Laman

Selasa, 09 Juni 2015

Al Jazeera - Rekayasa Media Untuk Merusak Citra Islam di Mata Dunia (part 2)

Dalam sebuah film dokumenter pembunuh BBC berjudul "The Power of Nightmares" pejabat tinggi CIA secara terbuka mengakui bahwa Al-qaeda sepenuhnya merupakan rekayasa yang tidak pernah ada juntrungannya. 

Pemerintahan USA memerlukan sebuah alasan logis sesuai Undang-undang sehingga mereka bisa mencari kambing hitam "orang tidak baik sesuai pilihan mereka- the bad guy of their choice yaitu Undang-undang yang telah diberlakukan dalam rangka melindungi kita dari demonstrasi dan"organisasi kriminal seperti Mafia. Mereka membayar Jamal al Fadl ratusan ribu dolar agar membuat cerita mengenai Al-Qaeda untuk Pemerintah Amerika Serikat, sebuah "kelompok" atau organisasi kriminal yang mereka bisa kejar "menurut hukum". 


Al Qaeda bukanlah sebuah organisasi. Al Qaeda merupakan sebuah cara kerja ... tetapi hal tersebut mempunyai hallmark dalam pendekatannya." -Jazeera merupakanSaluran Berita Arab terbesar dan yang paling kontroversial di Timur Tengah yang menawarkan berita dari seluruh dunia selama 24 jam setiap harinya dan memusatkan pemberitaannya pada wilayah konflik terpanas. Didirikan padatahun 1996 danberkantor di Qatar, jaringan berita Al- Jazeera merupakan jaringan berita yangpaling cepat berkembang di antara komunitas berbahasa Arab dan orang-orang yang berbahasa Arab di seluruh dunia. Ketahuilah bahwa Al-Jazeera merupakan media propaganda utama untuk kepentingan Amerika Serikat dan keseluruhan pemrogramannya dilakukan di Amerika Serikat pada Allied MediaCorp. Setiap waktu Al-Jazeera melaporkan berita yang baru melalui video atau audio mengenai Al-Qaeda atau bin Laden yang membuat ancaman melawan Amerika Serikat, audio atau video tersebut sebenarnya dibuat di studio Allied Media Corp. Padahal dengan melakukan hal itu, secara esensial pemerintah Amerika Serikat membuat ancaman- ancaman untuk bangsanya sendiri. 


Allied Media Corp membuatkan untuk Al Jazeera video- video ancaman teroris. Setiap video, setiap audio tape dari bin Laden atau hantu al-Qaeda yang membuat ancaman melawan Amerika Serikat sebenarnya dibuat di Amerika Serikat. Studio-studio Allied Media Corp membuat video dan audio tape untuk mantan Pemerintahan Presiden Bush dalam rangka Amerika Serikat melanjutkan Perang Melawan Teror serta perang agresi melawan rakyatnya sendiri termasuk negara- negara berdaulat lainnya di dunia. Paska 9/11 video tape dari bin Laden yang menurut dugaan mengakui telah melakukan serangan melawan Amerika Serikat, adalah palsu dan orangnya yang kita harus mempercayainya bahwa dia adalah bin Laden, hanyalah seorang aktor. George W. Bush menggunakan Allied Media Corp dengan merekayasa pembuatan video dan audio tape yang dilakukan oleh para aktor yang melukiskan bin Laden serta al-Qaeda membuat ancaman melawan Amerika Serikat dalam rangka mepengaruhi serta memaksa Kongres untuk memberi Bush kekuasaan diktator serta merampok hak-hak sipil dan kemerdekaan rakyat Amerika. 


Bin Laden tidak menyingkirkan kebebasan anda, Bush di Gedung Putih lah yang melakukan. Bin Laden tidak menyerang Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001, Pemerintah Anda sendiri lah yang melakukannya. Bin Laden tidak membuat bangkrut AmerikaSerikat, Pemerintah Anda lah yang melakukannya - sepanjang sejarah semua kerajaan besar runtuh sebagai akibat pembiayaan yang sangat mahal dalam kampanye agresi. Bin Laden dan Saddam Hussein tidak membunuh lebihdari 1 juta orang warganegaranya yang tidak bersalah, Pemerintah Andalah yang melakukannya - pertama dilakukan oleh Pemerintahan Clinton, kemudian pada masa Pemerintahan George W. Bush dan Dick Cheney dan sekarang masa Pemerintahan Obama. Al Qaeda adalah dan selalu sosok yang dibuat oleh organisasi teroris Amerika Serikat. Terorisme dibuat dalam sebuah agenda politik Amerika Serikat. 


Sebuah artikel menarik ditulis Antony Lerman di situs dia menceritakan bahwa sesaat sebelum penyerangan terjadi, Israel telah memutus semua jenis komunikasi dari kapal yang ikut konvoi ke pihak lain.Pemutusan alur komunikasi ini dilakukan Israel atas kesadaran yang tinggi akan pentingnya peran informasi dalam membentuk citra di dunia internasional. Dengan pemutusan itu, maka dunia tidak bisa menyaksikan secara jelas apa yang sesungguhnya terjadi saat itu. Kesaksian para relawan yang diungkapkan secara lisan, tidaklah bisa mewakili kondisi yang sesungguhnya secara tepat."Gambar-gambar yang disiarkan Al Jazeera, IHH, maupun sumber lain sesaat sebelum penyerangan, tidak begitu jelas," tulis Lerman dalam artikel itu. Dalam gambar itu hanya terlihat orang terluka, helikopter, dan pasukan yang sedang menembak. Gambar-gambar itu tidak bisa secara detil menghadirikan kepada publik, kondisi yang sebenarnya terjadi .Saat komunikasi dari kapal terputus, Israel kemudian menyebarkan berbagai gambar yang diperolehnya saat peristiwa tersebut terjadi. 

Tentu saja, gambar itu sudah mengalami proses editing yang harus menguntungkan pihak Israel. Kemudian militer Israel menayangkan gambar-gambar manipulatif itu di situs Youtube.Video di situs tersebut menggambarkan pasukan Israel yang terjadi dari helikopter dan dihadang oleh para relawan di geladakkapal. Kemudian di video itu diberi keterangan-keterangan yang menempatkan tentara Israel sebagai 'korban'. Misanya dalam video itu tertulis, kalimat 'para aktivis memukuli tentara Israel dengan besi'.Sama sekali di situ tidak dijelaskan bagaimana tentara Israel secara membabi buta menembaki para relawan.

 Kekejaman Israel terhadap para relawan ditutup rapat dan diputarb alikkanya sedemikian rupa agar relawan menjadi terlihat sadis. Sialnya, video yang dirilis militer Israel ini hingga Selasa petang sudah diklik hampir 2 juta kali. Betapa banyak warga dunia yang menyaksikan video manipulatif itu. Video-video lain yang terkait dengan Mavi Marmara, belum ada yang diklik sebanyak itu.Lagi-lagi agenda Israel untuk memainkan propaganda pun berjalan saat relawan diturunkan di Ashdod dan dipenjara. Mereka hanya diberikan akses komunikasi secara terbatas. Perangkat perekam yang dibawa para relawan maupun wartawan pun disita militer Israel. Dengan demikian, tidak ada lagi gambar versi relawan yang bisa disiarkan kepada publik.Kemudian Israel pada kesempatan itu jugamerilis gambar saat para relawan yang terluka diangkut ke helikopter untuk dirawat. Lewat gambar ini, Israel seolah-olah ingin menampilkan wajah kemanusiaannya.


Adakah semua cara itu membawa hasil? Meski dijalankan penuh rencana, ternyata propaganda itu tidak berhasil menjadikan citra Israel di mata dunia menjadi positif. Setelah kejadian itu, unjuk rasa mengutuk Israel berlangsung di berbagai belahan penjuru dunia. Sayangnya, kekuatan unjuk rasa itu belum juga berhasil menjadikan Israel mengakhiri blokade Gaza. warga Gaza masih terus berteman dengan derita yang berkepanjangan.