Kota yang hari ini dikenal dengan nama Istambul, Turki. Dulunya berada di bawah kekuasaan Byzantium yang beragama Kristen Ortodoks. Tahun 857 H / 1453 M, kota dengan benteng legendaris tak tertembus akhirnya runtuh di tangan Sultan Muhammad al-Fatih, sultan ke-7 Turki Utsmani.
Kontantinopel telah dibuka 8 abad setelah Rasulullah
menjanjikan nubuwat tersebut. Tetapi Roma, hingga hari ini belum kunjung
terlihat bisa dibuka oleh muslimin. Ini menguatkan pernyataan Nabi
dalam hadits di atas. Bahwa muslimin akan membuka Konstantinopel lebih
dulu, baru Roma. Itu artinya, sudah 15 abad sejak Rasul menyampaikan
nubuwwatnya tentang penaklukan Roma, hingga kini belum juga Roma jatuh
ke tangan muslimin.
Kekaisaran Romawi terpecah dua, Katholik Roma di Vatikan dan
Yunani Orthodoks di Byzantium atau Constantinople yang kini menjadi
Istanbul. Perpecahan tersebut sebagai akibat konflik gereja meskipun
dunia masih tetap mengakui keduanya sebagai pusat peradaban. Constantine
The Great memilih kota di selat Bosphorustersebut sebagai ibukota,
dengan alasan strategis di batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai
salah satu Jalur Sutera maupun di laut antara Laut Tengah dengan Laut
Hitam dan dianggap sebagai titik terbaik sebagai pusat kebudayaan dunia,
setidaknya pada kondisi geopolitik saat itu.
Yang mengincar kota ini untuk dikuasai termasuk bangsa
Gothik, Avars, Persia, Bulgar, Rusia, Khazar, Arab Muslim dan Pasukan
Salib meskipun misi awalnya adalah menguasai Jerusalem. Arab-Muslim
terdorong ingin menguasai Byzantium tidak hanya karena nilai
strategisnya, tapi juga atas kepercayaan kepada ramalan Rasulullah SAW
melalui riwayat Hadits di atas.Sayangnya, prestasi yang satu itu, yaitu
menaklukkan kota kebanggaan bangsa Romawi, Konstantinopel, tidak pernah
ada yang mampu melakukannya. Tidak dari kalangan sahabat, tidak juga
dari kalangantabi`in, tidak juga dari kalangan khilafah Bani Umayyah dan
Bani Abbasiyah.Di masa sahabat, memang pasukan muslim sudah sangat
dekat dengan kota itu, bahkan salah satu anggota pasukannya dikuburkan
di seberang pantainya, yaitu Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahuanhu.
Tetapi tetap saja kota itu belum pernah jatuh ke tangan umat Islam
sampai 800 tahun lamanya.
Sepanjang sejarah kota itu menjadi kota pusat peradaban
barat, dimana Kaisar Heraklius bertahta. Kaisar Heraklius adalah
penguasa Romawi yang hidup di zaman Nabi SAW, bahkan pernah menerima
langsung surat ajakan masuk Islam dari beliau SAW. Ajakan Nabi SAW
kepada sang kaisar memang tidak lantas disambut dengan masuk Islam.
Kaisar dengan santun memang menolak masuk Islam, namun juga tidak
bermusuhan, atau setidaknya tidak mengajak kepada peperangan.
Sultan Muhammad II atau Mehmed Al-Fatih.
Sultan Mehmed II (bahasa Turki Ottoman: محمد ثانى Meḥmed-i sānī, bahasa
Turki: II. Mehmet, juga dikenal sebagai el-Fatih (الفاتح), “sang
Penakluk”, dalam bahasa Turki Usmani, atau, Fatih Sultan Mehmet dalam
bahasa Turki; 30 Maret 1432 – 3 Mei 1481) merupakan seorang sultan Turki
Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran
dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa
saat berumur 21 tahun. Seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan
tawaduk setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang
Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam
peperangan di Ain Jalut melawan tentara Mongol).
Sultan Muhammad al fatih
adalah pengikut Asy’ari dan al Maturidi ia meyakini bahwa ALLAH SWT ada
tanpa tempat dan arah , dengan demikian hadistdi atas adalah kabar
gembira/busyro yangdi sampaikan langsung oleh Rasulullah saw bagi
seluruh kaum Ahlussunnah wal Jamaah(aswaja) , Asy’ariyyah dan al
Maturidiyyah bahwa akidah mereka sesuaidengan akidah Rasulullah saw ,
maka berbahagialah orang-orang yg mengikuti jalan mereka , Aqidah
Asy’ariyah dan al Maturidiyyah adalah aqidah yg di ikuti mayoritas umat
islam dari generasi ke generasi , salaf dan khalaf ,aqidah para khalifah
dan sultan , seperti sultan Salahuddin al-Ayyubi ra . Sultan salahuddin
al-ayyubi seorang raja yg alim, penganut aqidah Asy’ariyyah dan
bermadzhab Syafii , ia juga hafal al-quran dan kitab at tanbihul
ghofilin dalam fiqih as Syafii serta sering menghadiri majelis2 ulama
hadist , beliau memerintahkan agar aqidah Sunni Asy’ariyyah di
kumandangkan dari atas menara masjid sebelum sholat subuh di Mesir ,
Hijaz/Makkah dan Madinah , Thaif dan sekitarnya serta di seluruh Negara
Syam , Syiria , Yordania , Palestina , dan Lebanon.
Al Imam Muhammad bin Hibatillah al Barmaki menyusun sebuah
risalah dlm bentuk nadhom berisi akidah Ahlussunnah Wal Jamaah untuk
kemudian di hadiahkan kepada sultan salahuddin al-ayyubi , sultan sangat
tertarik dan kemudian memerintahkan agar akidah ini di ajarkan kepada
ummat islam , kecil dan besar , tua dan muda , sehingga risalah tersebut
dikenal dengan nama al Aqidah ash sholahiyyah . Risalah ini di
antaranya memuat penegasan bahwa ALLAH SWT maha suci dari benda/jism ,
sifat-sifat benda dan maha suci Allah dari arah dan tempat.
Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan mengucar-kacirkan
barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad II tidak berhasil sampai pada
zaman anak beliau, Sultan Muhammad Al-Fatih (Mehmed II), sultan ke-7
Daulah Utsmaniyyah.Semenjak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah
mencermati usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan beliau
mengkaji usaha-usaha yang pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah
itu, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat baginya meneruskan
cita-cita umat Islam. Ketika beliau naik tahta pada tahun 855 H/1451 M,
dia telah mulai berpikir dan menyusun strategi untuk menawan kota tadi. Kekuatan Sultan Muhammad Al-Fatih terletak pada ketinggian
pribadinya. Sejak kecil, dia dididik secara intensif oleh para ”ulama
terulung di zamannya.
Di zaman ayahnya, yaitu Sultan Murad II,
Asy-Syeikh Muhammad bin Isma”il Al-Kurani telah menjadi murabbi Amir
Muhammad (Al-Fatih). Sultan Murad II telah menghantar beberapa orang
”ulama untuk mengajar anaknya sebelum itu, tetapi tidak diterima oleh
Amir Muhammad. Lalu,dia menghantar Asy-Syeikh Al-Kurani dan memberikan
kuasa kepadanya untuk memukul Amir Muhammad jika membantah perintah
gurunya.Waktu bertemu Amir Muhammad dan menjelaskan tentang hak yang
diberikan oleh Sultan, Amir Muhammad tertawa. Dia lalu dipukul oleh
Asy-Syeikh Al-Kurani.
Peristiwa ini amat berkesan pada diri Amir
Muhammad lantas setelah itu dia terus menghafal Al-Qur”an dalam waktu
yang singkat. Di samping itu, Asy-Syeikh Aaq Samsettin (Syamsuddin)
merupakan murabbi Sultan Muhammad Al-Fatih yang hakiki. Dia mengajar
Amir Muhammad ilmu-ilmu agama seperti Al-Qur”an, hadits, fiqih, bahasa
(Arab, Parsi dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan dan
sebagainya.Syeikh Aaq Syamsudin lantas meyakinkanAmir Muhammad bahwa
dia adalah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah Shallallahu ”Alaihi
Wasallam di dalam hadits pembukaan Kostantinopel.
Jumat, 6 April 1453 M Muhammad II bersama gurunya Syeikh
Aaq Syamsudin, beserta tangan kanannya Halil Pasha dan Zaghanos Pasha
merencanakan penyerangan ke Konstantinopel dari berbagai penjuru benteng
kota tersebut. Dengan berbekal 250.000 ribu pasukan dan meriam
teknologi baru pada saat itu Para mujahid lantas diberikan latihan
intensif dan selalu diingatkan akan pesan Rasulullah Shallallahu ”Alaihi
Wasallam terkait pentingnya Konstantinopel bagi kejayaan Islam.
Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk masuk islam atau menyerahkan penguasaan kota secara damai dan membayar upeti atau pilihan terakhir yaitu perang. Constantine menjawab bahwa dia tetap akan mempertahankan kota dengan dibantu Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovani Giustiniani dari Genoa.
Muhammad II mengirim surat kepada Paleologus untuk masuk islam atau menyerahkan penguasaan kota secara damai dan membayar upeti atau pilihan terakhir yaitu perang. Constantine menjawab bahwa dia tetap akan mempertahankan kota dengan dibantu Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovani Giustiniani dari Genoa.
Setelah proses persiapan yang teliti, akhirnya pasukan
Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26
Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sultan
Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad,
kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah
Subhana Wa Ta”ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Quran mengenainya
serta hadis Nabi Shallallahu”Alaihi Wasallam tentang pembukaan
kotaKonstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala
tentera dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa
kepada Allah Subhana Wa Ta’alaKota dengan benteng >10 m tersebut
memang sulit ditembus, selain di sisi luar benteng pun dilindungi oleh
parit 7 m. Dari sebelah barat pasukan artileri harus membobol benteng
dua lapis, dari arah selatan Laut Marmara pasukan laut Turki harus
berhadapan dengan pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur
armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah
dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak
bisa lewat.
Berhari-hari hingga berminggu-minggu benteng Byzantium tak
bisa jebol, kalaupun runtuh membuat celah maka pasukan Constantine
langsung mempertahankan celah tersebut dan cepat menutupnya kembali.
Usaha lain pun dicoba dengan menggali terowongan di bawah benteng, cukup
menimbulkan kepanikan kota, namun juga gagal.
Jatuhnya Kerajaan Konstantinopel Di Tangan Tentara Muslimin
Hingga akhirnya sebuah ide yang terdengar bodoh dilakukan hanya dalam
waktu semalam. Salah satu pertahanan yang agak lemah adalah melalui
Teluk Golden Horn yang sudah dirantai. Ide tersebut akhirnya dilakukan,
yaitu dengan memindahkan kapal-kapal melalui darat untuk menghindari
rantai penghalang, hanya dalam semalam dan 70-an kapal bisa memasuki
wilayah Teluk Golden Horn(ini adalah ide ”tergila” pada masa itu namun
Taktik ini diakui sebagai antara taktik peperangan (warfare strategy)
yang terbaik di dunia oleh para sejarawan Barat sendiri).
Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan
besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir “Allahu Akbar, Allahu
Akbar!” terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan
meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih
bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah
Subhana Wa Ta’ala. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga
tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan
dengan tanggal 29 Mei 1453 M, setelah sehari istirahat perang, pasukan
Turki Utsmani dibawah komando Sultan Muhammad II kembali menyerang
total, diiringi hujan dengan tiga lapis pasukan, irregular di lapis
pertama, Anatolian army di lapis kedua dan terakhir pasukan elit
Yanisari.
Giustiniani sudah menyarankan Constantine untuk mundur atau
menyerahtapi Constantine tetap konsisten hingga gugur di peperangan.
Kabarnya Constantine melepas baju perang kerajaannya dan bertempur
bersama pasukan biasa hingga tak pernah ditemukan jasadnya. Giustiniani
sendiri meninggalkan kota dengan pasukan Genoanya. Kardinal Isidor
sendiri lolos dengan menyamar sebagai budak melalui Galata, dan Pangeran
Orkhan gugur di peperangan.Para mujahidin diperintahkan supaya
meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara
Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu
Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak
kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara
Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.
Hagia Sophia/Aya Sophia
Konstantinopel telah jatuh, penduduk kotaberbondong-bondong berkumpul di HagiaSophia/ Aya Sofia, dan Sultan MuhammadII memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik Yahudi maupun Kristen karena mereka (penduduk) termasuk non muslim dzimmy (kafir yang harus dilindungi karena membayar jizyah/pajak), muahad (yang terikat perjanjian), dan musta’man (yang dilindungi seperti pedagang antar negara) bukan non muslim harbi (kafir yang harus diperangi). Konstantinopel diubah namanya menjadi Islambul (Islam Keseluruhannya).
Konstantinopel telah jatuh, penduduk kotaberbondong-bondong berkumpul di HagiaSophia/ Aya Sofia, dan Sultan MuhammadII memberi perlindungan kepada semua penduduk, siapapun, baik Yahudi maupun Kristen karena mereka (penduduk) termasuk non muslim dzimmy (kafir yang harus dilindungi karena membayar jizyah/pajak), muahad (yang terikat perjanjian), dan musta’man (yang dilindungi seperti pedagang antar negara) bukan non muslim harbi (kafir yang harus diperangi). Konstantinopel diubah namanya menjadi Islambul (Islam Keseluruhannya).
Hagia Sophia pun akhirnya dijadikan masjid dan
gereja-gereja lain tetap sebagaimana fungsinya bagi penganutnyaMenyambut
KemenanganToleransi tetap ditegakkan, siapa pun boleh tinggal dan
mencari nafkah di kota tersebut. Sultan kemudian membangun kembali kota,
membangun sekolah gratis, siapapun boleh belajar, tak ada
perbedaanterhadap agama, membangun pasar, membangun perumahan, membangun
rumah sakit, bahkan rumah diberikan gratis bagi pendatang di kota itu
dan mencari nafkah di sana. Hingga akhirnya kota tersebut diubah menjadi
Istanbul, dan pencarian makam Abu Ayyub dilakukan hingga ditemukan dan
dilestarikan. Dan kini Hagia Sophia sudah berubah menjadi museum.
Catatan:
Penaklukan Konstatinopel oleh Sultan Muhammad Al-Fatih ini
bukanlah Penaklukan yang dimaksukan Hadist Rasulullah, sebab di Akhir
Zaman kelak umat muslim akan berdamai & membuat kesepakatan dengan
Kristen Ortodoks Russia (Byzantium) dalam penaklukan Konstatinopel untuk kedua kalinya.
“Kalian akan perangi jazirah Arab
sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian (kalian perangi)
Persia sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi
Ruum sehingga Allah menangkan kalian atasnya. Kemudian kalian perangi
Dajjal sehingga Allah menangkan kalian atasnya.” (HR Muslim).