Laman

Sabtu, 21 Maret 2015

Dalam Bukunya, Hillary Clinton Akui ISIS Rekayasa AS untuk Pecah Belah Timur Tengah

Terkait fenomena munculnya gerakan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS), sebuah pernyataan mengejutkan dilontarkan mantan Menlu AS Hillary Clinton. Dalam buku terbarunya, “Hard Choice”, Hillary mengakui bahwa gerakan tersebut dibentuk oleh AS bersama sekutunya untuk membuat Timur Tengah senantiasa bergolak. Demikian dilansir harian Mesir, Elmihwar,  sejak Rabu (6/8/2014) lalu.
Kami memasuki Irak, Libya dan Suriah, dan semua berjalan sangat baik. Namun tiba-tiba meletus revolusi 30 Juni-7 Agustus di Mesir. Itu membuat segala rencana berubah dalam tempo 72 jam,” ungkap istri mantan presiden AS, Bill Clinton, itu.
Pihak barat, menurut Hillary, sempat berpikir untuk menggunakan kekuatan di Mesir. Namun negeri piramida tersebut bukanlah Suriah atau Libya, karena militer negara itu tergolong kuat. Selain itu, warga Mesir cenderung tidak pernah meninggalkan militer mereka.
“Jadi, jika kami gunakan kekuatan melawan Mesir, kami akan rugi. Tapi jika kami tinggalkan, kami pun rugi,” tulisnya. Namun kini AS mengakui bahwa kelompok-kelompok yang mereka ciptakan itu, kini justru semakin membesar bahkan menguat. AS pun memburunya tapi tak berhasil, bahkan kelompok-kelompok ini menjadi susah untuk dihilangkan.
Sumber: indocropcircles.wordpress.com