Misi utama Arab Saudi & para sekutu, adalah melumpuhkan gerakan
revolusi rakyat dan memecah belah Yaman. Krisis Yaman saat ini juga
melibatkan aktor asing, selain pemain dalam negeri. Arab Saudi dan
negara-negara Arab lainnya di kawasan Teluk Persia merupakan aktor luar
negeri yang paling berperan dalam transformasi Yaman saat ini.
Yaman adalah negara Arab yang terletak dibarat daya Asia dan selatan
Arab Saudi. Negara dengan luas sekitar 528 kilometer persegi ini dihuni
oleh 25 juta orang. Dari jumlah tersebut, 42 persen penduduknya adalah
orang-orang Syiah. Dari populasi Syiah Yaman, 32 persen adalah penganut
Zaidiyah, dan 10 persennya adalah Imamiyah atau 12 Imam.Ibukota Yaman
terletak di Sanaa. Setelah kota ini, Ma'rib, Saadah dan Aden menjadi
tiga kota terpenting di negara Arab itu. Warga Yaman merupakan etnis
Sami dan Arab Qahtani, tapi tidak semua warga Yaman adalah orang-orang
Arab. Mayoritas warga Yaman yang tinggal di wilayah utara adalah
orang-orang Arab. Tapi di wilayah selatan, selama bertahun-tahun menjadi
tempat bagi kelompok imigran yang datang dari India, Pakistan, Somalia
dan Ethopia.
Kehidupan sosial di Yaman berdasarkan hukum adat.
Berbagai suku hidup di Yaman dan pemimpin mereka disebut sebagai Syeikh.
Hingga kini, suku terbesar di Yaman adalah suku Hashid dan Bakil.
Saking pentingnya peran kepala suku dalam kehidupan sosial di Yaman,
suku adat menjadi salah satu penentu stabilitasnegara. Mereka menjadi
negara dalam negara.
Oleh karena itu, salah satu faktor pemicu
instabilitas dan kekacauan politik di Yaman adalah peran sesepuh/kepala
suku. Geografi politik Yaman memiliki posisi dan kedudukan penting.
Betapa tidak, negara ini diapit oleh dua laut penting, yaitu laut Merah
dan samudera India. Selat strategis Bab el- Mandeb terletak di bagian
barat laut dan timur laut Yaman. Berdekatan dengan negara ini, terletak
Tanduk Afrika yang menunjukkan posisi strategis Yaman. Negara ini juga
berbatasan daratan dengan Arab Saudi. Selain friksi perbatasan, Riyadh
dan Sanaa berselisih mengenai penyulingan minyak di perbatasan bersama
kedua negara yang acapkali memicu bentrokan. Tidak hanya itu, panjangnya
teluk di laut Merah dan Laut Arab serta adanya bandara dan pelabuhan
penting seperti Aden, Hadid dan Faha'.Yaman termasuk empat negara Arab
yang dilanda protes rakyat menentang rezim diktator.
Kini, Yaman
menghadapi transisi kekuasaan. Salah satu karakteristik dari periode ini
adalah lepasnya peran interventif Arab Saudi dalam urusan internal yang membuat Yaman berada dalam sebuah dilema yang krusial.
Perseteruan antar kubu baik yang mempengaruhi dinamika politik domestik
dan regional.Salah satu pemain berpengaruh dalam transformasi Yaman saat
ini adalah Ansarullah, yang merupakan perwakilan dari komunitas Syiah
dalam transformasi terbaru di negara Arab itu. Tujuan Ansarullah adalah
menghilangkan diskriminasi yang diterapkan selama bertahun-tahun oleh
rezim sebelumnya, dan penegakan keadilan bagi seluruh warga Yaman. Sunni
termasuk kekuatan yang berpengaruh di Yaman. Berkaitan dengan
transformasi Yaman.
Sunni terbagi menjadi menjadi beberapa kubu.
Formasi pertama merupakan mayoritas adalah orang-orang yang tidak puas
terhadap pemerintahan korup dan despotik Ali Abdullah Saleh dan Abd
Rabbuh Mansur Hadi. Oleh karena itu, mereka mendukung langkah yang
dilakukan Ansarullah untuk melakukan perbaikan.
Sebagian dari mereka
meskipun tidak mendukung, tapi tidak menyatakan penolakan terhadap
perjuangan Ansarullah. Salah satu tuntutan mereka adalah menjaga
independensi Yaman. Dengan demikian, ketika prinsip tersebut disuarakan
Ansarullah, kubu mayoritas Sunni tidak menolak gerakan reformasi yang
dilakukan Houthi. Formasi kedua Sunni Yaman adalah orang-orang yang
terprovokasi kelompok Salafi, dan kubu yang berafiliasi dengan
Wahabisme. Mereka menjadi kubu yang terus-menerus memperuncing perbedaan
antara Sunni dan Syiah untuk menyelewengkan revolusi rakyat Yaman
kearah perang sektarian. Kelompok ini didukung penuh oleh negara-negara
Arab yang dipimpin oleh Arab Saudi.
Yaman menjadi korban konspirasi yang dilancarkan Riyadh dengan lampu hijau Washington. Arab Saudi berupaya menekan gerakan rakyat Ansarullah dan omisi rakyat
Yamansupaya mengamini dikte Riyadh dengan menyerahkan tampuk kekuasaan
kepada Mansur Hadi. Rezim Al Saud yang didukung Dewan Kerjasama Teluk
Persia berupaya membajak revolusi rakyat demi menjaga kepentingannya di
Yaman. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, anggota Dewan Kerjasama Teluk
Persia tengah berunding dengan anggota Dewan Keamanan PBB supaya
organisasi internasional tersebut mengeluarkan resolusi terhadap
Ansarullah.
Sejumlah analis politik berkeyakinan bahwa tujuan
agresi militer Saudi di Yaman untuk menghancurkan persatuan bangsa
Yaman, dan menyiapkan serangan selanjutnya. Tidak menutup kemungkinan
manuver berbahaya Riyadh terhadap Yaman bertujuan menyulut perang
saudara berkobar di negara Arab itu. Sebab, Riyadh senantiasa
menghendaki negara tetangganya itu tidak bersatu, tidakstabil dan
bergantung kepada Arab Saudi. Faktanya, selama lebih dari seperempat
abad, rezim Al Saud terus-menerus menyulut friksi sektarian di Yaman
supaya negara tetangganya itu lemah.Skenario ketiga adalah menjadikan
Sanaa sebagai boneka Riyadh yang selalu bergantung kepada Arab Saudi.
Dengan cara itu, Arab Saudi yang didukung Barat bisa meminjam tangan
Yaman untuk kepentingan Riyadh di kawasan.Tapi, Ansarullah Yaman tidak
akan tinggal diam. Gerakan rakyat Yaman ini tidak akan membiarkan negara
ini terpecah-belah, sebagaimana sebelumnya. Pemimpin Ansarullah
menyatakan, bangsa Yaman bukan target jinak, dan agresor akan menebus
sepak terjangnya dengan harga mahal. Abdul Malek al-Houthi mengancam,
jika serangan jet tempur Arab Saudi terus berlanjut, maka seluruh opsi
ada di atas meja. Rakyat Yaman akan menjadikan negara itu sebagai
kuburan bagi para agresor asing.
Arab Saudi selama bertahun-tahun
melancarkan berbagai aksi untuk membatasi dan menekan orang-orang Syiah
di Yaman. Seiring kemenangan Ansarullah yang didukung rakyat Yaman,
Riyadh melakukan berbagai cara untuk menjaga pengaruhnya yang semakin
memudar di Yaman dengan menyingkirkan Houthi dari arena politik negara
tetangganya itu.
Tampaknya, ketergantungan perekonomian Yaman terhadap
Saudi menjadi sarana bagi Riyadh untuk melancarkan agenda sanksi ekonomi
demimenekan revolusi rakyat Yaman. Selain itu,rezim Al Saud juga
menyiapkan skenario menyulut perang saudara dan mendukung separatisme di
wilayah selatan Yaman untuk memisahkan diri dari pemerintah pusat
Sanaa. Saat ini wilayah selatan merupakan pusat gerakan takfiri al-Qaeda
dan kelompok teroris di negara Arab itu.
Selain itu, Amerika Serikat
menjadi pemain asing lainnya yang memainkan peran penting dalam
transformasi Yaman demi kepentingan geopolitik dan ekonomi Washington,
terutama mengamankan selatBab El-Mandeb. Jalur perairan strategis
inimenghubungkan perdagangan Asia, Eropa dan Afrika. Betapa tidak, dua
pertiga jalur perdagangan dunia melalui Bab El-Mandeb. Ketika
instabilitas meningkat, maupun naiknya kelompok esktrem, maka potensi
munculnya fenomena perompak diperairan Yaman atau Somalia semakin
meningkat. Tampaknya, Washington kebingungan menghadapi gerakan Houthi
dan strategi yang mereka gunakan dalam memobilisasi perlawanan rakyat
Yaman terhadap rezim despotik dan korup.Transformasi Yaman, terutama
"Suksesi pemerintahan secara halus dan bertahap","Klaim Perlawanan
terhadap al-Qaeda","pertimbangan geopolitik","ketidakmampuan AS
mengarahkan transformasi dalam negeri Yaman" menyebabkan Washington
dihadapkan dua opsi penting. Dalam perang menghadapi takfiri, Houthi
merupakan kekuatan paling penting di Yaman.
Oleh karena itu Washinton
mendukung Houthi.Tapi, di sisi lain, AS adalah sekutu utama
negara-negara Arab Anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia
(P-GCC).Berdasarkan faktor-faktor tersebut, tampaknya ada lima
kemungkinan skenario yang akan diterapkan AS.
Pertama, menerima realitas
terjadinya transformasi baru di Yaman, tapi kemungkinan ini lemah. Keduaberlanjutnya kondisi untuk "men-Suriah-kan" Yaman. Kemungkinan ini
50-50.Ketiga, intervensi militer langsung AS, amun
kemungkinan ini kecil.Keempat menjadikan Yaman terpecah dua negara
sebagaimana perang dingin atau variabel yang sejenis dengan skenario
kedua. Tampaknya kemungkinan ini besar. Kelima, dibentuknya solusi
konstruktif antara Irandan negara-negara Arab
yang sejenis dengan model yang diterapkan di Lebanon. Tapi kemungkinan
ini masih 50-5Selain kelima skenario tersebut, ada solusilain yaitu
manajemen geografi-politik Yaman sebagaimana pembentukan enam wilayah
federal. Skenario ini telah disampaikan oleh Inggris di tahun 2012,
tetapi Houthi hanya menganggap semua itu hanyalah angin lalu.
Sumber: http://indonesian.irib.ir