Dari desa Kagata menuju Apowo, Nabire, Papua, jarak dua desa ini hanya 2,4 kilometer. Posisi geografis kedua desa tersebut berhadapan secara langsung, tetapi dipisahkan oleh bukit, hutan yang lebat, lembah yang curam dan tebing terjal. Sehingga sangat sulit untuk ditempuh dengan jalur darat, bahkan bagi penduduk setempat.
Landasan di kedua desa amat pendek yaitu 350 meter di Kegata dan 400 meter di Apowo, dengan permukaan rumput dan jurang di sisi lain. Adalah maskapai Pilatus Porter yang melayani rute dari Desa Kegata ke Apowo. Hal tersebut tertulis di situs Airlineratings.com
Matt Dearden, pilot maskapai Pilatus Porter di blog pribadinya menceritakan sekaligus mendokumentasikan pengalamanya tentang rute penerbangan di Papua itu. Matt mengupload video penerbangannya dengan kamera GoPro HD and Canon S110. Dia memperlihatkan, bagaimana bentangan alam di sana dan suasana di dalam pesawat yang hanya bisa menampung sekitar 6 orang saja.
Matt sudah berada di Papua sejak tahun 2012. Selain menjadi pilot, dia juga suka menulis di berbagai situs internasional seperti Flyer Magazine dan The Huffington Post mengenai dunia penerbangan. Matt sendiri mengakui kalau penerbangan dari Kegata ke Apowo dihiasi pemandangan indah. Walau, landasan pacunya hanya berupa tanah dan sangat licin jika sudah terkena hujan.
Namun patut diketahui, hingga saat ini, rekor penerbangan terpendek di dunia masih dipegang oleh maskapai Longanair yang terbang dari Westray ke Papa Westray di Provinsi Orkney, Skotlandia. Jarak antara kedua wilayah tersebut 1.7 mil (2.7 km) dengan waktu tempuh 47 detik.
Landasan di kedua desa amat pendek yaitu 350 meter di Kegata dan 400 meter di Apowo, dengan permukaan rumput dan jurang di sisi lain. Adalah maskapai Pilatus Porter yang melayani rute dari Desa Kegata ke Apowo. Hal tersebut tertulis di situs Airlineratings.com
Matt Dearden, pilot maskapai Pilatus Porter di blog pribadinya menceritakan sekaligus mendokumentasikan pengalamanya tentang rute penerbangan di Papua itu. Matt mengupload video penerbangannya dengan kamera GoPro HD and Canon S110. Dia memperlihatkan, bagaimana bentangan alam di sana dan suasana di dalam pesawat yang hanya bisa menampung sekitar 6 orang saja.
Matt sudah berada di Papua sejak tahun 2012. Selain menjadi pilot, dia juga suka menulis di berbagai situs internasional seperti Flyer Magazine dan The Huffington Post mengenai dunia penerbangan. Matt sendiri mengakui kalau penerbangan dari Kegata ke Apowo dihiasi pemandangan indah. Walau, landasan pacunya hanya berupa tanah dan sangat licin jika sudah terkena hujan.
Matt Dearden |