Syam = Suriah, Palestina, Yordania & Libanon
Berdasarkan sejarah, Syam adalah negeri yang terdiri dari beberapa
negara saat ini, yaitu: Suriah, Palestina, Yordania dan Libanon. Jadi
yang dimaksud negeri Syam dalam literatur sejarah Islam adalah wilayah
yang berada dalam empat negara ini, dan Damaskus adalah ibu kotanya.
Tapi sayang wilayah ini sekarang telah terpecah menjadi empat negara
sebagai dampak dari imprealisme barat di masa lalu.
Negeri Syam
pada umumnya diberkahi oleh Allah SAW, terbukti banyak dari kalangan
para Nabi, salah satunya nabi Musa AS yang lahir dan tinggal di sana.
Tanahnya yang subur dengan berbagai hasil buminya terutama zaitun hingga
sekarangterasa. Termasuk Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, telah diperjalankan oleh Allah ke sana (Baitul Maqdis) sebelum
menuju sidratul muntaha; sebagaimana dalam kisah isra’ mi’raj yang
masyhur.
Tentang negeri Syam Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan:
“Pergilah ke Syam karena ia adalah bumi pilhan Allah, Dia memilih
hamba-hamba terbaik-Nya untuk kesana. Jika kalian tidak mau maka
pergilah ke Yaman kalian dan minumlah dari telaga-telaga kalian. Karena
sesungguhnya Allah telah menjamin untukku Syam dan penduduknya.”
(HR. Abu
Dawud, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim; dishahihkan Syaikh Al-Albani).
“Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada kalian.
Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang selalu beruntung tanpa
terganggu dari orang-orang yang menipu mereka hingga hari kiamat.”(HR.
Tirmizi no. 2351)
“Sesungguhnya kekuatan muslimin pada waktu itu
di Ghuthah, di samping kota yang bernama Damaskus yang paling terbaik di
negeri Syam.”(HR. Abu Daud no.4300)
Bahkan secara khusus Nabi
Muhammad SAW mendoa’kan negeri Syam dengan do’a yang luar biasa. Beliau
Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam doanya beliau mengatakan:
“Ya Allah, berkahilah untuk kami pada negeri Syam kami dan pada negeri Yamankami.”(HR. Al-Bukhari).
Imam Izz bin Abdussalam berkata,“Sesungguhnya kekuatan di kerajaan
Islam, sebagian besar pasukannya yang berani di negeri Syam.”(Targhib
Ahlil- Islam Fi Sukna Biladisy-Syam hal. 5)
Suriah adalah bagian
dari negeri Syam. Inilah negeri yang dibuka pertama kali oleh khalifah
‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu‘anhu. Tidak sedikit sahabat Nabi
Shallallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang shalih yang berhijrah
kesana karena keutamaan-keutamaan negeri Syam. Dari negeri yang penuh
berkah ini lahir ulama-ulama Islam besar, seperti: Imam
Nawawirahimahullah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, Ibnu
Qayyim Al-Jauziyahrahimahullah, Ibnu Katsir rahimahullah, dan yang
lainnya.Dalam salah satu muhadharah Syaikh Nabil al-Awadhi al-Kuwaity
ditanya,“Ada apa dengan Suriah?”Maka dijawab, Nabi Shallallahu ‘alaihi
wasallambersabda:
“Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka bukanlah golongan kaum muslimin.”(HR. Muslim).
“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan yang
saling menguatkan antara satu dengan lainnya.”(HR. Al-Bukhari).
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikansatu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.”(HR. Muslim No. 2586).
(Baca Juga: Perang Akhir Zaman - Perang Al Malhamah kubra)
Karena
kita semua muslim Alhamdulillah, karena kita beriman kepada Allah
Ta’ala. Karena Qur’an kita satu, Tuhan kita satu, syariat kita satu,
tidak ada sekat dan pembatas yang menghalangi kita. Bukan karena
nasionalisme dan kolonialisme yang telah memisahkan kita. Semua itu akan
menjadi sampah sejarah dan umat ini akan kembali menjadi umat yang satu
sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam. Syam, kita biasa melihat seperti negeri lain pada umumnya.
Negeri kaum muslimin yang tentram, negeri yang biasa-biasa saja.
Sekarang lihatlah revolusi yang terjadi disana, Allah Ta’ala
menyiapkannya untuk hal lain, perhatikanlah slogan-slogan mereka: “Kami
hanya memiliki-Mu ya Allah, kami hanya memiliki-Mu. Seluruh dunia
meninggalkan mereka, semua meninggalkan.. Sehingga mereka sadar bahwa
tidak ada kemenangan kecuali dariAllah, slogan mereka :“Hasbunallah wa
ni’mal wakiil..
Cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik
penolong.”Negeri mereka akan berubah kearah kebaikan yang akan diberikan
Allah. Allah Ta’ala menginginkan kebaikan untuk umatini, penundaan
kemenangan.. saya memandangnya sebagai kebaikan. Kebaikan untuk umat
ini, kita tidak mengetahui apa yang Allah persiapkan untuk negeri ini.
Setiap tetes darah akan memberkahi negeri ini, semakin menyuburkan
tanahnya.
Allah Subhanahu wa ta ‘alaberfirman:
“Janganlah
kamu mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan
mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.”(QS. Ali Imran:
169).
Revolusi di Libya, Tunisia, Mesir dan Yaman adalah
revolusi yang berkah, tapi sifatnya perjuangan lokal. Tetapi yang
terjadi di Suriah berada ditangan umat bersama, era baru untuk umat ini.
Memang benar, apa yang terjadi di negeri-negeri tersebut adalah babak
baru untuk umat ini. Semenjak bulan Maret 2011 yang lalu hingga saat
ini, negeri Syam atau khususnya Suriah sedang mengalami konflik &
perang saudara. Siapapun yang melihat tragedi disana dan yang menimpa
kaum muslimin sunni di sana pasti akan mengelus dada dan takkuasa untuk
menahan air matanya.
Mereka dibantai, dan yang membantai dari kalangan
mereka sendiri. Kaum sunni yang tadinya merupakan mayoritas penduduk
negeri itu di siksa dan dianiaya disebabkan karena aqidah yang pertama
sebelum karena sebab politik. Kaum Syi’ah yang merupakan minoritas
penduduk negeri itu mendapat dukungan dari Iran (yang notabenenya adalah
negara syi’ah terbesar). Hanya saja kalangan Nushairiyah yang ada di
sana menjadi kuat karena presidennya mendukung mereka.Mengenai sebab
dikuasai Suriah oleh kaum Nushairiyah karena ahlussunnah di sana tidak
peduli terhadap urusan ini, mereka berselisih diantara sesamanya dan
musuh mengambil manfaat dari keadaan ini..
Padahal Ahlus sunnah di
Suriah mereka berjumlah 86 % dari penduduk, sementara yang lain 6% dari
kaum Nasrani dll. Telah tercatat bahwa pada tahun 1982 di Suriah juga
terjadi pembantaian sebanyak 45.000 orang di masa pemerintahan ayahanda
presiden mereka sekarang Hafidh Al-Asad. Tadinya penduduk Suriah
berharap anaknya akan menjadi pemimpin yang bijak dan arif tidak
sebagaimana ayahnya, namun sebagaimana pepatah kita mengatakan ”Buah
tidak jauh dari pohonnya” sementara pepatah Arab mengatakan:ma fil
aabaa’ fil abnaa’“Apa yang dimiliki orang tua berupa watak, akan menurun
pada anaknya”.
Bassyar sebagai presiden sekarang ini tidak hanya
menelan korban jiwa yang selama ini terjadi untuk mempertahankan
kekuasaannya, namun bangunan-bangunan juga menjadi hancur bahkan
masjid-masjid pun tak terhindarkan menjadi sasaran mereka. Mushhaf
Al-Qur’an yang suci pun mereka nodai dengan merobek atau mengotorinya
serta mencampakkannya ditempat sampah atau tempat najis lainnya. Islam
dan kaum muslimin.Hasbunallah wa ni’mal wakiil.. Semoga Allah menolong
dan memenangkan perjuangan para mujahidin .di negeri Syam, baik di
Suriah dan Palestina.
[Sumber:Voice Of Islam]