Rasulullah SAW yang bersabda:
“Akan terjadi perselisihan setelah
wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari penduduk
Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah kepada lelaki ini
beberapa orang dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai’at Imam Mahdi
secara paksa, maka ia dibai’at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim (di
depan Ka’bah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari penduduk Syam,
maka mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di
antara Mekkah dan Madinah.”
(Shahih Hadist - Abu Dawud no 3737)
Syiah sudah berbeda akidah dengan agama Islam. Kita tidak bisa
menyebut mereka sebagai salah satu aliran dalam Islam. Dan itu baru satu
kasus. Allah jelas sekali menjaga akidah dan perkataan Al Mahdi yang
selaras dengan akidah Islam. Bukan Al Mahdi yang masih mengganggap orang
yang menghina Sahabat Nabi dan menganggap Al Qur’an itu palsu sebagai
bagian dari Islam.
Rasulullah SAW yang bersabda:
“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan memenuhi bumi dgn keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.”
“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan memenuhi bumi dgn keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.”
(Shahih Hadist- Ahmad no 10898).
Sejak Maret 2011 yang lalu hingga saat ini, negeri Syam atau khususnya Suriah
sedang mengalami konflik & perang saudara. Siapapun yang melihat
tragedi disana danyang menimpa kaum muslimin sunni di sana pasti akan
mengelus dada dan takkuasa untuk menahan air matanya.
Mereka
dibantai, dan yang membantai dari kalangan mereka sendiri. Kaum sunni
yang tadinya merupakan mayoritas penduduk negeri itu di siksa dan
dianiaya disebabkan karena aqidah yang pertama sebelum karena sebab
politik. Kaum Syi’ah yang merupakan minoritas penduduk negeri itu
mendapat dukungan dari Iran (yang notabenenya adalah negara syi’ah
terbesar).
Padahal Ahlus sunnah di Suriah mereka berjumlah 86 % dari penduduk,
sementarayang lain 6% dari kaum Nasrani dll. Telah tercatat bahwa pada
tahun 1982 di Suriah juga terjadi pembantaian sebanyak 45.000 orang di
masa pemerintahan ayahanda presiden mereka sekarang Hafidh Al-Asad.
Tadinya penduduk Suriah berharap anaknya akan menjadi pemimpin yang
bijak dan arif tidak sebagaimana ayahnya, namun sebagaimana pepatah kita
mengatakan ”Buah tidak jauh dari pohonnya” sementara pepatah Arab
mengatakan:ma fil aabaa’ fil abnaa’“Apa yang dimiliki orang tua berupa
watak, akan menurun pada anaknya”.
Bassyar sebagai presiden sekarang
ini tidak hanya menelan korban jiwa yang selama ini terjadi untuk
mempertahankan kekuasaannya, namun bangunan-bangunan juga menjadi hancur
bahkan masjid-masjid pun tak terhindarkan menjadi sasaran mereka.
Mushhaf Al-Qur’an yang suci pun mereka nodai dengan merobek atau
mengotorinya serta mencampakkannya ditempat sampah atau tempat najis
lainnya.
Islam dan kaum muslimin.Hasbunallah wa ni’mal wakiil.. Semoga
Allah menolong dan memenangkan saudara-saudara kita, para mujahidin
yang sedang berjuang melawan kesewenang-wenangan dan
kezaliman.”
“Janganlah kamu
mengira orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka
itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.”
(QS. Ali Imran: 169).