Setiap memperingati hari proklamasi Indonesia atau saat kita belajar Sejarah di sekolah SD, SMP, SMA, bahkan hingga Perguruan Tinggi, kita diajarkan bahwa Indonesia itu dijajah oleh Belanda selama 350 tahun (3,5 abad). Apakah benar Indonesia dijajah selama 350 tahun?
Klaim yang menyatakan bahwa Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun sudah terdengar. Sejak abad ke 17, zaman ketika berbagai kerajaan di Kepulauan Nusantara diperintah oleh raja-raja besar dan berkuasa.
Oleh ulah Orde Baru yang menghapus sejarah, mereduksinya hanya sebagai angka tahun dan peristiwa belaka.
Belanda datang pertama kali di Indonesia untuk berdagang rempah tahun 1596. Bukanya menjajah, Belanda pada saat itu sama seperti pedagang-pedagang dari negara lain (Arab, India, Cina, Spanyol & Portugal). VOC mengedepankan cara damai untuk menjaga kepentingan monopoli rempah-rempahnya. Seperti menjalin hubungan dagang dan membuat kesepakatan dengan Kerajaan di Indonesia. Salah satunya adalah kesepakatan dengan Kerajaan Banten dan justru mempersembahkan upeti kepada Sultan Banten. Tahun 1613-1645.
Pada pertengahan abad ke-18 VOC mengalami kemunduran. dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan hutang 136,7 juta gulden dan kekayaan yang ditinggalkan berupa kantor dagang, gudang, benteng, kapal serta daerah kekuasaan di Indonesia. Penyebab bubarnya VOC diantara lain:
✓Banyak pegawai VOC yang curang dan korupsi.
✓Banyaknya gaji yang harus dibayar karena kekuasaan yang luas membutuhkan pegawai yang banyak.
✓Pembayaran Devident (keuntungan) bagi pemegang saham turut memberatkan setelah pemasukan VOC semakin mengalami kekurangan.
✓Bertambahnya saingan dagang di Asia terutama Inggris dan Perancis.
Dengan dibubarkannya VOC, Indonesia diwariskan kepada pemerintah di Negeri Belanda. Bangkrutnya VOC tak mengurangi eksploitasi, bahkan kolonialisasi pelan-pelan menjadi makin kuat. Secara politis (de jure), sejak 1 Januari 1800, Indonesia berada di bawah kekuasaan pemerintah kolonial Hindia-Belanda dibawah pimpinan Gubernur Jendral Daendels.
Setelah masa Daendels berakhir maka digantikan oleh jendral Janssens hingga akhirnya pemerintahan indonesia jatuh ke tangan Van Den Bosch yang menerapkan sistem tanam paksa dan menyebabkan kemiskinan, kelaparan dan kesengsaraan bangsa Indonesia semakin bertambah.
Belanda sangat diuntungkan dengan sistem tanam paksa karena mendapat kekayaan yang dapat digunakan untuk mengisi kas Belanda. Disaat sistem tanam paksa (RODI) diberhentikan munculah sistem pintu terbuka yang memperbolehkan pihak lain untuk menanamkan modal. Tidak jauh berbeda dalam memberikan dampak sengsara kepada bangsa indonesia, hal ini memicu perlawanan Rakyat Indonesia dari berbagai penjuru daerah seperti perang Bali, perang Diponegoro, perang Paderi, perang Aceh, perang Banjar, Gerakan Protes Petani, dan lain sebagainya.
Berakhirnya Masa Penjajahan Hindia Belanda di Indonesia
Berakhirnya pemerintahan belanda ditandai dengan penyerangan tentara jepang di Indonesia. Pada tanggal 27 Februari 1942 tentara Jepang berhasil mengalahkan armada gabungan dari Negara Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia. Di bawah pimpinan Letnan Jenderal Hitoshi Imamura tentara Jepang mulai menguasai Pulau Jawa.
Disanalah belanda dikalahkan oleh tentara jepang dan pada akhirnya setelah Belanda mengalami kekalahan terus menerus dari pihak Jepang.
Indonesia menyambut kedatangan bala tentara Jepang dengan perasaan senang dan gembira karena berpikir Jepang telah membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan kolonial Belanda. Padahal sebenarnya Jepang berlaku demikian demi kepentingan pemerintahannya yang pada saat itu sedang menghadapi perang.
Akhirnya 9 Maret 1942 Belanda menyerah dari Jepang. Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat di Kalijati, Bandung. Sejak saat itu Jepang berhasil menduduki Hindia-Belanda dengan tujuan untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung pendanaan operasi perang Jepang si berbagai Negara.
Pada awal pergerakannya, pemerintah militer Jepang bersikap baik terhadap bangsa Indonesia dengan mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia.
Propaganda-propaganda untuk merebut hati rakyat Indonesia terus dilakukan. Jepang pun terlihat seolah-olah memihak pada kepentingan bangsa Indonesia dengan menerapkan beberapa kebijakan, diantara lain:
✓Mendera merah putih diizinkan berkibar.
✓Lagu Indonesia Raya diizinkan untuk dinyanyikan.
✓Bahasa Indonesia diizinkan digunakan sebagai bahasa resmi.
Para pemuda Indonesia ditangkap, dijadikan Romusha (kerja paksa) sampai mereka menderita kelaparan dan berbagai penyakit, dan mati mengenaskan. Para petani diawasi secara ketat dan hasil-hasil pertanian harus diserahkan kepada pemerintah Balatentara Jepang.
✓Mendirikan berbagai organisasi, seperti: Organisasi Putera (Pusat Tenaga Rakyat), Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) atau Majelis Syura Muslimin Indonesia (Masyumi), dan Organisasi Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
Tetapi akhirnya sikap baik itu berubah, Jepang secara perlahan-lahan mulai menjajah rakyat Indonesia. Pola penjajahan Jepang di Indonesia sangat beragam, tergantung di mana penduduk itu tinggal dan bagaimana status sosial orang tersebut. Jika tinggal di daerah yang berkepentingan dalam perang, akan mendapat siksaan, yang wanita akan dijadikan budak seks, penahanan liar atau sembarangan, memberikan hukuman mati, hingga kejahatan perang lainnya.
Jepang Menyerah Kepada Sekutu
Amerika Serikat melancarkan serangan kepada Jepang dengan menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima, Jepang pada 6 Agustus 1945. Beberapa hari kemudian, pada 9 Agustus 1945 Amerika Serikat melakukan pengeboman lanjutan di kota Nagasaki. Akhirnya pada 14 Agustus 1945, Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu.
Kemerdekaan Indonesia
Mari kita teliti dari tahunnya. Indonesia merdeka pada tahun 1945. Belanda mulai datang ke Indonesia pada tahun 1596. 1945 - 1596 = 349 tahun .
Setelah mendengar kabar menyerahnya Jepang, situasi memungkinkan untuk membacakan teks proklamasi, maka pada 16 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan anggota PPKI lainnya malam itu juga rapat dan menyiapkan teks Proklamasi. Rapat tersebut di rumah Laksamana Maeda, Soekarno bersama tokoh perjuangan lain menulis naskah proklamasi. Tulisan itu lalu diketik oleh Sayuti Melik.
Tepat pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 M atau 17 Ramadan 1365 H, pukul 10.00 pagi, 17 Agustus 1945. Bertempat di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No.56, Jakarta, Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan.
Pembacaan naskah proklamasi berlanjut pengibaran Sang Saka Merah Putih hasil jahitan Fatmawati, menandakan Indonesia merdeka. Kemerdekaan Indonesia yang dibaca oleh Soekarno-Hatta yang kemudian menjadi Presiden Dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama.
Kesimpulan:
Mitos yang terlanjur berkembang tentang “Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun” mengandung banyak ketidakbenaran dan salah persepsi.
Belanda angkat kaki dari Indonesia pada tahun 1942. Pada masa itu negara ini mulai dijajah Jepang. Sehingga masa penjajahan Belanda juga berkurang. Berarti 1942 1596 = 346 tahun .
Referensi:
Buku: Bukan 350 Tahun Dijajah (cetakan tahun 2012)
Penulis: G.J. Resink
Buku: Sejarah Nasional Indonesia & Umum untuk SMU Kelas 2. (cetakan tahun 1994 edisi kedua)
Pengarang: Wayan Badrika
Penulis: Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia
Buku: Sejarah Nasional Indonesia IV Kemunculan Penjajahan di Indonesia (cetakan tahun 2005)
Buku: Nihon Senryoka no Jawa Noson no hen’yo (cetakan tahun 1992)
Buku: Hindia Belanda 1930
Penulis: Dr. J. Stroomberg
Penulis: Aiko Kurasawa Ph.D.
Buku: Politik Jepang di Jawa: Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945
Buku: Sandiwara dan Perang, Propaganda di Panggung Sandiwara modern Zaman Jepang
Penulis: Fandy Utari
Penulis: Aiko Kurasawa
Oleh: Zainal C. Airlangga (Sekjen HIMMPAS Universitas Indonesia 2015-2016)
Artikel: Majalah Historia, berjudul Mitos 350 Tahun Penjahan
Oleh: Jos Wibisono
Artikel: Membongkar Mitos 350 Tahun Indonesia Dijajah Belanda