Syekh Ahmed Hussein Deedat (lahir1 Juli 1918 – meninggal 8 Agustus 2005
pada umur 87 tahun) atau 'Ahmed Deedat'atau 'Ahmad Deedat'adalah seorang
cendikiawan Muslim dalam bidang perbandingan agama. Ia juga merupakan
seorang pengarang,dosen, dan juga orator. Ia dikenal sebagai salah satu
pembicara handal dalam debat public tentang masalah keagamaan. Pada1957,
Deedat bersama dua orang temannya, mendirikan Islamic Propagation
Centre International (IPCI) dan ia menjadi presiden hingga1996.
Deedat
wafat pada 2005 akibat stroke yang telah di deritanya sejak tahun 1996.
Ahmed Hussein Deedat lahir di daerah Surat, India, pada tahun 1918. Ia
tidak dapat hidup bersama ayahnya sampai tahun1926. Ayahnya adalah
seorang penjahit yang karena profesinya hijrah berimigrasi ke Afrika
Selatan tidak lama setelah kelahiran Ahmed Deedat.
Tanpa pendidikan formal dan untuk mencari kehidupan yang lebih baik,
Ahmed Deedat pergi ke Afrika Selatan untuk dapat hidup bersama ayahnya
pada tahun 1927.
Perpisahan Deedat dengan ibunya pada tahun kepergiannya ke Afrika Selatan menyusul ayahnya tersebut adalah saat terakhir ia bertemu ibunya dalam keadaan hidup, karena ibunya meninggal beberapa bulan kemudian.Di negeri yang asing, seorang Deedat yang baru berusia 9 tahun tanpa berbekal pendidikan formal dan penguasaanbahasa Inggris mulai menyiapkan dirinya untuk dapat beradaptasi dan bersaing dengan kehidupan baru di koloni Inggris tersebut.
Perpisahan Deedat dengan ibunya pada tahun kepergiannya ke Afrika Selatan menyusul ayahnya tersebut adalah saat terakhir ia bertemu ibunya dalam keadaan hidup, karena ibunya meninggal beberapa bulan kemudian.Di negeri yang asing, seorang Deedat yang baru berusia 9 tahun tanpa berbekal pendidikan formal dan penguasaanbahasa Inggris mulai menyiapkan dirinya untuk dapat beradaptasi dan bersaing dengan kehidupan baru di koloni Inggris tersebut.
Dengan ketekunannya dalam belajar, Deedat tidak hanya dapat mengatasi hambatan bahasa, tetapi juga unggul di sekolahnya. Kegemaran Deedat membaca membantunya untuk mendapatkan promosi hingga ia menyelesaikan standar 6. Kurangnya biaya menyebabkan sekolahnya tertunda dan di awal usia 16 tahun untuk pertama kalinya ia terpaksa meninggalkan sekolahnya untuk sementara dan bekerja dalam usaha retail (eceran).Yang terpenting dari ini semua adalah pada tahun 1936 sewaktu Ia bekerja pada toko muslim di dekat sebuah sekolah menengah Kristendi pantai selatan Natal.
Penghinaan yang tak henti-hentinya dari siswa misionaris menantang Islam
selama kunjungan mereka ke toko menanamkan tekad pada dirinya untuk
mendalami agama Kristen dan membandingkannya dengan Islam. Ahmed Deedat
menemukan sebuah buku berjudul Izharul-Haq yang berarti mengungkapkan
kebenaran.
Download Ebook Izharul haq Bahasa Indonesia Pdf
Buku ini berisi materi debat dan keberhasilan usaha-usaha umat Islam di India yang sangat besar dalam memberikan argumen balasan kepada para misionaris Kristen yang melakukan misi penyebaran agama Kristen dibawah otoritas Kerajaan Inggris dan pemerintahan India. Secara khusus, ide untuk menangani debat telah berpengaruh besar dalam diri Ahmed Deedat.Beberapa minggu setelah itu, Ahmed Deedat membeli Injil pertamanya dan mulai melakukan debat dan diskusi dengan siswa-siswa misionaris.
Download Ebook Izharul haq Bahasa Indonesia Pdf
Buku ini berisi materi debat dan keberhasilan usaha-usaha umat Islam di India yang sangat besar dalam memberikan argumen balasan kepada para misionaris Kristen yang melakukan misi penyebaran agama Kristen dibawah otoritas Kerajaan Inggris dan pemerintahan India. Secara khusus, ide untuk menangani debat telah berpengaruh besar dalam diri Ahmed Deedat.Beberapa minggu setelah itu, Ahmed Deedat membeli Injil pertamanya dan mulai melakukan debat dan diskusi dengan siswa-siswa misionaris.
Ketika siswa misionaris tersebut mundur dalam menghadapi argumen balik
Ahmed Deedat, ia secara pribadi memanggil guru teologi mereka dan bahkan
pendeta-pendeta di daerah tersebut.Keberhasilan-keberhasilan ini memacu
Ahmed Deedat untuk berdakwah. Bahkan perkawinan, kelahiran anak, dan
persinggahan sebentar selama tiga tahun kePakistan sesudah
kemerdekaannya tidak mengurangi keinginannya untuk membela Islam dari
penyimpangan-penyimpangan yang memperdayakan dari para misionaris
Kristen. Dengan semangatnya untuk menyebarkan agama Islam, Ahmed Deedat
membenamkan dirinya pada sekumpulan kegiatan lebih dari tiga dekade yang
akan datang. Ia memimpin kelas untuk pelajaran Injil dan memberi
sejumlah kuliah.
Ia mendirikan As-Salaam (Kedamaian), sebuah institut
untuk melatih para da'i Islam. Ahmed Deedat, bersama-sama dengan
keluarganya, hampir seorang diri mendirikan bangunan-bangunan
termasukmasjid yang masih dikenal sampai saat ini.Ahmed Deedat adalah
anggota awal dari Islamic Propagation Centre International (IPCI) dan
menjadi presidennya, sebuah posisi yang dipegangnya sampai tahun 1996.
Ia menerbitkan lebih dari 20 buku dan menyebarkan berjuta-juta salinan
gratis. Ahmed Deedat mengirim beribu-ribu materi kuliah ke seluruh dunia
dan mendebat pengabar-pengabar Injil pada debat umum. Beberapa ribu
orang telah menjadi Islam sebagai hasil usahanya.Sebagai penghargaan
yang pantas untuk prestasi yang bersejarah itu, ia mendapat penghargaaan
internasional dari Raja Faisal tahun 1986.
Penghargaan bergengsi yang
sangat berharga dalam dunia Islam. Di sisa sembilan tahun usia hidupnya,
Ahmed Deedat menjalani rawat jalan terkait penyakit stroke kronis yang
dideritanya di kediamannya di Verulam, Afrika Selatan. Pada 8 Agustus
2005, ia meninggal di rumahnya di Trevennen Roaddi Verulam, provinsi
KwaZulu-Natal, Durban.
Ia dimakamkan di pemakaman Verulam. Buku The
Choice: Dialog Islam-Kristen adalah buku terlaris yang ditulis oleh
Ahmed Deedat. Buku ini menyebar luas dariAfrika Selatan hingga ke
Eropa, Asia, Oceania, bahkan Amerika Utara dan Selatan.Dalam buku ini Deedat
mengupas tuntas perbedaan antara Islam dan Kristen. Ia mengupas habis
beberapa kesalahan yangia temukan dalam Alkitab baik Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru.
Sepepas Ahmed Deedat wafat, perjuangan dilanjutkan oleh sang murid, Zakir Naik. Namun, Dr. Zakir Naik tidak memiliki banyak agenda Debat Terbuka layaknya Ahmed Deedat karena hampir semua tantangan debat yang dilayangkan oleh Dr. Zakir Naik tidak mendapat respon dari gereja-gereja, bahkan sampai sekarang belum ada berita apakah ada Pendeta yang berani berhadapan langsung dengan beliau.
Oleh karena itu, Dr. Zakir Naik dijuluki“Ahmed Deedat Plus” yang telah membuat pastur dan pendeta merasa ngeri berhadapan dengan beliau yang argumentasinya belum pernah terpatahkan.Dakwah-dakwahnya disampaikan dengan mudah dapat diakses melalui situs youtube yang kebanyakan berasal dari saluran Peace TV yang direkam dengan kefasihan beliau dalam berbahasa Inggris, bahkan beberapa telah disertai subtitle Indonesia.
Sepepas Ahmed Deedat wafat, perjuangan dilanjutkan oleh sang murid, Zakir Naik. Namun, Dr. Zakir Naik tidak memiliki banyak agenda Debat Terbuka layaknya Ahmed Deedat karena hampir semua tantangan debat yang dilayangkan oleh Dr. Zakir Naik tidak mendapat respon dari gereja-gereja, bahkan sampai sekarang belum ada berita apakah ada Pendeta yang berani berhadapan langsung dengan beliau.
Oleh karena itu, Dr. Zakir Naik dijuluki“Ahmed Deedat Plus” yang telah membuat pastur dan pendeta merasa ngeri berhadapan dengan beliau yang argumentasinya belum pernah terpatahkan.Dakwah-dakwahnya disampaikan dengan mudah dapat diakses melalui situs youtube yang kebanyakan berasal dari saluran Peace TV yang direkam dengan kefasihan beliau dalam berbahasa Inggris, bahkan beberapa telah disertai subtitle Indonesia.