Laman

Kamis, 04 Juni 2020

Nuklir Israel

Kepemilikan bom nuklir oleh Israel menjadi sebuah rahasia umum di kancah internasional. Israel tidak pernah membenarkan, pun tidak membantahnya.


Israel bukan penandatangan Perjanjian Non-proliferasi Nuklir (NPT) 1965 yang mewajibkan anggotanya jadi target pemeriksaan badan nuklir IAEA. Sehingga akan sulit bagi masyarakat internasional memaksa Israel mengungkapkan senjata nuklir mereka.

Namun pada 2009, Sidang Majelis Umum PBB menelurkan resolusi yang mengimbau negara non-NPT memperbolehkan peninjau IAEA masuk. Ada 189 negara yang manut pada titah PBB ini, tapi Israel menolak, mengatakan resolusi itu munafik.

Menurut laporan The National Interest yang dikutip VIVA Militer, sebuah email milik mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Jenderal Colin Powell, bocor ke publik. Dalam surat elektronik itu, mantan Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) menyebut bahwa Israel memiliki lebih dari 200 senjata nuklir.

Negev Nuclear Research Center (Dimona)
Tak cuma itu, Powell juga menjelaskan bahwa Israel juga memiliki cadangan nuklir yang kecil namun begitu kuat. Pengembangan senjata nuklir tak lain adalah untuk menjaga negara Yahudi itu dari serangan musuh-musuhnya.

Colin Powell
Selain Colin Powell, pada 2008 lalu, mantan Presiden Amerika Serikat Jimmy Carter seperti dikutip Reuters mengatakan Israel punya 150 hulu ledak nuklir, bisa juga lebih.

"Amerika Serikat punya lebih dari 12 ribu senjata nuklir, Uni Soviet (Rusia) jumlahnya hampir sama, Inggris dan Prancis punya beberapa ratus, dan Israel punya 150 atau lebih," kata Carter.

Jimmy Carter
Enam tahun kemudian, Carter merevisi jumlah nuklir Israel menjadi 300 buah. Namun menurut lembaga think-tank AS Rand Corporation, angka realistis kepemilikan senjata nuklir Israel adalah sekitar 65-85 hulu ledak.

Terungkapnya Nuklir Israel
Pesawat mata-mata U-2 Amerika pada 1958 menangkap citra udara di gurun Negev yang diduga reaktor nuklir Dimona. Israel menolak permintaan Paman Sam untuk memeriksa lokasi tersebut.

Reaktor nuklir Dimona
Pada 1960, Israel membantah Dimona adalah reaktor nuklir. Kepada Paman Sam, mereka mengatakan fasilitas itu adalah pabrik tekstil dan instalasi penelitian metalurgi. Dalam pertemuan dengan Presiden John F. Kennedy pada 1963, Menteri Luar Negeri Israel Shimon Peres menegaskan bahwa mereka "tidak akan memperkenalkan senjata nuklir di kawasan."

Kebohongan Israel terkuak ketika pada 1986, teknisi nuklir Israel bernama Mordechai Vanunu mengungkapkannya kepada media Inggris, Sunday Times. Dalam wawancara itu, Sunday Times mengungkapkan Israel adalah negara pemilik nuklir terbesar keenam setelah Paman Sam, Rusia, Inggris, Prancis, dan China. Vanunu ditangkap di Italia dan dibawa ke Israel. Dia divonis 18 tahun penjara karena pengkhianatan dan mata-mata.

Mordechai Vanunu
Para ahli FAS mengatakan, rudal nuklir Israel mampu mencapai Libya, Iran, atau Rusia. Para ahli di Federasi Ilmuwan Amerika Serikat (FAS) seperti dikutip dari Council Foreign Relations, mengatakan; "hulu ledak Israel bisa diluncurkan dari baik dari jet tempur F-16 dan F-15, dari peluncur darat dengan rudal Jericho II, atau ditembakkan dari kapal selam atau kapal perang di laut."


Rencana Israel memiliki senjata nuklir telah ada sejak berakhirnya Perang Dunia II. Awal mula program senjata nuklir di Israel digagas oleh Perdana Menteri Israel pertama, David Ben-Gurion. Ben-Gurion disebut memiliki obesesi untuk mengembangkan senjata nuklir sebagai pertahanan dari serangan lawan. David Ben-Gurion, melalui surat kepada kawannya di Eropa pada 1948 mengatakan Israel harus mempercepat pembangunan bom nuklir untuk melindungi negara Yahudi.

David Ben Gurion
Apa yang menjadi ambisi Ben-Gurion tak lain lantaran Israel tak memiliki jaminan keamanan dari negara-negara besar semisal AS, Inggris, atau Prancis. Israel bahkan disebut sampai membeli senjata konvensional di pasar gelap untuk memperkuat Angkatan Bersenjata (Tzahal) yang masih seumur jagung.

Ternyata, Ben-Gurion secara rahasia menginstruksikan penasihat sainsnya, Ernst David Bergmann, untuk membuat program pembangunan senjata nuklir dan mendirikan Komisi Energi Atom Israel. Ben-Gurion berhasil membangun komunikasi dan meyakinkan Prancis untuk memasok reaktor nuklir air tanah, yang berfungsi sebagai bahan utama senjata nuklir.

Amerika Serikat kirim 22.395 Ton Peralatan Perang ke Israel pada perang Yom Kippur tahun 1973
Reaktor itu kabarnya dibangin di kota Dimona, sebuah kota di gurun Negev, sebelah selatan Be'er Sheva. Israel sempat nyaris menggunakan senjata nuklir pertamanya, Jericho I di Perang Yom Kippur pada 1973. Israel dengan dukungan Amerika Serikat, melawan Mesir dan Suriah, yang didukung oleh Yordania, Irak, Arab Saudi, Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko, Kuba, dan Uni Soviet.

Negev Nuclear Research Center (Dimona)
Pada akhirnya, rudal Jericho I yang sebenarnya sudah siap diluncurkan lewat permukaan tanah dan melalui pesawat tempur F-4 Phantom, tak jadi digunakan. Jericho I adalah senjata nuklir berbasis peluncuran darat pertama yang dimiliki Israel. Jericho I dipercaya sudah dinonaktifkan, dan diganti oleh Jericho II dan III. The National Interest juga melaporkan bahwa Jericho II memiliki jangkauan pendek mencapai 1.770 kilometer, dengan kekuatan hulu ledak 1 megaton.

Saat ini, Israel juga diduga memiliki rudal balistik nuklir antarbenua berbasis peluncuran laut. Lima kapal selam kelas Dolphin buatan Jerman yang dimiliki Israel kabarnya dilengkapi dengan rudal penjelajah berhulu ledak nuklir. Saat ini, Israel memiliki rudal balistik nuklir Arrow.



Referensi:

Misteri Ratusan Senjata Nuklir Israel, Cuma Amerika yang Tahu
VIVA.co.id

Rahasia Senjata Nuklir Israel yang Terbungkus Rapi
kumparanNEWS