Tuhan tidak diciptakan. Jika diciptakan berati Ia bukan Tuhan. Tuhan yang menciptakan segala sesuatu dan tidak ada yang menciptakanNya, tapi dialah Sang Pencipta, tidak ada selainNya, inilah yang sesuai dengan akal dan logika.
Jika seseorang berpikir siapakah yang menciptakan Tuhan Yang Maha Pencipta, maka logika berpikirnya yang keliru, karena ini menyamakan Tuhan dengan bukan-Tuhan, menyamakan Pencipta dengan yang diciptakan, dan sebagainya. Ini sama saja dengan logika berpikir keliru
Apakah Pria dapat hamil dan melahirkan? Tentu tidak. Apakah ini pertanyaan yang tidak logis?
Begitu juga pertanyaan "Siapa yang menciptakan Tuhan?" Maka ini juga pertanyaan yang tidak logis.
Anda bisa menerima fakta bahwa seorang lelaki tidak mungkin & mustahil bisa hamil dan melahirkan, karena bertentangan dengan sifat manusiawi, lalu kenapa anda tidak bisa menerima bahwa Tuhan tidak mungkin diciptakan? Jika Dia diciptakan maka mustahil dia Tuhan, karena bertentangan dengan sifatNya.
Jika alam semesta ini ada begitu saja, tampa ada yang menciptakan, maka yang jadi pertanyaan adalah; dapatkah suatu ketiadaan menciptakan sesuatu yang kemudian eksis?
Siapakah yang menciptakan pencipta penciptanya sang pencipta? Demikianlah seterusnya pertanyaan tersebut berantai tak berujung. Ini tentu mustahil secara akal.
Tuhan telah ada dan tidak ada sesuatupun selainNya. Tidak ada sesuatupun sebelumNya. Dialah awal dari segalanya.
Tidak ada yang menyerupaiNya. Jika Dia memiliki wujud seperti apa yang ada dalam dipikiran dan bayangan (imajinasi) manusia, maka dia bukanlah Tuhan.
Dialah Tuhan. Tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan tidak mungkin menciptakan Tuhan selain Dia, karena iti bukanlah sifat KetuhananNya. Jika Tuhan menciptakan Tuhan, maka Dia bukan Tuhan.
Jika ada yang mendampingi dalam mengendalikan alam semesta alam ini. Sebab kalau ada yang mendampingi maka alam semesta ini akan hancur, yang satu menghendaki bumi berputar, yang satu lagi menghendaki bumi tidak berputar, dan lain sebagainya.
Yang membedakan Manusia dan Hewan adalah; manusia memiliki akal. Manusia dikaruniai akal untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya yang sebenarnya bila akal setiap manusia mau berfikir, maka tidak akan ada yang bisa dilakukan oleh manusia kecuali harus menyatakan bahwa Tuhan adalah pencipta segalanya.
Mereka yang tidak percaya Tuhan memandang bahwa dengan nalarnya ia mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Tuhan adalah orang yang membatasi Tuhan dalam bentuk khusus menurut pengertian yang ditentukan oleh akalnya. Padahal Tuhan tidak dapat dibatasi. Bentuk Tuhan yang ditangkapnya adalah bentuk yang dicocokkan dengan "kotak" akalnya.
Ia menolak bentuk Tuhan yang tidak cocok dengan bentuk dan ukuran "kotak" akalnya. Ia menyalahkan orang lain yang mempercayai Tuhan dalam bentuk lain. Ia tidak menerima apa pun sebagai kebenaran jika bertentangan dengan akalnya. Ia telah mempertuhankan akalnya. Orang seperti ini, kata Ibn al-'Arabi, adalah "hamba nalar" ('abd nazhar).
Foto / Liputan6.com |
Apakah Pria dapat hamil dan melahirkan? Tentu tidak. Apakah ini pertanyaan yang tidak logis?
Begitu juga pertanyaan "Siapa yang menciptakan Tuhan?" Maka ini juga pertanyaan yang tidak logis.
Anda bisa menerima fakta bahwa seorang lelaki tidak mungkin & mustahil bisa hamil dan melahirkan, karena bertentangan dengan sifat manusiawi, lalu kenapa anda tidak bisa menerima bahwa Tuhan tidak mungkin diciptakan? Jika Dia diciptakan maka mustahil dia Tuhan, karena bertentangan dengan sifatNya.
Jika alam semesta ini ada begitu saja, tampa ada yang menciptakan, maka yang jadi pertanyaan adalah; dapatkah suatu ketiadaan menciptakan sesuatu yang kemudian eksis?
Siapakah yang menciptakan pencipta penciptanya sang pencipta? Demikianlah seterusnya pertanyaan tersebut berantai tak berujung. Ini tentu mustahil secara akal.
Tuhan telah ada dan tidak ada sesuatupun selainNya. Tidak ada sesuatupun sebelumNya. Dialah awal dari segalanya.
Tidak ada yang menyerupaiNya. Jika Dia memiliki wujud seperti apa yang ada dalam dipikiran dan bayangan (imajinasi) manusia, maka dia bukanlah Tuhan.
Dialah Tuhan. Tidak ada Tuhan selain Dia. Tuhan tidak mungkin menciptakan Tuhan selain Dia, karena iti bukanlah sifat KetuhananNya. Jika Tuhan menciptakan Tuhan, maka Dia bukan Tuhan.
Jika ada yang mendampingi dalam mengendalikan alam semesta alam ini. Sebab kalau ada yang mendampingi maka alam semesta ini akan hancur, yang satu menghendaki bumi berputar, yang satu lagi menghendaki bumi tidak berputar, dan lain sebagainya.
Yang membedakan Manusia dan Hewan adalah; manusia memiliki akal. Manusia dikaruniai akal untuk memikirkan penciptaan langit dan bumi dengan segala isinya yang sebenarnya bila akal setiap manusia mau berfikir, maka tidak akan ada yang bisa dilakukan oleh manusia kecuali harus menyatakan bahwa Tuhan adalah pencipta segalanya.
Mereka yang tidak percaya Tuhan memandang bahwa dengan nalarnya ia mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Tuhan adalah orang yang membatasi Tuhan dalam bentuk khusus menurut pengertian yang ditentukan oleh akalnya. Padahal Tuhan tidak dapat dibatasi. Bentuk Tuhan yang ditangkapnya adalah bentuk yang dicocokkan dengan "kotak" akalnya.
Ia menolak bentuk Tuhan yang tidak cocok dengan bentuk dan ukuran "kotak" akalnya. Ia menyalahkan orang lain yang mempercayai Tuhan dalam bentuk lain. Ia tidak menerima apa pun sebagai kebenaran jika bertentangan dengan akalnya. Ia telah mempertuhankan akalnya. Orang seperti ini, kata Ibn al-'Arabi, adalah "hamba nalar" ('abd nazhar).