Laman

Rabu, 07 November 2018

Kekalahan Jerman Oleh Pasukan Merah Uni Soviet pada Operasi Barbarossa Perang Dunia II - Pasukan Nazi Hitler Berjalan Kaki 2.400 kilometer nonstop dari Jerman ke Rusia


Unternehmen Barbarossa atau Operasi Barbarossa adalah invasi Jerman ke Soviet yang dilaksanakan semasa Perang Dunia II dan dipersiapkan selama satu tahun sejak Musim Semi 1940 hingga Musim Panas 1941. Nama sandi operasi ini aslinya adalah Operasi Fritz, namun di tengah persiapan, Kanselir Jeman yang juga Pemimpin Nazi, Adolf Hitler, mengubahnya menjadi Operasi Barbarossa.

Nama tersebut dipilih untuk mengenang Kaisar Jerman Friedrich Barbarossa I yang gugur dalam Perang Salib pada abad ke-12.

Friedrich Barbarossa I
Invasi Jerman ke Uni Soviet - Operasi Barbarossa 
Musim Semi, Juni 1941. Di luar dugaan, Adolf Hitler mengeluarkan perintah kepada pasukan Nazi untuk menginvasi Uni Soviet. Kurang lebih empat juta serdadu, 19 divisi panser, sekitar 3.000 unit tank, 2.500 pesawat udara, serta 7 senjata artileri, dikerahkan. Serangan tersebut diberi nama khusus: Unternehmen Barbarossa .


Misi invasi ini merupakan tindakan melanggar Pakta Molotov-Ribbentrop pada 1939. Pakta tersebut berisi kesepakatan non-agresi; kedua negara sepakat untuk tidak saling menyerang dan menjamin pengaruh masing-masing di wilayah yang telah ditentukan tanpa ada campur tangan dari pihak lainnya.



Namun situasi damai antara keduanya hanya berlangsung sebentar saja. Ketika Jerman menginvasi Polandia pada 1939 dan mengakibatkan pecahnya Perang Dunia II, Soviet juga mulai mengokupasi negara-negara di wilayah Balkan dengan mengirim tentara NKVD untuk menyerbu Lituania, Estonia, dan Latvia. 




Saat mulai memasuki wilayah Besarabia (utara Bukovina) yang merupakan bagian dari Rumania, Jerman menganggap Soviet sebagai ancaman terhadap suplai minyak mereka di daerah Balkan. Di sinilah awal mula rencana invasi Jerman ke Soviet.

Kekalahan Jerman
Hitler mengatakan secara gamblang bahwa rakyat Jerman butuh tanah dan ruang untuk hidup, Lebensraum. Dan hal itu, kata Hitler, dapat diraih dengan menguasai Uni Soviet yang memiliki daratan yang sangat luas serta kekayaan alam termasuk minyak bumi. Hal ini tidak saja akan menghidupi rakyat Jerman, tapi juga dapat menggerakkan seluruh mesin perang Jerman dan tentaranya.


Adolf Hitler 
22 Juni 1941, Jerman pimpinan Nazi Adolf Hitler mengumumkan Operasi Barbarossa yang mengawali invasi Jerman ke Uni Soviet. Invasi itu dilakukan dengan mengerahkan kurang lebih empat juta pasukan dengan 19 divisi panser , 3 .000 unit tank , 2 .500 pesawat udara , dan 7 senjata artileri.



Invasi itu dilakukan , meskipun pada 1939 Jerman dan Uni Soviet telah menandatangani perjanjian untuk tidak saling menyerang. Kedua belah pihak menyetujui untuk menjamin pengaruh masing -masing di wilayah yang telah ditentukan tanpa ada campur tangan dari pihak lainnya.

Meski begitu , kecurigaan tetap muncul sehingga saat Uni Soviet menginvasi Rumania pada 1941 , Jerman melihatnya sebagai ancaman terhadap suplai minyaknya di daerah Balkan. Sebagai respon atas invasi tersebut, Hitler mengirimkan pasukan ke Polandia untuk menghadapi ancaman tersebut sekaligus mengancam balik Moskow. Situasi itu dengan cepat berubah menjadi sebuah invasi Jerman ke Uni Soviet.

Operasi Barbarossa dimulai pada 22 Juni 1941 pukul 3.15 dinihari waktu setempat, dengan pengeboman kota- kota besar di Polandia yang dikuasai Soviet. Serangan terhadap Soviet ini dilakukan melalui tiga kelompok pasukan yang menyerang secara paralel : Kelompok Pasukan Utara, Tengah, dan Selatan.


NAZI attack Poland 
Pasukan Uni Soviet yang tidak waspada karena mempercayai perjanjian mereka dengan Hitler tidak dapat menghadapi serangan Jerman pada fase awal invasi. Sekira 3.000 pesawat Soviet berhasil dihancurkan oleh Angkatan Udara Jerman Luftwaffe dalam tiga hari pertama serangan dan menguasai wilayah udara Uni Soviet.



Tidak berbeda dengan di udara , pertempuran di darat memperlihatkan keunggulan bagi pasukan Jerman meskipun Pasukan Merah Soviet memiliki keunggulan dalam jumlah tank dan perlengkapan lainnya. Pada pekan pertama invasi berlangsung, pasukan Jerman berhasil menembus wilayah Rusia sejauh lebih dari 480 kilometer.

Pada akhirnya, Invasi tersebut berakhir dengan kegagalan pada Desember 1941 saat musim dingin melanda Rusia . Pada saat itu , pasukan Jerman yang selangkah lagi dapat menguasai Moskow terhalang oleh badai salju yang menyebabkan masalah bagi peralatan dan pasukan mereka yang tidak dilengkapi dengan baik untuk menghadapi musim dingin.



Kendala ini menyebabkan kekalahan mereka pada Pertempuran Moskow. Sebanyak 4 juta pasukan Rusia dan 800 ribu pasukan Jerman tewas selama operasi yang berlangsung dari 22 Juni sampai i 5 Desember 1941 itu .Pada Juni 1942 , Jerman kembali melakukan invasi ke Uni Soviet yang telah mengalami kerugian besar akibat pertempuran sebelumnya . Namun, langkah Jerman itu terhenti dengan kekalahannya di Pertempuran Stalingrad yang merupakan salah satu pertempuran paling berdarah dalam sejarah .

Neraka Hitler - Akhir Tragis Operasi Barbarossa
Sebenarnya, upaya Hitler untuk menginvasi Fron Timur ke Uni Soviet mendapat tentangan dari para jenderalnya, khususnya di kalangan Angkatan Darat (Wehrmacht). Tidak lain karena Jerman masih menghadapi peperangan di Fron Barat, jarak jelajah yang terlampau jauh, serta waktu pelaksanaan yang kurang tepat. Namun, atas kekerasan hati Hitler, namun invasi itu dilaksanakan juga.



Hitler mengerahkan kekuatan sebanyak 150 divisi, 19 di antaranya divisi panser. Jumlah tentara yang dikerahkan mencapai tiga juta orang dan didukung 3.350 tank, 7.184 unit senjata artileri, 2.770 unit pesawat, 600.000 unit kendaraan, serta 625.000 kuda. Pengerahan kekuatan ini menjadikan Operasi Barbarossa (22 Juni 1941 – 5 Desember 1941) sebagai yang terbesar dalam sejarah.


Uni Soviet yang dipimpin Diktator Joseph Stalin, sebenarnya pada kondisi lengah menerima gempuran tak terduga Operasi Barbarossa. Dari sisi jumlah personel dan alutsista, Uni Soviet memang jauh lebih besar ketimbang Jerman, walaupun sejumlah alutsistanya sudah terbilang tua.



Beberapa kota di Uni Soviet pun berhasil digulung Jerman. Namun, dengan adanya blunder yang dilakukan oleh Hitler sendiri, Tentara Merah berbalik menguasai medan dan berada pada posisi di atas angin.



Kegagalan Operasi Barbarossa terutama disebabkan oleh tiga hal: Jerman terlalu menganggap remeh mobilisasi Uni Soviet, faktor cuaca dan kesalahan dalam perencanaan logistik. Ketika invasi dimulai di musim panas yang kering, Jerman mengejutkan Soviet dengan menghancurkan sebagian besar Pasukan Merah pada minggu pertama. 



Ketika musim berganti, seiring datangnya musim gugur yang diikuti musim dingin, kondisi Pasukan Merah mulai pulih dan kekuatan serangan Jerman mulai lemah. Pasukan Jerman kekurangan persediaan untuk meneruskan perang, termasuk persediaan bahan bakar bagi pergerakan pasukan.



Hal ini sebenarnya telah diprediksi oleh unit logistik Jerman sebelum operasi dimulai, namun peringatan mereka tidak dihiraukan. Petinggi militer Jerman berasumsi bahwa dalam enam hingga delapan minggu mereka akan memperoleh kebebasan strategis dengan hancurnya Pasukan Merah. Hanya pada saat itulah mereka bisa mengalihkan dukungan logistik yang diperlukan untuk memasok unit-unit militer yang menduduki wilayah yang telah dikuasai.



Pasukan infanteri dan panser Jerman menempuh jarak 480 km di minggu pertama, namun unit-unit pengangkut persediaan mereka sulit untuk mengimbangi. Jalur kereta api Soviet pada awalnya tidak bisa dimanfaatkan, karena perbedaan ukuran track yang digunakan (Jerman menggunakan standar Eropa, sedangkan Soviet standar Rusia). 



Fasilitas jalur kereta api di sepanjang perbatasan juga banyak yang telah dipreteli. Apalagi, rute jalanan yang nampak mulus di peta pada kenyataannya tidak layak untuk digunakan. 



Kekurangan persediaan inilah yang secara signifikan memperlambat dan menurunkan efektivitas tinggi yang sebelumnya dicapai melalui taktik blitzkrieg .Kelemahan di sisi logistik Jerman semakin memperparah keadaan. Persediaan pakaian musim dingin bagi pasukan Wehrmacht yang disimpan di gudang di Reich tidak dapat diangkut ke garis depan karena keterbatasan angkutan kereta api. 



Sistem logistik lebih diprioritaskan untuk mengangkut bahan bakar, amunisi, dan pasokan lainnya, sehingga pengangkutan pakaian musim dingin tidak diprioritaskan. Apalagi, proyeksi awal serangan ini akan berakhir di musim panas. Faktor cuaca, jarak yang jauh, dan jaringan transportasi yang tertinggal yang menjadi penyebab utama gagalnya Operasi Barbarossa. 



Potensi masalah tersebut gagal diantisipasi oleh Jerman. Hanya karena ambisi dan ego Hitler memaksakan untuk melakukan invasi yang agresif.





Referensi:

Kegagalan Jerman di Rusia: Perang di Moskow, Sepakbola di Kazan - Tirto.id

Operasi Barbarossa yang Berakhir Kekalahan Jerman - Okezone.com


Karena Logistik, Jerman Kalah Perang - ShiftIndonesia.com


Kisah Tragis Operasi Barbarossa yang Mengerikan, Benarkah Rusia Tanah Terkutuk Bagi Jerman? - intisari.grid.id