Laman

Minggu, 01 Maret 2015

Rusia: "Amerika Serikat Ingin Dominasi Dunia"

Moskwa - Pidato tahunan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama yang disampaikan pada Selasa (20/1) waktu setempat, dianggap remeh oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Menurut Lavrov, Rabu (21/1), pidato yang disampaikan Obama tersebut menunjukkan sikap Amerika Serikat yang ingin mendominasi urusan di dunia.


"Amerika sudah menetapkan haluannya untuk berkonfrontasi. Pidato Obama yang disampaikan kemarin menunjukkan bahwa hanya ada satu filosofi inti mereka yakni kami adalah yang nomor satu dan lainnya harus mengakui itu," kata Lavrov kepada wartawan. Namun, menurut Lavrov, filosofi itu sudah sedikit ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan realitas modern. "Ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat ingin mendominasi dunia," ujarnya dalam sebuah tayangan yang disiarkan televisi. Lavrov menambahkan, untuk menjadi yang pertama di antara yang sederajat tidaklah cukup bagi Washington.

Dalam pidato yang disampaikan pada Selasa, Obama mengatakan bahwa negara-negara besar tidak boleh menganggu negara kecil. Hal itu mengacu tindakan aneksasi Rusia kepada Krimea dan dukungan bagi kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina Timur. Obama memuji kebijakan yang diberlakukan AS terhadap Kremlin, terkait dengan tindakan yang dilakukan kepada Ukraina dan mengatakan bahwa mereka membuat Moskwa terisolasi dan mengakibatkan perekonomian Rusia terganggu. Lavrov pun menutup catatan yang disampaikan seraya mengatakan upaya-upaya untuk mengisolasi Rusia akan gagal dan kebijakan agresif luar negeri Washington pada suatu hari nanti akan menjadi hal yang sudah ketinggalan zaman.  


"Saya pikir hal itu akan berlalu," ungkap dia. Di samping mengkritik kebijakan Pemerintah AS, namun pada saat yang sama Lavrov terlihat memuji Obama atas apa yang disebutnya dengan realisasi pertumbuhan Washington tentang kelompok milisi Negara Islam (NI) yang menghadirkan ancaman paling serius di Suriah. "Tugas memerangi kelompok-kelompok teroris ini disebut-sebut sebagai salah satu yang paling penting. Ini merupakan hal yang baik bahwa ada pemahaman yang berkembang tentang masalah teroris. Namun, yang terpenting adalah untuk menerjemahkan ke dalam praktiknya dengan segera," ujar Lavrov, yang mengacu pada pidato presiden AS. Dalam pidatonya, Obama meminta pada para anggota parlemen supaya memberinya kekuasaan berperang terbaru untuk menggunakan militer Amerika. Hal itu karena ada kemungkinan, Obama bertujuan memburu kelompok Negara Islam. Moskwa sendiri sudah melakukan perdebatan panjang bahwa milisi radikal - dan bukan rezim dari sekutunya, Presiden Suriah Bashar al Assad - menghadirkan sesuatu hal yang paling berbahaya bagi keamanan kawasan. Namun, sebaliknya Washinton berpendapat bahwa Assad harus turun dari kekuasaannya. Pada pekan ini, New York Times menyebutkan bahwa tampaknya kini Washington mendukung gagasan perubahan yang dilakukan secara bertahap. Dukungan itu menjadi sebuah pergeseran yang sekarang lebih difokuskan pada NI ketimbang pemerintahan Assad. Menanggapi artikel dari New York Times ini, Lavrov mengatakan, artikel itu sangat penting dan menyarankan supaya bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia. 

Sumber: BeritaSatu.com