Bogor dijuluki kota hujan karena kemarau pun banyak hujan, di mana musim kemaraunya sangat pendek.
Musim kemarau di Bogor biasanya terjadi pada bulan Juli hingga September. Dengan suhu rata-rata setiap bulannya 30-32 derajat celcius. Setelah itu berganti menjadi musim hujan, namun saat kemarau hujan juga biasanya masih turun.
Kondisi tersebut tak lepas dari letak geografisnya yang berada di antara Gunung Gede dan Gunung Salak.
Letak Kota Bogor juga berada di antara ketinggian 190 - 330 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata per bulannya tertinggi 26 derajat celcius atau terendah 21,8 derajat celcius.
Karena berada di antara kaki Gunung Salak dan Gunung Gede, Bogor sering diguyur hujan orografi atau hujan yang terjadi di kawasan pegunungan. Angin laut yang membawa awan dari Laut Jawa ke pedalaman, naik secara tiba-tiba di wilayah Bogor dan uap airnya terkondensasi sampai akhirnya terjadi hujan.
Akan tetapi, pada 2015 lalu saat Indonesia dilanda siklus El NiƱo, hal tersebut juga berdampak terhadap iklim kota Bogor. Saat itu Bogor dilanda kekeringan dan jarang turun hujan. Sampai -sampai Pemerintah Kota Bogor dan Majelis Ulama Indonesia (MUI ) Kota Bogor, mengajak warga Sholat Istisqa berjamaah (Sholat minta hujan).