Berbagai pihak asing, apakah itu perusahaan, badan atau organisasi, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) terus mengkampanyekan gerakan LGBT.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) bahkan membentuk badan khusus bernama UNFE (United Nations Free & Equality) untuk mempromosikan LGBT. Bisa cek situs resmi mereka: www.unfe.org
Kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) tersebut buakanlah sebuah sesuatu yang baru. Berpuluh-puluh tahun sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) sudah menyatakan LGBT bukanlah gangguan kejiwaaan tahun 1973.
Pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) tahun 1973 tersebut didapat bukan dari riset atau observasi, melainkan dari hasil voting mengenai homoseksual dan hasilnya dimuat pada Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) edisi kelima. Di buku ini, LGBT dihilangkan dalam DSM. Celakanya, buku ini justru dijadikan rujukan para psikolog dunia dan dalih para pihak yang pro LGBT.
United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan Pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) adalah lembaga pemberi bantuan untuk negara berkembang, dengan menyediakan ahli dan penasehat, pelatihan, dan perlengkapan) menggelontorkan uang sebesar USD 8 juta (sekitar Rp 107 M) untuk mempromosikan LGBT di Indonesia, China, Thailand dan Filipina.
Sejumlah negara Uni Eropa juga tercatat mendanai program jangka pendek, terutama dalam kaitan dengan hak asasi manusia LGBT. Pendanaan yang paling luas dan sistematis telah disediakan oleh Hivos, sebuah organisasi Belanda. Dimulai tahun 2003, pendanaan ini kadang-kadang bersumber dari pemerintah negeri Belanda.
Kemudian, Ford Foundation bergabung dengan Hivos dalam menyediakan sumber pendanaan bagi organisasi-organisasi LGBT. Kedua badan penyandang dana itu mengarahkan penggunaan dananya pada advokasi LGBT dan hak asasi manusia daripada penanggulangan HIV sebagaimana fokus tradisional badan pemberi dana lainnya.
Tahun 2017, setidaknya lebih dari 200 perusahaan besar dunia yang mendukung LGBT. Komitmen ini tidak hanya terbatas pada ucapan belaka, tapi juga tindakan-tindakan seperti memberikan sumbangan materi hingga perlindungan langsung.
Berikut media dan perusahaan besar dunia yang mendukung LGBT Beberapa di antara perusahaan besar yang mungkin sudah tak asing lagi bagi anda:
Foto: Demonstrasi warga Turki yang pro LGBT |
Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) bahkan membentuk badan khusus bernama UNFE (United Nations Free & Equality) untuk mempromosikan LGBT. Bisa cek situs resmi mereka: www.unfe.org
Laman UNFE mendukung LGBT |
Pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) tahun 1973 tersebut didapat bukan dari riset atau observasi, melainkan dari hasil voting mengenai homoseksual dan hasilnya dimuat pada Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) edisi kelima. Di buku ini, LGBT dihilangkan dalam DSM. Celakanya, buku ini justru dijadikan rujukan para psikolog dunia dan dalih para pihak yang pro LGBT.
United Nations Development Programme (UNDP) atau Badan Program Pembangunan Pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) adalah lembaga pemberi bantuan untuk negara berkembang, dengan menyediakan ahli dan penasehat, pelatihan, dan perlengkapan) menggelontorkan uang sebesar USD 8 juta (sekitar Rp 107 M) untuk mempromosikan LGBT di Indonesia, China, Thailand dan Filipina.
Sejumlah negara Uni Eropa juga tercatat mendanai program jangka pendek, terutama dalam kaitan dengan hak asasi manusia LGBT. Pendanaan yang paling luas dan sistematis telah disediakan oleh Hivos, sebuah organisasi Belanda. Dimulai tahun 2003, pendanaan ini kadang-kadang bersumber dari pemerintah negeri Belanda.
Kemudian, Ford Foundation bergabung dengan Hivos dalam menyediakan sumber pendanaan bagi organisasi-organisasi LGBT. Kedua badan penyandang dana itu mengarahkan penggunaan dananya pada advokasi LGBT dan hak asasi manusia daripada penanggulangan HIV sebagaimana fokus tradisional badan pemberi dana lainnya.
Tahun 2017, setidaknya lebih dari 200 perusahaan besar dunia yang mendukung LGBT. Komitmen ini tidak hanya terbatas pada ucapan belaka, tapi juga tindakan-tindakan seperti memberikan sumbangan materi hingga perlindungan langsung.
Berikut media dan perusahaan besar dunia yang mendukung LGBT Beberapa di antara perusahaan besar yang mungkin sudah tak asing lagi bagi anda:
Google inc, Microsoft Corp, Apple inc, Dell, Yahoo inc, Facebook, Twitter, Instagram, LINE, Ebay inc, Walt Disney, Motorola, Chevron oil, Ford, Nissan, Unilever, Visa, MasterCard, Adidas, NIKE, Coca-Cola, Pepsi, Starbucks
dan masih banyak lagi.
Media dan Perusahaan Pendukung LGBT |
Google inc, perusahaan raksasa bidang teknologi, sistem operasi dan bidang internet (khususnya mesin pencari) merilis dukungannya terhadap LGBT dengan kotak pencarian yang berwarna pelangi. Selain itu, ketika pengguna mencari kata “Gay” dengan sendirinya pencarian tersebut ditempatkan di kotak khusus berwarna pelangi.
Microsoft memiliki perkumpulan karyawan yang tergabung dalam GLEAM (Gay dan Lesbian Karyawan Microsoft), yang telah diakui perusahaan sejak 1993.
Ceo Facebook, Mark Zuckerberg secara terbuka melalui akun pribadinya menyatakan dukungan terhadap komunitas LGBT di seluruh dunia. Tidak hanya itu, beberapa kali Mark Zuckerberg menegaskan bahwa Facebook tidak akan menolerir kebencian terhadap orientasi seks seseorang.
Facebook meluncurkan hashtag #PrideConnectsUs untuk membantu pengguna Facebook yang LGBT menunjukkan kebanggaan mereka, tak ketinggalan Mark Zuckerberg juga tak ketinggalan menggunakan dan mengkampanyekan hashtag tersebut.
Tak hanya Facebook, Jack Dorsey, CEO Twitter juga ikut serta memberikan komitmen dukungan terhadap kelompok LGBT. Twitter juga memiliki peraturan yang menyebutkan perlindungan terhadap orang dengan orientasi seks dan melarang penyebaran kebencian terhadap LGBT,
Aplikasi perpesanan instan, LINE memberikan dukungannya dengan fitur emoji dan stiker yang mengarah pada LGBT. Emoji dan sticker tersebut bergambar dua orang sesama jenis yang sedang bermesraan.
Dua perusahaan Apparel (perlengkapan olah raga) Adidas dan NIKE bahkan secara terbuka mendukung komunitas LGBT. Sebenarnya NIKE telah lama mendukung pengakuan terhadap sesama jenis pernikahan, kemitraan domestik dan tempat kerja tanpa diskriminasi, dan kami senang Mahkamah Agung telah memutuskan mendukung kesetaraan hak perkawinan sesama jenis.
NIKE mendukung dan menandatangani koalisi bisnis singkat amicus, menentang Defense of Marriage Act karena kita adalah perusahaan yang berkomitmen untuk keragaman dan inklusi, dan kami percaya semua karyawan harus diperlakukan sama. Sedangkan Adidas pernah mendapat ancaman boikot karena menghadirkan iklan yang mendukung pasangan lesbian yang hendak berolahraga.
Perusahaan kedai kopi dunia, Starbucks menjadi perusahaan selanjutnya yang mendukung gerakan LGBT. Melalui pemimpin dan CEO-nya, Howard Schultz, Starbucks menegaskan berusaha berpikiran terbuka, inklusif, dan berpikiran maju mendukung komunitas LGBT dan kesetaraan pernikahan sesama jenis, menyikapi dukungan Mahkamah Agung Amerika Serikat yang akhirnya melegalkan pernikahan sesama jenis.
LGBT atau bisa disebut juga dengan GLBT, apa itu LGBT atau GLBT? LGBT atau GLBT adalah akronim dari " Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender." istilah ini digunakan semenjak tahun 1990-an.
Pada tahun 1960-an kaum LGBT atau GLBT (hampir seluruh Eropa) teeutama di Amerika Serikat secara tegas menuntut kesamaan hak dengan warga negara lainnya tanpa membedakan orientasi seksualnya.
Di Amsterdam, pada tanggal 4 Mei 1970 Aksi Kelompok gay Muda Amsterdam atau Amsterdamse Jongeren Aktiegroep Homoseksualiteit melakukan aksi peringatan nasional untuk para korban meninggal akibat kekerasan yang dialami korban homoseksual.
Pada bulan Mei 1979, dicetuskan dari ide anggota Center for Culture and Recreation sebuah organisasi lesbian yang didirikan pertama kali di Amsterdam tahun 1946 untuk mendirikan sebuah monument peringatan bagi kaum homoseksual yang bekerja sama dengan kelompok gay dari Partai Sosialist Pasifist (The Gay Group of The Pasifist Socialist Party).
Ide ini mendapat dukungan dari kelompok gay dan lesbian, baik dari individu maupun kelompok yang terdiri dari 7152 group lesbian dan gay juga dukungan dan antusiasme dari dunia internasional.
LGBT di Indonesia setidaknya sudah ada sejak era 1960-an. Ada yang menyebut dekade 1920-an. Namun, pendapat paling banyak menyebut fenomena LGBT ini sudah mulai ada sekitar dekade 60-an. Lalu, ia berkembang pada dekade 80-an, 90-an, dan meledak pada era milenium 2.000 hingga sekarang.
Baca juga: Sejarah LGBT di Indonesia
Jadi, secara kronologis, perkembangan LGBT ini sesungguhnya telah dimulai sejak era 1960-an. Kalau dulu terkenal Sentul dan Kantil, kini sebutannya adalah Buci dan Femme.
Pada 1993, dihelat Kongres Lesbi dan Gay disingkat KLG 1, di Jogja. Dua tahun berikutnya, digelar kongres serupa. Pada 1995, KLG II diadakan di Bandung. KLG III di Bali (1997). Organisasi LGBT mulai menyeruak ke sejumlah daerah, di antaranya Surabaya, Medan, dan Ambon.
Pada 1998, ketika sudah memasuki era reformasi, LGBT mendapatkan momentumnya. Momentum sama, awal gerbang pertama karut-marut republik ini dengan buntut diamendemennya UUD 1945. Organisasi-organisasi LGBT semakin menggurita. Mari simak laporan Dialog Nasional LGBT.
Kongres Perempuan Indonesia pada bulan Desember 1998 secara resmi mengikutsertakan perwakilan dari kaum lesbian, wanita biseksual, dan pria transgender (LBT). Dalam kongres tersebut, Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi (KPI) menegaskan mereka secara resmi termasuk Sektor XV, yang terdiri dari orang-orang LBT.
Pada 2001 dan 2004 diadakan konsultasi nasional dan pada awal 2007 berdiri Jaringan Gay, Waria dan Laki-Laki yang Berhubungan Seks dengan Laki-Laki Lain (GWL-INA) dengan dukungan dari mitra kerja, baik nasional, bilateral, maupun internasional.
Setelah Konferensi International Lesbian, Gay, Bisexual, Trans and Intersex Association (ILGA) tingkat Asia yang ke-3 di Chiang Mai, Thailand, yang diselenggarakan pada Januari 2008, enam organisasi LGBT yang berkantor pusat di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta bergabung untuk memperkuat gerakan mereka. Langkah ini menjadi awal Forum LGBTIQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Intersex & Queer) Indonesia.
Dialog Nasional dihadiri 71 peserta dari 49 lembaga, termasuk wakil-wakil organisasi LGBT dari 15 di antara 34 provinsi di Indonesia. Dialog Komunitas LGBT Nasional Indonesia digelar pada 13-14 Juni 2013 di Nusa Dua, Bali, sebagai kegiatan utama komponen Indonesia dalam rangka prakarsa ‘Hidup Sebagai LGBT di Asia.
Pendekatan yang berbasis hak asasi manusia menjadi semakin nyata dalam karya banyak organisasi LGBT, baik yang sudah lama maupun yang baru muncul. Namun, rakyat Indonesia yang dikenal religius dan punya integritas tidak mentolerir hal tersebut. Buku yang selama ini digunakan kalangan pro LGBT di Indonesia adalah buku saku yang tidak menjelaskan secara lengkap mendiagnosis mengenai LGBT.
Indonesia memiliki sendiri buku pedoman kesehatan jiwa. Buku tersebut adalah Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ). Buku ini adalah buku pedoman diagnosis gangguan jiwa yang dipakai di Indonesia, diterbitkan oleh Kemenkes tahun 1993.
Dalam buku Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ), halaman 288, 280 dan 279 dengan jelas dan eksplisit menyatakan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transeksual (LGBT) terdiagnosis sebagai penyakit atau gangguan jiwa yang dapat (menular).
Penularannya yang dimaksud bukan melalui virus, bakteri atau kuman, bukan. Tapi yang disebut dengan teori perilaku, yaitu teori penularan dari konsep pembiasaan. Hal itu mengikuti satu pola, akan menjadi satu karakter, jadi kepribadian, jadi pembentuk kebiasaan, dan sebagainya, akhirnya menjadi penyakit. Menularnya dari konteks perubahan perilaku dan pembiasaan, misalnya akibat kerap terpapar konten pornografi. Bisa juga karena Trauma, pernah menjadi korban pelecehan seksual dimasa lalu.
LGBT Bisa Disembuhkan
Penyimpangan orientasi seksual kaum Lesbian Gay Biseksual dan Transeksual atau LGBT sesungguhnya bisa disembuhkan melalui upaya keras dan kemauan berubah dari pelakunya sendiri.
Berdasarkan etiologi atau faktor pencetusnya, tentu dengan upaya yang keras dan kemauan berubah dari seseorang yang mengalami disorentasi seksual dapat disembuhkan. Proses penyembuhannya tentu atas bantuan banyak fihak, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga operasi ganti kelamin. Demikian pula boleh dilakukan dengan terapi hormonal, psikoterapi jika pencetusnya adalah faktor psikologi.
Penyimpanan orientasi seksual (termasuk homoseksual dan biseksual) merupakan hasil dari kombinasi lingkungan, emosional, hormonal, dan faktor biologis.
Dengan kata lain, ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap orientasi seksual seseorang, dan faktor-faktor tersebut kemungkinan berbeda antara seseorang dengan penderita lainnya. Atas kombinasi faktor-faktor tersebut, seseorang bisa mengalami disorientasi seksual atau kelainan orientasi.
Agama Islam, Kristen & Yahudi jelas melarang penyimpangan seksual. Kalau ada yang mengatakan Tuhan yang membuat (menciptakan) orang menjadi LGBT, maka tidak mungkin Tuhan menciptakan azab atau hukuman untuk manusia yang melakukan praktek itu. Apologi (alasan) tersebut merupakan sebuah dalih tidak berdasar. Setan pun juga diciptaan Tuhan.
Yang mengkhawatirkan adalah, justru tidak sedikit tokoh, selebritis, bahkan pemuka agama (oknum) justru mentolerir penyimpangan tersebut, dengan dalih hak asasi, kemanusiaan, emansipasi, kesetaraan, ini, itu, bla bla bla bla .........
Agama Islam, Kristen & Yahudi tentu mengatahui penyimpangan kaum nabi Luth (Lot) di Soddom dan Gomora. Mereka melakukan hubungan sejenis (homoseksual dan lesbian) yang tidak pernah dilakukan kaum manapun sebelumnya. Mereka mendapat azab dari Tuhan, penduduk Soddom dan Gomora yang melakukan perbuatan tak bermoral tersebut dihujani batu keras berapi dari langit, bagaikan sebuah meteor.
Peristiwa yang serupa dengan Soddom dan Gomora juga tercatat dalam sejarah, yaitu hancurnya kota Pompeii, sebuah kota Romawi kuno di Italia, akibat Erupsi Gunung Vesuvius, yang berjarak beberapa kilometer dari kota Pompeii.
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 24 Agustus tahun 79 Masehi.
Kota pompeii tiba-tiba berubah menjadi gelap dan memakan korban jiwa sekitar 2 ribu orang. Dalam sekejap kota yang penuh dengan kemegahan ini lenyap dalam hitungan jam saja.
Masyarakat Pompeii memang terkenal dengan budaya seksual yang terlalu bebas. Bahkan, untuk memuaskan hasrat penduduknya, di kota tersebut nyaris seluruh rumah sudah menjadi rumah bordil (tempat pelacuran).
Tak hanya itu, patung-patung dewa yang terkenal dengan tindakan porno aksi tersebut banyak dipajang di tempat umum. Tak heran jika begitu banyak simbol-simbol erotis yang terpajang di mana pun. Bahkan, sebuah toko roti di Pompei pun tidak mau kalah untuk memajang gambar tidak senonoh tersebut.
Sejalan dengan banyaknya rumah-rumah pelacuran, maka jumlah para pekerja seks juga jauh lebih banyak. Mereka rata-rata menjual jasa dengan harga yang begitu murah. Biasanya mereka bekerja di rumah yang besar, lapang serta mencolok.
Sex bebas dan pornografi adalah santapan sehari-hari yang tak bisa ditampik oleh warga Pompeii, termasuk anak-anak. Mau tak mau, mereka yang berusia belia biasanya juga sudah melakukan seks seperti yang dilakukan kaum Pompei dewasa lainnya.
Meski disegala penjuru kota sudah banyak rumah bordil, nyatanya mereka menganggap jika hubungan seksual bukanlah hal yang perlu disembunyikan, bahkan boleh dipertontonkan di depan khalayak ramai. Mereka tak lagi memiliki rasa malu. Masyarakat setempat masa itu benar-benar tak ada bedanya dengan hewan.
Saat hewan hanya bercinta dengan lawan jenisnya, maka kaum Pompeii tak hanya ‘bermain’ dengan lawan jenis, namun juga sesamanya (homoseksual).
Hal itu terbukti dengan beberapa penemuan fosil-fosil yang terawetkan secara alami oleh lahar. Begitu banyak jasad yang masih utuh dan dalam posisi bercinta dengan sesama jenis.
Kesimpulan
Kita warga negara Indonesia, sekaligus sebagai umat beragama harus merapatkan barisan, sebab dengan dana yang melimpah ruah, Indonesia bakal terus menerus menjadi sasaran kampanye LGBT.
Kendati menolak LGBT, kita tidak boleh melakukan tindakan diskriminasi, semena-mena. Sebab perlakuan diskriminatif merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip penghormatan HAM.
UUD 1945 Khususnya di dalam pasal 25 G ayat (1) yang menjamin hak bagi setiap harga negara, yaitu,
Referensi:
"Disorientasi Seksual LGBT Bisa Disembuhkan Dengan Kemauan Pelakunya" - Laman ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia) Kamis, 19 Februari 2016.
Narasumber: Dr. Taruna Ikrar.
Ahli Spesialis Neurosains di Universitas California, Irvine, Amerika Serikat.
Di Balik Dukungan Korporasi Besar Terhadap LGBT - Tirto.id
Psikiater Sebut LGBT adalah Penyakit dan Bisa Menular - Bintang.com
Tadabbur Penyimpangan Seksual Kaum Nabi Luth - Hidayatullah.com
LGBT adalah Penyakit Mental dan Bisa Disembuhkan - Republika.co.id
Menelisik Perjalanan LGBT di Indonesia - Republika.co.id
LGBT "lesbian, gay, biseksual, dan transgender" - Wikipedia Bahasa Indonesia
5 Fakta Kota Pompeii, Kota Penuh Maksiat Yang Diazab Tuhan - wowasiknya.com
Menguak Potret Kebejatan Pompeii Hingga Tuhan Mengakhiri Peradaban Mereka - boombastis.com
Media, Lembaga dan Artis Pro-LGBT di Indonesia - myrepro.wordpress.com
Microsoft memiliki perkumpulan karyawan yang tergabung dalam GLEAM (Gay dan Lesbian Karyawan Microsoft), yang telah diakui perusahaan sejak 1993.
Ceo Facebook, Mark Zuckerberg secara terbuka melalui akun pribadinya menyatakan dukungan terhadap komunitas LGBT di seluruh dunia. Tidak hanya itu, beberapa kali Mark Zuckerberg menegaskan bahwa Facebook tidak akan menolerir kebencian terhadap orientasi seks seseorang.
Facebook meluncurkan hashtag #PrideConnectsUs untuk membantu pengguna Facebook yang LGBT menunjukkan kebanggaan mereka, tak ketinggalan Mark Zuckerberg juga tak ketinggalan menggunakan dan mengkampanyekan hashtag tersebut.
Tak hanya Facebook, Jack Dorsey, CEO Twitter juga ikut serta memberikan komitmen dukungan terhadap kelompok LGBT. Twitter juga memiliki peraturan yang menyebutkan perlindungan terhadap orang dengan orientasi seks dan melarang penyebaran kebencian terhadap LGBT,
Aplikasi perpesanan instan, LINE memberikan dukungannya dengan fitur emoji dan stiker yang mengarah pada LGBT. Emoji dan sticker tersebut bergambar dua orang sesama jenis yang sedang bermesraan.
Stiker LGBT LINE |
Dua perusahaan Apparel (perlengkapan olah raga) Adidas dan NIKE bahkan secara terbuka mendukung komunitas LGBT. Sebenarnya NIKE telah lama mendukung pengakuan terhadap sesama jenis pernikahan, kemitraan domestik dan tempat kerja tanpa diskriminasi, dan kami senang Mahkamah Agung telah memutuskan mendukung kesetaraan hak perkawinan sesama jenis.
NIKE mendukung dan menandatangani koalisi bisnis singkat amicus, menentang Defense of Marriage Act karena kita adalah perusahaan yang berkomitmen untuk keragaman dan inklusi, dan kami percaya semua karyawan harus diperlakukan sama. Sedangkan Adidas pernah mendapat ancaman boikot karena menghadirkan iklan yang mendukung pasangan lesbian yang hendak berolahraga.
Nike and Adidas Logo |
Perusahaan kedai kopi dunia, Starbucks menjadi perusahaan selanjutnya yang mendukung gerakan LGBT. Melalui pemimpin dan CEO-nya, Howard Schultz, Starbucks menegaskan berusaha berpikiran terbuka, inklusif, dan berpikiran maju mendukung komunitas LGBT dan kesetaraan pernikahan sesama jenis, menyikapi dukungan Mahkamah Agung Amerika Serikat yang akhirnya melegalkan pernikahan sesama jenis.
Starbucks Coffe |
Sejarah Singat Gerakan LGBT
Pada tahun 1960-an kaum LGBT atau GLBT (hampir seluruh Eropa) teeutama di Amerika Serikat secara tegas menuntut kesamaan hak dengan warga negara lainnya tanpa membedakan orientasi seksualnya.
Demonstrasi Warga Amerika Serikat yang pro LGBT |
Di Amsterdam, pada tanggal 4 Mei 1970 Aksi Kelompok gay Muda Amsterdam atau Amsterdamse Jongeren Aktiegroep Homoseksualiteit melakukan aksi peringatan nasional untuk para korban meninggal akibat kekerasan yang dialami korban homoseksual.
Demonstrasi kelompok Amsterdamse Jongeren Aktiegroep Homoseksualiteit |
Pada bulan Mei 1979, dicetuskan dari ide anggota Center for Culture and Recreation sebuah organisasi lesbian yang didirikan pertama kali di Amsterdam tahun 1946 untuk mendirikan sebuah monument peringatan bagi kaum homoseksual yang bekerja sama dengan kelompok gay dari Partai Sosialist Pasifist (The Gay Group of The Pasifist Socialist Party).
Ide ini mendapat dukungan dari kelompok gay dan lesbian, baik dari individu maupun kelompok yang terdiri dari 7152 group lesbian dan gay juga dukungan dan antusiasme dari dunia internasional.
Gerakan dan Kampanye LGBT di Indonesia
Baca juga: Sejarah LGBT di Indonesia
Jadi, secara kronologis, perkembangan LGBT ini sesungguhnya telah dimulai sejak era 1960-an. Kalau dulu terkenal Sentul dan Kantil, kini sebutannya adalah Buci dan Femme.
Pada 1993, dihelat Kongres Lesbi dan Gay disingkat KLG 1, di Jogja. Dua tahun berikutnya, digelar kongres serupa. Pada 1995, KLG II diadakan di Bandung. KLG III di Bali (1997). Organisasi LGBT mulai menyeruak ke sejumlah daerah, di antaranya Surabaya, Medan, dan Ambon.
Pada 1998, ketika sudah memasuki era reformasi, LGBT mendapatkan momentumnya. Momentum sama, awal gerbang pertama karut-marut republik ini dengan buntut diamendemennya UUD 1945. Organisasi-organisasi LGBT semakin menggurita. Mari simak laporan Dialog Nasional LGBT.
Kongres Perempuan Indonesia pada bulan Desember 1998 secara resmi mengikutsertakan perwakilan dari kaum lesbian, wanita biseksual, dan pria transgender (LBT). Dalam kongres tersebut, Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan Demokrasi (KPI) menegaskan mereka secara resmi termasuk Sektor XV, yang terdiri dari orang-orang LBT.
Pada 2001 dan 2004 diadakan konsultasi nasional dan pada awal 2007 berdiri Jaringan Gay, Waria dan Laki-Laki yang Berhubungan Seks dengan Laki-Laki Lain (GWL-INA) dengan dukungan dari mitra kerja, baik nasional, bilateral, maupun internasional.
Setelah Konferensi International Lesbian, Gay, Bisexual, Trans and Intersex Association (ILGA) tingkat Asia yang ke-3 di Chiang Mai, Thailand, yang diselenggarakan pada Januari 2008, enam organisasi LGBT yang berkantor pusat di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta bergabung untuk memperkuat gerakan mereka. Langkah ini menjadi awal Forum LGBTIQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Intersex & Queer) Indonesia.
Dialog Nasional dihadiri 71 peserta dari 49 lembaga, termasuk wakil-wakil organisasi LGBT dari 15 di antara 34 provinsi di Indonesia. Dialog Komunitas LGBT Nasional Indonesia digelar pada 13-14 Juni 2013 di Nusa Dua, Bali, sebagai kegiatan utama komponen Indonesia dalam rangka prakarsa ‘Hidup Sebagai LGBT di Asia.
Pendekatan yang berbasis hak asasi manusia menjadi semakin nyata dalam karya banyak organisasi LGBT, baik yang sudah lama maupun yang baru muncul. Namun, rakyat Indonesia yang dikenal religius dan punya integritas tidak mentolerir hal tersebut. Buku yang selama ini digunakan kalangan pro LGBT di Indonesia adalah buku saku yang tidak menjelaskan secara lengkap mendiagnosis mengenai LGBT.
Indonesia memiliki sendiri buku pedoman kesehatan jiwa. Buku tersebut adalah Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ). Buku ini adalah buku pedoman diagnosis gangguan jiwa yang dipakai di Indonesia, diterbitkan oleh Kemenkes tahun 1993.
Dalam buku Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ), halaman 288, 280 dan 279 dengan jelas dan eksplisit menyatakan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transeksual (LGBT) terdiagnosis sebagai penyakit atau gangguan jiwa yang dapat (menular).
Penularannya yang dimaksud bukan melalui virus, bakteri atau kuman, bukan. Tapi yang disebut dengan teori perilaku, yaitu teori penularan dari konsep pembiasaan. Hal itu mengikuti satu pola, akan menjadi satu karakter, jadi kepribadian, jadi pembentuk kebiasaan, dan sebagainya, akhirnya menjadi penyakit. Menularnya dari konteks perubahan perilaku dan pembiasaan, misalnya akibat kerap terpapar konten pornografi. Bisa juga karena Trauma, pernah menjadi korban pelecehan seksual dimasa lalu.
LGBT Bisa Disembuhkan
Penyimpangan orientasi seksual kaum Lesbian Gay Biseksual dan Transeksual atau LGBT sesungguhnya bisa disembuhkan melalui upaya keras dan kemauan berubah dari pelakunya sendiri.
Berdasarkan etiologi atau faktor pencetusnya, tentu dengan upaya yang keras dan kemauan berubah dari seseorang yang mengalami disorentasi seksual dapat disembuhkan. Proses penyembuhannya tentu atas bantuan banyak fihak, mulai dari keluarga, masyarakat, hingga operasi ganti kelamin. Demikian pula boleh dilakukan dengan terapi hormonal, psikoterapi jika pencetusnya adalah faktor psikologi.
Penyimpanan orientasi seksual (termasuk homoseksual dan biseksual) merupakan hasil dari kombinasi lingkungan, emosional, hormonal, dan faktor biologis.
Dengan kata lain, ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap orientasi seksual seseorang, dan faktor-faktor tersebut kemungkinan berbeda antara seseorang dengan penderita lainnya. Atas kombinasi faktor-faktor tersebut, seseorang bisa mengalami disorientasi seksual atau kelainan orientasi.
Azab Kaum Soddom dan Gomora serta kehancuran kota Pompeii
Jasad Kaum Soddom dan Gomora |
Agama Islam, Kristen & Yahudi tentu mengatahui penyimpangan kaum nabi Luth (Lot) di Soddom dan Gomora. Mereka melakukan hubungan sejenis (homoseksual dan lesbian) yang tidak pernah dilakukan kaum manapun sebelumnya. Mereka mendapat azab dari Tuhan, penduduk Soddom dan Gomora yang melakukan perbuatan tak bermoral tersebut dihujani batu keras berapi dari langit, bagaikan sebuah meteor.
Penelitian Arkeolog di reruntuhan Soddom dan Gomora |
Peristiwa yang serupa dengan Soddom dan Gomora juga tercatat dalam sejarah, yaitu hancurnya kota Pompeii, sebuah kota Romawi kuno di Italia, akibat Erupsi Gunung Vesuvius, yang berjarak beberapa kilometer dari kota Pompeii.
Erupsi Gunung Vesuvius tahun 79 Masehi |
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 24 Agustus tahun 79 Masehi.
Kota Pompeii sebelum hancur akibat erupsi gunung Vesuvius |
Kota pompeii tiba-tiba berubah menjadi gelap dan memakan korban jiwa sekitar 2 ribu orang. Dalam sekejap kota yang penuh dengan kemegahan ini lenyap dalam hitungan jam saja.
Masyarakat Pompeii memang terkenal dengan budaya seksual yang terlalu bebas. Bahkan, untuk memuaskan hasrat penduduknya, di kota tersebut nyaris seluruh rumah sudah menjadi rumah bordil (tempat pelacuran).
Tak hanya itu, patung-patung dewa yang terkenal dengan tindakan porno aksi tersebut banyak dipajang di tempat umum. Tak heran jika begitu banyak simbol-simbol erotis yang terpajang di mana pun. Bahkan, sebuah toko roti di Pompei pun tidak mau kalah untuk memajang gambar tidak senonoh tersebut.
Sejalan dengan banyaknya rumah-rumah pelacuran, maka jumlah para pekerja seks juga jauh lebih banyak. Mereka rata-rata menjual jasa dengan harga yang begitu murah. Biasanya mereka bekerja di rumah yang besar, lapang serta mencolok.
Sex bebas dan pornografi adalah santapan sehari-hari yang tak bisa ditampik oleh warga Pompeii, termasuk anak-anak. Mau tak mau, mereka yang berusia belia biasanya juga sudah melakukan seks seperti yang dilakukan kaum Pompei dewasa lainnya.
Meski disegala penjuru kota sudah banyak rumah bordil, nyatanya mereka menganggap jika hubungan seksual bukanlah hal yang perlu disembunyikan, bahkan boleh dipertontonkan di depan khalayak ramai. Mereka tak lagi memiliki rasa malu. Masyarakat setempat masa itu benar-benar tak ada bedanya dengan hewan.
Saat hewan hanya bercinta dengan lawan jenisnya, maka kaum Pompeii tak hanya ‘bermain’ dengan lawan jenis, namun juga sesamanya (homoseksual).
Hal itu terbukti dengan beberapa penemuan fosil-fosil yang terawetkan secara alami oleh lahar. Begitu banyak jasad yang masih utuh dan dalam posisi bercinta dengan sesama jenis.
Kesimpulan
Kita warga negara Indonesia, sekaligus sebagai umat beragama harus merapatkan barisan, sebab dengan dana yang melimpah ruah, Indonesia bakal terus menerus menjadi sasaran kampanye LGBT.
Kendati menolak LGBT, kita tidak boleh melakukan tindakan diskriminasi, semena-mena. Sebab perlakuan diskriminatif merupakan pelanggaran berat terhadap prinsip penghormatan HAM.
UUD 1945 Khususnya di dalam pasal 25 G ayat (1) yang menjamin hak bagi setiap harga negara, yaitu,
'.... atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi'
Referensi:
"Disorientasi Seksual LGBT Bisa Disembuhkan Dengan Kemauan Pelakunya" - Laman ICMI (Ikatan Cendikiawan Muslim Se-Indonesia) Kamis, 19 Februari 2016.
Narasumber: Dr. Taruna Ikrar.
Ahli Spesialis Neurosains di Universitas California, Irvine, Amerika Serikat.
Di Balik Dukungan Korporasi Besar Terhadap LGBT - Tirto.id
Psikiater Sebut LGBT adalah Penyakit dan Bisa Menular - Bintang.com
Tadabbur Penyimpangan Seksual Kaum Nabi Luth - Hidayatullah.com
LGBT adalah Penyakit Mental dan Bisa Disembuhkan - Republika.co.id
Menelisik Perjalanan LGBT di Indonesia - Republika.co.id
LGBT "lesbian, gay, biseksual, dan transgender" - Wikipedia Bahasa Indonesia
5 Fakta Kota Pompeii, Kota Penuh Maksiat Yang Diazab Tuhan - wowasiknya.com
Menguak Potret Kebejatan Pompeii Hingga Tuhan Mengakhiri Peradaban Mereka - boombastis.com
Media, Lembaga dan Artis Pro-LGBT di Indonesia - myrepro.wordpress.com