Perang Dunia 1
Eropa menimbulkan ketegangan yang diikuti dengan pembangunan militer secara besar-besaran. Satu per satu negara-negara Eropa memperkuat diri dengan peralatan militer yang canggih serta mengenakan wajib militer kepada rakyatnya. Sejak saat itu, timbullah perlombaan senjata, baik dalam segi jumlah maupun kualitas. Bersamaan perkembangan pembangunan militer, negara-negara Eropa juga membentuk sistem aliansi atau persekutuan. Jerman misalnya, membentuk Triple Alliance yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia untuk memperkuat diri menghadapi persekutuan Triple Entente dari Inggris, Perancis, dan Rusia. Dengan demikian, Perang Dunia 1 merupakan persaingan antara dua aliansi, yaitu Triple Alliance dan Triple EntanteSecara umum, meletusnya Perang Dunia 1 disebabkan oleh beberapa faktor antara lain berkembangnya industrialisasi, dan perkembangan militer di negara-negara Eropa. Sejak meletusnya revolusi industri di Inggris. Beberapa negara di Eropa seperti Jerman, Perancis, Rusia, Italia, Belanda, dan Austria-Hongaria, ikut berlomba-lomba dalam mengembangkan industri mereka. Oleh sebab itulah persaingan antar negara-negara industri Eropa meningkat. Mereka bersaing dalam memperebutkan sumber bahan baku, daerah pemasaran, dan tempat untuk menanamkan kelebihan modal di negara-negara jajahan. Oleh karena itu, negara-negara jajahan merupakan barang rebutan. Negara-negara Eropa menjalankan imperialisme modern di seluruh dunia untuk bersaing dengan memperluas wilayah jajahan mereka.
Persaingan dalam memperluas wilayah jajahan akibat dari berkembangnya industrialisasi di negera-negara Eropa menimbulkan ketegangan yang diikuti dengan pembangunan militer secara besar-besaran. Satu per satu negara-negara Eropa memperkuat diri dengan peralatan militer yang canggih serta mengenakan wajib militer kepada rakyatnya. Sejak saat itu, timbullah perlombaan senjata, baik dalam segi jumlah maupun kualitas. Bersamaan perkembangan pembangunan militer, negara-negara Eropa juga membentuk sistem aliansi atau persekutuan. Jerman misalnya, membentuk Triple Alliance yang terdiri dari Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia untuk memperkuat diri menghadapi persekutuan Triple Entente dari Inggris, Perancis, dan Rusia. Dengan demikian, Perang Dunia 1 merupakan persaingan antara dua aliansi, yaitu Triple Alliance dan Triple Entante.
Selain
sebab-sebab umum di atas, Perang Dunia 1 meletus karena sebab khusus. Sebab
khusus tersebut berakaitan dengan pembunuhan putra mahkota Austria bernama
Franz Ferdinand pada 28 Juni 1914. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh Gavrilo
Principle di Sarajevo (ibu kota Bosnia Herzegovina). Gavrilo Principe ialah
anggota gerakan nasionalis Slavia yang berpusat di Serbia. hal tersebut,
berpengaruh besar dengan timbulnya pertentangan negara yang disusul dengan
pernyataan perang. Satu bulan kemudian (28 Juli) penguasa Austria-Hongaria
menyatakan perang terhadap Serbia yang dianggap bertanggung jawab terhadap
pembunuhan tersebut.
Rusia
yang merasa berkepentingan dengan kawasan Balkan, segara membantu Serbia. Rusa
melakukan mobilisasi militer ke kawasan Austria-Hongaria dan Jerman. Pada 30
Juli, Rusia melakukan ultimatum terhadap Austria-Hongaria agar menarik
pasukannya dari Serbia. Jerman yang sudah siap untuk perang, segera menyatakan
perang terhadap Rusia pada 1 Agustus 1914. Sementara itu, sekutu dari Rusia,
yaitu Inggris dan Prancis, juga menyatakan perang terhadap Jerman pada 4
Agustus. Dengan adanya ultimatum dan pernyataan-pernyataan perang dari satu
negara terhadap negara lainnya, Perang Dunia 1 pun dimulai.
Berlangsungnya
Perang Dunia 1
Perang
Dunia 1 berlangsung selama 4 tahun ditandai dengan serangan-serangan, baik di
darat, laut, maupun udara. Perang tersebut terjadi di beberapa front, antara
lain Front Barat, Front Timur, dan Fron Balkan di kawasan Eropa. Tidak semua
negara terlibat dalam semua medan pertempuran, tetapi Jerman terlibat dalam
semua Front. Pada Fron Barat misalnya, Jerman berhadapan dengan Belgia, Prancis,
Belanda, dan Inggris. Di Front Timur, Jerman berhadapaan dengan Rusia.
Sementara di Balkan, Jerman berhadapan dengan Inggris, Rusia, Rumania, dan
Serbia. Pada tahun 1915, Italia mulai terlibat dalam Perang Dunia 1 dan
berpihak kepada Inggris, Perancis, dan Rusia. Alasannya, Italia sedang bersaing
dengan Austria-Hongaria mengenai wilayah Italia yang masih diduduki oleh
kekaisaran tersebut.
Dalam
Perang Dunai 1, Jerman melancarkan serangan secara frontal di darat. Jerman
juga melancarkan perang kapal selam. Dalam aksi-aksinya, tidak jarang kapal
dagang dan penumpang milik negara-negara Triple Entante dan negara-negara
netral seperti Amerika Serikat juga ditenggelamkan. Amerika Serikat akhirnya
terlibat, setelah ratusan warga sipilnya mati di kapal penumpang Inggris. Kapal
tersebut bernama Lusitania, yang ditorpedo oleh kapal selam Jerman di Laut
Celtik, Inggris, pada 7 Mei 1915. Amerika akhirnya mengumumkan perang terhadap
Jerman pada 10 April 1917.
Berakhirnya
Perang Dunia 1
Akhirnya,
serangan bertubi-tubi yang dilakukan Sekutu, membuat pihak Jerman dan
negara-negara pendukungnya mengalamai kekalahan pada 1918. Adapun faktor-faktor
penyebabnya, yaitu sebagai berikut:
- Bergabunganya Italia dengan Pihak
Inggris, Rusia, dan Prancis (Sekutu) pada tahun 1915.
- Terlibatnya Amerika Serikat dalam
perang yang memihak pihak Sekutu pada tahun 1917.
- Blokade-blokade Sekutu yang sangat
ketat serta adanya pengorganisasian kekuatan yang lebih besar dengan pihak
Amerika Serikat;
- Terjadnya gerakan sosial di dalam
negeri Jerman dan Austria-Hongaria yang bosan dengan peperangan. Gerakan
sosial tersebut melemahkan kekuatan Jerman dan Austria-Hongaria.
Setelah
Jerman dan pendukungnya menyerah kepada Sekutu pada November 1918,
negara-negara pemenang perang menyelenggarakan konferensi di Paris pada 28 Juni
1919. Konferensi tersebut dihadiri oleh 70 delegasi yang mewakili 27 negara
pemenang. Perjanjian Paris yang ditandatangani di Versailles (Perjanjian
Versailles) tersebut merupakan kunci bagi terciptanya perdamaian. Adapun isi
Perjanjian Versailles yaitu sebagai beirkut:
- Koloni-koloni Jerman diserahkan
kepada Inggris, Perancis, dan Jepang atas nama mandat Liga bangsa-Bangsa.
- Jerman menyerhakan wilayah Elsas
dan Lotaringen kepada Perancis serta Eupen dan Malmedy kepada belgia.
- Daerah Saar berada di bawah mandat
LBB selama 15 tahun.
- Jerman hanya boleh memiliki pasukan
sebanyak 100.000 orang.
- Jerman harus mengganti kerugian
perang sebesar 132 milyar Mark kepada negara-negara sekutu.
- Danzig menjadi kota merdeka di
bawah mandat Liga Bangsa-Bangsa.
- Daerah Jerman sebelah barat Sungai
Rhein diduduki Sekutu selama 15 tahun.
Perjanjian
Versailles pada 28 Juni 1919 ditandatangani di Paris dengan membebankan
rampasan perang pada Jerman. Perang Dunia 1 berakhir dengan kemenangan di pihak
Sekutu. Diperkirakan, korban mati di kedua pihak mencapai 8.4 juta jiwa.
Perang Dunia 2
Di
bidang politik: Liga Bangsa-Bangsa gagal mewujudkan tujuan, yaitu terciptanya
perdamaian dunia. Kondisi ini memancing ketegangan-ketegangan baru yang
menggiring negara-negara untuk membuat aliansi hingga tercipta tiga blok, yaitu
Blok Prancis (demokrasi), Blok Jerman (fasis), dan Blok Rusia (komunis).
Di
bidang ekonomi: perlombaan persenjataan itu merangsang kebutuhan-kebutuhan
ekonomi yang memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Lahirlah imperialisme Jerman
menginginkan Eropa Tengah, Italia ke Laut Tengah dan Etiopia, serta Jepang
mengumumkan ”Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya”. Ini akan bersinggungan
dengan imperialisme Inggris, Prancis, dan USA.
Di
bidang ideologi pemikiran dan demokrasi: fasisme dengan pemujaan negara
nasional dan komunisme dengan paham internasional, tidak mungkin bisa berjalan
bersama, satu sama lain pasti saling menghancurkan. Sementara itu, nasionalisme
yang sempit dengan didukung kekuatan militer memunculkan sikap mendewadewakan
bangsanya. Hitler dengan kebesaran Aria, Mussolini dengan kejayaan Julius
Caesar zaman Romawi Kuno, dan Jepang yang menganggap sebagai keturunan
Amaterasu Omikami.
Sebab
khusus meletusnya Perang Dunia II sebagai berikut. Menurut Perundingan
Versailles, Rusia Timur (wilayah Jerman) dilepaskan dari Jerman dengan membuat
koridor Polandia (jalan keluar ke laut) di tengah-tengahnya. Di tengah koridor
ini terletak Kota Danzig yang dijadikan kota merdeka oleh LBB. Kota yang
penduduknya bangsa Jerman ini dituntut oleh Hitler, tetapi ditolak oleh
Polandia. Bahkan, Polandia menggelar perundingan dengan Inggris, Prancis,
Rumania, dan Yunani untuk menjamin kemerdekaan masing-masing.
Peristiwa itu
disambut Jerman dengan membuat perjanjian bersama Rusia tanggal 23 Agustus 1939
yang berisi, Rusia tidak akan menyerang Jerman dan Jerman tidak akan menyerang
Rusia. Akhirnya, pada tanggal 1 September 1939 Jerman menyerbu Polandia dan meletuslah
Perang Dunia II. Itulah casus belli Perang Dunia II. Dua hari kemudian Inggris
dan Prancis mengumumkan perang melawan Jerman.
Di
bidang ideologi pemikiran dan demokrasi: fasisme dengan pemujaan negara
nasional dan komunisme dengan paham internasional, tidak mungkin bisa berjalan
bersama, satu sama lain pasti saling menghancurkan. Sementara itu, nasionalisme
yang sempit dengan didukung kekuatan militer memunculkan sikap mendewadewakan
bangsanya. Hitler dengan kebesaran Aria, Mussolini dengan kejayaan Julius
Caesar zaman Romawi Kuno, dan Jepang yang menganggap sebagai keturunan
Amaterasu Omikami.
Kronologi Perang Dunia 2
Perang
Dunia II terjadi pada tanggal 1 September 1939 – 14 Agustus 1945. Perang Dunia
II terjadi di tiga benua, yaitu Benua Afrika, Asia, dan Eropa. Perang ini
adalah perang terdahsyat yang pernah terjadi di muka bumi. Banyak negara yang
mengalami kehancuran dan hidup dalam penjajahan negara lain. Tidak kurang dari
lima puluh juta orang tewas dalam perang antarbangsa ini. Secara garis besar,
Perang Dunia 2 terbagi menjadi tiga fase; fase permulaan (1939-1942), fase
titik balik (1942), dan fase akhir (1943-1945).
1.
Fase Awal
Pada
tanggal 1 September 1939 pasukan Jerman menyerbu Polandia. Penyerbuan Jerman
ini dikenal dengan Blitzkrieg atau Perang Kilat. (Kata blitzkrieg berasal
dari dua kata Jerman, blitz yang berarti kilat dan krieg yang berarti
perang). Tentara Nazi di bawah Adolf Hitler berhasil menguasai wilayah Eropa
dengan menggunakan strategi ini. Ciri khas strategi ini adalah mulai
digunakannya tank dan panser untuk mendukung pergerakan pasukan.
Pada
tanggal 9 April 1940 Jerman melakukan serangan ke utara yakni ke Denmark dan
Norwergia. Kedua negara ini dapat diduduki Jerman. Pada bulan Mei 1940 Belanda
dapat diduduki Jerman sehingga Ratu Wilhelmina mengungsi ke Inggris. Pada
tanggal 10 Juni 1940 Italia mengumumkan perang kepada Perancis dan Inggris,
dilanjutkan menyerbu Perancis. Pada bulan Juni 1940 pasukan Jerman bergerak
menuju Perancis dan dapat mendudukinya. Tentara Perancis di bawah pimpinan
Charles de Gaulle mengungsi ke Inggris.
Jerman
melanjutkan pertempuran di front Barat dengan menyerbu Inggris. Usaha Jerman untuk
menguasai Inggris mengalami kegagalan dikarenakan Inggris memiliki angkatan
perang yang lebih baik dibandingkan negara-negara Eropa daratan dan mendapat
bantuan peralatan perang dari Amerika Serikat. Jerman bersama-sama dengan
Italia dan Jepang menandatangani pakta pertahanan militer pada tanggal 27
September 1940, yang berisi kesepakatan untuk saling membantu apabila salah
satu dari mereka diserang oleh negara lain.
Di
samping front Barat, Perang Eropa juga terjadi di front Timur dengan pusat
peperangan di wilayah yang memisahkan Jerman dan Uni Sovyet. Pada tanggal 22
Juni 1941, Jerman melancarkan serangan ke arah Timur dengan tujuan untuk
menguasai Uni Sovyet. Serangan Jerman ke arah Timur sangat merugikan Jerman
karena menyebabkan hubungan Uni Sovyet dengan Perancis dan Inggris menjadi
lebih dekat, sehingga kekuatan lawan menjadi lebih kuat.
2.
Fase Titik Balik
Dengan
bergabungnya Uni Soviet ke pihak Sekutu, aliansi Jerman, Italia, dan Jepang
mulai terdesak. Itu terbukti dengan kekalahan yang mereka alami di beberapa
pertempuran, antara lain adalah sebagai berikut:
- Kekalahan Jepang dalam pertempuran
Laut Karang pada 7 Mei 1942.
- Tentara Jerman menderita kekalahan
dalam pertempuran di El-Alamein, dekat Alexandria dari pasukan Inggris
yang dipimpin oleh Robert Montgomery dan Alexander.
- Pasukan Jerman yang menyerbu Rusia
berhasil dikalahkan oleh tentara Uni Soviet yang dipimpin oleh Marsekal
Syukof dalam pertempuran di Stalingrad.
3.
Fase Akhir
Sejak
Jerman dipukul mundur dari Stalingrad tanggal 19 November 1942 oleh tentara
Rusia, Jerman harus keluar dari Rusia. Bahkan, tentara Rusia menyerbu Polandia
dan daerah Balkan yang diduduki Jerman. Secara berturut-turut, pasukan Uni
Soviet berhasil merebut kembali wilayah Rumania, Bulgaria (18 September 1944),
Yugoslavia (12 Oktober 1944), dan Hongaria (13 Februari 1945). Di samping itu,
Jenderal Dwight D. Eisenhower berhasil mengirimkan pasukannya ke Italia melalui
Sicilia dan Napoli. Tentara Jerman gagal mempertahankan Italia. Mussolini
terbunuh dan Italia menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1944.
Di
medan pertempuran Barat dan Tengah, pasukan Eisenhower dan pasukan Montgomery
menyerbu Normandia pada 6 Juni 1944. Jenderal Rommel dan Rundstedt tidak mampu
menahan gempuran pasukan Sekutu. Pada bulan Agustus 1944, Perancis berhasil
direbut dari kekuasaan Jerman. Tentara Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis
menyerbu ke Jerman menuju Berlin. Sedangkan pasukan Syukof menyerbu Berlin dari
sebelah Timur. Goring berhasil ditangkap oleh pasukan Amerika Serikat. Sedangkan
Hitler dan Gobbels bunuh diri. Sementara, Laksamana Donitz menyerah tanpa
syarat pada tanggal 8 Mei 1945. Akhirnya, Jerman dinyatakan menyerah tanpa
syarat pada saat itu. Jerman menandatangani perjanjian perdamaian di Potsdam
pada tanggal 2 Agustus 1945.
Pasukan
Amerika Serikat berhasil menghancurkan Kaigun Jepang. Jenderal Mac Arthur dan
Laksamana Chester Nimitz secara berturut berhasil menduduki Filipina (1944),
Iwojima dan Okinawa (1945). Di samping itu, Amerika Serikat berhasil
menjatuhkan bom atom di atas kota Hiroshima dan Nagasaki. Jepang menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Jepang menandatangani
perjanjian di atas kapal perang USS Missouri di teluk Tokyo pada 2 September
1945.
Akhir Perang Dunia 2
Setelah Perang Dunia 2 berakhir maka diadakanlah perjanjian-perjanjian perdamaian antara pihak pemenang dan yang kalah. Perjanjian– perjanjian itu antara lain Konferensi Postdam (2 Agustus 1945) dan Perjanjian San Fransisco (8 September1951).
1.Konferensi Postdam (2 Agustus 1945)
Konferensi
ini diadakan antara Sekutu dengan Jerman yang dihadiri oleh Thruman, Stalin,
dan Attlee. Konferensi ini menghasilkan keputusan sebagai berikut:
- Jerman dibagi dalam 4 daerah
pendudukan yakni bagian timur oleh Rusia, bagian barat oleh Amerika
Serikat, Inggris, dan Perancis. Kota Berlin yang terletak di tengah-tengah
daerah pendudukan Rusia, dibagi 4 bagian yakni Berlin Barat (Amerika
Serikat, Inggris, Perancis) Berlin Timur (Rusia).
- Danzig dan daerah Jerman sebelah
timur Sungai Oder dan Neisse diberikan kepada Polandia.
- Angkatan Perang Jerman harus
dikurangi jumlah tentara dan peralatan militernya (demiliterisasi).
- Penjahat perang, yakni tokoh-tokoh
NAZI harus dihukum di bawah pengawasan internasional.
- Jerman harus membayar kerugian perang kepada Sekutu.
2.
Perjanjian San Fransisco (8 September 1951)
Perjanjian
ini diadakan antara Sekutu dengan Jepang pada tahun 1945 dan dibuat di Jepang.
Pada mulanya perjanjian ini hanya bersifat sementara. Kemudian Perjanjian San
Fransisco disahkan pada tanggal 8 September 1951. Rusia tidak ikut
menandatangani perjanjian ini sehingga tidak mengakuinya. Perjanjian ini
berisi:
- Kepulauan Jepang di bawah
pengawasan Amerika Serikat.
- Kepulauan Kurile dan Sakhalin
Selatan diberikan kepada Rusia. Sedangkan Mantsyuria dan Taiwan diberikan
kepada Tiongkok.
- Tokoh-tokoh fasis diadili sebagai
penjahat perang dan harus dihukum di bawah pengawasan internasional.
- Jepang harus membayar kerugian
perang kepada Sekutu.
Referensi:
oleh: Muh. Daffa Ulhaq
Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik