaq ‘alaih)
Pendapat lainnya setelah ashar sampai maghrib sebagai mana hadits lain.
“Carilah saat yang sangat diharapkan pada hari Jum’at, yaitu setelah ‘Ashar sampai tenggelamnya matahari.”(HR. At-Tirmidzi)
Ketika shalat maghrib Rasulullah biasa membaca surat-surat pendek seperti diriwayatkan oleh Ibnu Umar,
“Rasulullah membaca Surat al-Kafirun pada rakaat pertama. Dan surat al-Ikhlas pada rakaat kedua selepas shalat beristighfarlah 3 kali kemudian bacalah sesuai yang dianjurkan oleh Rasulullah.
“Barangsiapa sebelum beranjak (dari tempat salat) sementara kakinya masih melipat (seperti tahiyat akhir) dari shalat maghrib dan subuh, mengucapkan “La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya’in qadir,” sebanyak sepuluh kali,
Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat).” (Muttafaq ‘alaih)
Pendapat lainnya setelah ashar sampai maghrib sebagai mana hadits lain.
“Carilah saat yang sangat diharapkan pada hari Jum’at, yaitu setelah ‘Ashar sampai tenggelamnya matahari.”(HR. At-Tirmidzi)
Ketika shalat maghrib Rasulullah biasa membaca surat-surat pendek seperti diriwayatkan oleh Ibnu Umar,
“Rasulullah membaca Surat al-Kafirun pada rakaat pertama. Dan surat al-Ikhlas pada rakaat kedua selepas shalat beristighfarlah 3 kali kemudian bacalah sesuai yang dianjurkan oleh Rasulullah.
“Barangsiapa sebelum beranjak (dari tempat salat) sementara kakinya masih melipat (seperti tahiyat akhir) dari shalat maghrib dan subuh, mengucapkan “La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya’in qadir,” sebanyak sepuluh kali,
maka bagi tiap-tiap satu bacaan ditulis untuknyasepuluh kebajikan, dihapus untuknya sepuluh derajat. Bacaan itu juga bakal menjadi tameng terhadap segala hal yang tidak menyenangkan, tameng pula terhadap syetan yang terlaknat.” (HR. Ahmad)
Sumber :
Khazanah Islam Trans 7
Syahida.com - Edisi 27 Januari 2015