Laman

Jumat, 15 September 2017

Efek Obat PCC

Berawal dari kabar yang viral di media sosial, terungkap bahwa anak-anak di Kendari Sulawesi Tenggara jadi korban penyalahgunaan obat PCC. Hasil investigasi BPOM menunjukkan bahwa sampel obat positif mengandung zat aktif karisoprodol. Anak-anak di Kendari Sulawesi Tenggara jadi korban mengalami gejala kelainan seperti orang tidak waras, mengamuk, berontak, ngomong tidak karuan setelah mengkonsumsi obat yang mengandungzat berbahaya itu, sehingga sebagian harus diikat.


PCC dulunya sempat dijual dipasaran dengan resep dokter namun ditarik karena sering disalahgunakan sesuai keputusan kepala BPOM Nomor HK. 04.1.35.06.13.3535 tahun 2013 tentang pembatalan izin edar obat yang mengandung carisoprodol. Karena izinnya sudah ditarik, obat PCC yang beredar Saat Ini Kemungkinan Palsu.


Didalam tubuh, karisoprodol akan diolah menjadi metabolit yang efeknya dapat menenangkan otot-otot kejang. Oleh karenaitu karisoprodol bermanfaat juga meredakan nyeri.


Mekanisme pasti karisoprodol (salah satu kandungan dari obat PCC) sebagai muscle relaxant sebenernya belum pasti, namun target reseptor neurotransmitter di dalam otak adalah GABA (Gamma Amino Butiric Acid)


Obat PCC akan membuat otot yang tadinya berkontraksi atau tegang menjadi lemas. Hal inilah yang membuat penggunanya merasa rileks. Jika diminum dalam dosis tinggi, penggunanya akan merasakan sensasi tubuh terasa ringan seperti terbang, atau yang disebut sebagai nge-fly, perasaan senang atau euforia yang sesaat. Efek samping dari pemakaian karisoprodol dengan dosis berlebih mengakibatkan terjadinya Serotonin Syndrome, di mana di dalam otak terjadi kelebihan serotonin atau hormon yang bisa memberikan rasa senang dan nyaman.


Gejala-gejala kelebihan serotonin biasanya ditandai dengan munculnya gejala delirium atau kebingungan mental, perilaku agitasi (memberontak, membuat kerusuhan), hypomania, insomnia dan lain-lainnya.


Sama seperti jenis obat berbahaya lainnya, karisoprodol punya potensi untuk menimbulkan ketergantungan. Karena untuk mendapatkan efek yang sama maka seseorang perlu terus menambah dosisnya. Dan karena dosis terus bertambah, tingkat toksisitas karisoprodol pun untuk tubuh juga akan meningkat menimbulkan berbagai efek.  Gangguan kepribadian, gangguan disorientasi, dan delirium. Efek terburuk overdosis dan meninggal dunia.


Referensi:  detik.com