Laman

Selasa, 23 Juni 2015

Skenario & Rahasia dibalik Penghancuran Masjid Al-Aqsa oleh Yahudi - Kenapa Zionis Israel Ingin Hancurkan Masjidil Al Aqsha. Haikal Sulaiman? Kuil Sulaiman AS

Arkeologi dan ahli kaji sejarah tahu bahawa runtuhan “Kuil Sulaiman” terletak di bawah Masjidil Al-Aqsa. Kita tidak tahu berapa dalam penggalian tersebut. Israel juga mengklaim bahwa kawasan Palesnina, terutama Jarusalem adalah“tanah yang dijanjikan.” tuhan bagi kaum Bani Israel. 

Hingga kini Bani Israel masih Menantikan Kedatangan "The Messiah", padahal sebetulnya  The Messiah sudah hadir, yaitu Nabi ISA AS. Namun mereka menganggap Nabi ISA AS adalah anak haram (Nauzubillah) dan bukanlah The Messiah.

Mereka juga ambil perang dari peristiwa Penyaliban Nabi ISA AS. Namun Allah tidak ingin utusan-Nya yang suci ini dibunuh oleh umat-NYA yang dzolim. Allah menggangkat Nabi ISA AS kesisi-NYA dan inysa ALLAH utusan-NYA yang suci itu akan kembali untuk menumpas Dajjal di Akhir zaman.

Sesunnguhnya The Messiah yang mereka nantikan adalah Al-Masih Ad-Dajjal.
Dajjal raja mereka, dan sesuai dengan keyakinan okultisme, mereka harus membangkitkan kuil asal baginya untuk mengambil takhtanya.
Bukti arkeologi dan sejarah membuktikan bahawa runtuhan kuil asal Zion adalah di bawah Kuil Sulaiman. Ertinya Nabi Sulaiman AS tahu bagaimana kuasa jahat sihir ini, maka ia membina kuil pada candi zionist tersebut. Menyembah satu Allah SWT yang benar cukup kuat  untuk mengelakkan setiap kejahatan yang terjadi di sana. Ini adalah kerana mengapa yahudi/zionist ingin menghancurkan Masjidil Al-Aqsa supaya mereka dapat membangunkan semula kuil dibawah Masjidil Al-Aqsa. Satu-satunya tempat ia boleh masuk dan memerintah, adalah kuil disesuaikan dengan alam yang jahat.
Haikal Sulaiman - Kuil Sulaiman AS

Pada abad 17 SM orang-orang Bani Israel ditimpa kelaparan dan kekeringan sehingga mereka bersama dengan Ya’qub berhijrah dari Palestina ke Mesir menemui Yusuf as yang saat itu menjadi mentri di pemerintahan Fir’aun.Pada abad 14 – 13 SM Allah swt mengutus Musa as kepada mereka dan sedikit dari mereka yang tidak mengimaninya dan di sinilah dimulai agama Yahudi sehingga menjadikan mereka bertentangan dengan Fir’aun dan kaumnya. Peretentangan itu mejadikan orang-orang Bani Israel keluar dari Mesir, sebagaimana firman Allah swt : 
“Dan (Ingatlah) ketika kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan.” (QS. Al Baqoroh : 49 – 50)
Hijrah tersebut terjadi pada abad 1280 SM pada masa pemerintahan Ramses II. Setelah itu mereka (orang-orang Yahudi) berada dibawah pimpinan Yusa’ yang menggantikan Musa as dan menetap di Kan’an (Palestina)Daud as berhasil mendirikan pemerintahannya di Yerusalem pada tahun 990 SM dan disinilah Daud mendapatkan perintah untuk membangun Baitul Maqdis 
Akan tetapi dikarenakan kesibukan Nabi Daud AS berperang maka itu semua tidak sempat dilakukannya sehingga Allah swt mewahyukan kepadanya agar memerintahkan anaknya yang bernama Sulaiman as untuk membangun Baitul Maqdis dan ditengah pembangunannya itu beliau as membangun Haekal sebagai tempat peribadahan lengkap dengan altar penyembelihan kurbannya.

Setelah Sulaiman as wafat pada tahun 922 SM, pemerintahan Daud terpecah menjadi dua : kerajaan Isarel di sebelah utara dan kerajaan Yahudza di sebelah selatan. Diantara keduany sering terlibat peperangan panjang hingga masa merekadihancurkan oleh Bukhtanshar Raja Babilonia pada tahun 587 SM. Pada penyerangan ini terjadi penghancuran terhadap Yerusalem termasuk terhadap Haekal Sulaiman.Mereka berhasil menawan dan membawa banyak orang-orang Yahudi ke Babilonia dan menetap di sana selama 50 tahun yang dikenal dalam sejarah Yahudi dengan Para Tawanan Orang-orang Babilonia.Ketika Babilonia berhasil ditaklukan oleh Kirusy Raja Parsia pada tahun 538 SM maka para tawanan tersebut dibebaskan dan dikembalikan ke Palestina akan tetapimereka tidak memiliki Negara namun tetap berada dibawah kekuasaan Parsia.Didalam Majallah at Tarikh al Arabi disebutkan bahwa setelah orang-orang Bani Israel dipulangkan kembali ke kampung halamannya di Palestina maka mereka membangun kembali tempat peribadahan mereka yang telah dihancurka oleh Bukhtanshar.Ketika gemintang Parsia telah redup maka kekuasaan mereka pun jatuh ketangan Aleksander Al Maqduni sehingga orang-orang Yahudi menampakkan loayalitas, ketundukan danpenyambutan mereka kepada Aleksander al Maqduni tatkala menguasai Yerusalem tahun 332 SM. Dan sejak saati itu mereka berada dibawah kekuasaan Yunani.

Setelah Aleksander al Maqduni wafat maka kekuasaannya terpecah diantara mereka, Mesir berada di tangan Ptolomeus sedangkan Negara-negara utara diserahkan ketangan Selecus. Namun pada tahun 199 SM terjadi peperangan antara Ptolomeus dan Selecus yang kemudian dimenangkan Ptolomeus..Pada tahun 198 SM Yerusalem jatuh ketangan Raja Suria yang bernama Antiochus dan sejak saat itu terjadi berbagai fitnah, pemberontakan dan peperangan berdarah di Yeusalem hinggamasa kedatangan pemimpin Romawi yang bernama Pompy tahun 63 SM yang kemudian berhasil menguasai Yerusalem.Sejak saat itu Yerusalem berada ditangan kekuasaan orang-orang Romawi dan menjadikannya sebagai Negara Romawi. Pada saat inilah Isa bin Maryam dilahirkan di kota Betlehem di akhir pemerintahan Herodes pada tahun 37 – 40 M.Dan sejak saat itu Yerusalem menjadi tempat yang memberikan kabar gembira tentang da’wah tauhid dan menjadi kota suci bagi orang-orang Nasrani.

Ketika orang-orang Yahudi melakukan pembangkangan dan pemberontakan terhadap pemerintahan Romawi di Yerusalem maka Penguasa Romawi, Fasbasyan mengutus anaknya yang bernama Titus untuk menghentikan pemberontakan tersebut. Titus pun melakukan penyerangan terhadap Yerusalem pada tahun 70 M dan berhasil membunuh banyak orang-orang Yahudi sehingga menyisakan Yerusalem menjadikota yang hancur lebur dan porak poranda untuk waktu yang sangat panjang bahkan tidak dihuni kecuali oleh para penjaga dari para tentara Romawi.Kemudian orang-orang Yahudi mengadakan pemberontakan untuk yang kedua kalinya di Yerusalem antara tahun 132 M dan 135 M yang dikenal dengan “Pemberontakan Barkukhi” akan tetapi penguasa Romawi berhasil memadamkanpemberontakan tersebut dan menghapus Eksistensi Yerusalem dan membangun diatasmya sebuah kota baru yang dinamakan dengan Aeilia Capitolina. Bahkan mereka tidak mengidzinkan orang-orang Yahudi untuk menginjakkan kakinya di mota Aeilia sejak tahun 135 M.Ketika Pemerintahan Romawi terpecah menjadi dua dan Palestina masuk dalam kekuasaan Romawi Timur (Bizantyum) maka Aeilia berada dibawah kekuasaan Bizantyum sejak abad 4 M hingga tahun 614 M tatkala dikuasai oleh Sasani (Kisra Eberwiz) hingga kembali dikuasai oleh Penguasa Bizantyum yang bernama Heraklius tahun 627 M.Kekuasaan Heraklius ini tidaklah berlangsung lama sehingga kaum muslimin berhasil membebaskan kota Aeilia pada tahun 15 H / 636 M pada zaman Umar bin Khottob dan sejak saat itu kaum muslimin memperbolehkan orang-orang Yahudi untuk kembali ke al Quds. (Majallah at Tarikh al Arabi juz I hal 5114 – 5126)

Dari penuturan diatas tampaklah bahwa Haekal tersebut didirikan pada masa Sulaiman as. Dan setelah sempurna pembangunan Haekal tersebut oleh Sulaiman as, ia mengalami kehancuran sebanyak tiga kali. yaitu ketika penyerbuan pasukan Bukhtanshar Raja Babilonia pada tahun 587 SM lalu berhasil dibangun kembali oleh orang-orang Yahudi setelah mereka dibebaskan oleh Kirusy Raja Parsia.Haekal kembali dihancurkan untuk kedua kalinya oleh Antiochus Raja Suria tatkala upayanya memadamkan fitnah yang dilakukan orang-orang Yahudi pada tahun 198 SM. Lalu kembali direnovasi untuk ketiga kalinya oleh Herodeus pada tahun 40 M.Lagi-lagi Haekal dihancurkan oleh Titus pemimpin Romawi tatkala menyerang Yerusalem dan menjadikan kota itu hancur lebur bahkan tidak didiami kecuali oleh para penjaganya dari tentara-tentara Romawi.Adapun tentang letak Haekal itu sendiri, sesungguhnya tidaklah terdapat dalil yang menunjukkan tempat didirikannya bangunan itu. 

Beberapa sumber menyebutkan bahwa bangunan itu terletak diluar pekarangan Masjidil Aqsha smentara yang lainnya menyebutkan bahwa tempatnya adalah dibawa Kubah Kuning. Sementara itu orang-orang Yahudi dan Nasrani berkeyakinan bahwa tempat Haekal Sulaiman itu berada di Puncak al Haekal atau al Haram asy Syarifatau berada di bawah Baitul Maqdis. Karena itulah orang-orang Yahudi sejak beberapa tahun terakhir ini berusaha merobohkan Masjidil Aqsha untuk mencari Haekal Sulaiman dibawahnya. sebetulnya Haekal tersebut sudah betul-betul hancur dan porak poranda tak berbekas saat terjadi penyerangan yang dilakukan oleh Pasukan Romawi dibawah pimpinan Titus pada tahun 70 M. sebelum pada akhirnya Yerusalem berhasil dibebaskan oleh kaum muslimin pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khottob pada tahun 15 H / 636 M.Wallahu A’lam.



Penghancuran Masjid Al-Aqsa
Sejak , 6 Februari 2007, Zionis-Israel telah secara terang-terangan memulai proyek penghancuran Masjidil Aqsha yang merupakan masjid tersuci ketiga bagi umat Islam sedunia. Jika sebelumnya kaum Zionis ini melakukan hal tersebut secara diam-diam, bahkan menyangkalnya dengan berbagai dalih, namun di hari kedua bulan Februari ini mereka telah menyatakan secara terbuka bahwa mereka memang berniat menghancurkan masjid yang pernah menjadi kiblat pertama bagi kaum Muslimin. Upaya Zionis-Israel untuk menghancurkan Masjidil Aqsha sudah lama diketahui dunia. Keinginan mereka untuk membangun kembali Haikal Sulaiman (The Solomon Temple), di atas reruntuhan Masjidil Aqsha juga telah menjadi rahasia umum. Hanya saja, apa dasar ideologi dan maksud-maksud tersembunyi di balik penghancuran Masjidil Aqsha dan pendirian Haikal Sulaiman tersebut, hal ini masih menjadi pertanyaan besar.

Klaim Sepihak
Haikal Sulaiman diyakini dibangun tahun 960 SM oleh Nabi Sulaiman a.s, 370 tahun kemudian bangsa Babylonia menginvasi Yerusalem dan menghancurkan kuil tersebut. Setelah itu, tentara Persia yang dipimpin Cyrus merebut Yerusalem dari tangan Babylonia dan membangun kembali Haikal Sulaiman.

Tahun 70 M, pasukan Romawi menyerang Yerusalem dan menghancurkan kembali Haikal Sulaiman rata dengan tanah. Abad demi abad terus berjalan, namun cita-cita kaum Zionis-Yahudi untuk membangun kembali Haikal Sulaiman terus terpelihara dengan baik di dalam memori bangsanya.
Ketika gerakan Zionisme Internasional menyelenggarakan kongresnya yang pertama di Bassel, Swiss, tahun 1897, memori ini menemukan momentumnya dan Theodore Hertzl menyerukan agar semua Yahudi Diaspora berbondong-bondong memenuhi Tanah Palestina yang disebutnya sebagai Tanah Perjanjian.

 Atas klaim sepihak, kaum Zionis ini mengatakan bahwa di bawah tanah Masjidil Aqsha inilah Haikal Sulaiman berdiri. Sebab itu, mereka mengatakan tidak ada pilihan lain kecuali menghancurkan Masjidil Aqsha dan kemudian membangun kembali Haikal Sulaiman di atasnya. Bagi kaum Zionis, Haikal Sulaiman merupakan pusat dari dunia. Bukan Makkah, bukan pula Vatikan. Haikal Sulaiman-lah pusat seluruh kepercayaan dan pemerintahan segala bangsa. Keyakinan ini bukanlah berangkat tanpa landasan.


Dalam keyakinan Yudaisme yang sesungguhnya telah bergeser jauh dari Taurat yang dibawa oleh Musa AS., bangsa Yahudi meyakini bahwa di suatu hari nanti seorang Messiah (The Christ) akan mengangkat derajat dan kedudukan bangsa Yahudi menjadi pemimpin dunia.


Kehadiran Mesiah inilah yang menjadi inti dari semangat kaum Yahudi untuk memenuhi Tanah Palestina. Namun hal ini menjadi perdebatan utama di kalangan Yahudi yang pro-Zionis dengan yang anti-Zionis.
Bagi yang pro-Zionisme, mereka menganggap Kuil Sulaiman harus sudah berdiri untuk menyambut kedatangan Messiah yang akan bertahta di atas singgasananya. Sedangkan bagi kaum Yahudi yang menolak Zionisme, bagi mereka, Messiah sendirilah yang akan datang dan memimpin pembangunan kembali Haikal Sulaiman yang pada akhirnya diperuntukkan bagi pusat pemerintahan dunia (One World Order).


Mengenai benar tidaknya lokasi bekas reruntuhan Kuil Sulaiman tepat berada di bawah Masjidil Aqsha, para sejarawan masih berbeda pendapat. Beberapa peneliti bahkan meyakini bahwa wilayah bekas berdirinya Kuil Sulaiman tersebut sesungguhnya berasa di luar kompleks Masjidil Aqsha sekarang ini.
Sejak menjajah Yerusalem di tahun 1967, kaum Zionis selalu berupaya merusak Masjidil Aqsha. Tahun 1969 sekelompok Yahudi fanatik berupaya membakar Masjid ini. Mereka juga terus melakukan penggalian di bawah tanah Masjidil Aqsha dengan alasan tengah melakukan riset arkeologis.


Belum cukup dengan itu, di dalam terowongan-terowongan yang digali, mereka juga mengalirkan air dalam jumlah besar dengan tujuan menggoyahkan kekuatan tanah di bawah masjid agar pondasi masjid menjadi rapuh. Akibatnya sekarang ini banyak pondasi masjid yang sudah rapuh dan jika ada gempa bumi sedikit saja maka bukan mustahil Masjidil Aqsha bisa runtuh.


Sekarang, tentara Zionis sudah secara terang-terangan hendak menghancurkan Masjidil Aqsha. Mereka tidak lagi mengeluarkan dalih macam-macam. Apakah ini merupakan tanda bahwa mereka sudah yakin bahwa sebentar lagi Messiah yang dinanti-nantikan akan segera hadir?


Memperdaya Pemeluk Kristen
Guna mencapai tujuannya, kaum Zionis tidak berusaha sendirian. Mereka juga memperdaya musuh-musuhnya yakni umat Kristen dan kaum Muslimin. Untuk memperdaya umat Kristiani, kaum Zionis menyusupkan nilai-nilai Talmud ke dalam Bibel seperti yang terjadi atas Injil Scofield atau Injil Darby.
Bahkan Injil versi King James sebagai Injil resmi Barat pun demikian. Sebab itu, tidak aneh jika sekarang ini sikap politik umat Kristiani seolah sama sebangun dengan kaum Yahudi. Padahal di dalam banyak ayat-ayat Talmud, kaum Yahudi ini begitu keras permusuhannya terhadap Kristen dan Yesus.

 
Keyakinan Injil juga menyebutkan tentang hadirnya The Christ kembali ke muka bumi (Maranatha atau The Second Coming) dalam wujud Tuhan seutuhnya. Kaum Yahudi menggiring opininya bahwa Maranatha tidak akan terjadi sebelum Haikal Sulaiman berdiri kembali di Yerusalem.

Menyongsong berdirinya Kuil Sulaiman, ‘Presiden’ Zionis-Israel Moshe Katsav melayangkan sepucuk surat kepada Perdana Menteri Vatikan yang berisi permintaan agar Tahta Suci Vatikan mengembalikan seluruh harta karun dan benda-benda berharga yang kini memenuhi kompleks Tahta Suci kepada mereka.Kaum Zionis masih ingat betul, ketika di tahun 70M, pasukan Romawi menyerbu Yerusalem dan memboyong banyak harta karun dari Kuil Sulaiman dan membawanya ke Vatikan. Jika harta karun sudah dikembalikan, maka ada satu syarat lagi menjelang hadirnya Messiah, yakni mereka harus menemukan dan menyembelih serta membakar seekor sapi betina berbulu merah berusia tiga tahun dan belum pernah melahirkan anak.Untuk yang satu ini pun kaum Zionis telah mempersiapkannya. Melalui suatu proses rekayasa genetika, di tahun 1997, mereka telah mendapatkan seekor sapi dengan ciri-ciri tersebut. Hanya saja, mereka terbentur satu persyaratan lagi, yakni penyembelihan dan pembakaran sapi merah ini harus dilakukan di atas kaki Bukit Zaitun. Masalahnya, daerah ini sekarang belum bisa dijajah Zionis-Israel seperti wilayah Palestina lainnya. Kaki Bukit Zaitun masih berada di tangan yang berhak, yakni di tangan bangsa Palestina. Sebab itu, kaum Zionis selalu berupaya tanpa lelah mengusir orang-orang Palestina dari wilayah ini.


Kesamaan pandangan inilah yang membuat orang-orang Kristen mendiamkan ulah kaum Zionis yang hendak menghancurkan Masjidil Aqsha. Orang-orang Kristen ini telah terbius dengan retorika dan racun Zionis sehingga tidak bisa bersikap kritis dan mereka lupa bahwa salah satu agenda utama Zionis ini adalah juga meruntuhkan Tahta Suci Vatikan dan memindahkannya ke Yerusalem.

Dari sisi hukum internasional, upaya penghancuran Masjidil Aqsha juga tidak bisa dibenarkan. Berdasarkan Resolusi DK-PBB Nomor 242 dan beberapa resolusi lainnya, rezim Zionis Israel wajib melindungi masjid ini dan menuntut Zionis agar mundur dari seluruh wilayah Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza, dan menyerahkan wilayah itu kepada penduduk aslinya yang tak lain adalah rakyat Palestina. Namun dalam tataran praktek, resolusi ini tidak dijalankan.


Menurut keyakinan Yahudi, jika Messiah sudah bertahta di atas singgasana Haikal Sulaiman, maka Messiah itu akan memimpin kaum Yahudi untuk memerangi siapa pun yang tidak mau tunduk pada The New World Order, yakni si Yahudi itu sendiri.

Sumber: Era Muslim: "Kenapa Zionis Israel Ingin Hancurkan Masjidil Al Aqsha ? "