Mata uang kertas meskipun disebut kertas, namun kenyataannya tidak sepenuhnya dibuat dari kertas. Hal ini pula yang membuat uang kertas rupiah yang biasa kita pergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak mudah kusut atau robek.
Dengan kegiatan transaksi yang berlangsung secara terus menerus, bagaimana bisa uang kertas tersebut bisa awet? Kuncinya adalah pada material pembuatannya. Meskipun uang kertas memiliki masa pemakaian tidak seawet uang logam, namun uang jenis ini juga diperhitungkan harus memiliki keawetan untuk digunakan masyarakat. Apalagi uang harus memiliki ketahanan terhadap air dan tidak boleh mudah hancur.
Material pembuatan uang kertas tersebut ternyata bukan dari kertas seperti namanya, melainkan dari kapas. Uang kertas rupiah dibuat dari kapas dengan kandungan hingga 100 persen. Kapas memang dikenal memiliki tingkat elasitas yang tinggi ketimbang kertas pada umumnya.
Begitupun saat proses pembuatannya menurut, uang kertas rupiah harus memiliki kondisi fisik seperti:
1. Tensile strength (indeks tarik) bagus.
2. Tearing strength (ketahanan sobek) tinggi.
3. Folding endurance (ketahanan lipat) tinggi.
4. Tahan lama (durable)
5. Tidak mudah luntur.
6. Perlu zat kimia tertentu untuk menghindari pemalsuan.
Jika syarat-syarat di atas terpenuhi, maka uang kertas sebuah negara tersebut dikatakan sudah baik.
Lalu darimana Indonesia mendapatkan kapas untuk membuat uang kertas?
Dari berbagai literasi, Indonesia mengimpor dari negara lain seperti Inggris, Perancis, Jerman, dan Belanda. Tak hanya kapas, Indonesia juga mengimpor tanda air dan benang pengamannya demi kualitas mata uang kertas yang mumpuni.
Sedangkan untuk uang dengan pecahan tertentu ada yang dibuat dari plastik. Hingga sekarang memang komposisi serta spesifikasi pembuatan uang tidak bisa dipublikasikan begitu saja.
Sementara Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) hanya menyediakan tinta dan desain uang yang bakal dicetak saja. Jika ditanya dibuat dari bahan apakah uang kertas, maka jawabannya adalah kapas.
Referensi :
Kenapa Ya, Negara Tak Cetak Uang Sebanyak-banyaknya Agar Terbebas dari Utang dan Kemiskinan? - Tribun Solo
Dengan kegiatan transaksi yang berlangsung secara terus menerus, bagaimana bisa uang kertas tersebut bisa awet? Kuncinya adalah pada material pembuatannya. Meskipun uang kertas memiliki masa pemakaian tidak seawet uang logam, namun uang jenis ini juga diperhitungkan harus memiliki keawetan untuk digunakan masyarakat. Apalagi uang harus memiliki ketahanan terhadap air dan tidak boleh mudah hancur.
Material pembuatan uang kertas tersebut ternyata bukan dari kertas seperti namanya, melainkan dari kapas. Uang kertas rupiah dibuat dari kapas dengan kandungan hingga 100 persen. Kapas memang dikenal memiliki tingkat elasitas yang tinggi ketimbang kertas pada umumnya.
Begitupun saat proses pembuatannya menurut, uang kertas rupiah harus memiliki kondisi fisik seperti:
1. Tensile strength (indeks tarik) bagus.
2. Tearing strength (ketahanan sobek) tinggi.
3. Folding endurance (ketahanan lipat) tinggi.
4. Tahan lama (durable)
5. Tidak mudah luntur.
6. Perlu zat kimia tertentu untuk menghindari pemalsuan.
Jika syarat-syarat di atas terpenuhi, maka uang kertas sebuah negara tersebut dikatakan sudah baik.
Lalu darimana Indonesia mendapatkan kapas untuk membuat uang kertas?
Dari berbagai literasi, Indonesia mengimpor dari negara lain seperti Inggris, Perancis, Jerman, dan Belanda. Tak hanya kapas, Indonesia juga mengimpor tanda air dan benang pengamannya demi kualitas mata uang kertas yang mumpuni.
Sedangkan untuk uang dengan pecahan tertentu ada yang dibuat dari plastik. Hingga sekarang memang komposisi serta spesifikasi pembuatan uang tidak bisa dipublikasikan begitu saja.
Sementara Perum Peruri (Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia) hanya menyediakan tinta dan desain uang yang bakal dicetak saja. Jika ditanya dibuat dari bahan apakah uang kertas, maka jawabannya adalah kapas.
Referensi :
Kenapa Ya, Negara Tak Cetak Uang Sebanyak-banyaknya Agar Terbebas dari Utang dan Kemiskinan? - Tribun Solo