Laman

Jumat, 26 Oktober 2018

Asal-Usul Sejarah Teori Bumi Datar - History Of Flat Earth

Jika berada di kubu bumi bulat, maka Anda pasti pernah merasakan frustrasinya berdebat dengan seseorang dari kubu bumi datar. Apa pun sanggahan yang Anda lontarkan dianggapnya sebagai bagian dari konspirasi NASA.



Penganut Bumi Datar meyakini bumi berbentuk piringan, di mana lingkaran Arktik berada di pusatnya, sementara Antartika, sebuah dinding es setinggi 150 kaki atau 45,7 meter, berada di pinggiran mengelilingi dan membatasi lautan dan lima benua yang selama ini kita kenal. Mereka mengklaim, NASA mempekerjakan sejumlah orang untuk menjaga ketat dinding es ini, mencegah siapapun memanjatnya dan menemukan apa yang sebenarnya terdapat di luar dinding es ini. Sesuatu yang khalayak tak pernah tahu sebelumnya.
Penganut Bumi Datar percaya bahwa di balik Antartika itulah terdapat belahan dunia lain yang sengaja disembunyikan agar sumber daya alam yang ada di sana bisa diambil sesuka hati oleh para penguasa. Sementara siklus siang dan malam bagi Penganut Bumi Datar menganggap bahwa Matahari dan Bulan adalah benda berbentuk bulat berdiameter 51 kilometer, yang berputar di ketinggian 4.828 kilometer di atas Bumi yang datar. Matahari Seperti lampu sorot, bola-bola langit itu menerangi bagian yang berbeda dari planet dalam siklus 24 jam. Para pendukung teori ini juga yakin ada obyek tak terlihat bernama “antimoon” (anti-Bulan) yang bertanggung jawab mengaburkan bentuk Bulan, menjadi bulan sabit.



Menurut kaum flat earth, teori gravitasi yang muncul tahun 1679 ini sudah tidak relevan alias gugur ketika Nicolas Tesla menemukan teori elektromagnet pada abad ke-19. Flat Earth mengasumsikan bahwa benda-benda langit berputar pada jalurnya karena pengaruh medan magnet bumi, bukan gravitasi. Artinya, pusat tata surya adalah bumi, bukan matahari. Persoalan bumi bulat atau datar ini sebenarnya sudah selesai sejak sekian abad yg lalu. Secara ilmiah sudah ada ketetapan bahwa bumi itu bulat bola. Hanya saja ada sebagian orang zaman sekarang ini yang mengungkit kembali persoalan ini dg mengatakan bahwa bumi itu datar. Pandangan bahwa bumi itu datar bukan barang baru. Kepercayaan itu sudah muncul sejak jaman kuno. Dan kalau dihitung-hitung, sesungguhnya kepercayaan umat manusia bahwa bumi itu datar masih jauh lebih lama daripada masa kita percaya bumi itu bulat sesuai teori heliosentris (baru sekitar 500 tahun). Akan tetapi, memang publik baru kemudian menaruh minat pada isu ini kembali sejak organisasi masyarakat Flat Earth yang pertama didirikan, The International Flat Earth Research Society (IFERS) pada 1956. Teori Bumi Datar Flat Earth Ditunggangi Sebagai Sarana Mencari Uang atau Bisnis Kampanye bumi datar cukup sukses menjadi viral di publik. Dalam mesin pencarian google, kata “flat earth” membuahkan 13.500.000 hasil pencarian (0,68 detik). Sebuah angka yang sangat besar, meski masih kalah jauh dengan pencarian kata “pokemon go” yang menghasilkan 49.600.000 hasil (0,39 detik). Fakta lain keberadaan kampanye masif flat earth menunjukan bahwa konsepsi ini ditunggangi sebagai sarana mencari uang atau bisnis.

Para anggota flat earth society mulai melancarkan teorinya di dunia maya sejak 2004. Sampai pada November 2010, muncul forum diskusi soal gagasan ini di jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook. Saking populernya, Bad Religion sebuah band beraliran punk yang dibentuk pada 1979 di Southern California, AS membuat lagu yang berjudul “flat earth society”. California merupakan markas flat earth society yang jumlah anggotanya di dunia hingga 2014 hanya 554 orang.
Populernya istilah flat earth, langsung ditunggangi oleh bisnis. Misalnya sebuah perusahaan jasa desain asal Bristol Inggris menggunakan merek dagang “flat earth”. Flat earth juga dipakai sebagai nama untuk perusahaan logistik hingga operator petualangan arung jeram. Tak sampai di situ, flat earth jadi sebuah judul buku yang mengungkap skandal penyadapan telepon yang mengguncang raksasa media, News Corp pimpinan Rupert Murdoch beberapa tahun lalu. Selain itu, bangkitnya pemikiran soal bumi datar tentunya akan memberikan peluang lebih besar bagi perusahaan-perusahaan swasta yang menawarkan pelesir ke luar angkasa. Orang-orang seperti Richard Branson (Virgin Galactic), Jeff Bezos (Blue Origin), dan Elon Musk (SpaceX) bakal dapat durian runtuh dengan rasa penasaran orang untuk melihat bumi dari angkasa. Pada 28 April 2001, Dennis Tito menjadi turis pertama yang berlibur di luar angkasa. Biaya yang dikeluarkan Tito hingga 20 juta dolar AS atau kira-kira Rp266,7 miliar. Sayangnya waktu itu, para komunitas flat earth society sedang tenggelam, belum terkenal seperti sekarang ini.
Masih belum percaya flat earth ujung-ujungnya soal uang Pengumuman bagian penjualan kaos dan souvenir komunitas flat earth society dalam situs resminya www.theflatearthsociety.org . Mereka menerima pembayaran Paypal atau Bitcoin untuk setiap pembelian kaos dan souvenir seperti gantungan kunci, stiker, kartu pos, magnet dan lain-lain seputar flat earth. Awal Mula Adanya Teori Bumi Datar Konsepsi bumi datar sudah dikenal lebih lama dan dianut oleh umat manusia jauh sebelum adanya gagasan bumi bulat pada abad ke-16. Pihak yang mempercayai bumi datar mereka menamakan diri sebagai Flat Earth Society. Pihak yang mempercayai bumi datar mereka menamakan diri sebagai Flat Earth Society. Namun sudah sejak lama muncul pendapat mengenai flat earth yakni bumi yang berbentuk datar. Belum diketahui pasti siapa yang mencetuskan teori flat earth. Keyakinan flat earth sudah ada sejak lama yang ditandai dengan reruntuhan di Mesir Kuno.



Dahulu pada zaman Mesir Kuno, peradaban Mesopotamian (abad ke-8 sebelum Masehi) orang-orang di Mesir Kuno beranggapan bahwa dunia mereka berbentuk seperti piring yang dikelilingi oleh laut. Dalam Mesir Kuno, Laut yang mengelilingi daratan disebut Kun (yang berarti laut). Sedangkan daratan disebut sebagai nbwt (yang berarti tanah kering).Pemikiran seperti ini tidak hanya dianut orang Mesir Kuno, namun orang Israel Kuno pun juga mempercayai hal yang sama. Belahan bumi lain juga sama. Pada zaman itu belum ada pemikiran mengenai bumi yang berbentuk bulat. Yunani juga meyakini bahwa bentuk bumi adalah piringan.

Sedangkan Bangsa India Kuno beranggapan bahwa bumi adalah sebuah piringan yang terdiri dari 4 benua yang dikelompokkan di sekitar Gunung Meru yang bentuknya seperti kelopak bunga.

Orang Norwegia Kuno dan German Kuno mayakini bahwa bumi itu seperti piringan, namun perbedaannya yakni bumi memiliki pusat atau penunggak sebuah pohon raksasa yang disebut Ygdrassil. Lalu di sekeliling lautannya bersemaya Ular Raksasa yang disebut Jormungadr.

Masyarakat Cina Kuno menganggap bumi berbentuk datar kotak. Kepercayaan bumi datar kotak ini berlangsung sangat lama, hingga pada abad 17 astronom Eropa bermunculan memperkenalkan bentuk bumi adalah buat. 





Konsepnya diberi nama Zetetic Astronomi, yang meyakini bahwa bumi berbentuk piringan datar yang yang titik pusatnya ada di Kutub Utara. Sedangkan di sisi selatan sebagai pembatasnnya dinding-dinding es antartika. Matahari, bulan, bintang berjarak dekat dengan permukaan bumi.

Namun pada 1884, sosok Samuel Rowbotham meninggal dunia. Setelah itu para pengikutnya, Zetetic Astronomi, mendirikan Universal Zetetic Society. Setelah kematian Rowbotham, paham Flat Earth Society menyebar dari Inggris ke Amerika Serikat (AS). Di Zion, Illinoi pemikiran ini dipromosikan oleh pendiri Gereja Kristen Katolik Apostolic John Alexander Dowie dan later Wilbur Glenn Voliva. Pada 1942 sosok Voliva meninggal dunia, semenjak itu pemikiran Flat Earth tak populer hingga tahun 1950-an.



Baru setelah itu, pada 1956 secara Flat Earth Society secara global mulai didirikan oleh Samuel Shenton, seorang dari Royal Astronomical Society dan the Royal Geographic Society. Pada 1971, Shenton meninggal dunia kemudian digantikan oleh Charles K. Johnson yang menjabat sebagai Presiden Flat Earth Society Internasional dengan kantor pusat di California, AS.


Di bawah kepemimpinan Johnson yang karismatik dalam mengkampanyakan flat earth, keanggotaan komunitas ini bertambah hingga 3.000 orang. Sebuah bencana besar menimpa Johnson, kediamannya dilalap api pada 1995, dan memusnahkan perpustakaan Flat Earth Society. Pada 2011 Charles K. Johnson meninggal pada usia 76, para Flat Earth Society kehilangan sosok pemimpin. Johnson meninggalkan para pengikutnya dengan ketidakpastian. Namun beberapa tahun setelah itu, pegiat Flat Earth Society merestrukturisasi organisasi mereka. Semenjak 2004 merek aktif di jagad internet dengan hadir melalui situs resmi mereka theflatearthsociety.org hingga sekarang. Semenjak 30 Oktober 2009, mereka membuka anggota baru untuk bergabung dalam Flat Earth Society. Misi mereka adalah mempromosikan dan membahas teori bumi datar dengan pemikiran terbuka dan membuka peluang debat. Era Flat Earth Society modern dimulai oleh Samuel Birley Rowbotham, sosok penemu asal Inggris pada era 1800-an. Samuel Rowbotham mencetuskan ide ini berdasarkan pemahamannya dari literatur dari ayat-ayat Alkitab.


Flat Earth atau bumi datar mulai dikenal lagi ketika seorang penulis bernama Samuel Rowbotham menulis sebuah buku berjudul “Zetetic Astronomy” (Zetetic = Keraguan). Rowbotham juga menghasilkan penelitian yang diakui untuk menunjukkan bahwa efek dari kapal menghilang di bawah garis horizon dapat dijelaskan oleh hukum perspektif dalam kaitannya dengan mata manusia. Pada tahun 1883, Rowbotham mendirikan Zetetic Societies di Inggris dan New York sebagai wadah yang menaungi perkumpulan para penganut Bumi Datar. Kemudian salah satu pengikut dari Rowbotam yakni William Carpenter pada tahun 1864 menerbitkan buku “Theoretical Astronomy Examined and Exposed – Proving the Earth not a Globe” yang ia bagi menjadi 8 bagian. Pada tahun 1885 William Carpenter kembali menerbitkan buku “A Hundred Proofs the Earth is Not A Globe”. Tahun 1956, Samuel Shenton mendirikan International Flat Earth Research Society (IFERS) yang lebih dikenal dengan Flat Earth Society (FES). Namun pada tahun 2000an, FES sempat mengalami penurunan dikarenakan terjadi kebakaran pada markas besarnya dan kematian salah satu pengganti Samuel Shenton yakni Charles K. Johnson. Namun pada tahun 2004, FES kembali dibangkitkan sebagai forum website oleh Daniel Shenton. Hal ini menyebabkan peluncuran resmi website dan wiki FES pada tahun 2009. Terbantahkanya Teori Bumi Datar (Flat Earth) Sebenarnya penolakan terhadap Teori Bumi Datar (Flat Earth) sudah muncul sejak tahun 600 sebelum masehi. filsuf Yunani Kuno bernama Phytagoras sudah berujar tentang bentuk Bumi yang bulat. Tentu saja pernyataan itu sangat mengejutkan pada masanya, karena pada saat itu teknologi masih belum ditemukan. Memasuki abad Pertengahan, Galileo membantah Bumi sebagai pusat tata surya. Galileo menyatakan bahwa Bumi dan planet mengelilingi Matahari. Hal ini disimpulkan dari pengamatannya melalui teleskop. Dia berhasil mengamati bahwa Jupiter memiliki beberapa satelit yang mengelilinginya, dan Venus memiliki fasa. 


Bahkan untuk menguji keakuratannya, Galileo sampai membuat sebuah teleskop untuk observasi tata surya, dan mendapatkan penemuan baru bahwa ia bisa menghitung kecepatan rotasi matahari hanya dengan melihat pergerakan titik hitam di matahari saja. Begitupun dengan besaran massa Planet Jupiter, peredaran Planet Venus dan penemuan Cincin Saturnus.



Kemudian di tahun 1616, lagi-lagi Galileo memberikan bukti tentang teori heliosentris tentang pasang air laut kepada Kardinal Orsini. Bahwa terjadinya pasang air laut disebabkan karna perputaran bumi terhadap porosnya serta perputaran bumi terhadap Matahari. Begitu mengagumkannya teori dari Galileo ini sampai-sampai Albert Einstein pun salut dan mengatakan, teori tentang pergerakan bumi dari Galileo ini tidak bisa dibantahkan oleh siapapun termasuk kaum elit agamawan, dia benar-benar luar biasa ungkap Albert Einstein.


Namun sayangnya pendapat ini dianggap menyesatkan iman serta menistakan ajaran agama oleh pihak Gereja Katolik, Gereja Protestan termasuk Martin Luther yang menentang keras teori heliosentris ini. Mereka tetap keukeuh bahwa bumi adalah datar dan sebagai pusat alam semesta. Lagi kata Martin Luther, ‘Si dungu itu akan mengacaukan seluruh ilmu astronomi’. Akhirnya tim investigasi Gereja melalui komite Inkuisisinya menggugat Galileo yang saat itu sudah berumur 70 tahun. Keputusan pengadilan membuat Galileo menjadi tahanan rumah seumur hidup sampai ia meninggal dunia.


Di tahun 1992, keputusan penghukuman kepada Galileo Galilei dianggap sebagai kesalahan besar Gereja oleh Paus Yohanes Paulus II, kemudian rehabilitasi nama baik Galileo ini dipertegas lagi pada tanggal 21 Desember 2008 melalui pidato Paus Benediktus XVI, bahwa Gereja Katolik Roma mengakui kekhilafannya dan merehabilitasi nama Galileo sebagai ilmuwan penyumbang terbesar bagi dunia sains modern. Sebelum Galileo, seorang astronom, matematikawan dan ilmuwan sains yang bernama Nicolaus Copernicus mengeluarkan teori 'Heliosentrisme' dimana Matahari menjadi pusat tata surya dan dikemudian hari teori ini semakin disempurnakan oleh Galileo.


Teori Heliosentrisme yang ia rahasiakan selama 30 tahun, karena begitu takutnya ia akan Pihak Gereja yang nanti murka tentang teorinya. Jelas-jelas teori revolusioner ini akan memancing kemarahan massal umat, bukan hanya bertentangan dengan ajaran agama tapi juga teori ini bertentangan dengan ajaran filsuf yang terpandang Aristoteles, dan tidak sejalan dengan kesimpulan matematikawan Yunani, Ptolemeus. Selain itu, teori Copernicus menyangkal apa yang dianggap sebagai ‘fakta’ sains di masa itu bahwa Matahari terbit di timur dan bergerak melintasi angkasa untuk terbenam di barat, sedangkan bumi tetap tidak bergerak. Ia terus melanjutkan penelitiannya tentang bintang dan planet, mengumpulkan bukti untuk mendukung suatu teori yang revolusioner bahwa bumi bukan pusat yang tidak bergerak dari alam semesta tetapi, sebenarnya-benarnya bergerak mengitari matahari sebagai pusatnya. Sampai akhirnya Copernicus dianggap sebagai ilmuwan sesat oleh Gereja karena teorinya telah mempengaruhi para ilmuwan lain. Ia meninggal di umur 70 tahun sebagai pesakitan karna dikucilkan sepanjang hidupnya. Sampai kuburannya pun ditandai dengan kalimat ungkapan ‘si pecundang yang meminta ampun kepada Tuhan bagai seorang pencuri yang mati di kayu salib. Kematian paling tragis dari para ilmuwan besar juga dialami oleh Giordano Bruno, seorang filsuf, matematikawan, ahli kosmologi sekaligus pendeta asal Italia. Ia adalah seorang Ilmuwan yang mati martir, dibunuh karena benar untuk ilmu pengetahuan.


Pada masa itu memang Inkuisisi Roma, sistem pengadilan yang dikembangkan oleh Tahta Suci Gereja Katolik Roma pada pertengahan kedua abad ke-16 sedang memburu penganut ajaran sesat, termasuk para tokoh ilmuwan, serta cendekiawan. Sebenarnya nasib Girodano Bruno bisa lolos selamat dari hukuman mati, kalau saja ia mau mengubah pandangannya. Namun saat di pengadilan agama dengan tegas Girodano Bruno tak mau mengubah prinsip pendiriannya demi memperjuangkan kebenaran ilmu pengetahuan. Hingga membuat Inkuisisi Gereja murka dan mengeksekusi mati Girodano Bruno. Ia dibakar hidup-hidup di Campi de Fiori, alun-alun utama kota Roma di hadapan jutaan rakyat. Begitu menyedihkan akhir kehidupan pejuang ilmu pengetahuan ini, dipermalukan dan diperlakukan bagai seekor binatang tanpa rasa belas kasihan sedikitpun.


Memasuki era modern, dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan, sains & teknologi, sejatinya teori Teori Bumi Datar Flat Earth ini sudah termentahkan. Namun masih saja ada yang mempercayai & ngotot mempertahankanya, melakukan metode cocoklogi dengan pemelintiran hukum sains, bahkan melakukan pemilintiran terhadap tafsir kitab suci agama. 

Ada beberapa cara mudah, dan relatif murah, untuk membuktikan bahwa Bumi itu memang bulat, tanpa harus menerbangkan roket atau meluncurkan satelit. Pemuktian dapat ditunjukkan melalui beberapa kegiatan sederhana, seperti:
1. Pergi ke pantai atau pelabuhan Cobalah pergi ke pantai atau pelabuhan. Perhatikan saat ada kapal berangkat mengarah ke garis horison yang memisahkan laut dengan langit. Lambat laun bagian badan kapal akan tampak seperti 'ditelan' horison, kemudian diikuti oleh tiang kapal sehingga benar-benar hilang dari pandangan mata. Sebaliknya, jika kapal kembali ke pelabuhan, tiang kapal akan mulai muncul terlebih dahulu, diikuti oleh badan kapal. Jika Bumi benar berbentuk datar, tentunya kapal tersebut akan tampak mengecil dalam waktu yang bersamaan hingga benar-benar tidak terlihat. Tetapi sayangnya hal itu tidak terjadi.

2. Membandingkan bayangan Seorang ahli Matematika asal Yunani, Eratosthenes, pada tahun 276 SM membandingkan bayangan di dua kota yang berbeda di Mesir, yaitu Aswan dan Alexandria. Saat petang tiba, tidak ada bayangan di Aswan, namun terdapat bayangan di Alexandria. Jika Bumi benar-benar datar, tidak mungkin ada perbedaan antara dua bayangan tersebut karena posisi Matahari akan dianggap sama di setiap titik manapun di Bumi.
3. Memandang kejauhan dari atas pohon atau bukit Lengkungan pada Bumi membatasi jarak pandang kita sehingga hanya mampu melihat jelas hingga batas 5 km. Lebih dari itu tidak akan mampu terjangkau oleh pandangan kita. Jika Bumi berbentuk datar, sejauh apapun sebuah obyek, misalnya cahaya di kejauhan, mata kita pasti dapat melihatnya, meski berjarak ribuan kilometer sekali pun.


4. Balon Cuaca
Pada awal tahun 2017 mahasiswa dari University of Leicester berhasil menerbangkan balon cuaca yang dipasang kamera pada ketinggian 23,6 km dari permukaan Bumi. Balon tersebut berhasil mengabadikan lengkungan Bumi melalui tangkapan gambar yang sangat jelas.
5. Melihat Bintang Tiap konstelasi bintang akan terlihat dari garis lintang yang berbeda. Contohnya adalah rasi bintang Biduk Besar yang hanya terlihat pada 41 derajat lintang utara atau lebih tinggi, dan tidak dapat dilihat sama sekali pada 25 derajat lintang selatan atau lebih rendah. Perbedaan pandangan tersebut menggambarkan bahwa Bumi berbentuk bulat. Karena ketika melihat ke atas, maka setiap orang akan melihat bagian bumi yang berbeda, tergantung mereka berada di belahan Bumi utara atau selatan.


6. Peristiwa Gerhana Peristiwa Gerhana membuktikan bahwa Bumi berbentuk bulat, sekaligus berputar pada porosnya. Hal ini berdasarkan temuan bayangan Bumi pada Matahari yang berbentuk lengkungan saat gerhana bulan berlangsung.




7. Melihat Dari Pesawat Terbang Saat pesawat mencapai ketinggian tertentu akan terlihat lengkungan yang dimiliki Bumi. Menurut laporan dari Applied Optics pada 2008, lengkungan tersebut akan tampak jelas pada 10.668 m dan bidang penglihatan pada 60 derajat.

8. Belum ada foto Bumi datar Dari begitu banyak foto atau video hasil rekaman seluruh lembaga antariksa di banyak negara, belum ada satu pun hasil foto yang membuktikan bahwa bentuk Bumi datar.


Hal Mengerikan Yang Akan Terjadi Jika Bumi Benar-Benar Datar

1. Gravitasi akan menarik ke arah utara.

Sudah jelas bahwa jika bumi ini datar, maka bentuk bumi adalah tipis dan memanjang. Dengan demikian gravitasi tak akan menarik apapun ke bawah. Jika bumi datar, maka tarikan gravitasi akan menarik manusia ke arah manapun yang ada di tengah bumi. Pada peta bumi datar, pusatbumi adalah Kutub Utara. Artinya, gravitasi akan menarik manusia ke arah tersebut.
2. Bumi akan terpanggang oleh Matahari. Penyebab Bumi tak terbakar oleh Matahari karena ada flare kosmik dan radiasi matahari dari medan magnet. Kedua pelindung ini bisa berfungsi karena Bumi berbentuk bulat dan berputar. Jika Bumi datar, maka Bumi tak akan berputar sehingga kedua pelindung tersebut lenyap. Oleh sebab itu, jika Bumi ini datar maka asteroid, panas matahari dan juga meteor akan langsung mengenai Bumi.

3. Pergerakan lempeng tektonik berhenti. Planet Bumi tak akan mengalami pergeseran tektonik jika bentuknya datar. Itu artinya tak ada gunung dan lembah di muka Bumi ini. Tak hanya itu, kemungkinan besar samudra pun tak akan ada.
4. Tak ada yang namanya musim. Kemiringan sumbu Bumi akan terjadi jika Bumi datar, sehingga tak akan ada perubahan musim. Seluruh muka Bumi akan merasakan musim yang sama selamanya. Manusia tak akan pernah merasakan musim panas, musim dingin, musim gugur, musim semi, musim penghujan atau musim kemarau, jika Bumi ini datar.
5. Hujan tak akan pernah turun. Jika Bumi datar, bisa dipastikan Bumi akan berhenti berputar. Itu artinya hembusan angin pun akan berhenti. Jika pun berhembus, maka angin hanya bertiup pada dua arah saja, yaitu selatan dan utara. Munculnya setiap badai hujan di muka Bumi adalah karena adanya efek Coriolis. Jika efek ini berhenti, maka seluruh sistem pembuat hujan turun juga akan berhenti sehingga Bumi tak akan pernah mengalami yang namanya hujan.
6. Bumi akan tertimpa Matahari. Karena tak ada gaya gravitasi, maka manusia tak bergerak, sedangkan Matahari tepat berada di atas Bumi. Itulah salah satu pandangan dari teori jika bumi datar. Tentunya ini sangat berbahaya dan akan jadi masalah besar jika benar-benar terjadi. Tak adanya gravitasi membuat jarak antara panas Matahari dengan kita sangat dekat. Sudah pasti itu sangat berbahaya.
Kenapa Ada Orang Yang Percaya Bumi Itu Datar? Ada penjelasan logis secara psikologi kenapa ada orang-orang yang percaya bumi itu datar. Hal ini disampaikan langsung oleh para pakar psikologi, seperti Karen Douglas, psikolog dari University of Kent, Britania Raya. Kepercayaan kaum bumi datar ternyata mengikuti teori konspirasi. Orang-orang ini benar-benar percaya bahwa bumi berbentuk datar. Douglas lalu menjelaskan bahwa secara umum, teori konspirasi memiliki dua karakteristik yang sama. Pertama, mereka adalah teori alternatif mengenai sebuah kejadian atau masalah serius. Kedua, mereka biasanya memberikan semacam penjelasan mengapa kebenaran dari kejadian atau masalah tersebut harus ditutupi.


"Salah satu daya tarik dari teori konspirasi adalah kemampuan untuk menjelaskan sebuah kejadian besar tanpa perlu detail-detail yang lengkap. Kekuatannya justru berada pada fakta bahwa teori-teori ini tidak memiliki kejelasan yang pasti." ujar Douglas. Kassandra Putranto, Psikolog klinis dan forensik Indonesia menjelaskan; " Defense karena kapasitas berpikir yang terbatas, rigid dan mungkin juga terkait kondisi lain. Kualitas kecerdasan inteligensi, mental dan sosial yang terbatas. Salah satu poin utama adalah mereka menjelaskan sebuah peristiwa besar tanpa disertai penjelasan yang detail. Justru kekuatan mereka karena 'kebenaran' yang samar," ujarnya."


Peneliti politik dari Universitas Chicago, Eric Oliver dan Tom Wood, menemukan separuh warga Amerika menyetujui sedikitnya satu teori konspirasi, dari peristiwa 9/11 hingga konspirasi JFK. "Banyak orang bersedia mempercayai gagasan yang bertentangan dengan narasi budaya yang dominan," kata Oliver. "Jika mereka menyukai teori konspirasi lainnya, mereka akan menunjukkan kecenderungan pemikiran-pemikiran magis, seperti percaya UFO, ESP, hantu, iblis, dan semua hal lain yang tak terlihat," katanya. "(Penganut Teori Bumi Datar) kedengarannya tidak seperti itu, sehingga membuatnya sangat anomali dengan kepercayaan warga Amerika yang yakin dengan teori konspirasi," tutur Oliver Prof. Iwan Pranoto Ph.D. dari Institut Teknologi Bandung menjelaskan: "Ketika kita menerima begitu saja informasi yang datang tanpa bertanya, maka kita juga tidak akan mampu memahami bagaimana proses untuk bisa mengetahui bentuk Bumi yang bulat." "Ketika proses mempertanyakan tidak pernah ada, maka seringkali informasi yang diterima diperlakukan sebagai keyakinan yang tidak boleh diganggu gugat atau dipertanyakan. Semua yang bersebrangan pasti salah dan terjadilah usaha untuk mempertahankan ide atau teori yang diyakini tapi tanpa didasari pengetahuan yang benar." ujar Prof. Iwan Pranoto. Dan itu bukan prinsip dari sains! Jika itu terjadi, maka jelas ada yang salah dengan pendidikan kita. Seseorang harus dibiasakan untuk mempertanyakan segala sesuatu untuk kemudian diuji lewat pengamatan dan percobaan. Pengalaman melakukan proses pengujian tidak saja memberi pemahaman pada siswa tapi sekaligus membangun pola pikir seseorang."ujar Prof. Iwan Pranoto. Kesimpulan: Bentuk Bumi datar dan bulat adalah dua gagasan yang perlu diuji mana yang memang tepat. Jika bumi itu datar maka kita bisa menemukan bukti bahwa bumi datar. Dan jika bumi bulat maka kita pun harus bisa menemukan bukti di sekeliling kita bahwa Bumi yang kita pijak memang bulat. Pengamatan atau eksperimen berbeda yang dilakukan harus mendukung argumentasi tersebut. Fakta sejarah mengungkapkan Hipotesa tentang bentuk bumi datar memang sudah muncul di masyarakat yang hidup pada peradaban kuno 3500 – 500 SM. Tapi Sejarah mencatat sejak abad ke-6 SM, Phytagoras, Anaxagoras, Aristoteles, maupun Erathosthenes bisa menyimpulkan kalau Bumi bulat dari hasil pengamatan benda-benda langit seperti bintang, planet dan Matahari. Maka, hipotesa bahwa Bumi datar pun gugur. Kepercayaan Bumi datar yang beredar saat ini tidak berawal dari proses pemikiran ilmiah, yaitu dari sebuah hipotesa yang harus dibuktikan, atau bahwa semua gejala yang tampak harus dapat dijelaskan dengan cara ilmiah. Yang terjadi, semua bukti dipaparkan untuk dicocok-cocokan agar mendukung teori Bumi datar tersebut. Akibatnya banyak inkonsistensi pada argumentasi yang diberikan dan menampikkan gejala lain yang sudah berulang kali dibuktikan Maka ketika kita padankan dengan kaidah saintifik, tidak akan ada titik temu dan hanya menyisakan diskusi atau bahkan debat tanpa akhir. Penutup: Para penganut Teori Bumi Datar (Flat Earth) seolah tidak percaya jika Tuhan bisa menciptakan jagad raya yang kompleks dan rumit ini, yang kita semua tidak tahu di mana ujungnya. Tapi bagaimana mungkin kaum Bumi Datar (Flat Earth) yakin Tuhan menciptakan bumi ini sesimple pikiran mereka, yang benda langitnya itu seperti mainan yang digantung di kamar anak-anak, dengan matahari sbagai lampunya. Ditulis oleh: Komarrudin.Amd Senin, 6 Agustus 2018 Referensi: Buku: Flat Earth News (tahun 2012) pengarang: Davies Buku: Galileo, Science, and the Church (tahun 1966) pengarang: Jerome J. Langford Buku: A Hundred Proofs the Earth is Not A Globe (terbitan pertama: tahun 1885) pengarang: William Carpenter Buku: De revolutionibus orbium coelestium (tahun 1885) pengarang: William Carpenter Buku: Zetetic Astronomy (terbitan pertama tahun 1881) pengarang: Samuel Rowbotham Buku: The Copernican Revolution (tahun 1957) pengarang: Thomas Kuhn Buku: Asia, Europe, and the Emergence of Modern Science: Knowledge Crossing Boundaries (tahun 2012) pengarang: Arun Bala "Are Flat-Earthers Being Serious?" www.livescience.com (30 Mei 2017) interview with: Douglas "Perjalanan Flat Earth Society" https://tirto.id (27 Jul 2016). "Nicolaus Copernicus Mengubah Pemahaman Manusia atas Alam Semesta" https://tirto.id (24 Mei 2018) "Bumi Sebulat dan Sedatar Uang Koin" https://tirto.id (27 Juli 2017). "Tak Perlu Kirim Satelit, Ada 7 Cara Buktikan Bumi Itu Bulat" https://sains.kompas.com (30 September 2017). "8 Bukti yang Menggugurkan Teori Bumi Datar" https://m.detik.com (23 November 2017). "Mengerikan, Inilah Beberapa Hal yang Akan Terjadi Jika Bumi Benar-Benar Datar" intisari.grid.id (12 Mei 2018). "Kenapa (Banyak) yang Percaya Teori Bumi Datar?" http://www.detik.com (28 Juli 2017). "Ini Dia Penjelasan Psikologi Kenapa Banyak Orang Percaya Bumi Datar" hai.grid.id (24 Nov 2017).