Pengertian challenge dalam permainan bulutangkis
Challenge adalah keberatan atau protes yang dilakukan pemain yang tidak setuju dengan keputusan Umpire (wasit) atau Line Judge (hakim garis). Tujuannya untuk memastikan dan mengkoreksi keputusan Umpire atau Hakim Garis tersebut, apakah shuttlecock (bola) pukulannya masuk atau keluar.
Kevin Sanjaya meminta Challenge (foto: Tempo.co) |
Keputusan challenge yang diberikan Umpire terdiri dari tiga keputusan, yaitu menyatakan bola masuk, keluar dan no decision atau tidak ada keputusan. Hasil challenge yang menyatakan no decision jika hasil rekaman memperlihatkan jatuhnya bola terhalang misalnya karena kaki pemain yang berdekatan dengan jatuhnya bola.
Jika keputusan no decision, maka wasit lah yang akan memutuskan. Biasanya wasit akan sepaham dengan keputusan hakim garis jika dalam posisi no decision.
Peraturan Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) sejauh ini, setiap pemain (tunggal atau pasangan) diberikan dua kali kesempatan challenge.
Berdasarkan rekaman video tersebut, jika challenge yang diajukan pemain terbukti benar, maka ia masih memiliki dua kesempatan lain untuk mengajukan hal yang sama. Tetapi jika challenge terbukti salah, maka pemain hanya tinggal memiliki satu kesempatan.
Namun jika sebanyak dua kali pemain salah (keputusan hakim garis selalu benar), pemain tidak bisa menggunakannya lagi. Kesalahan pertama akan mendapat peringatan dari Umpire bahwa pemain hanya memiliki satu kali challenge lagi.
Instan review pertama kali diterapkan di kejuaraan Malaysia Open 2013 lalu. Meski menguntungkan, tidak semua lapangan dilengkapi teknologi tersebut. Sejauh ini, instan review baru digunakan di TV Court (lapangan utama) yang disiarkan di Televisi dan live streaming.
Teknologi Hawk Eye (Mata Elang) Badminton
Hawk Eye (mata elang) adalah sistem yang menggunakan 8 kamera berkecepatan dan beresolusi tinggi, berfungsi untuk melihat gerakan selambat mungkin yang terjadi di lapangan.
Para operator bekerja untuk memantau kejadian demi kejadian apabila para pemain atau juri ingin melihat kejadian yang sebenar-benarnya. Para operator langsung dapat mengirimkan video tersebut ke umpire/line judge dan nantinya akan diputuskan dari gambar yang dihasilkan kamera tersebut.
Penggunaan teknologi diterapkan agar pertandingan dapat berjalan dengan fair (adil) dan meminimalisir kesalahan umpire/line judge dalam mengambil keputusan.
Pembiayaan untuk penerapan teknologi Hawk Eyes cukup mahal. Pembiayaan dilakukan secara dilakukan secara patungan antara Konfederasi Bulutangkis Asia (BAC) dan pihak-pihak lain, seperti sponsor dan stasiun televisi yang mempunyai hak siar. Biaya Hawk Eyes untuk satu lapangan senilai 6.000 dollar Amerika.