Laman

Sabtu, 27 Juni 2015

Syam Negeri Akhir Zaman

Syam = Suriah, Palestina, Yordania & Libanon

Berdasarkan sejarah, Syam adalah negeri yang terdiri dari beberapa negara saat ini, yaitu: Suriah, Palestina, Yordania dan Libanon. Jadi yang dimaksud negeri Syam dalam literatur sejarah Islam adalah wilayah yang berada dalam empat negara ini, dan Damaskus adalah ibu kotanya. Tapi sayang wilayah ini sekarang telah terpecah menjadi empat negara sebagai dampak dari imprealisme barat di masa lalu. 


Negeri Syam pada umumnya diberkahi oleh Allah SAW, terbukti banyak dari kalangan para Nabi, salah satunya nabi Musa AS yang lahir dan tinggal di sana. Tanahnya yang subur dengan berbagai hasil buminya terutama zaitun hingga sekarangterasa. Termasuk Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, telah diperjalankan oleh Allah ke sana (Baitul Maqdis) sebelum menuju sidratul muntaha; sebagaimana dalam kisah isra’ mi’raj yang masyhur.

 
Tentang negeri Syam Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan:
  
“Pergilah ke Syam karena ia adalah bumi pilhan Allah, Dia memilih hamba-hamba terbaik-Nya untuk kesana. Jika kalian tidak mau maka pergilah ke Yaman kalian dan minumlah dari telaga-telaga kalian. Karena sesungguhnya Allah telah menjamin untukku Syam dan penduduknya.” 
(HR. Abu Dawud, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim; dishahihkan Syaikh Al-Albani).

“Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan pada kalian. Akan senantiasa ada sekelompok umatku yang selalu beruntung tanpa terganggu dari orang-orang yang menipu mereka hingga hari kiamat.(HR. Tirmizi no. 2351)

“Sesungguhnya kekuatan muslimin pada waktu itu di Ghuthah, di samping kota yang bernama Damaskus yang paling terbaik di negeri Syam.”(HR. Abu Daud no.4300)



Bahkan secara khusus Nabi Muhammad SAW mendoa’kan negeri Syam dengan do’a yang luar biasa. Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam doanya beliau mengatakan:

“Ya Allah, berkahilah untuk kami pada negeri Syam kami dan pada negeri Yamankami.”(HR. Al-Bukhari).

Imam Izz bin Abdussalam berkata,“Sesungguhnya kekuatan di kerajaan Islam, sebagian besar pasukannya yang berani di negeri Syam.”(Targhib Ahlil- Islam Fi Sukna Biladisy-Syam hal. 5)

Suriah adalah bagian dari negeri Syam. Inilah negeri yang dibuka pertama kali oleh khalifah ‘Umar bin Khaththab Radhiyallahu‘anhu. Tidak sedikit sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan orang-orang shalih yang berhijrah kesana karena keutamaan-keutamaan negeri Syam. Dari negeri yang penuh berkah ini lahir ulama-ulama Islam besar, seperti: Imam Nawawirahimahullah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyahrahimahullah, Ibnu Katsir rahimahullah, dan yang lainnya.Dalam salah satu muhadharah Syaikh Nabil al-Awadhi al-Kuwaity ditanya,“Ada apa dengan Suriah?”Maka dijawab, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallambersabda:

“Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka bukanlah golongan kaum muslimin.”(HR. Muslim).

“Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan lainnya.”(HR. Al-Bukhari).



Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikansatu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.”(HR. Muslim No. 2586).



Karena kita semua muslim Alhamdulillah, karena kita beriman kepada Allah Ta’ala. Karena Qur’an kita satu, Tuhan kita satu, syariat kita satu, tidak ada sekat dan pembatas yang menghalangi kita. Bukan karena nasionalisme dan kolonialisme yang telah memisahkan kita. Semua itu akan menjadi sampah sejarah dan umat ini akan kembali menjadi umat yang satu sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syam, kita biasa melihat seperti negeri lain pada umumnya. Negeri kaum muslimin yang tentram, negeri yang biasa-biasa saja. 


Sekarang lihatlah revolusi yang terjadi disana, Allah Ta’ala menyiapkannya untuk hal lain, perhatikanlah slogan-slogan mereka: “Kami hanya memiliki-Mu ya Allah, kami hanya memiliki-Mu. Seluruh dunia meninggalkan mereka, semua meninggalkan.. Sehingga mereka sadar bahwa tidak ada kemenangan kecuali dariAllah, slogan mereka :“Hasbunallah wa ni’mal wakiil.. 


Cukuplah Allah bagi kami dan Dia sebaik-baik penolong.”Negeri mereka akan berubah kearah kebaikan yang akan diberikan Allah. Allah Ta’ala menginginkan kebaikan untuk umatini, penundaan kemenangan.. saya memandangnya sebagai kebaikan. Kebaikan untuk umat ini, kita tidak mengetahui apa yang Allah persiapkan untuk negeri ini. Setiap tetes darah akan memberkahi negeri ini, semakin menyuburkan tanahnya.
Allah Subhanahu wa ta ‘alaberfirman:

“Janganlah kamu mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.”(QS. Ali Imran: 169).



Revolusi di Libya, Tunisia, Mesir dan Yaman adalah revolusi yang berkah, tapi sifatnya perjuangan lokal. Tetapi yang terjadi di Suriah berada ditangan umat bersama, era baru untuk umat ini. Memang benar, apa yang terjadi di negeri-negeri tersebut adalah babak baru untuk umat ini. Semenjak bulan Maret 2011 yang lalu hingga saat ini, negeri Syam atau khususnya Suriah sedang mengalami konflik & perang saudara. Siapapun yang melihat tragedi disana dan yang menimpa kaum muslimin sunni di sana pasti akan mengelus dada dan takkuasa untuk menahan air matanya. 


Mereka dibantai, dan yang membantai dari kalangan mereka sendiri. Kaum sunni yang tadinya merupakan mayoritas penduduk negeri itu di siksa dan dianiaya disebabkan karena aqidah yang pertama sebelum karena sebab politik. Kaum Syi’ah yang merupakan minoritas penduduk negeri itu mendapat dukungan dari Iran (yang notabenenya adalah negara syi’ah terbesar). Hanya saja kalangan Nushairiyah yang ada di sana menjadi kuat karena presidennya mendukung mereka.Mengenai sebab dikuasai Suriah oleh kaum Nushairiyah karena ahlussunnah di sana tidak peduli terhadap urusan ini, mereka berselisih diantara sesamanya dan musuh mengambil manfaat dari keadaan ini..


Padahal Ahlus sunnah di Suriah mereka berjumlah 86 % dari penduduk, sementara yang lain 6% dari kaum Nasrani dll. Telah tercatat bahwa pada tahun 1982 di Suriah juga terjadi pembantaian sebanyak 45.000 orang di masa pemerintahan ayahanda presiden mereka sekarang Hafidh Al-Asad. Tadinya penduduk Suriah berharap anaknya akan menjadi pemimpin yang bijak dan arif tidak sebagaimana ayahnya, namun sebagaimana pepatah kita mengatakan ”Buah tidak jauh dari pohonnya” sementara pepatah Arab mengatakan:ma fil aabaa’ fil abnaa’“Apa yang dimiliki orang tua berupa watak, akan menurun pada anaknya”. 

Bassyar sebagai presiden sekarang ini tidak hanya menelan korban jiwa yang selama ini terjadi untuk mempertahankan kekuasaannya, namun bangunan-bangunan juga menjadi hancur bahkan masjid-masjid pun tak terhindarkan menjadi sasaran mereka. Mushhaf Al-Qur’an yang suci pun mereka nodai dengan merobek atau mengotorinya serta mencampakkannya ditempat sampah atau tempat najis lainnya. Islam dan kaum muslimin.Hasbunallah wa ni’mal wakiil.. Semoga Allah menolong dan memenangkan perjuangan para mujahidin .di negeri Syam, baik di Suriah dan Palestina. 




 [Sumber:Voice Of Islam]